Anda di halaman 1dari 31

PEMANTAUAN KADAR OBAT DALAM DARAH

(Therapeutic Drug Monitoring = TDM )


OLEH SUHARJONO
DOSEN FAKULTAS FARMASI UNAIR
HP/WA 08121733877
Email : shj_ms_id@yahoo.com
Fb : Suharjono Pharmacist
7/12/2019 1
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT
Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan meliputi:
1. pengkajian dan pelayanan Resep;
2. penelusuran riwayat penggunaan Obat;
3. rekonsiliasi Obat;
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
5. konseling;
6. visite;
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO);
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO);
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);
10. dispensing sediaan steril; dan
11. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)

7/12/2019 2
DEFINISI TDM
Pemantauan kadar obat (TDM) adalah praktik klinis
yang melibatkan pengukuran kadar obat dalam darah
atau plasma pasien pada waktu yang ditentukan
untuk memberikan panduan tentang rejimen dosis
yang diperlukan untuk mempertahankan kadar
rentang terapi.
Clinical Pharmacy Education, Practice and Research, 2019
Di Indonesia : 1991-1997 : RSCM-RSDS-RSSA dengan alat TDX (FPIA)

7/12/2019 3
Obat yang perlu TDM
a. Punya Indeks terapi sempit
b. Kadar obat atau metabolit aktif obat dalam plasma memiliki hubungan
dengan efek farmakologis atau toksik.
c. Ada kegagalan terapi (tidak efektif, toksik)
d. Ada variasi individu yang besar.
e. Kadar obat dalam plasma dapat diukur dan Teknik analitik yang tepat,
mudah, tersedia dan murah
f. Dugaan non compliance
g. Obat non limier / saturasi
h. Ada gangguan fungsi organ
William Clarke, dan Amitava Dasgupta, Clinical Challenges in Therapeutic Drug Monitoring, 2016

7/12/2019 4
TDM tidak diperlukan untuk
a. Obat dengan indeks terapi yang lebar

b. Ketika dapat mengukur respon klinis secara langsung


mis. Tekanan darah, glukosa darah

7/12/2019 5
Tujuan dari TDM adalah untuk :
Memantau kepatuhan
Terapi individualisasi
selama terapi awal
selama perubahan dosis
Mendiagnosis pengobatan kurang optimal
Menghindari toksisitas
Memantau dan mendeteksi interaksi obat
Memutuskan dihentikannya terapi

7/12/2019 6
7/12/2019 7
7/12/2019 8
Kara Lynch,

7/12/2019 9
William Clarke, dan Amitava Dasgupta, Clinical Challenges in Therapeutic Drug Monitoring, 2016

7/12/2019 10
William Clarke, dan Amitava Dasgupta, Clinical Challenges in Therapeutic Drug Monitoring, 2016

7/12/2019 11
7/12/2019 12
DAFTAR OBAT YANG PERLU TDM

DN dosis baru dapat


dihitung dari dosis
sebelumnya D dibagi
kadar plasma
sebelumnya (C )
dan dikalikan kadar
plasma yang
dikehendaki CN

7/12/2019 13
William Clarke, dan Amitava Dasgupta, Clinical Challenges in Therapeutic Drug Monitoring, 2016

Css-saat sudah 4--5


x t1/2

7/12/2019 14
7/12/2019 15
Faktor yg dapat mempengaruhi hasil TDM
Obat Formulasi
Rute Pemakaian
Regimen dosis
Farmakokinetik (Vd, waktu paruh, metabolit)

Pasien Usia Pasien (pediatrik, geriatri)


Komposisi tubuh
Fungsi ginjal
Fungsi hati
Kepatuhan
Kehamilan
Status protein
Farmakogenetika
Penyakit / Keganasan
7/12/2019 16
Spesimen Tabung yg sesuai,
antikoagulan
Waktu sampling yg benar
Metode pengambilan sampel
Penyimpanan - stabilitas
Penanganan sampel
Metoda Ekstraksi zat aktif
Analisa Sensitivitas
Spesifisitas
obat
Efek pengisi
Lain-lain Obat lain yg digunakan
Suplemen
Diet
Kesalahan pencatatan
7/12/2019 17
PENGARUH PADA FARMAKOKINETIK OBAT

Drug interaction in metabolism Infusion in renal failure

7/12/2019 18
William Clarke, dan Amitava Dasgupta, Clinical Challenges in Therapeutic Drug Monitoring, 2016

7/12/2019 19
William Clarke, dan Amitava Dasgupta, Clinical Challenges in Therapeutic Drug Monitoring, 2016

7/12/2019 20
William Clarke, dan Amitava Dasgupta, Clinical Challenges in Therapeutic Drug Monitoring, 2016

7/12/2019 21
William Clarke, dan Amitava Dasgupta, Clinical Challenges in Therapeutic Drug Monitoring, 2016

7/12/2019 22
William Clarke, dan Amitava Dasgupta, Clinical Challenges in Therapeutic Drug Monitoring, 2016

7/12/2019 23
William Clarke, dan Amitava Dasgupta, Clinical Challenges in Therapeutic Drug Monitoring, 2016

7/12/2019 24
William Clarke, dan Amitava Dasgupta, Clinical Challenges in Therapeutic Drug Monitoring, 2016

7/12/2019 25
7/12/2019 26
7/12/2019 27
7/12/2019 28
Matur suksma
terimakasih

7/12/2019 29
CONTOH KASUS 1 :
Seorang pasien pria berusia 55 tahun dengan riwayat epilepsi dirawat dengan
dugaan pneumonia dan mulai dengan di Tx co-amoxiclav dan clarithromycin.
Selanjutnya dosis maintenance fenitoin adalah 100mg oral 3 x sekali sehari. Dua hari
kemudian, dia mengeluh ketidaknyamanan mulut dan diresepkan flukonazol 50mg
setiap hari untuk gangguan mulut..
Lima hari setelah perawatan pneumonia, ia mengalami nystagmus dan
bicara tidak jelas dan dokter mencurigai keracunan fenitoin.
Sampel darah diambil untuk diukur kadar Fenitoinnya dan ternyata kadar Fenitoin 25
ug/ml
Pertanyaan : Jelaskan mengapa terjadi dan apa rekomendasi farmasis tentang
pemberian obat di atas?

7/12/2019 30
CONTOH KASUS 2 :
Seorang pasien dewasa yang dirawat inap , didiagnosis menderita
pielonefritis dan kultur urin positif organisme Gram-negatif yang
peka terhadap gentamisin. Selanjutnya Gentamisin diberikan sekali
sehari 180 mg. Kadar Gentamisin dalam serum 2,2 mcg/ml

Pertanyaan :
Apa yang perlu diperhatikan dengan kadar serum gentamisin dan keamanannya ?
Berapa dosis Gentamisin sekali sehari seharusnya dan mengapa tidak 2 kali sehari ?

7/12/2019 31

Anda mungkin juga menyukai