Anda di halaman 1dari 38

ASPEK ETIKA DALAM

PRAKTIK KEFARMASIAN

Dr. Barnad Sp.F


Pekerjaan Kefarmasian :
pembuatan termasuk pengendalian mutu
Pekerjaan
Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan,
Kefarmasian : penyimpanan dan pendistribusi atau
? penyaluranan obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisional.

Profesi :
bidang pekerjaan yang dilandasi Profesi
pendidikan keahlian (ketrampilan,
kejuruan, dan sebagainya) tertentu ?
Karakteristik
Etika Profesi Profesi

1. Keterampilan yang berdasar pada


pengetahuan teoritis
2. Asosiasi profesional
3. Pendidikan yang ekstensif
4. Ujian kompetensi
Kode 5. Pelatihan instutional
Etik 6. Lisensi
7. Otonomi kerja
8. Kode etik
9. Mengatur diri
10. Layanan publik dan altruisme
11. Status dan imbalan yang tinggi
mempunyai pengetahuan teoritis yang
ekstensif dan memiliki keterampilan
1. Keterampilan yang berdasar
yang berdasar pada pengetahuan
pada pengetahuan teoritis
tersebut dan bisa diterapkan dalam
praktik.

memiliki badan yang diorganisasi oleh


2. Asosiasi profesional para anggotanya, untuk meningkatkan
status para anggotanya.

Profesi yang prestisius biasanya


3. Pendidikan yang ekstensif: memerlukan pendidikan yang lama
dalam jenjang pendidikan tinggi
Sebelum memasuki organisasi profesional,
biasanya ada persyaratan untuk lulus dari
4. Ujian kompetensi
suatu tes yang menguji terutama
pengetahuan teoretis.

mengikuti pelatihan istitusional di mana


calon profesional mendapatkan
pengalaman praktis sebelum menjadi
5. Pelatihan institutional
anggota penuh organisasi.,meningkatan
keterampilan melalui pengembangan
profesional.

Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan


proses sertifikasi sehingga hanya mereka
6. Lisensi
yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa
dipercaya
mengendalikan kerja dan pengetahuan teoritis
7. Otonomi kerja mereka agar terhindar adanya intervensi dari
luar.

Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik


bagi para anggotanya dan prosedur
8. Kode etik
pendisiplinan bagi mereka yang melanggar
aturan

Organisasi profesi harus bisa mengatur


9. Mengatur diri organisasinya sendiri tanpa campur tangan
pemerintah.
kerja profesinya dapat dipertahankan
selama berkaitan dengan kebutuhan
10.Layanan publik dan
publik, seperti layanan dokter
altruisme
berkontribusi terhadap kesehatan
masyarakat.

Profesi yang paling sukses akan meraih


status yang tinggi, prestise, dan imbalan
11. Status dan imbalan yang yang layak bagi para anggotanya. Hal
tinggi tersebut bisa dianggap sebagai
pengakuan terhadap layanan yang
mereka berikan bagi masyarakat.
Etimologi : dari bahasa Yunasi “Ethos” yakni adat atau
Etika ?
kebiasaan; watak; kesusilaan; sikap; cara berfikir

Soergarda Poerbakawatja
Etika merupakan sebuah filsafat berkaitan dengan nilai-nilai, tentang baik dan
buruknya tindakan dan kesusilaan.
Drs. H. Burhanudin Salam
Etika ialah suatu cabang ilmu filsafat yang berbicara tentang nilai -nilai dan norma
yang dapat menentukan perilaku manusia dalam kehidupannya.
Drs. O.P. Simorangkir
Etika ialah pandangan manusia terhadap baik dan buruknya perilaku manusia.
Etika ?

