Anda di halaman 1dari 8

Tujuan

1. Untuk mengetahui berbagai bentuk dari jaringan daun jambu biji


2. Untuk mengetahui ukuran dari jaringan daun jambu biji
3. Untuk mengetahui struktur dari jaringan daun jambu biji

Dasar Teori

Daun jambu biji (Psidium guajava L.)

Daun jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan daun tunggal yang berbentuk bulat
telur, ujungnya tumpul, pangkal membulat dan tepinya rata. Daun jambu biji (Psidium guajava
L.) memiliki panjang 6-14 cm dan lebar 3- 6 cm. Daun ini berwarna hijau kekuningan dan
mempunyai pertualangan yang menyirip (Ide, 2011).

Helai daun berbentuk bulat telur agak jorong, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata
agak melekuk ke atas. Buahnya berbentuk bulat sampai bulat telur, berwarna hijau sampai hijau
kekuningan. Daging buah tebal berwarna putih kekuningan. Biji buah banyak mengumpul
ditengah, kecilkecil, keras, berwarna kuning kecoklatan (Tanri, 2013

Taksonomi daun jambu biji

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava L. (Tanri, 2013) 2.3

Kandungan daun jambu biji (Psidium guajava L.)

Kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam daun jambu biji yang dapat membantu
penyembuhan luka adalah alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid (Ndukwe et al, 2013).

1. Alkaloid

Alkaloid merupakan senyawa kimia bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom
nitrogen, umumnya tidak berwarna, dan berwarna jika mempunyai struktur kompleks dan
bercincin aromatik. Alkaloid merupakan golongan terbesar senyawa metabolit sekunder pada
tumbuhan. Telah diketahui sekitar 5.500 senyawa alkaloid terbesar di berbagai family. Alkaloid
dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan kulit kayu
(Simbala, 2009). Salah satu kandungan daun jambu biji adalah alkaloid yang dapat
meningkatkan trombosit. Trombosit akan mengeluarkan adenosin 6 difosfat (ADP) yang
kemudian menyebabkan permukaan trombosit melekat pada lapisan trombosit yang pertama.
Trombosit yang baru melekat mengeluarkan lebih banyak ADP sehingga bertambah jumlah
trombosit yang melekat. Proses penumpukan trombosit didukung oleh tromboksan A2 yang
secara langsung mendorong agregasi trombosit sehingga dapat mempercepat pembekuan
darah dengan cara mengeluarkan lebih banyak ADP (Damhoeri dkk, 2011).

2. Saponin

Saponin merupakan salah satu kelas senyawa glikosida, steroid, triterpenoid struktur dan
spesifisitas yang memiliki solusi koloid bentuk dalam air dan berbusa seperti sabun. Saponin
dapat diklasifikasikan sebagai steroid, triterpenoidal atau alkaloid tergantung pada sifat aglikon,
dan bagian aglikon dari saponin disebut sebagai sapogenin yang umumnya oligosakarida.
Steroid saponin hormon dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok dengan reseptor yang
mengikat mereka, glukokortikoid, kortikoid, mineral, androgen, estrogen, prostagen, vitamin D
derivate seperenam, dan erathormon terkait sistem. Steroid dalam studi klinis modern telah
mendukung sebagai anti inflamasi dan analgesik agen (Astuti dkk, 2011).

Saponin diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : saponin steroid dan saponin titerpenoid.


Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul karbohidrat. Saponin steroid
dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang dikenal sebagai saraponin. Tipe saponin ini
memiliki efek meningkatkan jumlah trombosit (Prihatman, 2011). Kandungan 7 saponin dapat
memicu pembentukan kolagen, yaitu protein struktural yang berperan dalam proses
penyemuhan luka (Damhoeri, 2011).

3. Tanin

Senyawa tanin secara garis besar mekanisme yang diperkirakan adalah toksisitas tanin
dapat merusak membran sel bakteri dan pembentukan suatu kompleks ikatan tanin terhadap
ion logam yang dapat menambah daya toksisitas tanin itu sendiri. Tanin diduga dapat
mengerutkan dinding sel atau membran sel sehingga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri.
Akibat terpengaruh permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga
pertumbuhannya terhenti atau bahkan mati (Ajizah, 2010). Tanin bersifat antiseptik pada
permukaan luka, bekerja sebagai bakteriostatik yang biasanya digunakan untuk melawan
infeksi pada luka, kulit, dan mukosa.

