PERCOBAAN II
FOLIUM
Disusun Oleh:
1. Mahda Nur Nahjatun (10060318016)
2. Adinda Dewani (10060318018)
3. Salsabila Soedradjat (10060318020)
4. Salma Azizah (10060318023)
FOLIUM
I. Tujuan Percobaan
Dapat mengetahui cara mengidetifikasi folium dan membedakan macam-
macam folium yang umum digunakan dalam sediaan farmasi secara
mikroskopik.
2.2 Anatomi
Daun dibentuk oleh meristem. Daun tersusun dari tiga jaringan yaitu
epidermis(dermal), jaingan dasar (ground) dan jaringan pemuluh (vascular)
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun. Jaringan epidermis daun
terdapat dipermukaan atas dan bawah daun yang umumnya terdiri dari selapis
sel. Permukaan atas daun disebut permukaan adaksial dan permukaan bawah
daun disebut permukaan abaksial. Sel epidermis berdinding tebal, tersusun
rapat seperti potongan puzzle. Pada epidermis terdapat kutikula yang
merupakan lapisan lilin berfungsi sebagai penutup atas permukaan daun
sekaligus melindungi daun dari kehilangan air (Agustina, 2008). Selain
kutikula, pada epidermis daun terdapat juga stomata. Stomata berasal dari
bahasa yunani: stoma (jamak: stomata) yang merupakan celah dalam epidermis
yang dibatasi oleh dua sel epidermis yang khusus, yaitu sel penutup. Stomata
umumnya terdapat pada permukaan bawah daun, tetapi ada beberapa spesies
tumbuhan dengan stomata pada permukaan atas dan bawah daun. Stomata
terdiri dari sel penutup/penjaga, sel tetangga dan ruang udara dalam. (Rahayu,
2015)
2. Jaringan Dasar
a. Parenkim Palisade
b. Parenkim Spons
Kekhususan parenkim spons adalah adanya lobus (rongga) yang
terdapat anatara sel satu dan lainnya.Parenkim spons berbentuk
isodiametris/mmemanjang sejajar permukaan daun. Fungsinya untuk
menyimpan gula dan asam amino yang disintesis di lapisan palisade, membantu
proses pertukaran gas. Pada siang hari terdapat sel-sel spons yang
mengeluarkan O2 dan uap air ke lingkungan dan mengambil CO2
3. Jaringan Pembuluh
Jumlah sel tetangga 3 atau lebih, satu sama lain sukar dibedakan. Bentuk
sel tetangga sama dengan sel epidermis sekitar, sehingga ada yang mengatakan
tidak punya sel tetangga
Jumlah sel tetangga 3 atau lebih, satu sel jelas lebih kecil dari sel lain
c. Fungsi Daun
Daun berfungsi untuk menangkap cahaya waktu fotosintesis, pertukaran
gas, respirasi, tranpirasi, fotosintesis. Di beberapa tumbuhan, daun dapat
beradaptasi untuk fungsi khusus, misalnya pada pohon cemara mempunyai
bentuk daun yang runcing. Daunnya yang runcing berguna untuk mengurangi
penguapan. Bentuk daun tersebut merupakan adaptasi pohon cemara terhadap
lingkungan yang panas. Istilah bagi seluruh daun pada tanaman adalah phyllom.
Namun, dikenal juga istilah daun hijau, katafil, hipsofil, kotiledon (keping biji),
profil dan lain-lain (Kimball,1994).
Daun hijau berfungsi khusus untuk fotosintesis dan biasanya berbentuk
pipih mendatar sehingga mudah memperoleh sinar matahari dan gas CO2.
Katafil adalah sisik pada tunas atau pada batang dibawah tanah dan berfungsi
sebagai pelindung atau tempat penyimpan cadangan makanan.
Daun pertama pada cabang lateral disebut prophyll, pada monokotil
hanya ada satu helai prophyll, pada dikotil ada dua helai. Hipsofil berupa
berbagai jenis brakte yang mengiringi bunga dan berfungsi sebagai pelindung.