A. Mustafa
Mengungkapkan etika sebagai ilmu yang menyelidiki terhadap perilaku mana
yang baik dan yang buruk dan juga dengan memperhatikan perbuatan manusia
sejauh apa yang telah diketahui oleh akal pikiran.
W.J.S. Poerwadarminto
Menjelaskan etika sebagai ilmu pengetahuan mengenai asas-asas atau dasar-
dasar moral dan akhlak.
Drs. Sidi Gajabla
Menjelaskan etika sebagai teori tentang perilaku atau perbuatan manusia yang
dipandang dari segi baik & buruknya sejauh mana dapat ditentukan oleh akal
manusia.
Etika ?

Bertens
Etika merupakan nilai dan norma moral yang menjadi acuan bagi manusia secara
individu maupun kelompok dalam mengatur segala tingkah lakunya.
Ahmad Amin
Etika merupakan suatu ilmu yang menjelaskan tentang arti baik dan buruk serta
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, juga menyatakan sebuah tujuan
yang harus dicapai manusia dalam perbuatannya dan menunjukkan arah untuk
melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Hamzah Yakub
Etika merupakan ilmu yang menyelidiki suatu perbuatan mana yang baik dan
buruk serta memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui
oleh akal pikiran
Etika ?

Aristoteles
Mengemukakan etika kedalam dua pengertian yakni: Terminius
Technicus & Manner and Custom. 
• Terminius Technicus ialah etika dipelajari sebagai ilmu pengetahuan
yang mempelajari suatu problema tindakan atau perbuatan
manusia.
• Manner and custom ialah suatu pembahasan etika yang terkait
dengan tata cara & adat kebiasaan yang melekat dalam kodrat
manusia (in herent in human nature) yang sangat terikat dengan
arti “baik & buruk” suatu perilaku, tingkah laku atau perbuatan
manusia.
Kode Etik Apoteker :

• Mukadimah
• Bab I – Kewajiban Umum
• Bab II – Kewajiban Apoteker Terhadap Pasien
• Bab III – Kewajiban Apoteker terhadap teman sejawat
• Bab IV – Kewajiban Apoteker terhadap sejawat petugas
kesehatan lain
• Bab V – Penutu
Kode Etik Apoteker

MUKADIMAH
Bahwasanya seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas
kewajibannya serta dalam mengamalkan keahliannya harus
senantiasa mengharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan
Yang Maha Esa. Apoteker di dalam pengabdiannya serta
dalam mengamalkan keahliannya selalu berpegang teguh
kepada sumpah/janji Apoteker. Menyadari akan hal tersebut
Apoteker di dalam pengabdian profesinya berpedoman pada
satu ikatan moral yaitu :
Kode Etik Apoteker
Bab I – Kewajiban Umum

Pasal 1
Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
Sumpah / Janji Apoteker.

Pasal 2
Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia.

Pasal 3
Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi
Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada
prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
Kode Etik Apoteker
Bab I – Kewajiban Umum

Pasal 4
Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang
kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.

Pasal 5
Di dalam menjalankan tugasnya Seorang Apoteker harus menjauhkan diri dari
usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat
dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.
Kode Etik Apoteker
Bab I – Kewajiban Umum

Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang
lain.

Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.

Pasal 8
Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-
undangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada
khususnya.
Kode Etik Apoteker
Bab II – Kewajiban Apoteker terhadap
pasien

Pasal 9
Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan
kepentingan masyarakat. menghormati hak azasi pasien dan melindungi
makhluk hidup insani.
Kode Etik Apoteker
Bab III – Kewajiban Apoteker terhadap
teman sejawat

Pasal 10
Seorang  Apoteker  harus memperlakukan teman Sejawatnya sebagaimana ia
sendiri  ingin diperlakukan.

Pasal 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk
mematuhi ketentuan-ketentuan kode Etik.
Kode Etik Apoteker
Bab III – Kewajiban Apoteker terhadap
teman sejawat

Pasal 12
Seorang  Apoteker  harus mempergunakan setiap kesempatan  untuk
 meningkatkan kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara
keluhuran martabat jabatan kefarmasian,  serta  mempertebal  rasa  saling
mempercayai di dalam menunaikan tugasnya.
Kode Etik Apoteker
Bab IV – Kewajiban Apoteker terhadap
Sejawat Petugas kesehatan lain

Pasal 13
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk
membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai,
menghargai dan menghormati   sejawat petugas kesehatan lain.

