Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS PARASETAMOL DALAM SAMPEL JAMU DENGAN KLT

Tujuan
Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menetapkan kandungan BKO parasetamol dalam
sampel jamu pegal linu menggunakan metode KLT

Alat
Gelas beaker 250 mL
Gelas ukur 10 mL
Lampu UV
Pipet kapiler 2,0 µL
Lampu UV
Chamber KLT
Spektrofotodensitometer

Bahan
1. Serbuk parasetamol murni
2. Serbuk sampel jamu pegal linu
3. Plat sislika GF 254
4. Kloroform
5. Etanol

Prosedur
1. Pembuatan larutan baku
Timbang serbuk parasetamol 100 mg, larutkan dengan etanol ad 10 mL sehingga
diperoleh larutan induk parasetamol 10000 ppm.larutan induk dipipet sebanyak 1,0
mL, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan ditambahkan dengan etanol sampai
tanda batas.
2. Pembuatan larutan sampel
Ditimbang 1/40 bobot kemasan jamu, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL ad
etanol sampai dengan tanda batas. Setelah disonikasi, diamkan hingga bagian tak
larut mengendap sempurna. Bagian terlarut diambil dengan spuit dan digunakan
sebagai larutan sampel
3. Pembuatan larutan sampel yang diadisi BKO
Timbang 1/40 bobot kemsan jamu, masukkan ke dalam labu ukur 10 mL.
Ditambahkan dengan larutan induk parasetamol 1,0 mL, kemudian ad etanol hingga
tanda batas dan dihomogenkan. Larutan didiamkan hingga bagian tak larut
mengendap sempurna. Bagian terlarut diambil dengan spuit dan digunakan sebagai
larutan sampel
4. Instrumentasi dan kondisi analisis
Siapkan pelat KLT dengan ukuran 10 x 4 cm, diberi garis tepi atas dan bawah
masing-masing 1 cm. Jenuhkan bejana pengembang dengan eluen kloroform:etanol
(8:1). Masukkan pelat ke dalam chamber dan dilakukan eluasi hingga tanda batas.
Bercak noda diamati dengan lampu Uv dan spektrofotodensitometer.
ANALISIS KADAR DEKSAMETASON PADA SAMPEL JAMU MENGGUNAKAN KLT

Tujuan
Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menetapkan kandungan BKO deksametason
dalam sampel jamu pegal linu menggunakan metode KLT

Alat
1. erlenmeyer 250 mL
2. Gelas ukur 50 mL
3. Lampu UV
4. Pipet kapiler 2,0 µL
5. Lampu UV
6. Chamber KLT
7. Spektrofotodensitometer
8. Neraca analitik

Bahan
1. Baku pembanding deksametason
2. Serbuk sampel jamu pegal linu
3. Plat silika GF 254
4. Kloroform
5. Metanol
6. Dikloroetana
7. Dietil eter

Prosedur
1. Pembuatan larutan baku
Pembuatan larutan baku deksametason BPFI 0,1% dalam metanol sebanyak 10 mL.
2. Pembuatan larutan sampel
Ditimbang satu dosis jamu, dimasukkan ke dalam labu ukur erlenmeyer 250 mL dan
25 ml campuran kloroform:metanol (9:1). Larutan dihogenkan selama 30 menit,
disentrifus, dan dipisahkan antara residu dengan diltratnya. Filtrat kemudian
diuapkan di atas penangas air pada suhu 70˚C sampai kering. Sisa penguapan
dilarutkan dalam 5 ml metanol dan digunakan sebagai larutan sampel
3. Pembuatan larutan sampel yang diadisi BKO
Ditimbang satu dosis jamu, dimasukkan ke dalam labu ukur erlenmeyer 250 mL,
kemudian ditambahkan 5 mg deksametason BPFI dan 25 ml campuran
kloroform:metanol (9:1). Larutan dihogenkan selama 30 menit, disentrifus, dan
dipisahkan antara residu dengan diltratnya. Filtrat kemudian diuapkan di atas
penangas air pada suhu 70˚C sampai kering. Sisa penguapan dilarutkan dalam 5 ml
metanol dan digunakan sebagai larutan sampel
4. Instrumentasi dan kondisi analisis
Siapkan pelat KLT dengan ukuran 10 x 5 cm, diberi garis tepi atas dan bawah
masing-masing 1 cm. Masing-masing titik penotolan sampel berjarak 1 cm. Jenuhkan
bejana pengembang dengan dikloroetana:dietileter:metanol:akuades (77:15:8:1,2).
Masukkan pelat ke dalam chamber dan dilakukan eluasi hingga tanda batas. Bercak
noda diamati dengan lampu Uv dan spektrofotodensitometer.
ANALISIS KADAR PARASETAMOL PADA SAMPEL JAMU DENGAN
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Tujuan
Mahasiswa dapat menganalisis kandungan BKO parasetamol dalam sampel jamu
menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis

Alat
1. erlenmeyer 250 mL
2. Gelas ukur 50 mL
3. Lampu UV
4. Spektrofometer UV-Vis
5. Neraca analitik

Bahan
1. Baku pembanding parasetamol
2. Serbuk sampel jamu
3. Etanol 96%
4. Kertas saring Whatman nomer 42

Prosedur
1. Pembuatan larutan baku induk parasetamol
Pembuatan larutan baku parasetamol 400 ppm dalam etanol sebanyak 50 mL.
2. Pentapan panjang gelombang maksimum
Mennggunakan larutan baku kerja dengan konsentrasi 6 ppm diukur pada panjang
gelombang rentang 200-400 nm
3. Penetapan operating time
Larutan baku kerja 6 ppm diukur pada panjang gelombang maksimum sampai
diperoleh absorbansi yang relatif konstan dengan rentang pembacaan setiap 2 menit
sekali selama 20 menit
4. Pembuatan kurva baku
Menyiapkan seri larutan baku kerja denagn konsentrasi 2,4,6,8 dan 10 ppm. Serapan
masing-masing larutan diukur pada panjang gelombang maksimum sebanyak 2 kali
pembacaan. Hitung persamaan linearitas kurva baku.
5. Penetapan kadar larutan sampel
Gerus sampel jamu hingga homogen dan ditimbang sejumlah 20 mg dan dilarutkan
dengan 20 mL etanol. Larutan kemudian disaring dengan kertas saring dan
dimasukkan labu takar ad 50 mL. Larutan dipipet sebanyak 0,25 mL, masukkan labu
ukur ad 25 mL. Larutan diukur serapannya dan dihitung kadarnya.

Anda mungkin juga menyukai