Anda di halaman 1dari 13

ISOLASI PIGMEN KLOROFIL DAN KAROTENOID DARI BAYAM

(Laporan Praktikum Analisis Bahan dan Produk Pertanian)

Oleh
DEWI PUJI ASTUTI
1910516120011

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
PENDAHULUAN

Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui cara isolasi

pigmen klorofil dan pigmen karotenoid pada sampel bayam menggunakan metode

maserasi.

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :

1. Mortar dan alu

2. Timbangan analitik

3. Gelas beaker

4. Gelas ukur

5. Tabung reaksi

6. Pipet

7. Lemari asam

8. Sentrifug

9. Kit skala mikro

10. Erlenmeyer

11. Kertas

12. Stand
Bahan

Bahan yang digunakan pada paraktikum kali ini adalah

1. Bayam beku

2. Magnesium sulfat

3. Pasir

4. 5 ml aseton

5. Petroleum eter

6. 1 ml air

7. Na2SO4

8. Kapas

9. 5 ml ethanol

10. Alumina

11. Pigmen kering

12. 70:30 petroleum eter


METODOLOGI

a. Ektraksi pigmen dari bayam

1. Timbang sekitar 3 gram bayam beku menggunakan timbangan analitik. lalu

tambahkan 3 gram magnesium sulfat, bayam dan sejumput pasir ke mortar

dan hancurkan campuran selama kurang lebih 5 menit menggunakan alu.

Pastikan untuk memakai sarung tangan dan mengerjakan bagian dalamnya

untuk lemari asam

2. Siapkan 5 mililiter aseton 4 mililiter petroleum eter dan 1 mililiter air.

Selanjutnya 3 gram campuran bayam dimasukkan hati-hati kedalam tabung

reaksi. Tuangkan dengan membuat corong dari kertas penimbangan.

Tambahkan 5 mililiter aseton ke tabung reaksi, sumbat dengan sumbat

silikon selama 5 menit pastikan untuk memegang jempol di atas sumbat

sehingga tidak bisa keluar Lepaskan sumbat sesekali untuk menghilangkan

tekanan di dalam tabung reaksi gunakan pipet untuk memindahkan cairan

ke dalam tabung reaksi kecil yang bersih. Tambahkan 4 mililiter petroleum

eter ke stopper tabung reaksi baru dan kocok sebentar, kemudian

tambahkan1 mililiter air dan kocok sebentar lagi. sesekali lepaskan sumbat

untuk melepaskan tekanan.


3. Sentrifuge selama sekitar satu menit agar memiisahkan lapisan. Ingatlah

untuk menyeimbangkan centrifuge dengan tabung reaksi lainnya. Massa

atau volume yang sama berlawanan dari tabung reaksi setelah sentrifugasi

berhenti. Setelah sentrifuse benhenti sempurna, lepaskan tabung reaksi

dengan hati-hati, lapisannya yang terlihat adalah petroleum eter pada bagian

bawah dan pigmen di lapisan atas.

b. Kolom Pengeringan

1. Siapkan pasir, pipet, sodium sulfat, kapas dan ring stand. Letakkan kapas

diujung pipet yang dijepitkan pada stand, selanjutnya tambahkan sekitar ¼

inci pasir diikuti dengan satu inci natrium sulfat. Taruh tabung reaksi kecil

di bawah kolom pengering dengan hati-hati, pipet lapisan eter hijau (lapisan

atas) ke bagian atas kolom pengering dan biarkan mengalir melalui sodium

sulfat ke dalam tabung reaksi. Tutup tabung reaksi dengan parafilm dan

biarkan di laci selama 1 pekan hingga kering.

c. Memisahkan pigmen mengunakan kromatografi kolom

1. Siapkan pasir, 5 ml etenol, petroleum eter, 70/30 petroleum eter dan sekitar

3 ml alumina serta pigmen kering. Rehidrasi pigmen menggunakan sekitar

0,5 mililiter petroleum eter.

2. Siapkan kolom dengan menggunakan corong kolom kromatografi dan

penutup dari kit skala mikro. Pindahkan alumina ke dalam labu tambahkan

petroleum eter dan campurkan. Agar pencampuran sempurna, kolom


tuangkan alumina ke dalam kolom sementera pencampuran sambil diaduk

agar padatan tidak mengendap di dasar labu ketuk kolom dengan pensil

untuk membantu alumina mengendap dan menghindari retak. Jika

pengumpulannya lambat, pipet sisa petroleum eter dari kolom yang akan

digunakan kembali untuk mencampur alumina dalam labu, hati-hati jangan

sampai pipet alumina yang sudah mengendap. Ulangi proses ini sampai

sekitar 1 inci alumina. Tambahkan ¼ inci pasir ke kolom seperti pada

bagian 2, pastikan pasir rata.

3. Setelah petroleum eter yang tersisa hampir terserap ke dalam pasir,

tambahkan setengah dari pigmen hijau ke kolom. Pastikan kolom tidak

mengering setelah larutan hijau meresap. Setelah larutan hijau metesap ke

dalam alumina, tambahkan lebih banyak petroleum eter. Jika pigmen

kuning mulai terpisah dari pigmen hijau, terus menambahkan petroleum

eter sampai pigmen kuning mendekati bagian bawah kolom dan kemudian

dikumpulkan dalam tabung reaksi juga.

