Kelompok :2
Anggota :
- Vivi Pratiwi (19/439934/FA/12112)
- Ilyasa Rahman (19/441546/FA/12163)
c. Metode ekstraksi:
Pembuatan ekstrak daun sirih menggunakan metode maserasi. Tahap awal proses
ekstraksi yaitu dengan mengumpulkan daun sirih (Piperis betle folium) kemudian
dilakukan sortasi bahan dengan tujuan memisahkan kotoran-kotoran dan bahan asing.
Daun selanjutnya dipotong kecil-kecil dan dikering anginkan agar kadar air dalam daun
berkurang. Potongan daun sirih yang sudah kering kemudian dihaluskan dengan blender.
Tahapan selanjutnya dimasukkan satu bagian serbuk kering simplisia ke dalam
maserator dan ditambahkan dengan 10 bagian pelarut (etanol 70%). Rendam selama 6
jam pertama sambil sesekali diaduk, kemudian didiamkan selama 18 jam. Selanjutnya,
dipisahkan maserat dengan cara sentrifugasi, dekantasi atau filtrasi. Diulangi proses
penyarian sekurang-kurangnya satu kali dengan jenis pelarut yang sama dan jumlah
volume pelarut sebanyak setengah kali jumlah volume pelarut pada penyarian yang
pertama.
Dikumpulkan semua maserat kemudian diuapkan pelarut dengan penguap vakum
hingga diperoleh ekstrak kental.
e. Kontrol Kualitas
Menurut Farmakope Herbal Indonesia (2017), kontrol kualitas ekstrak bahan baku
obat herbal pada umumnya mencakup hal-hal berikut:
- Rendemen ekstrak : Tidak kurang dari 5.0%
- Identitas ekstrak
Pemerian : Ekstrak kental berwarna hijau, bau khas,
rasa agak pahit dan pedas
- Senyawa identitas : Mengandung flavonoid total tidak kurang
dari 3,23% dihitung sebagai rutin.
- Kadar abu total : Tidak lebih dari 0,3%
- Kadar abu tidak larut asam : Tidak lebih dari 0,1%
- Kadar air : Tidak lebih dari 10%
2. Ekstrak Kental Daun Lidah Buaya (Aloe Verae Folii Extractum Spissum)
a. Pemilihan Bahan Baku Ekstrak
Bahan baku dipilih dari tanaman lidah buaya dengan ciri-ciri fisik berwarna hijau
tua, aroma tidak terlalu menyengat, dan panjang daun 50 cm atau lebih. Lidah
buaya yang siap panen umumnya memilik 15 pelepah dan dilakukan pada umur 8
sampai 12 bulan. Panen lidah buaya dilakukan pada pagi hari untuk
mempertahankan kesegaran.
c. Metode Ekstraksi
Tahap awal proses ekstraksi yaitu dengan mengumpulkan daun lidah
buaya kemudian dilakukan sortasi bahan dengan tujuan memisahkan
kotoran-kotoran dan bahan asing. Selanjutnya, dipotong bagian pangkal dan
ujung daun lidah buaya yang telah dicuci. Dikupas kulit luar, iris daging
daun, dimasukkan 1 bagian irisan daging daun ke dalam maserator,
kemudian ditambahkan 10 bagian etanol P.
Rendam selama 6 jam pertama sambil dilakukan sesekali pengadukan,
kemudian didiamkan hingga 24 jam. Tahap selanjutnya yaitu dipisahkan maserat
dengan cara penyaringan. Kemudian diulangi proses penyarian
sekurang-kurangnya 2 kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama.
Kumpulkan semua maserat, uapkan dengan penguap vakum atau penguap
tekanan rendah hingga diperoleh ekstrak kental.
e. Kontrol Kualitas
Menurut Farmakope Herbal Indonesia (2017), kontrol kualitas ekstrak bahan baku
obat herbal pada umumnya mencakup hal-hal berikut:
- Rendemen ekstrak : Tidak kurang dari 0,4%
- Identitas ekstrak
Pemerian : Ekstrak kental berwarna hitam
kecokelatan, bau khas, rasa agak pahit
- Senyawa identitas : Mengandung antrakinon total tidak kurang
dari 1,00% dihitung sebagai aloin A
- Kadar abu total : Tidak lebih dari 4,9%
- Kadar abu tidak larut asam : Tidak lebih dari 0,5%
- Kadar air : Tidak lebih dari 12,5%
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI, 2017, Farmakope Herbal Indonesia Edisi II,
Kementerian Kesehatan, Jakarta.
Rahmayanti, S., & Satoto, T. B. T. (2021, November). Fraksi Larut Metanol Kulit
Lidah Buaya (Aloe Vera) Sebagai Larvasida terhadap Larva Nyamuk Aedes
Aegypti (Diptera: Culicidae). In Prosiding Seminar Nasional Penerapan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (pp. 181-188).
Singh, M., Govindarajan, R., Rawat, A. K. S., & Khare, P. B., 2008,
Antimicrobial Flavonoid Rutin from Pteris Vittata L. Against Pathogenic
Gastrointestinal Microflora. American Fern Journal, 98(2), 98–103.
doi:10.1640/0002-8444(2008)98[98:afrfpv]2.0.co;2
Syahidah, A., Saad, C. R., Hassan, M. D., Rukayadi, Y., Norazian, M. H., &
Kamarudin, M. S. (2017). Phytochemical analysis, identification and
quantification of antibacterial active compounds in betel leaves, piper betle
methanolic extract. Pakistan Journal of Biological Sciences, 20(2), 70–81.
https://doi.org/10.3923/pjbs.2017.70.81