Kadang-kadang hipsofil berwarna cerah dan berfungsi serupa dengan mahkota
bunga. Kotiledon merupakan daun pertama pada tumbuhan (Kimball,1994).
Daun merupakan alat yang penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan, sebab
disitu terjadi proses fotosintesis yang akan menghasilkan makanan bagi
tumbuhan. Hasil fotosintesis akan didistribusikan ke seluruh organ untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Daun tidak seperti organ lain dari tumbuhan
karena umumnya bersifat sementara. Untuk fotosintesis diperlukan sinar dan
klorofil serta CO2 dan H2O sebagai bahan baku, dengan demikian posisi daun
mempengaruhi strukturnya. Selain itu pengaruh lingkungan yang lain seperti
ketersediaan air, adanya kadar garam yang tinggi dalam air disekitar tumbuhan
juga berpengaruh terhadap struktur luar dan dalam dari daun (Savitri, 2008)
d. Sumber dan pemanfaatan folium
a. Orthosiphonis Staminei Folium
Daun kumis kucing mengandung beberapa senyawa kimia antara lain
minyak atsiri 0,02% - 006% terdiri dari 60 macam seskuiterpen dan senyawa
fenolik. Tanaman ini juga mengandung benzokhroman, orthokhromen A,
methyl riparikhromen A dan asetovanillochromen, flavonoid, sinensetin, piloin
dan rhamnazin. Kandungan lain pada tanaman ini antara lain asam kafeat dan
turunannya (contoh asam rosmarat) inositol, filosterol (contoh -sitosterol) dan
garam kalium (Sudarsono dkk,1996).
Tanaman ini berkhasiat sebagai antiradang, hipertensi, peluruh kencing
(diuretik), menghilangkan panas dan lembab, serta menghancurkan batu saluran
kencing (Wijayakusuma, 1994).
b. Abri Folium
Daun maupun akar mengandung protein, vitamin A,B1, B6, C, kalsium
oksalat, glisirizin, flisirizinat, polygalacturomic acid dan pentosan. Daun,
batang dan biji : saponin dan flavonoid. Batang : polifenol. Biji : tannin. Akar :
alkaloid, saponin dan polifenol. Kandungan kimianya adalah luteolin,
Isoorientin, L-Abrine, Precatorin I, II, III, Abruquinone D, E, F, Abrussaponin
I, II. Yang berkhasiat obat sariawan dan asma, dapat menurunkan kadar gula
darah, dan pengganti gula untuk penderita diabetes (Wijayakusuma, 1994).
c. Psidii Guajavae Folium
Jambu biji sering disebut dengan nama jambu klutuk, tanaman jambu
klutuk ini adalah tanaman tropis yang berasal dari brazil dan disebarkan di
Indonesia melalui Negara Thailand. Di Indonesia untuk menemukan tanaman
yang satu ini tidaklah susah, hampir disetiap daerah pasti ada tanaman jambu
biji. Biasanya tanaman ini terdapat diladang rumah-rumah warga, di pedesaan
maupun di perkotaan juga kita masih dapat menjumpai tanaman ini.
Jambu biji adalah salah satu tumbuhan yang sudah lama dimanfaatkan
oleh masyarakat, namun pemanfaatannya hanya sebatas pada buahnya untuk
keperluan konsumsi karena mengandung vitamin C yang sangat tinggi, tetapi
pemanfaatan daunnya hanya sebagian kecil saja yaitu sebagai obat anti diare,
disentri, radang usus dan gangguan pencernaan karena mempunyai kandungan
zat tanin sebagai astringent dan anti mikroba. Selain berbagai kegunaan di atas
daun jambu biji diduga memiliki zat aktif golongan steroid yang mempunyai
daya spermicide. Bahan kimia yang terkandung dalam daun jambu biji
diantaranya adalah Beta-sitosterol, alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, eugenol,
minyak atsiri dan berbagai senyawa lainya (Albana dkk, 1999).
