Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

SOKLETASI

I. Tujuan Praktikum
a. Dapat mengamati bagian-bagian alat sokletasi dan mengetahui fungsi masing-masing
alat tersebut.
b. Dapat merangkai alat sokletasi dengan benar
c. Dapat melakukan ekstraksi simplisia dengan cara sokletasi
d. Dapat mengamati siklus penyarian pada proses sokletasi

II. Teori
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat
dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan pelarut
tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.
Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat disebut
ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam jumlah
kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi, melainkan dengan
teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan panas sehingga
diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih efesien. Isolasi semacam itu
disebut sokletasi.
Adapun prinsip sokletasi ini yaitu : Penyaringan yang berulang ulang sehingga
hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan
ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari.
Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan
senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang
tidak diinginkan
Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan
perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak dapat
digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang akan
diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi
ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan untuk pemisahan ini
adalah sokletasi
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan,
sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel, secara
teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa
kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada
labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat
diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu
zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.

Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :


1. Pelarut yang mudah menguap Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan
alkohol
2. Titik didih pelarut rendah.
3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.
4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.
6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.

Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut – pelarut


organik dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut heksana, eter,
petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa – senyawa trepenoid dan
lipid – lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat untuk memisahkan
senyawa – senyawa yang lebih polar. Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak.
menghasilkan pemisahan yang sempurna dari senyawa – senyawa yang diekstraksi.
Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang
sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi harus
dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar matahari, senyawa
dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian atau dekomposisi. Hal ini
akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel
tidak alami lagi.
Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan
saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena
sampel tidak terendam seluruhnya.
Dibanding dengan cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda sokletasi ini lebih
efisien, karena:
1. Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara berulang
kali.
2. Waktu yang digunakan lebih efisien.
3. Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda maserasi atau perkolasi.

Sokletasi dihentikan apabila :


1. Pelarut yang digunakan tidak berwarna lagi.
2. Sampel yang diletakkan diatas kaca arloji tidak menimbulkan bercak lagi.
3. Hasil sokletasi di uji dengan pelarut tidak mengalami perubahan yang spesifik.
Keunggulan sokletasi :
1. Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang.
2. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.
3. Proses sokletasi berlangsung cepat.
4. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.
5. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.

Kelemahan sokletasi :
1. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah rusak
atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian.
2. Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan pereaksi meyer,
Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.
3. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap.

III. Gambar Alat

IV. Alat dan Bahan


Bahan :
a. Sampel (Buah Pare)
b. Pelarut Organik (Methanol)
c. Kertas Saring
Alat :

a. Seperangkat alat soklestasi


b. Beaker glass
c. Alat perajang sample (pisau, gunting, dll)
d. Timbangan
e. Gelas ukur
f. Corong
g. Alat pemanas (rice cooker)
h. Sumber air dan pompa air

V. Prosedur Kerja
a. Cuci bersih simplisia, rajang halus dan keringkan tanpa terkena sinar matahari secara
langsung ataupada suhu rendah, kemudian diserbukkan
b. Timbang sebnayak 100 gram dan bungkus dengan kertas saring
c. Masukkan kedalam alat soklet (jangan sampai melebihi dari batas leher siphon)
d. Tambahkan pelarut melalui bagian atas alat soklet sambil simplisianya dipadatkan
supaya udara yang ada didalam sampel hilang hingga labu berisi pelarut separuh dari
kapasitas labu
e. Hidupkan rice cooker, biarkan proses sokletasi berjalan dan amati siklus penyarian
pada proses sokletasi
f. Hentikan sokletasi jika penyarian telah sempurna

VI. Pengamatan dan Hasil


a. Berat pare basah : 2,5 gram
b. Berat pare yang digunakan : 100 gram
c. Waktu mulai : 13.58 WIB
d. Waktu mendidih : 14.26 WIB
e. Waktu menetes pertama : 14.28 WIB
f. Pelarut yang digunakan : 1 Liter Methanol

Siklus 1 2 3 4 5 6 7 8 9
15.1 15.3 17.5 18.2 19.1 10.2 10.5 11.3 12.0
Waktu
7 8 9 3 2 1 7 0 4
Tetes/meni
46 82 100 110 108 105 110 130 150
t

Siklus 10 11 12 13 14 15 16 17
Waktu 12.36 13.10 13.43 14.30 15.07 15.31 16.04 16.46
Tetes/menit 176 165 180 178 188 190 114 195
VII. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan penyarian dengan metode sokletasi. Massa
buah pare yang digunakan ialah sebanyak 100 gram menghasilkan volume akhir
sebanyak 1 Liter dimana awalnya menggunakan pelarut Methanol 1 Liter. Jumlah siklus
dalam penyarian ini sebanyak 17 siklus . siklus ini dilakukan selama 1 hari yang dimulai
pada hari senin jam 13.58 WIB dan berakhir pada hari Selasa 16.45 WIB. Proses
sokletasi telah berakhir ditandai dengan cairan penyari di pipa sifon telah berwarna
bening.

Bila dibangdingkan dengan penelitian Aulia Rahman (2007) dengan judul


“Perbedaan Total Flavonoid antara metode maserasi dengan sokletasi pada ekstrak daun
Romania” didapat bahwa pada sokletasi terjadi 7 kali siklus untuk proses penyarian
sempurna, sedangkan pada praktikum ini terjadi sebanyak 17siklus. Hal ini diduga karena
jenis simplisia yang berbeda.

Proses sokletasi akan berlangsung dengan baik apabila menggunakan pelarut yang
cocok dengan sampel. Dalam praktikum ini, pelarut yang cocok dengan sampel buah pare
adalah metanol. Komponen yang akan dipisahkan sebaiknya dalam keadaan kering angin,
sehingga pelarut dapat dengan mudah mengekstrak komponen yang akan diambil dalam
sampel padat.

Identifikasi kandungan kimia hasil sokletasi buah pare :

Alkaloid Flavonoid Saponin Tannin Steroida Terpenoida


Ampas - - - - - -
Hasil + - - - - +

DAFTAR PUSTAKA

Aramico,Wien.Prof .2003. Penyusun Modul Praktikum Kimia Organik dan Pelatihan

Instruktur Praktikum Kimia Organik.FMIPA: Universitas Laporan Praktikum


KIMOR 1 Sokletasi Indonesia

http://chemedu09.wordpress.com/2011/05/08/sokletasi/

Anda mungkin juga menyukai