Tanin juga dapat berfungsi sebagai antioksidan biologis. Tanin memiliki efek menangkal
radikal bebas, meningkatkan oksigenasi, meningkatkan kontraksi luka, meningkatkan
pembentukan pembuluh darah, dan jumlah fibroblas (Li dkk, 2011). Tanin juga berfungsi
sebagai astrigen yang dapat menyebabkan penciutan pori-pori kulit, memperkeras kulit,
menghentikan eksudat dan perdarahan ringan, sehingga mampu menutup luka dan mencegah
perdarahan yang biasa timbul pada luka (Yenti, 2011).

4. Flavonoid
Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol terbesar yang ditemukan di
alam, yang terdiri dari 15 atom karbon, dengan dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu
rantai propane (C3) sehingga membentuk susunan C6-C3-C6. Sebagian besar senyawa
flavonoid alam ditemukan dalam bentuk glukosida, dengan unit flavonoid terikat pada suatu
gula. Glikosida adalah kombinasi antara suatu gula dan suatu alkohol yang saling berikatan
melalui ikatan glukosida (Lenny, 2010). Flavonoid bersifat polar karena mempunyai sejumlah
gugus hidroksil ataupun mengikat gula, oleh karena itu flavonoid umumnya larut dalam pelarut
polar seperti etanol, metanol dan butanol. Flavonoid dapat digunakan sebagai antioksidan.
Antioksidan adalah senyawa yang melindungi sel terhadap efek kerusakan oleh oksigen reaktif.
Flavonoid juga dapat mempengaruhi kenaikan jumlah trombosit dan memiliki bioaktifitas
sebagai anti kanker, anti virus, anti bakteri, anti peradangan dan alergi (Sudaryono, 2011).

Quercetin merupakan golongan flavonoid yang dapat menaikkan jumlah trombosit karena
terkandung asam amino serin dan threonin yang mampu membentuk trombopoetin yang
berfungsi dalam proses maturasi megakariosit menjadi trombosit (Sudaryono, 2011). Flavonoid
quercetin sebagai antiinflamasi yang mampu menghambat enzim siklooksigenase dan
lipooksigenase, sehingga produksi prostaglandin dan leukotrien dapat berkurang. Penurunan 9
jumlah prostaglandin dan leukotrien mengakibatkan migrasi sel radang ke area luka akan
berkurang yang menandakan bahwa proses penyembuhan fase inflamasi dipersingkat,
sehingga dapat segera memasuki faseproliferasi (Nijveldt dkk., 2011).

5. Anatomi kulit

Kulit merupakan pelindung tubuh, beragam luas dan tebalnya. Luas kulit orang dewasa
adalah 1,5 m2 - 2 m2 , tebalnya kira-kira 1,5-5 mm, bergantung pada letak kulit, umur, jenis
kelamin, dan keadaan gizi. Kulit paling tipis di kelopak mata, penis, labium minor, dan bagian
medial lengan atas. Kulit tebal terdapat pada telapak tangan dan kaki, punggung, bahu, dan
bokong (Bisono, 2010). Kulit merupakan organ tubuh terluas yang menutupi seluruh tubuh,
berfungsi sebagai pelindung yang melawan panas, cahaya, luka, dan infeksi. Kulit juga
meregulasi suhu tubuh menyimpan air dan lemak, sebagai organ sensor, mencegah kehilangan
air, dan mencegah masuknya bakteri. Karakteristik kulit pada seluruh tubuh bervariasi (dalam
hal ketebalan, warna, dan tekstur). Kepala mengandung lebih banyak folikel rambut dari pada
bagian tubuh lainnya, sementara telapak kaki tidak mengandung satupun folikel rambut, tetapi
telapak tangan dan kaki memiliki kulit yang lebih tebal. Kulit tersusun dari beberapa lapisan,
setiap lapisan mempunyai fungsi yang spesifik yaitu terdiri dari epidermis, dermis dan subkutan
(Bisono, 2010).