Mikroskopik
Mesofil
Epidermis
atas
Epidermis
bawah
Rambut
penutup
Pembuluh
kayu
2 Abri Folium Makroskopik Pembesaran
(Daun Saga) 10x dan 40x
Mikroskopik
Epidermis
atas
Palisade
Epidermis
bawah
Hablur
kalsium
oksalat
Pembuluh Rambut
kayu penutup
Epidermis
atas Berkas
pembuluh
Pembesaran 4x dan 10x dan 40x
Makroskopik
Hablur
Epidermis kalsium
atas Mikroskopis oksalat
dengan
mesofil
Rambut
penutup
Epidermis
Pembesaran 10x
5 Sonchi Makroskopik Pembesaran:
Arvensidis 10x
Folium(Daun
Tempuyung)
Mikroskopik
Berkas
Pembuluh
Rambut
Kelenjar
Epidermis
Atas
Epidermis
Bawah
6 Piperis Betle Makroskopik Pembesaran:
Folium 10x dan 40x
(Daun Sirih)
Mikroskopik
Permukaan
daun bagian
bawah
Permukaan
daun bagian
atas
Sel Minyak
Pembuluh
kayu
Mesofil
Epidermis
Epidermis
Atas
7 Blumeae
Balsamiferae
Folium (Daun
Sembung)
Epidermis
Atas
Fragmen
Rambut
Penutup
Epidermis
Bawah
Mesofil
Serabut
Sklerenkim
Fragmen
Berkas
Pembuluh
8 Guazumae
Ulmifoliae
Folium (Daun
Jati Belanda)
Rambut
Perbesaran 10x
Hablur
Kalsium
Oksalat
Epidermis
Atas
Epidermis
Bawah
Perbesaran 4x
V. Pembahasan
Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah pentingnya
dengan akar. Setiap tumbuhan pada umumya memiliki daun. Daun dikenal
dengan nama ilmiah Folium. Secara umum, daun memiliki struktur berupa
helai, berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau (Nilasari, 2013).
Daun memiliki fungsi antara lain sebagai resorpsi. Dalam hal ini, daun
bertugas menyerap zat-zat makanan dan gas. Daun juga berfungsi mengolah
makanan melalui fotosintesis. Selain itu, daun juga berfungsi sebagai alat
transformasi atau pengangkutan zat makanan hasil fotosintesis keseluruh tubuh
tumbuhan, dan daun juga berfungsi sebagai alat transpirasi (penguapan air) dan
respirasi (pertukaran dan pernapasan gas) (Rosanti, 2013).
Daun merupakan bagian terpenting dari suatu tumbuhan dan berfungsi
dalam proses fotosintesis. Pada sayatan epidermis daun bagian atas (adaksial)
hanya memperlihatkan bentuk sel epidermis, sedangkan pada daun bagian
bawah (abaksial) dapat dilihat adanya stomata ada yang membuka dan ada yang
menutup. Adanya stomata pada bagian bawah berfungsi untuk mengurangi
penguapan berlebihan. Tipe stomata pada daun adalah tipe parasitik dimana tiap
sel penutup didampingi satu atau lebih sel tetangga yang sumbu memanjangnya
sejajar dengan sumbu sel penutup. Daun yang lengkap mempunyai bagian-
bagian sebagai berikut:
1. Upih daun atau pelepah daun (vagina)
2. Tangkai daun (petioles)
3. Helaian daun (lamina) (Yuzammi, 2015).
6.1 Orthosiphonis Staminei Folium
Kumis kucing (orthosiphon aristatus) adalah tanaman yang termasuk
golongan famili lamiceae atau labiatae yang banyak dijumpai di Indonesia.
Tanaman ini dipercaya banyak memberikan khasiat bagi kesehatan kita.
Tanaman ini sebenarnya berasal dari Afrika yang kemudian menyebar ke Asia
dan Australia.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon aristatus
Kumis kucing merupakan tanaman asli dari Indonesia. Tanaman kumis
kucing merupakan tumbuhan terna berbatang basah, tumbuh tegak, dan
tingginya 1-2 meter.Batang kumis kucing berbentuk segi empat, pada buku-
buku batang bagian bawah timbul akar. Daun kumis kucing merupakan daun
tunggal, tepi daun bergerigi dan berbulu halus, ujungnya meruncing. Bunga
tersusun dalam bentuk tandan dalam jumlah banyak, berwarna putih keunguan
(Dalimartha, 2000).
