Ekstrak
Kenapa harus Dimurnikan
Ekstrak murni: ekstrak kasar yang telah dimurnikan dari senyawa inert melalui proses
penghilangan lemak, penyaringan menggunakan resin atau adsorben
Ekstrak murni mengandung senyawa aktif jauh lebih tinggi dari ekstrak kasar (60 % dari
awal 20 %)
Ekstrak cair dari hasil ekstraksi organic/air seringkali mengandung senyawa yg tidak
diinginkan spt: pigmen, tannin, karbohidrat, lilin, resin dan sejenisnya
Tanin akan mempengaruhi kekeruhan
Zat warna, karbohidrat, lilin, resin dan sejenisnya mempengaruhi kestabilan sifat fisika
ekstrak ketika akan diformulasikan
Purifikasi ekstrak dapat meningkatkan khasiat ekstrak dan memperkecil dosis
pemberian kepada pengguna
Metode pemurnian ekstrak bahan alami
mengontakkan suatu larutan dengan pelarut (solven) lain yang tidak saling melarut
(immiscible) dan mempunyai densitasyang berbeda sehingga akan terbentuk dua fasa
setelah penambahan solvent
proses ektraksi cair-cair merupakan proses perpindahan massa yang berlangsung secara
diffusional
Proses ekstraksi cair-cair terdiri dari dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan
ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase cair itu sesempurna mungkin dengan
menggunakan corong pisah.
Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen
dalam campuran. Solut akan berpindah ke solven yang memiliki kemampuan lebih besar
dalam mengikatnya (solut)
Pemurnian ekstrak dengan pengendapan
Metode pengendapan protein yang biasa dilakukan dalam pengendapan mananase adalah
menggunakan garam amonium sulfat dan pelarut organik aseton.
Pengendapan protein menggunakan pelarut organik berdasarkan pada pengurangan
kelarutan protein dan konstanta dielektrik pelarut.
Semakin banyak pelarut yang ditambahkan, semakin berkurang daya solvasi air dan
muatan pada molekul permukaan protein hidrofilik. Hal ini akan menjadikan molekul
protein saling berinteraksi dengan sesamanya sehingga protein mengendap.
Pemurnian ekstrak dengan Penyaringan
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari
cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring).
Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat
terlarutnya. Penyaring akan menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih
besar dari pori saringan dan meneruskan pelarut.
Adsorpsi menggunakan adsorben atau resin
penukar ion
PEMANFAATAN BATU PASIR LAUT WARNA HITAM TERAKTIVASI NaOH 4 N DAN
TERSALUT Fe2O3 SEBAGAI ADSORBEN ION NITRAT
Adsorpsi Ion Logam Cd2+ Menggunakan Adsorben Kitin Terikat Silang Glutaraldehid
ADSORPSI KESADAHAN (Ca) MENGGUNAKAN ADSORBEN BERBASIS SEKAM PADI
ADSORPSI ION SIANIDA DALAM LARUTAN MENGGUNAKAN ADSORBEN HIBRIDA
AMINOPROPIL SILIKA GEL DARI SEKAM PADI TERIMPREGNASI ALUMINIUM
Adsorpsi asam lemak bebas menggunakan adsorben berbasis limbah padat sagu
Adsorpsi Logam Besi (Fe) Menggunakan Adsorben dari Batang Pisang
ADSORPSI LOGAM BERAT (Pb) DARI LIMBAH CAIR DENGAN ADSORBEN ARANG
BAMBU AKTIF
Pemekatan Ekstrak
Proses untuk meningkatkan jumlah zat terlarut dalam ekstrak dengan cara mengurangi
jumlah pelarutnya dengan cara penguapan akan tetapi tidak sampai kering
pemekatan dengan menggunakan bantuan rotary vacuum evaporator akan menurunkan
tekanan uap pelarut, sehingga pelarut akan menguap di bawah titik didih normalnya.
Tujuannya adalah agar komponen fitokimia yang terdapat dalam ekstrak tidak mengalami
kerusakan akibat pemanasan yang berlebihan.
Rotary Vacuum Evaporator
Multivapor