Kulit merupakan salah satu organ yang terbesar yang menyusun 16% dari berat badan.
Kulit terdiri dari dua lapis utama, epitel pemukaan disebut 10 epidermis dan jaringan ikat
dibawahnya, dermis dan korium, di bawah dermis terdapat selapis jaringan ikat longgar,
hipodermis, yang pada beberapa tempat terdiri dari jaringan lemak (Bloom, 2012)
Pembahasan :

Berikut ini merupakan gambar struktur daun secara umum :

1. Epidermis

Umumnya terdiri dari satu lapisan sel, kloroplas sedikit atau tidak ada samasekali. Sel terlihat
transparan sehingga memungkinkan cahaya mataharimenembus lapisan sel tersebut. Terdapat
kutikula untuk mengurangi penguapanair yang terlalu berlebihan. Struktur daun biasanya pipih,
jaringan epidermis atas berbeda dengan epidermis bawah. Permukaan atas daun disebut
permukaanadaksial dan permukaan bawah daun disebut dengan permukaan abaksial. Dalam
permukaan abaksial terdapat stomata, sel penutup mengandung kloroplas, berfungsi untuk
mengatur membuka dan menutupnya stomata mengendalikan pertukaran gas.Epidermis
berfungsi untuk pengambilan nutrisi daridalam air dan untuk pertukaran gas. Pada banyak
tumbuhan air, epidermis berklorofil, kutikula tipis, stomata umumnya tidak ada. Pada tumbuhan
air yangterapung letak stomata pada permukaan atas. Daun yang terendam airtermodifikasi
menjadi bentuk silindris untuk meminimalkan arus air yangmelewati daun mencegah koyaknya
daun. (Hidayat,1995)Stoma (jamak: stomata) berfungsisebagai organ respirasi. Stoma
mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahanfotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil
fotosintesis. Stoma ibarat hidung kitadimana stoma mengambil CO2 dari udara dan
mengeluarkan O2, sedangkanhidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stoma terletak di
epidermis bawah. Selain stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui
lentiselyangterletak pada batang. (Satria, Danil. 2011)Stomata banyak sekali ragamnya
( Wilkison,1979). Dalam anatominya bukaan stomata disebut sebagai pori stomata. Disebelah
setiap sel penjaga, biasanya terdapat satu atau bentuk sel pelengakap (Salisbury,1995)

2. Mesofil

Mesofil terdiri atas jaringan parenkim yangterdapat di sebelah dalam epidermis, mesofil
mengalami diferensiasi membentuk jaringan fotosintetik yang berisi kloroplas. Pada
kebanyakan tumbuhan terdapatdua tipe parenkim dalam mesofil yaitu parenkim palisade dan
parenkimspons.(Randa,2012)

 Parenkim palisade

Sel parenkim palisade tersusun atas satu atau lebih lapisan, apabila tersusun lebihdari
satu lapisan panjang sel pada tiap lapisan sama atau semakin ketengahsemakin pendek. sel
chlorenchymnya kompak dan teratur. Tidak mempunyaiRuang antarsel. Sel-sel mengandung
kloroplas dalam jumlah yang besar. Jaringan palisade biasanya terdapat pada permukaan
adaksial daun, contonhya padaThymelea hirsuta, sel parenkim palisade terdapat pada
permukaan adaksial daun.Sedangkan pada tumbuhan xeromorf, misalnya pada Atriplex
portulacoides , parenkim palisade terletak pada kedua sisi daun, sedangkan parenkim spons
hanyaterdapat pada tengah daun saja.

Letak palisade tepat dibawah epidermis pada sisi adaksial disebut daundorsiventral atau
bifacial. Sedangkan pada tumbuhan xerofit pada kedua sisi daun palisade disebut daun
isobilateral. Parenkim spons berbentuk isodiametris ataumemanjang sejajar permukaan daun.
Fungsi untuk penyimpan gula dan asamamino yang di sintesis di lapisan palisade, membantu
pertukaran gas. Pada sianghari terdapat sel-sel spons yang mengeluarkan O2 dan uap air ke
lingkungan danmengambil CO2 dari lingkungan. ( Agustina, 2010)

 Parenkim Spons

Bentuk sel parenkim spons bermacam-macam. Parenkim spons terdiri dari beberapa
lapisan sel yang diatur secara longgar, chlorenchyma bulat atau ovaldengan ruang antarsel
menonjol. Sel-sel ini mengandung kloroplas sangat sedikit.Kekhususannya adalah adanya
lobus (rongga) yang terdapat antara sel satudengan yang lainnya. Membedakan antara sel
parenkim palisade dengan parenkimspons tidak selalu mudah, khususnya apabila parenkim
palisade terdiri atas beberapa lapisan. Apabila palisade terdiri atas beberapa lapisan, biasanya
lapisan paling dalam sangat mirip dengan parenkim spons yang ada didekatnya.