Bagian tanaman yang sering digunakan sebagai obat adalah bagian herba
(terutama daunnya), baik yang segar maupun yang telah dikeringkan. Herba
kumis kucing rasanya manis sedikit pahit, sifatnya sejuk. Tanaman ini
berkhasiat sebagai antiradang, hipertensi, peluruh kencing (diuretik),
menghilangkan panas dan lembab, serta menghancurkan batu saluran kencing
(Wijayakusuma, 1994).
Daun kumis kucing mengandung beberapa senyawa kimia antara lain
minyak atsiri 0,02% - 006% terdiri dari 60 macam seskuiterpen dan senyawa
fenolik. Tanaman ini juga mengandung benzokhroman, orthokhromen A,
methyl riparikhromen A dan asetovanillochromen, flavonoid, sinensetin, piloin
dan rhamnazin. Kandungan lain pada tanaman ini antara lain asam kafeat dan
turunannya (contoh asam rosmarat) inositol, filosterol (contoh -sitosterol) dan
garam kalium (Sudarsono dkk,1996).
Mikroskopik fragmen pengenalnya adalah epidermis dengan rambut
penutup, epidermis atas dengan sisik kelenjar, rambut penutup, epidermis
bawah dengan stomata dan berkas pengangkut penebalan spiral (Materia
medika Indonesia, 1995).
Pada pengamatan ini dilakukan pada pembesaran 10x dan 4x dapat dilihat
terdapat epidermis atas dan epidermis bawah, rambut penutup yang sangat tipis,
mesofil, dan pembuluh kayu. Fragmen yang terlihat hal ini sesuai dengan
literatur (Materia medika Indonesia, 1995).
6.2 Abri Folium
Abri folium atau daun saga adalah anak daun Abrus precatorius dengan
kadar glisirisin tidak kurang dari 15%.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Abrus
Spesies : Abrus precatoriu
Fragmen yang ditemukan pada simplisia sampel dengan menggunakan
reagen kloral hidrat berupa hablur oksalat pada tulang daun dan tulang daun
yang menyerupai huruf Y dibawah mikroskop yang merupakan ciri khas
fragmen dari Abri folium. Ciri-ciri yang ditemukan dalam pengindentifikasian
sama dengan fragmen-fragmen yang terdapat dalam litelatur (Heyne, K. 1987).
Dalam litelatur ini disebutkan bahwa ciri fragmen pada Abri folium secara
organoleptis berupa serbuk berwarna hijau, bau lemah, rasa agak manis. Secara
mikroskopik fragmen pengenalnya adalah rambut penutup, epidermis atas,
epidermis bawah, mesofil fragmen berkas pengangkut yang didampingi deretan
sel hablur, stomata, kalsium oksalat pada urat daun.
Kegunanan dari daun saga ini antara lain adalah untuk sariawan, anti radang,
diuretik, antitusif, dan parasitisida.
Pada pengamatan ini dilakukan pada pembesaran 10x dan 40x dapat
dilihat terdapat epidermis atas dan epidermis bawah, rambut penutup, palisade,
hablur kalsium oksalat dan pembuluh kayu. Fragmen yang terlihat hal ini sesuai
dengan literatur (Heyne, K. 1987).
6.3 Psidii Guajavae Folium
Menurut pendapat Ris munandar (1989) daun, kulit batang, akar dan
buah muda pada daun jambu biji mengandung zat psidi tanin sedangkan khusus
daun jambu biji mengandung minyak atsiri, eugenol dan damar disamping zat-
zat mineral lain yang banyak terdapat didalam buah. Daun jambu biji
mempunyai zat aktif diantaranya adalah minyak atsiri, alkaloid, flavonoid,
tanin, dan pektin. Selain itu tanin juga dapat menyerap racun dan
menggumpalkan protein. Dalam penelitian terhadap daun kering jambu biji
yang digiling halus diketahui kandungan taninnya sampai 17,4%. Makin halus
serbuk daunnya, makin tinggi kandungan taninnya, senyawa itu bekerja sebagai
astrengent yaitu melapisi mukosa usus, khususnya usus besar (Winarno 1997).