Pasal 14
Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan
yang dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan
masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lain.
Kode Etik Apoteker Bab V – Penutup

Pasal 15
Seorang  Apoteker  bersungguh-sungguh  menghayati  dan  mengamalkan  kode
etik Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari.

Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau
tidak mematuhi kode etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan
 menerima sanksi dari pemerintah, ikatan/organisasi profesi farmasi yang
menanganinya (IAI) dan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Sumpah Apoteker

SAYA BERSUMPAH / BERJANJI AKAN MEMBAKTIKAN HIDUP SAYA


GUNA KEPENTINGAN PERIKEMANUASIAAN TERUTAMA DALAM
BIDANG KESEHATAN.

SAYA AKAN MERAHASIAKAN SEGALA SESUATU YANG SAYA KETAHUI


KARENA PEKERJAAN SAYA DAN KEILMUAN SAYA SEBAGAI
APOTEKER.

SEKALIPUN DIANCAM, SAYA TIDAK AKAN MEMPERGUNAKAN


PENGETAHUAN KEFARMASIAN SAYA UNTUK SESUATU YANG
BERTENTANGAN DENGAN HUKUM PERIKEMANUSIAAN.
Sumpah Apoteker

SAYA AKAN MENJALANKAN TUGAS SAYA DENGAN SEBAIK - BAIKNYA


SESUAI DENGAN MARTABAT DAN TRADISI LUHUR JABATAN
KEFARMASIAN.

DALAM MENUNAIKAN KEWAJIBAN SAYA, SAYA AKAN BERIKHTIAR


DENGAN SUNGGUH - SUNGGUH SUPAYA TIDAK TERPENGARUH
OLEH PERTIMBANGAN KEAGAMAAN, KEBANGSAAN, KESUKUAN,
KEPARTAIAN, ATAU KEDUDUKAN SOSIAL.

SAYA IKRAR SUMPAH / JANJI INI DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH


DENGAN PENUH KEINSYAFAN
Contoh Kasus I :

o Apotek Z letaknya sangat strategis


berada di tengah kota, buka ETIK ?
pelayanan tiap hari jam 16.00 – 22.00.
pasien sangat ramai serta jumlah
resep yang banyak dilayani. Setiap
hari rata-rata 100 lembar resep. Tn X
seorang tenaga teknis kefarmasian
juga merupakan PNS dan masuk
apotek jam 19.30. Karena banyaknya
pasien yang dilayani, penyerahan
obat oleh tenaga teknis kefarmasian
tidak sempat memberikan informasi HUKUM ?
yang cukup.
Contoh Kasus I :

Kode Etik Apoteker :


Pasal 1
“ Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi,
menghayati dan mengamalkan Sumpah / Janji
ETIK ? Apoteker “

Pasal 2
“ Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-
sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik
Apoteker Indonesia “
Contoh Kasus I :

Kode Etik Apoteker :


Pasal 3
“Setiap apoteker harus senantiasa menjalankan
profesinya sesuai kompetensi Apoteker Indonesia
serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh
pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan
ETIK ?
kewajibannya “
Pasal 5
“Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker
harus menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan
diri semata yang bertentangan dengan martabat dan
tradisiluhur jabatan kefarmasian”
Contoh Kasus I :

Kode Etik Apoteker :


