Anda di halaman 1dari 11

RAUWOLFIAE SERPENTINAE RADIX

(Akar Pulepandak)
Anggota : 
Marwah Najwa (2016210147)
Mia Raina C (2016210149)
Mutiara Salsabila (2016210161)
Niken Larasati (2016210168)
Nofi Lutfiah (2016210171)
PENDAHULUAN

Pule pandak (Rauwolfia serpentina L) merupakan
tanaman semak yang berkhasiat obat, meskipun kurang
populer, pulepandak merupakan tanaman obat penting. Di
Indonesia, tanaman pulepandak banyak ditemukan
dikawasan hutan jati yang gersang.
Pule pandak mampu mengobati berbagai macam
penyakit antara lain tekanan darah tinggi, muntah karena
angin, hernia, bisul dan memar
Bahan aktif yang terkandung didalam tanaman
pulepandak yaitu Alkaloid reserpin, rescinnsmine,
yohimbine, ajmalin, serpentine
KLASIFIKASI
(Warta peneltian dan pengembangan Tanaman Industri,
Volume 19 Nomor 3, Desember)


RAUWOLFIAE SERPENTINAE RADIX (FI)
 Nama lain : Akar Pulepandak
 Nama tanaman asal : Rauwolfia serpentina
 Kingdom : Plantae
 Subkingdom : Tracheobionta
 Superdivisi : Spermatophyta
 Divisi : Magnoliophyta
 Kelas : Magnoliopsida
 Subkelas : Atride
 Ordo : Gentianales
 Genus : Rauwolfiae
 Spesies : Rauwolfia serpentine L.Bentham ex Ku
 Keluarga : Apocynaceae
RAUWOLFIAE SERPENTINAE RADIX
(Akar Pulepandak)


Akar pulepandak adalah akar yang dikeringkan
dari Rauwolfia serpentina (Linne) Bentham ex Kurz (
Familia Apocynacae), kadang-kadang mengandung
fragmen rimpang dan pangkal batang. Kadar alkaloid
golongan reserpin-resinamin tidak kurang dari 0,15%
dihitung sebagai reserpin, CȝȝH₄ₒN₂O9 (Berdasarkan
Farmakope Indonesia Edisi III, IV, V)
Aneka contoh sediaan dan persyaratan
kadarnya

1. Tablet pulepandak, mengandung serbuk pulepandak. Kadar
alkaloida jumlah dihitung sebagai reserpina tidak kurang dari
0,15% dan tidak lebih dari 0,20% dari jumlah serbuk
pulepandak yang tertera pada etiket.
2. Serbuk pulepandak, adalah serbuk halus pulepandak. Kadar
alkaloida jumlah dihitung sebagai reserpna tidak kurang dari
0,15% dan tidak lebih dari 0,2%
Metode PK berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi III
(Secara Soxhletasi)


Lebih kurang 2,5 gram serbuk yang ditimbang saksama, gerus dengan 10 ml
larutan asam asetat glasial p 5% b/v dalam etanol 95% P, biarkan selama jam, sambil
sekali-sekali diaduk. Masukkan campuran ke dalam alat penyari Soxhlet, sari
dengan 90 ml etanol 95% P selama 4 jam. Encerkan sari dengan etanol 95% P
secukupnya hingga 100 ml. Pada 20 ml larutan tambahkan 200 ml asam sulfat 0,5
N, sari tiga kali, tiap kali dengan 25 ml trikloretana P, cuci tiap sari dengan 50 ml
asam sulfat 0,5 N yang sama, simpan cairan cucian dan buang lapisan trikloretana.
Sari lapisan asam dengan 20 ml kloroform P, kemudian 5x, tiap kali dengan
kloroform P, gunakan tiap sari kloroform untuk menyari cairan cucian yang tadi
disimpan dari penyarian pertama, cuci setiap sari 2x, tiap kali dengan 10ml larutan
natrium bikarbonat P 2%, saring tiap sari melalui segumpal kapas. Encerkan hingga
kering tambakan 10 ml etanol 95% P dan 2 ml asam sulfat 0,5 N, hangatkan hingga
55 derajat selama 30 menit dinginkan. Tambahkan 1 ml larutan asam sulfamat P 5%,
encerkan dengan etanol 95% P secukupnya hingga 20 ml Ukur serapan pada390
nm, terhadap blagko yang dikerjakan dengan cara yang sama tanpa larutan natrium
nitrit 0,3, mulai dengan uapkan 20 ml larutan hingga kering. Hitung kadar alkaloid
sejenis reserpina menggunakn reserpine PK sebagai zat pembanding
Metode PK berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi IV
(Secara Soxhletasi)