Bagian daun (folium) mempunyai sifat khas manis, kelat dan menetralkan
juga mempunyai kandungan kimia zat samak, minyak atsiri, tri terpenoid, leuko
sianidin, kuersetin, asam arjunolat resin, dan minyak lemak (Anonymous,
2000).
Daun jambu biji ternyata memiliki khasiat tersendiri bagi tubuh kita, baik
untuk kesehatan ataupun untuk obat penyakit tertentu. Dalam penelitian yang
telah dilakukan ternyata daun jambu biji memiliki kandungan yang banyak
bermanfaat bagi tubuh kita. Diantaranya, anti inflamasi, anti mutagenik, anti
mikroba dan analgesik. Beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam daun
jambu biji seperti, polifenol, karoten, flavonoid dan tannin. Dengan begitu
banyaknya kandungan yang terdapat dalam daun jambu biji tersebut,
diperkirakan memiliki anti oksidan yang erat khasiatnya dalam mengobati
berbagai penyakit.
Daun jambu biji itu dapat bermanfaat antara lain yaitu : untuk pengobatan
Diare, Sariawan, Kencing manis , Ambeien, Kembung pada anak dan masih
banyak khasiat yang lainnya. Jadi kita gunakan terlebih dahulu pengobatan
herbal karena pengobatan herbal itu tidak begitu beresiko bagi kesehatan
manusia dan sebenarnya paling baik itu adalah pengobatan yang alami, yang
tidak ada unsur zat-zat kimia. Fragmen yang terlihat hal ini sesuai dengan
literatur (Farmakope Herbal 2008).
klasifikasi:
Kingdom:Plantae
Subkingdom:Tracheobionta
SuperDivisi:Spermatophyta
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Magnoliopsida
SubKelas:Asteridae
Ordo:Scrophulariales
Famili:Acanthaceae
Genus:Strobilanthes
Spesies: Strobilanthes crispus (Anonimus, 2012)
KandunganKimia
Kejibeling mengandung zat-zat kimia antara lain: kalium, natrium, kalsium,
asam silikat, alkaloida, saponin, flavonoida, dan polilenoi. Kalium berfungsi
melancarkan air seni serta menghancurkan batu dalam empedu, ginjal dan
kandung kemih. Natrium berfungsi meningkatkan cairan ekstraseluler yang
menyebabkan peningkatan volume darah. Kalsium berfungsi membantu proses
pembekuan darah, juga sebagai katalisator berbagai proses biologi dalam tubuh
dan mempertahankan fungsi membran sel. Sedangkan asam silikat berfungsi
mengikat air, minyak, dan senyawa-senyawa non-polar lainnya
(Soewito,1989).
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Asterales
Suku : Astereceae (Compositae)
Marga : Blumea
Jenis : Blumea balsamifera (L.) DC.
Morfologi
Habitus berupa perdu dengan tinggi lebih dari 4 m. Batang
tegak bulat, warnanya hijau tua, bagian atas batang berbulu
lebat dan aromatis. Daun tunggal, tersebar, berbulu,
bentuknya lonjong dengan ukuran panjang 6-30 cm dan lebar
1,5-12 cm, pangkal dan ujung daun meruncing, tepinya rata,
pertulangan daun menyirip. Bunga majemuk, bertangkai,
bentuknya seperti tandan, terdapat di ketiak daun dan
ujung batang, warna mahkota bunga putih kekuningan.
Bentuk buah kotak silindris, keras, berambut, warnanya putih
kecoklatan. Bentuk biji pipih, berwarna putih. Akar tunggang,
berwarna putih susu.
Saat dilakukan pengamatan secara mikroskopis, fragmen pengenal yaitu
rambut berdinding tipis yang mirip benang, berujung runcing dengan sel
oangkal lebih besar, rambut kelenjar berisi minyak warna kuning sampai
kuning kecoklatan. Pembukuh kayu dengan penebalan tangga dan spiral,
serabut sklerenkim, fragmen mesofil,serta fragmen epidermis atas dan bawah.