Pasal 9 :
ETIK ? “ Seorang Apoteker dalam melakukan praktik
kefarmasian harus mengutamakan kepentingan
masyarakat. menghormati hak azasi pasien dan
melindungi makhluk hidup insani “
Contoh Kasus I :

o UU No 36 th 2009 tentang Kesehatan : Pasal 5 ayat (2),


pasal 8, pasal 108 ayat (1).
o UU No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen :
HUKUM Pasal 4 ayat (1)
? o PP No 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian :
pasal 1 ayat (13), pasal 20, pasal 21, pasal 51 ayat (1)
o Permenkes No 9 tahun 2017 tentang Apotek; Pasal 2
o Permenkes No 73 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Contoh Kasus I :

UU No 36 th 2009 tentang Kesehatan :


Pasal 5 :
2) Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, dan terjangkau.
Pasal 8 :
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya
termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan
diterimanya dari tenaga kesehatan.
Contoh Kasus I :

UU No 36 th 2009 tentang Kesehatan :


Pasal 108 :
1) Praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian
mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional
harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Contoh Kasus I :

UU No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen : Pasal 4 huruf a :


” hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan/atau jasa “
Contoh Kasus I :

PP No 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian :


o pasal 1 ayat (13) :
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh Apoteker.
o Pasal 20 :
Dalam menjalankan Pekerjaan kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian, Apoteker dapat dibantu oleh Apoteker pendamping dan/
atau Tenaga Teknis Kefarmasian.
PP No 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian :
Pasal 21
1) Dalam menjalankan praktek kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian, Apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian.
2) Penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh
Apoteker.
3) Dalam hal di daerah terpencil tidak terdapat Apoteker, Menteri dapat
menempatkan Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah memiliki STRTTK pada
sarana pelayanan kesehatan dasar yang diberi wewenang untuk meracik dan
menyerahkan obat kepada pasien.
Pasal 51
4) Pelayanan Kefarmasian di Apotek, puskesmas atau instalasi farmasi rumah
sakit hanya dapat dilakukan oleh Apoteker.
Contoh Kasus I :

Permenkes No 9 tahun 2017 tentang Apotek :


Pasal 2 :
Pengaturan Apotek bertujuan untuk:
a. meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di Apotek;
b. memberikan perlindungan pasien dan masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kefarmasian di Apotek; dan
Contoh Kasus I :

Permenkes No 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek,


pasal 3 ayat 3 :
“Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. pengkajian Resep;
b. dispensing;
c. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
d. konseling;
e. Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care);
f. Pemantauan Terapi Obat (PTO); dan
g. Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
Contoh Kasus II :

o Seorang ibu bernama Mrs. M, Warga Kelurahan Sudiang ini menuturkan, dia
membeli obat di salah satu apotek di Daya. Dia mencari obat diare. Saat itu,
kata Mrs. M, dirinya hendak membeli Lacto B, suplemen makanan. Namun,
oleh penjaga apotek, jenis obat tersebut dinyatakan habis. Penjaga apotek
tersebut, kemudian menawarkan Dialac yang tersimpan di dalam lemari
pendingin. Menurut penjaga apotek tersebut, Dialac memiliki komposisi dan
kegunaan yang sama dengan Lacto B. Mrs. M mengatakan, setelah obat
tersebut diminumkan ke anaknya dengan cara mencampur ke susu, si buah
hatinya mengalami muntah hingga lima kali. Mrs. M mengaku panik. Dia pun
kemudian membaca seksama sampul Dialac tersebut. Hasinya, suplemen
makanan dengan nomor registrasi POM SI.044 216 731 tersebut memiliki masa
kedaluwarsa 19 November 2017 sebagaimana yang tercantum di pembungkus
obat.
Contoh Kasus III :

o Seorang pasien mendapat resep obat paracetamol generik, tetapi


karena obat paracetamol merek dagang Y jumlahnya digudang
masih banyak dan kecenderungan medekati tahun ED, maka obat
paracetamol generik di dalam resep diganti dengan obat Y yang
kandungannya sama. Harga obat Y lebih mahal dibandingkan obat
generik, tetapi dengan informasi ke pasien bahwa efek obat Y lebih
cepat maka pasien menerimanya.

Anda mungkin juga menyukai