4. Jika larutan kuning tidak terpisah dari pigmen hijau, kemudian diubah

menjadi pelarut yang lebih polar seperti 70/30 petroleum eter sampai

pigmen kuning melewati kolom. Setelah larutan kuning mengumpulkan

pigmen kuning, ganti tabung reaksi ke 3 untuk mengumpulkan zat antara

pigmen hijau dan kuning sampai terlihat pigmen hijau bergerak ke bawah

tabung reaksi. Ganti tabung reaksi ke 4 untuk mengumpulkan pigmen hijau.


5. Jika pigmen hijau tidak bergerak turun, ganti dengan pelarut yang lebih

polar menjadi etanol. Ganti tabung reaksi untuk mengumpulkan pigmen

hijau.

6. Lalu di sini dapat terlihat 4 tabung reaksi, yaitu tabung 1 berisi pelarut,

tabung 2 berisi pigmen kuning, tabung 3 berisi pigmen antara kuning dan

hijau dan tabung 4 berisi pigmen hijau. Tabung reaksi 2 dan tabung reaksi

4 selanjutnya akan digunakan untuk lab TLC .


EKSTRAKSI BETA KAROTEN PADA WORTEL
(Laporan Praktikum Analisis Bahan dan Produk Pertanian)

Oleh
DEWI PUJI ASTUTI
1910516120011

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
PENDAHULUAN

Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui cara yang

digunakan untuk mengekstraksi beta karoten dari sampel wortel menggunakan

pelarut nonpolar.

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :

1. Tabung reaksi

2. Erlenmeyer

3. Gelas beaker

4. Aluminium foil

5. Corong pisah

6. Water bath

7. Blender

8. Spektofometer

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :

1. Wortel

2. Petroleum eter

3. Etanol
METODOLOGI

1. Ambil 30 gram wortel dan 100 ml etanol lalu masukkan kedalam blender,

blender hingga halus.

2. Masukkan ekstrak wortel ke dalam gelas beaker lalu tutup dengan

aluminiun foil, lalu letakkan diatas water bath.

3. Lalu ambil 5 ml petroleum eter dan masukkan ke dalam corong pemisah.

4. Ambil 5 ml ekstrak wortel dan masukkan ke dalam corong pemisah.

5. Pada jangka waktu yang teratur, lepaskan gas dengan membuka tutup

corong pemisah.

6. Setelah itu dua lapisan terbentuk.

7. Pisahkan lapisan bagian bawah dengan membuka kran pada corong.

8. Ambil larutan lapisan atas yang mengandung beta karoten dan masukkan

ke dalam 3 tabung reaksi, tutup bagian atasnya dengan aluminium foil.

9. Ambil 3 sampel dan masukkan ke dalam spektrofometer interval reguler

10 menit untuk mengukur kadar beta karoten pada sampel.


EKSTRAKSI KLOROFIL PADA BAYAM
(Laporan Praktikum Analisis Bahan dan Produk Pertanian)

Oleh
DEWI PUJI ASTUTI
1910516120011

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
PENDAHULUAN

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara ekstraksi klorofil

dari sampel bayam menggunakan metode TLC.

Alat

Alat yang digunakan pada praktikum kali ii adalah

1. Erlenmeyer 125 ml

2. Gelas beaker 250 ml

3. Pipet

4. TLC plate

5. Mortar dan alu

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :

1. Bayam

2. Aseton

3. Hexane
METODOLOGI

1. Haluskan sampel bayam dan aseton menggunkan mortar dan alu

2. Masukkan ekstrak aseton ke dalm erlenmeyer

3. Ektraksi klorofil dari aseton, dengan menambahkan hexane ke dalam ekstrak

aseton. Langkah ini menghasilkan 2 lapisan yaitu lapisan hexane yang

mengandung klorofil pada lapisan atas dan lapisan aseton pada bagian bawah.

Hexane dan klorofill bersifat non polar, sedangkan aseton bersifat polar. Oleh

karena itu klorofil larut ke dalam hexane dan terpisah dari aseton. massa jenis

hexane = 0.659 g/ml massa jenis aseton = 0.751 g/ml.

4. Pisahkan hexane dari lapisan aseton dengan dipindahkan menggunakan pipet

dan masukkan ke dalam gelas beaker bersih.

5. Siapkan pelat TLC - gambar garis pensil 1 cm dari dasar piring. Tempatkan

lapisan heksana di piring. Tempatkan kompleks tepat di atas garis. Letakkan

pelat TLC ke dalam gelas beaker (chamber) yang berisi pelarut hexan/asetone

70:30 agar jenuh dan ditutup gelas arloji. Dibiarkan hingga lempeng terelusi

sempurna, Kemudian plat KLT diangkat dan dikeringkan.Untuk mengetahui

lokasi dari noda dapat dilihat dengan menggunakan cahaya ultra violet pada

panjang gelombang 254 nm.Kemudian diukur harga Rfnya. Faktor Retardasi

(Rf), merupakan parameter kromatografi kromotogon kertas dan kromatografi

lapis tipis. Harga Rf merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu komponen

pada kromatografi dan pada kondisi tetap merupakan peranan karakteristik dan

produksibel. Rf didefinisikan sebagai perbandingan jarak yang ditempuh

komponen terhadap jarak yang ditempuh pelarut. (Fase bergerak).

Anda mungkin juga menyukai