6.8 Guazumae Ulmifoliae Folium
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Stercuiliaceae
Genus : Guazuma
Spesies : Guazuma ulmifolia Lamk.
Morfologi
Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) merupakan tanaman asli
Amerika Latin. Jati Belanda merupakan tanaman pohon yang mempunyai tinggi
8-16 m. Di Indonesia, tanaman Jati Belanda banyak dimanfaatkan sebagai
tanaman obat-obatan. Jati Belanda tumbuh dengan baik pada tanah yang
gembur di tempat-tempat terbuka dan mengandung cukup banyak air serta
dapat tumbuh tinggi mencapai 20 m. Tanaman ini berupa pohon dan merupakan
tanaman dikotil yang bercabang ramping. Akar Jati Belanda termasuk jenis akar
tunggang berwarna putih kecoklatan. Batang tanaman ini keras, bulat, memiliki
permukaan kasar, banyak alur, berkayu bercabang dan berwarna hijau
keputihan (Sharmiati, 2003).
Bagian tanaman yang banyak digunakan untuk pengobatany adalah
daunnya. Secara mikroskopis daun jati belanda epidermis bagian atas terdiri
dari satu lapisan sel, berambut penutup, dan berambut kelenjar. Sel epidermis
besar, dipenampang tangensial tanpak berbentuk polygonal, kutikula agak tebal,
tidak berstomata, berambut penutup, dan berambut kelenjar. Sel epidermis
bawah lebih kecil dibanding epidermis atas, dipenampang tangensial Nampak
dinding samping bergelombang, stomata tipe anisosistik, berbentuk jorong,
panjang 20-40 mm.(Sharmiati,2003)
Bentuk rambut penutup menyerupai bintang, terdiri dari beberapa
rambut bersel tunggal yang berimpit dibagian pangkalnya, dinding tebal tidak
berwarna, panjangnya berbeda-beda, dan ruang rambut berwarna coklat.
Rambut kelenjar terdiri dari 2-3 sel tangkai dan 3 sel kepala dengan salah satu
sel kepala lebih besar dari sel lainnya. Mesofil terdiri dari jaringan palisade dan
jaringan bunga karang. Didalam mesofil terdapat hablur kalsium oksalat
berbentuk prisma. Jaringan palisade terdiri dari satu lapisan sel, jaringan bunga
karang tersusun rapat terdiri dari 2-4 lapisan sel. Berka spembuluh ipe kolateral
disertai serabut sklerenkim dan serabut hablur yang berisi hablur kalsium
oksalat berbentuk prisma. Hablur kalsium oksalat yang terdapat didalam daun
lebih banyak dari pada di mesofil. Diparenkim tulang daun terdapat sel lendir
atau saluran lendir. (Sharmiati,2003)
Daun jati belanda (Guazumae Ulmifoliae Folium) merupakan salah
satu jenis tanaman herbal alami yang bisa membantu dalam proses pembentuka
lemak, membantu menguruskan dan melangsingkan badan. Reagen yang
digunakan dalam idenifikasi ini yaitu kloralhidrat karena untuk mengetahui ada
atau tidaknya hablur kalsium oksalat dan untuk mengidentifikasi fragmen
spesifik dalam sampel tersebut. Fragmen yang ditemukan pada simplisia sampel
yang menggunakan reagen kloralhidrat berupa hablur kalsium oksalat,
pembuluh kayu dengan penebalan tangga, epidermis atas, rambut kelenjar dan
rambu penutup berbentuk bintang. Fragmen yang khas dalam simplisia sempel
ini adalah adanya rambut penutup berbentuk bintang yang terlihat sangat jelas
sehingga memastikan bahwa simplisia sampel ini menujukan guazumae
ulmifolia folium (daun jati belanda).
VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa:
7.1 Pada mikroskopik Orthosiphonis Staminei Folium terdapat epidermis atas dan
epidermis bawah, rambut penutup yang sangat tipis, mesofil, dan pembuluh
kayu.