3. Jaringan Pengangkut

Jaringan pengengkut pada daun berupa untaian jaringan khusus yang berfungsisebagai
penunjang dan sebagai saluran yang disebut berkas pembuluh. Berkas pembuluh biasanya
terletak di tengah-tengah anatra epidermis atas dan bawah, berkas pembuluh terdiri dari dua
jenis jaringan yaitu xilen dan floem. Kedua jaringan tersebut bersama-sama membnetuk
jaringan pembuluh. Pada daun, berkas pembuluh yang lebih besar dapat dilihat di permukaan
daun berupa tulangdaun.Tulang daun yang besar dikelilingi oleh parenkim yg sedikit
mengandungkloroplas. Tulang daun yang lebih kecil biasanya juga dikelilingi oleh lapisan sel
parenkim. (Sutrian, 2004). Dikotil juga merupakan bentuk singkat berasal dari dicotyledon
katamengacu pada daun dua benih hadir setelah perkecambahan. Vena dikotil biasanya
netlike, ada cincin vaskular tunggal terus menerus, woody pertumbuhansekunder hadir di pohon
dan semak-semak dan bagian bunga terjadi dalamkelipatan 4s atau 5s. ( Perry, 1991 )

Berdasarkan hasil pengamatan saat praktikum terlihat sel-sel yang tersebar. Sel-sel
tersebutadalah mesofil.Beringin banyak ditemukan di tepi jalan, pinggiran kota atau tumbuh di
tepi jurang. Pohon besar, tinggi 20 - 25 m, berakar tunggang. Batang tegak, bulat, permukaan
kasar, cokelat kehitaman, percabangan simpodial, pada batang keluarakar gantung (akar
udara). Daun tunggal, bertangkai pendek, letak bersilang berhadapan, bentuknya lonjong, tepi
rata, ujung runcing, pangkal turnpul, panjang3 - 6 cm, lebar 2 - 4 cm, pertulangan menyirip,
hijau. Bunga tunggal, keluar dariketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota bulat, halus,
kuning kehijauan.Buah buni, bulat, panjang 0,5 - 1 cm, masih muda hijau, setelah tua merah.
Biji bulat, keras, putih.

Daun jambu air (Eugeina aguea)

Tumbuhan ini merupakan tumbuhan dikotil. Pada preparat kedua daun memilikiepidermis.
Jaringan epidermis ini berfungsi untuk melindungi jaringan-jaringan didalamnya dari gangguan
mekanis.). Pada tumbuhan dikotil, dibawah epidermisterdapat sel-sel parenkim. Sel-sel
parenkim tersebut membentuk jaringan
parenkim palisade dan jaringan spons. Jaringan parenkim palisade merupakan jaringan
parenkim pada daun yang memiliki banyak kloroplas sehingga pada jaringan ini terjadi proses
fotosintesis. Sel pada parenkim palisade tersusun sangatrapat. Jaringan spons pada tumbuhan
ini merupakan jaringan yang di dalamnyaterdapat pembuluh pengangkut. Pada tumbuhan dikotil
terdapat berkas vaskuler(pembuluh angkut), yaitu terdiri dari xylem dan floem. Berkas
pembuluh padatumbuhan dikotil ini sedikit dan berkas pembuluh yang terlihat jarang
penyusunnya..
Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulakan bahwa:

1. Ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava L.) memiliki kandungan kimia seperti flavonoid,
tanin, fenol, saponin dan alkaloid.

2. Ekstrak daun jambu biji dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
berada dikisaran 14,15 mm dan Escherichia coli berada dikisaran pada 15,7 mm.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Tri Wahyu. 2010. Materi Ppokok Ajar Anatomi Tumbuhan. UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.
Campbell, dkk. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta. Erlangga
Eti, Suryani. 2011. Anatomi Daun.. (online)
http://suryanieti.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-antum-anatomi-daun.html
Diakses tanggal 26 Maret 2014
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi
Ketiga. Gadjah MadaUniversity Press. Bandung
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB.
Perry. 1991. Monocots And Dicots. Journal of Arboriculture
17(2).http://joa.isaarbor.com/request.asp?JournalID=1&ArticleID=2411&Type=2
.Peter. 2008. Monocot Leaves are Eaten Less than Dicot Leaves in Tropical
Lowland Rain Forests: Correlations with Toughness and Leaf
Presentation. Ann Bot. 2008 June; 101(9): 1379

Anda mungkin juga menyukai