Larutan baku , Larutkan 20,0 mg Reserpin BPFI dalam 25 ml etanol P
panas, dinginkan, encerkan dengan etanol P hingga 50,0 ml, campur . Jika
disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat
gelap, warna larutan stabil selama beberapa minggu. Encerkan 5,0 ml dengan
etanol P hingga 100,0 ml dan campur sebelum digunakan.
Prosedur, timbang saksama sejumlah lebih kurang 2,5 g serbuk
halus, masukkan ke dalam alat Soxhlet berukuran sedang dengan labu 250 ml
dan tempat contoh berukuran 35m x 80mm atau dengan ukuran yang lebih
kecil. Ekstraksi dengan 100 ml etanol P dengan bantuan batu didih selama 4
jam. Lindungi alat dan seluruh larutan alkaloid dari cahaya yang kuat atau
cahaya langsung.Pindahkan ekstrak dengan etanol P ke dalam labu tentukur
100 ml, didinginkan, encerkan dengan etanol P sampai tanda. Pipet 20 ml
larutan ke dalam corong pisah yang berisi 200 ml asam sulfat 0,5 N, campur,
dan ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 25 l metil kloroform P. Lumasi kran
pengatur dengan pelumas yang tidak larut dalam metil kloroform. Pisahkan
lapisan bawah sesempurna mungkin. Cuci lapisan metilkloroform dalam
corong pisah kedua, tiap kali dengan 50 ml asam sulfat 0,5 N dan buang lapisan
metilkloroform. Ekstraksi alkaloid yang bersifat basa lemah dalam larutan
asam yang pertama dengan 25ml, 15 ml, 15 ml, 10 ml, 10 ml, 10 ml kloroform
P
Lanjutan

Cuci masing masing ekstrak kloroform dengan asam sulfat 0,5 N yang terdapat
dalam corong pisah kedua, kemudian dengan dua kali, tiap kali dengan 10 ml
larutan natrium bikarbnat P dalam dua corong pisah lain Saring ekstrak
kloroform melalui kapas yang telah dicuci dengan kloroform P kedalam labu
tentukur 100 ml yang berisi 10 ml etanol P, encerkan dengan etanol P sampai
tanda. Pipet larutan 10 ml dua kali, masing-masing masukkan kedalam labu
erlenmeyer 25 ml bersumbat kaca dan campur dengan 4 ml etanol P. Uapkan
dengan pemanasan rendah hingga sampai kering, kemudian masukkan dalam
desikator hampa udara dan uapkan hinga kering. Larutkan residu dengan 5,0
ml etanol P hingga larut. Pipet larutan baku 5 ml dua kali, masukkan kedalam
labu erlemeyer 25 ml bersumbat kaca yang lain.Tambahka 2,0 m asam sulfat
0,5 N pada salah satu larutan uji dan salah satu larutan baku sebagai blangko
Tambahkan pada dua labu erenmeyer yang lain, 1,0 ml asam sulat 0,5 N dan
10,0 ml larutan natrium nitrit campur dan panaskan diatas tangas air pada
suhu 50-60 selama 20 menit. Dinginkan, tambahkan pada masing-masing labu
500 mikrml larutan asam sulfamat P, campur. Setelah warna larutan stabil, uur
serapan pada panjan gelombang serapan maksimum 390 m menggunakan
blanko yang berisi campuran etanol P-air (2:1). Kadar alkaloid golongan
reserpin-resinamin dihitung dalam mg.
Metode PK berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi V
(Secara Soxhletasi)


METODE PK RAUWOLFIAE SERPENTINE EDISI V
SAMA DENGAN EDISI IV !!!
Farmakope Farmakope Farmakope
Indonesia Edisi III Indonesia Edisi IV Indonesia Edisi V

Baku pembanding

Kadar BOA
Reserpina

Tidak lebih dari 2,0%
Reserpina

Tidak lebih dari 2,0%


Reserpina

Tidak tercantum
batang dan tidak lebih
dari 3,0% bahan organik
asing

Susut pengeringan Tidak tercantum Tidak lebih dari 12,0% Tidak lebih dari 12,0%

Batas mikroba Tidak tercantum Dalam bentuk serbuk Dalam bentuk serbuk
tidak boleh mengandung tidak boleh mengandung
Salmonella sp Salmonella sp

Kadar abu tidak larut Tidak tercantum Tidak lebih dari 2,0% Tidak lebih dari 2,0%
asam

Anda mungkin juga menyukai