7.2 Pada mikroskopik Abri Folium terdapat epidermis atas dan epidermis bawah,
rambut penutup, palisade, hablur kalsium oksalat dan pembuluh kayu.
7.3 Pada mikroskopik Psidii Guajavae Folium terdapat epidermis bagian atas
dengan mesofil,epidermis bawah dengan stomata, hablur kalsium oksalat dan
rambut penutup.
7.4 Pada mikroskopik Sericocalycis Crispi Folium terdapat epidermis atas,
epidermis bawah, rambut penutup, berkas pembuluh dan sistolit.
7.5 Pada mikroskopik Sonchi Arvensidis Folium terdapat epidermis atas dengan
stomata tipe anisositik, epidermis bawah, rambut kelenjar yang lepas, dan
Berkas pembuluh.
7.6 Pada mikroskopik Piperis Betle Folium terdapat permukaan daun bagian
bawah, permukaan daun bagian atas, mesofil, pembuluh kayu, epidermis
bawah, epidermis atas, dan sel minyak.
7.7 Pada mikroskopik Blumeae Balsamiferae Folium terdapat epidermis atas dan
bawah, fragmen berkas pembuluh, serabut sklerenkim, mesofil, dan fragmen
rambut penutup
7.8 Pada mikroskopik Guazumae Ulmifoliae Folium terdapat epidermis atas dan
bawah, rambut penutup, hablur kalsium oksalat, dan pembuluh kayu
VII. Daftar Pustaka
Agustina, Tri Wahyu.Materi Ajar Anatomi Tumbuhan. Bandung: UIN Sunan Gunung
Djati.
Cailliau, Julie. 2006.Visual Ilmu dan Pengetahuan Populer. Monteral: UGM Press.
Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2003). Biologi. Jilid 2. Edisi Kelima.
Alih Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Campbell, Neil A. 2003.Biologi Edisi Ke Lima Jilid II. Jakarta: Erlangga
Dalimartha, Setiawan. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Jilid 2. Jakarta: Trubus
Agriwidya
Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 5. Pustaka Bunda.
Jakarta. 160 hlm.
Depkes RI. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Cetakan Keenam. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan. Halaman 92-94, 195- 199.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Farmakope Herbal Indonesia
Edisi 1. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Falin A. 1991.Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Yogyakarta: UGM Press
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Badan Litbang Kehutanan,
Jakarta.
Kimball, John W. 1994. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: PT Kanisius.
Nilasari, A., Heddy, S., Wardiyati, T., 2013. Identifikasi Keragaman Mortologi Daun
Mangga (Mangifera indica L.) Pada Tanaman Hasil Persilangan Antara
Varietas Arumanis 143 Dengan Podang Urang Umur 2 Tahun. Malang:
Universitas Brawijaya Malang. Jurnal Produksi Tanaman Vol. 1 No. 1.
Rahayu, Puri, dkk. 2015. Perbedaan Anatomi Jaringan Stomata Berbagai Daun
Genus Allamanda. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi:
Universitas Muhammadiyah Malang
Ratnasari, Juwita.2008. Galeri Tanaman Hias Daun. Jakarta: Penebar Swadaya
Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Savitri, sandi, Evika, MP. 2008.Petunjuk Praktikum Struktur Perkembangan
Tumbuhan (Anatomi Tumbuhan). Malang: UIN Press
Sudarsono, Agus P, Didik G, dkk. 1996. Tumbuhan Obat. Yogyakarta: UGM.
Tjitrosoepomo, G., 1987. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Yuzammi, J., Suwastika, N., Pitopang, R., 2015. Studi Beberapa Aspek Botani
Amorphophallus paeoniifolius Dennst. Nicolson (Araceae) di Lembah Palu.
Palu: Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Tadulako Palu Indonesia.
Online Jurnal of Natural Science ISSN: 2338-0950 Vol 4(1) :17-31.
Winarto, I.W. (2004). Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: AgroMedia Pustaka. pp
2 - 12.
Wahid, P. 1996. Identifikasi Tanaman Tempuyung. Monograf Tanaman Lada.
Balittro
Wijayakusuma, H., 1994, Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia, 93-97, Jakarta,
Prestasi Intan Indonesia.