PRAKTIK KEFARMASIAN
Profesi :
bidang pekerjaan yang dilandasi Profesi
pendidikan keahlian (ketrampilan,
kejuruan, dan sebagainya) tertentu ?
Karakteristik
Etika Profesi Profesi
Soergarda Poerbakawatja
Etika merupakan sebuah filsafat berkaitan dengan nilai-nilai, tentang baik dan
buruknya tindakan dan kesusilaan.
Drs. H. Burhanudin Salam
Etika ialah suatu cabang ilmu filsafat yang berbicara tentang nilai -nilai dan norma
yang dapat menentukan perilaku manusia dalam kehidupannya.
Drs. O.P. Simorangkir
Etika ialah pandangan manusia terhadap baik dan buruknya perilaku manusia.
Etika ?
A. Mustafa
Mengungkapkan etika sebagai ilmu yang menyelidiki terhadap perilaku mana
yang baik dan yang buruk dan juga dengan memperhatikan perbuatan manusia
sejauh apa yang telah diketahui oleh akal pikiran.
W.J.S. Poerwadarminto
Menjelaskan etika sebagai ilmu pengetahuan mengenai asas-asas atau dasar-
dasar moral dan akhlak.
Drs. Sidi Gajabla
Menjelaskan etika sebagai teori tentang perilaku atau perbuatan manusia yang
dipandang dari segi baik & buruknya sejauh mana dapat ditentukan oleh akal
manusia.
Etika ?
Bertens
Etika merupakan nilai dan norma moral yang menjadi acuan bagi manusia secara
individu maupun kelompok dalam mengatur segala tingkah lakunya.
Ahmad Amin
Etika merupakan suatu ilmu yang menjelaskan tentang arti baik dan buruk serta
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, juga menyatakan sebuah tujuan
yang harus dicapai manusia dalam perbuatannya dan menunjukkan arah untuk
melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Hamzah Yakub
Etika merupakan ilmu yang menyelidiki suatu perbuatan mana yang baik dan
buruk serta memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui
oleh akal pikiran
Etika ?
Aristoteles
Mengemukakan etika kedalam dua pengertian yakni: Terminius
Technicus & Manner and Custom.
• Terminius Technicus ialah etika dipelajari sebagai ilmu pengetahuan
yang mempelajari suatu problema tindakan atau perbuatan
manusia.
• Manner and custom ialah suatu pembahasan etika yang terkait
dengan tata cara & adat kebiasaan yang melekat dalam kodrat
manusia (in herent in human nature) yang sangat terikat dengan
arti “baik & buruk” suatu perilaku, tingkah laku atau perbuatan
manusia.
Kode Etik Apoteker :
• Mukadimah
• Bab I – Kewajiban Umum
• Bab II – Kewajiban Apoteker Terhadap Pasien
• Bab III – Kewajiban Apoteker terhadap teman sejawat
• Bab IV – Kewajiban Apoteker terhadap sejawat petugas
kesehatan lain
• Bab V – Penutu
Kode Etik Apoteker
MUKADIMAH
Bahwasanya seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas
kewajibannya serta dalam mengamalkan keahliannya harus
senantiasa mengharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan
Yang Maha Esa. Apoteker di dalam pengabdiannya serta
dalam mengamalkan keahliannya selalu berpegang teguh
kepada sumpah/janji Apoteker. Menyadari akan hal tersebut
Apoteker di dalam pengabdian profesinya berpedoman pada
satu ikatan moral yaitu :
Kode Etik Apoteker
Bab I – Kewajiban Umum
Pasal 1
Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
Sumpah / Janji Apoteker.
Pasal 2
Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia.
Pasal 3
Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi
Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada
prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
Kode Etik Apoteker
Bab I – Kewajiban Umum
Pasal 4
Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang
kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.
Pasal 5
Di dalam menjalankan tugasnya Seorang Apoteker harus menjauhkan diri dari
usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat
dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.
Kode Etik Apoteker
Bab I – Kewajiban Umum
Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang
lain.
Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.
Pasal 8
Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-
undangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada
khususnya.
Kode Etik Apoteker
Bab II – Kewajiban Apoteker terhadap
pasien
Pasal 9
Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan
kepentingan masyarakat. menghormati hak azasi pasien dan melindungi
makhluk hidup insani.
Kode Etik Apoteker
Bab III – Kewajiban Apoteker terhadap
teman sejawat
Pasal 10
Seorang Apoteker harus memperlakukan teman Sejawatnya sebagaimana ia
sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk
mematuhi ketentuan-ketentuan kode Etik.
Kode Etik Apoteker
Bab III – Kewajiban Apoteker terhadap
teman sejawat
Pasal 12
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk
meningkatkan kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara
keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling
mempercayai di dalam menunaikan tugasnya.
Kode Etik Apoteker
Bab IV – Kewajiban Apoteker terhadap
Sejawat Petugas kesehatan lain
Pasal 13
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk
membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai,
menghargai dan menghormati sejawat petugas kesehatan lain.
Pasal 14
Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan
yang dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan
masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lain.
Kode Etik Apoteker Bab V – Penutup
Pasal 15
Seorang Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan kode
etik Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari.
Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau
tidak mematuhi kode etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan
menerima sanksi dari pemerintah, ikatan/organisasi profesi farmasi yang
menanganinya (IAI) dan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Sumpah Apoteker
Pasal 2
“ Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-
sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik
Apoteker Indonesia “
Contoh Kasus I :
o Seorang ibu bernama Mrs. M, Warga Kelurahan Sudiang ini menuturkan, dia
membeli obat di salah satu apotek di Daya. Dia mencari obat diare. Saat itu,
kata Mrs. M, dirinya hendak membeli Lacto B, suplemen makanan. Namun,
oleh penjaga apotek, jenis obat tersebut dinyatakan habis. Penjaga apotek
tersebut, kemudian menawarkan Dialac yang tersimpan di dalam lemari
pendingin. Menurut penjaga apotek tersebut, Dialac memiliki komposisi dan
kegunaan yang sama dengan Lacto B. Mrs. M mengatakan, setelah obat
tersebut diminumkan ke anaknya dengan cara mencampur ke susu, si buah
hatinya mengalami muntah hingga lima kali. Mrs. M mengaku panik. Dia pun
kemudian membaca seksama sampul Dialac tersebut. Hasinya, suplemen
makanan dengan nomor registrasi POM SI.044 216 731 tersebut memiliki masa
kedaluwarsa 19 November 2017 sebagaimana yang tercantum di pembungkus
obat.
Contoh Kasus III :