I. TUJUAN
1
dalam suatu uraian yang menyangkut persyaratan dari
suatu simplisia (Fauzi,2013).
Tujuan dari penetapan kadar air adalah utuk
mengetahui batasan maksimal atau rentang tentang
besarnya kandungan air dalam bahan. Hal ini terkait dengan
kemurnian dan adanya kontaminan dalam simplisia
tersebut. Dengan demikian, penghilangan kadar air hingga
jumlah tertentu berguna untuk memperpanjang daya tahan
bahan selama penyimpanan. Simplisia dinilai cukup aman
bila mempunyai kadar air kurang dari 10%.
Penetapan Susut Pengeringan (MMI)
Susut pengeringan adalah kadar bagian yang
menguap suatu zat kecuali dinyatakan lain , suhu penetapan
adalah 105oC , keringkan pada suhu penetapan hingga
bobot tetap. Jika suhu lebur zat lebih rendah dari suhu
penetapan, pengeringan dilakukan pada suhu antara 5 oC
dan 10oC dibawah suhu leburnya selama 1 jam sampai 2
jam, kemudian pada suhu penetapan selama waktu yang
ditentukan atau hingga bobot tetap (Fauzi,2013).
Dalam hal khusus jika bahan tidak mengandung
minyak menguap/ atsiri dan sisa pelarut organik menguap
identik dengan kadar air, yaitu kandungan air karena berada
di atmosfer/ lingkungan udara terbuka. Tujuannya adalah
untuk memberikan batasan maksimal (rentang) tentang
besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan.
Nilai atau rentang yang diperbolehkan terkait dengan
kemurnian dan kontaminasi (Fauzi,2013).
2
Oven Pinset
Cawan penguap/Cawan Penjepit
Porselin
Timbangan digital Batang Pengaduk
Desikator Kertas Sampul
B. Bahan
3
IV. PROSEDUR
1 Dipanaskan cawan porselin didalam oven dengan suhu 105oC selama 60 menit
Dimasukan cawan porselin yang telah dipanaskan dari dalam oven kedalam
2 desikator selama 15 menit sampai cawan memiliki suhu kamar
Ditimbang cawan porselin dengan neraca digital dan dicatat hasil penimbangan
3
Dimasukan kembali cawan porselin yang telah dipanaskan dari dalam oven kedalam
5 desikator selama 15 menit sampai cawan memiliki suhu kamar
Ditimbang kembali cawan porselin dengan neraca digital dan dicatat hasil
6 penimbangan
Dilakukan prosdur kerja ke 4, 5, & 6 hingga mendapatkan hasil timbangan cawan memliki
7 bobot tetap
Dimasukan cawan yang berisi simplisia kedalam oven dan dipanaskan pada suhu 105 oC
9 selama 30 menit
Dimasukan cawan berisi simplisia yang telah dipanaskan dari dalam oven
10 kedalam desikator selama 15 menit sampai cawan memiliki suhu kamar
Ditimbang kembali cawan porselin dengan neraca digital dan dicatat hasil penimbangan
11
Sortasi Basah
Berat Awal = ---
Jenis Pencemar = ---
Pencucian
Berat Awal = ---
Berat Setelah Dicuci = ---
Masalah Yang Dihadapi = Membersihkan Tanah
Perajangan
Jenis Alat = Alat pengolah Kripik Tipis
Tebal = ---
Pengeringan
Jenis Pengeringan = Panas Matahari langsung
Bobot Basah = ---
Bobot Kering = ---
+
Lama Pengeringan = /- 5 hari
Penyimpanan = Didalam Toples bening Kedap
udara
Perhitungan I
(3,025 g2,911 g)
100 =3,768
3,025 g
Perhitungan II
(3,016 g2,888 g)
100 =4,244
3,016 g
VII. PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini, dilakukan pengukuran
parameter non spesifik berupa susut pengeringan terhadap
Simplisia Rimpang Sawang Hijau (Codyline rhizome).
Gravimetri merupakan salah satu metode untuk
menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang telah
diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam
keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Dengan
menggunakan metode gravimetri, metode gravimetri sangat
cocok digunakan untuk penetapan susut pengeringan dan
tidak membutuhkan pelarut. Dengan menghitung susut
pengeringan hingga tercapai bobot tetap, diamati pengaruh
cara dan lama pengeringan pada kualitas simplisia.
Dilakukan pengeringan dengan oven pada suhu 1050C
selama 30 menit serta 15 menit untuk pengeringan
selanjutnya jika belum mencapai bobot tetap. Dilakukan
pada suhu 1050C agar mendapatkan hasil pengeringan yang
maksimal. Bobot pada cawan akan semakin berkurang
karena adanya pemanasan.
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air
sehingga simplisia tidak mudah rusak dan dapat disimpan
dalam waktu yang lebih lama. Air yang masih tersisa dalam
simplisia pada kadar lebih dari 10 %, dapat menjadi media
pertumbuhan mikroba. Selain itu, dengan adanya air, akan
terjadi reaksi enzimatis yang dapat menguraikan zat aktif
sehingga mengakibatkan penurunan mutu atau perusakan
simplisia. Simplisia yang dikeringkan dengan oven, lalu
Simplisia yang sudah dikeringkan kemudian dimasukan
deksikator yang fungsinya untuk mendinginkan. Simplisia
yang digunakan yaitu Simplisia Rimpang Sawang Hijau
(Codyline rhizome).
Simplisia yang di gunakan sebagai bahan jamu atau
fitofarmaka harus memenuhi syarat monografi yang telah
di tentukan dalam buku-buku standar seperti materia
medika indonesia (MMI), farmakope herbal indonesia (FHI),
Farmakope Indonesia (FI), dan lain-lain. Kegunaannya
adalah untuk menjaga agar mutu yang di harapkan dapat
terpenuhi dengan baik. Untuk simplisia yang baru di
kenalpun perlu di tetapkan karakteristik nya.
KLASIFIKASI TUMBUHAN