Disusun oleh:
Kelompok G/3
I. Tujuan Percobaan
Mengukur kadar senyawa yang hilang atau menguap selama proses pemanasan.
No Alat Bahan
1 Cawan Penguap Simplisia
2 Oven
3 Timbangan Analitis
III. Prosedur
Oven pada suhu pengeringan yang digunakan diatur pada suhu 105oC
sudah ditara tersebut, kemudian permukaan simplisia diratakan, cawan yang berisi
Cawan Bobot
1 38,6060 gram
2 47,1788 gram
Bobot Simplisia
Cawan Bobot
1 2,0028 gram
2 2,0027 gram
BobotCawan + Simplisia
Sebelum pemanasan
Cawan Bobot
1 40,6139 gram
2 49,1841 gram
Cawan Bobot
1 40,4374 gram
2 49,0174 gram
Cawan Bobot
1 40,4125 gram
2 48,9865 gram
Cawan Bobot
40,4125 - 38,6060 =
1
1,8065 gram
48,9865 - 47,1788 =
2
1,8077 gram
4.2 Perhitungan
2,0028 − 1,8065
Susut Pengeringan(%) cawan 1 = 𝑥 100% = 9.8012 %
2,0028
2,0027 − 1,8077
Susut Pengeringan(%) cawan 2 = 𝑥 100% = 9.7368 %
2,0027
9.8012 + 9.7368
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 Susut Pengeringan(%) = = 9,7690%
2
IV. Pembahasan
susut pengeringan terhadap Psidii Guajavae folium (daun jambu biji) dengan
menghitung susut pengeringan hingga tercapai bobot tetap, diamati pengaruh cara
oven pada suhu 105oC agar mendapatkan hasil pengeringan yang maksimal.
tidak mudah rusak dan dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Simplisia
yang memiliki kadar air >10% dapat menjadi media pertumbuhan mikroba selain
itu dengan adanya air akan terjadi reaksi enzimatis yang dapat menguraikan zat
silika gel yang mampu menyerap air dari udara atau yang dikenal dengan drying
pada Penentuan Kadar Air”. Balai Penelitian Ternak Po. Box 221. Bogor ).
ditentukan antara lain penetapan kadar abu total, abu tidak larut asam, dan abu
larut air, kadar sari larut air dan sari larut etanol, penetapan kadar air, dan susut
pengeringan.
Simplisia adalah bahan alam yang dipergunakan sebagai obat yang belum
simplisia adalah bahan yang telah dikeringkan simplisia dapat berupa simplisia
nabati, hewani dan mineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa
tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Yang dimaksud eksudat dari
tanaman adalah bagian dari isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau
dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang
mikroskopik) kadar abu, penetapan kadar abu yang tidak larut asam, penetapan
kadar abu yang tidak larut air, penetapan kadar air, penetapan susut pengeringan,
penetapan kadar sari yang larut dalam etanol, dan penetapan bahan organik asing
total, penetapan kadar abu yang tidak larut asam, penetapan kadar abu yang larut
Gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau
komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam
proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian
terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau
radikal kesenyawaan murni stabil yang dapat ditimbang dengan teliti. Metode
gravimetri memakan waktu yang cukup lama karena adanya pengotor pada
konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor – faktor koreksi dapat digunakan (
Khopkar,1990).
mula-mula cuplikan zat dilarutkan dalam pelarut yang sesuai, lalu ditambahkan
zat pengendap, endapan yan terbentuk disaring, dicuci dikeringkan, dan dipijarkan
dihitung dari faktor stokiometrinya. Hasilnya disajikan sebai bobot zat dalam
Salah satu cara untuk mengendalikan mutu simplisia yaitu dengan cara
bahan baku yang seragam yang akhirnya dapat menjamin efek farmakologi
tanaman tersebut. Standarisasi yang akan digunakkan sebagai bahan baku obat
harus memenuhi persyaratan tertentu. Parameter mutu simplisia meliputi susut
pengeringan, kadar air, kadar abu, kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut air,
kadar sari. Dalam percobaan ini dilakukan proses penetapan susut pengeringan
senyawa yang mudah menguap (seperti minyak atsiri) dan air yang terdapat dalm
menghilang proses pemanasan (tidak hanya menggambarkan air yang hilang tetapi
juga senyawa yang menguap lain yang hilang). Pengukuran sisa zat dilakukan
dengan pengeringan pada temperature 105oC selama 30 menit atau sampai berat
konstan dan dinyatakan dalam persen (metode gravimetri) (Ditjen, 1995). Oleh
karena itu presentasi susut pengeringan akan selalu lebih besar dibandingkan
dengan kadar air karena pada susut pengeringan senyawa yang mudah menguap
juga menghilang.
Dalam percobaan ini digunakan simplisia daun jambu biji. Tanaman dari
famili Myrtaceae. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia
berbagai penyakit.
KLASIFIKASI TUMBUHAN
Kingkom : Plantae
Ordo : Myrtaceae
Famili : Myrtaceae
Subfamili : Myrtoidiae
Bangsa : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : P. guajava
simplisia menjadi bagian yang lebih kecil dimana tujuannya agar proses
secara duplo ysng tujuannya untuk menentukan bobot akhir simplisia. Hal itu
karena dalam penetepan susut pengeringan krus atau cawan penguap harus berada
pada bobot konstan yang merupakan salah satu keakuratan susut pengeringan
akhir yang didapat. Dimana bobot konstan ialah dalam 2 kali penimbangan
setelah zat dikeringkan lagi selama 1 jam ( Materia Medika Indonesia,1989). Oleh
dikeringkan selama 15 menit di dalam oven dengan suhu 105oC yang bertujuan
untuk mengurangi kadar air yang terjerap di dalam cawan sehingga tidak
dilakukan selama 30 menit dan diperoleh bobot tetap, namun Karena keterbatasan
waktu, pemanasan cawan hanya dilakukan Selama 15 menit dan tiga kali
dilakukan pengeringan selama 15 menit di dalam oven pada suhu 105oC yang
ditentukan kadar susut pengeringan dari simplisia daun jambu biji tersebut.
pemanasan pada suhu tinggi selama berada di dalam oven. Pendinginan ini
dilakukan karena penimbangan akhir bobot simplisia tidak boleh dilakukan pada
suhu tinggi ( segala jenis bahan atau alat tidak boleh dilakukan dalam keadaan
dilakukan tiga kali yang tujuannya untuk memperoleh bobot konstan simplisia
Guajavae folium adalah 9,8012 % pada cawan 1 dan 9,7368 % pada cawan 2
dengan dengan rata-rata susut pengeringan dikedua cawan uji adalah 9,7690 % ini
artinya kadar air <10% maka sediaan dikatakan kering tidak dibutuhkan pengawet
Kadar susut pengeringan simplisia Psidii Guajavae folium yang diuji pada
cawan nomor 1 sebesar 9,8012 % dan cawan nomor 2 adalah 9,7368 % dengan
dengan rata-rata susut pengeringan dikedua cawan uji adalah 9,7690 % kadar
Press.
Penerbit: UI Press.
Bogor.