1 cm
2 cm
Pemeriksaan alkaloid
Satu gram serbuk simplisia dibasakan dengan ammonia 25%, digerus dalam mortir,
kemudian ditambahkan kloroform, digerus kembali lalu fase kloroform disaring. filtrat
kloroform dikocok kuat dengan HCl 2N hingga terbentuk 2 fase. Fase asam (HCl) yang
berada lapisan atas diambil lalu dibagi empat bagian dan diperlakukan sebagai berikut:
(1) bagian pertama digunakan sebagai blangko (pembanding)
(2) bagian kedua ditambahkan pereaksi Mayer, jika menghasilkan kekeruhan atau endapan
berwarna putih menunjukkan adanya alkaloid
(3) bagian ketiga ditambahkan pereaksi Dragendorff, jika terbentuk kekeruhan atau endapan
berwarna jingga kekuningan/ merah bata, menunjukkan adanya alkaloid.
(4) bagian keempat ditambahkan pereaksi Wagner, jika terbentuk endapan coklat,
menunjukkan adanya alkaloid
Pemeriksaan flavonoid
Satu gram serbuk simplisia ditambahkan air, dipanaskan lalu disaring dan didinginkan. filtrat
yang diperoleh ditambahkan asam klorida (HCl 5N) dan serbuk magnesium dikocok kuat dan
ditambahkan, amil alkohol kemudian dikocok kuat, diamkan hingga terbentuk dua lapisan.
Jika terbentuk warna kuning, jingga, atau merah pada lapisan amil alkohol menunjukkan
adanya flavonoid.
Pemeriksaan saponin
Satu gram serbuk simplisia ditambahkan air, dipanaskan lalu disaring. Setelah dingin filtrat
dalam tabung reaksi dikocok kuat-kuat selama lebih kurang 30 detik. Pembentukan buih
sekurang-kurangnya setinggi 1 cm dan persisten selama sepuluh menit serta tidak hilang
setelah penambahan 1 tetes asam klorida encer menunjukkan bahwa dalam simplisia terdapat
saponin.
Pemeriksaan tanin/polifenolat
Satu gram serbuk simplisia ditambahkan air, dipanaskan kemudian disaring. Filtrat dibagi
tiga bagian dan diperlakukan sebagai berikut:
(1) Bagian satu, filtrat ditetesi larutan FeCl3. Terbentuknya warna biru-hitam menunjukkan
adanya tanin dan polifenolat alam.
(2) Bagian dua, filtrat diuji ulang dengan penambahan larutan gelatin 1%. Adanya endapan
putih menunjukkan adanya tanin.
(3) Bagian tiga, filtrat ditambahkan pereaksi Steasny, kemudian dipanaskan dalam penangas
air. Terbentuknya endapan merah muda menunjukkan adanya tanin katekat. Selanjutnya
endapan disaring, filtrat dijenuhkan dengan natrium asetat dan ditambahkan beberapa tetes
larutan FeCl3. Terbentuknya warna biru tinta menunjukkan adanya tanin galat.
Pemeriksaan kuinon
Satu gram serbuk simplisia dipanaskan dengan air, kemudian disaring. Filtrat ditetesi dengan
larutan NaOH 1N. Terbentuknya warna kuning hingga merah menunjukkan adanya senyawa
kelompok kuinon.
Dari 100 pm diambil sebanyak 1 ml, sebanyak 1 ml ditambahkan dengan 1 ml AlCl3 10% dan
8 ml asam asetat 5%. Larutan tersebut diukur absorbansinya pada panjang gelombang teoritis
428 nm dengan interval pada waktu 2 menit untuk sampai diperoleh absorbansi yang stabil
Dari larutan seri kadar kuersetin dibuat beberapa konsentrasi 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm, 30
ppm, dan 35 ppm. Sebanyak 1 ml larutan seri kadar dari masing-maasing konsentrasi
direaksikan dengan 1 ml AlCl3 10% dan 8 ml asam asetat 5%. Diamkan selama 1 menit
Larutan ekstrak 1000 ppm diambil sebanyak 1 ml, tambahkan 1 ml AlC3 10% dan 8 ml asam
asetat 5%, diamkan selama 1 menit, dilakukan pembacaan absorbansi pada panjang
gelombang maksimum
UJI ANTIOKSIDAN
A. Persiapan ekstrak
1. Pembuatan ekstrak dengan konsentrasi sebesar 100 ppm
1 g ekstrak pada 50 ml etanol.
2. Pembuatan ekstrak dengan variasi konsentrasi
Lakukan pengenceran menggunakan pelarut etanol dengan membuat variasi
konsentrasi yaitu 5 ppm, 6 ppm, 7 ppm, 8 ppm dan 9 ppm pada tiap masing-
masing sampel.
D. Cara kerja
Untuk sampel uji, disiapkan masing-masing 2 ml larutan sampel dan 2 ml larutan
DPPH. Kemudian, diinkubasi selama 30 menit pada suhu 27℃ hingga terjadi
perubahan warna dari aktivitas DPPH. Semua sampel dibuat triplo. Semua sampel
yaitu sampel ekstrak yang telah diinkubasi diukur absorbansinya menggunakan
spektrofotometer UV-vis pada panjang gelombang 517 nm.
Analisis pengujian antioksidan metode DPPH dilakukan dengan melihat perubahan warna
masing-masing sampel setelah diinkubasi bersama DPPH. Jika semua elektron DPPH
berpasangan dengan elektron pada sampel ekstrak maka akan terjadi perubahan warna sampel
dimulai dari ungu tua hingga kuning terang. Kemudian sampel diukur nilai absorbansinya
menggunakan spektrofotometer UV-vis pada panjang gelombang 517 nm.
y = a + bx
Keterangan :
x: konsentrasi sampel
y: persentase inhibisi
Keterangan :
a: intercept (titik potong garis dengan sumbu y saat x=0)
b: slope (kemiringan garis)