Anda di halaman 1dari 8

Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product

http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
Volume 02, Nomor 02 , September 2019
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

Analisis Hubungan Polifarmasi Dan Interaksi Obat Pada Pasien Rawat Jalan
Yang Mendapat Obat Hipertensi Di Rsp. Dr. Ario Wirawan Periode Januari-Maret 2019

Analysis of Polipharmacy related to Drug Interaction for Outpatients with Antihypertension


Drug at Dr. Ario Wirawan Hospital during January-March 2019

Lamtiar Parulian1, Ening Listyanti2, Anita Kumala Hati¹, Istianatus Sunnah¹,


¹Program Studi Farmasi Universitas Ngudi Waluyo,
²Instalasi Farmasi RSP dr. Ario Wirawan Salatiga
email: lamtiarparulian31@gmail.com

ABSTRAK
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang.
Riskesdas tahun 2013 menyatakan bahwa prevalensi hipertensi secara umum diindonesia sebesar
26,5% dengan proporsi serbesar berada di Jawa Tengah yaitu 57,89%. Polifarmasi secara
signifikan bisa meningkatkan resiko interaksi obat dimana interaksi obat merupakan salah satu
faktor penting dalam drug related problem yang dapat mempengaruhi outcome terapi pasien.
Interaksi obat merupakan satu dari delapan kategori masalah terkait obat (drug-related problem)
yang dapat mempengaruhi outcome klinis pasien, dengan meningkatnya kompleksitas obat-obat
yang digunakan dalam pengobatan saat ini dan kecenderungan terjadinya praktik polifarmasi,
maka kemungkinan terjadinya interaksi obat semakin besar. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan interaksi obat dalam resep polifarmasi pada pasien yang mendapat
terapi obat antihipertensi di instalasi farmasi RSP dr. Ario Wirawan Salatiga. Penelitian ini
dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan resep pasien hipertensi rawat jalan di Rumah
Sakit Paru Ario Wirawan Salatiga periode Januari-Maret 2019 sebanyak 72 sampel yang
termasuk ke dalam kriteria inklusi. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan Drug
Interaction Facts dan di analisis dengan Spearman test. Diperoleh data bahwa jumlah interaksi
obat-obat yang terjadi (51,39%). Pola mekanisme yang terbanyak adalah farmakokinetik
(53,97%) dengan tingkat keparahan yang terbanyak adalah minor (42,86%). Hasil menunjukkan
adanya korelasi antara jumlah obat dengan kejadian interaksi (r=0,986, p=000) adanya hubungan
yang sangat signifikan.
Kata kunci : Interaksi Obat, polifarmasi, terapi obat hipertensi.

ABSTRACT
Hypertension is a common problem in developing countries. Based on the basic health research
in 2013, the prevalence of hypertension in Indonesia was 26.5% with a large proportion in
Central Java at 57.89%. Polypharmacy can significantly increase the risk of drug interactions
where drug interactions are an important factor in drug related problems that can affect the
outcome of patient therapy. Drug interaction is one of eight categories of drug-related problems
that can affect a patient's clinical outcome. Increasing complexity of the drugs used in current
treatment will raise the tendency for polypharmacy to occur, resulting higher chance for the drug
interaction possibility.This study is aimed to find relationship of drug interactions with
polypharmacy prescriptions by patients receiving antihypertensive drug therapy in Dr. Ario
Wirawan Hospital. This study was conducted retrospectively using the outpatient prescription
Submitted: 11 June 2019 Revised : 13 July 2019 Accepted : 7 August 2019 79
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
Volume 02, Nomor 02 , September 2019
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

that entered the inclusion criteria at Dr. Ario Wirawan Hospital Salatiga. A total of 72 samples
that included in the inclusion criteria. Data were analyzed descriptively using Drug Interaction
Facts and analyzed by Spearman test. Result showed that the number of drug interactions that
occurred (51,39%). The most mechanism pattern of the drug interaction was pharmacokinetics
(53,97%) with the highest severity level being minor (42,86%). This study showed that there is a
a very significant correlation between the number of drugs and interactions (r = 0.986, p = 000).
Keywords : Drug interactions, polypharmacy, hypertension drug therapy

PENDAHULUAN Polifarmasi obat dibagi menjadi 3 tipe


Rumah sakit merupakan institusi yaitu, duplikasi, opposition dan alteration.
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan Duplikasi yaitu ketika dua obat dengan efek
pelayanan kesehatan perorangan secara yang sama diberikan secara bersamaan, maka
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat dapat meningkatkan resiko terjadinya efek
inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Peraturan samping Opposition adalah ketika dua obat
Menteri Kesehatan, 2016). dengan efek yang berlawanan diberikan secara
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter bersamaan dapat berinteraksi yang
atau dokter gigi, kepada Apoteker, baik dalam mengakibatkan menurunkan efektivitas salah
bentuk paper maupun electronic untuk satu obat atau keduanya. Alteration yaitu
menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien terjadinya perubahan dari fungsi atau performa
sesuai peraturan yang berlaku (Peraturan absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi
Menteri Kesehatan, 2016). suatu obat akibat obat yang lain (Sari, 2012).
Hipertensi merupakan faktor resiko utama Interaksi obat merupakan satu dari
yang menyebabkan serangan jantung dan stroke, delapan kategori masalah terkait obat (drug-
yang menyerang sebagian besar penduduk dunia related problem) yang dapat mempengaruhi
salah satunya di Indonesia (Rahajeng and outcome klinis pasien, dengan meningkatnya
Tuminah, 2009). kompleksitas obat-obat yang digunakan dalam
Pasien hipertensi rawat jalan cenderung pengobatan saat ini dan kecenderungan
memerlukan dua atau lebih obat (polifarmasi), terjadinya praktik polifarmasi, maka
baik obat antihipertensi atau obat non kemungkinan terjadinya interaksi obat semakin
antihipertensi jika disertai penyakit penyerta. besar (Sari, 2012).
Polifarmasi adalah penggunaan obat lebih dari Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
yang diperlukan secara medis dan dapat tertarik untuk meneliti tentang “Analisis
meningkatkan resiko interaksi obat obat atau Hubungan Polifarmasi dan Interaksi obat Pada
obat penyakit dimana interaksi obat merupakan Pasien yang mendapat Obat Hipertensi Rawat
faktor penting dalam drug related problem yang Jalan di RS Paru Ario Wirawan Salatiga Periode
dapat mempengaruhi outcome terapi pasien Januari-Maret 2019”karena di RS Paru Ario
(Maher et al., 2014). Wirawan belum ada penelitian tentang
Polifarmasi berasal dari kata Yunani yaitu hubungan polifarmasi dan interaksi obat pada
poly yang berarti lebih dari satu dan pharmacon pasien rawat jalan dan untuk mengetahui jumlah
yang berarti obat. Defini alternatif untuk interaksi obat-obat, pola mekanisme, tingkat
polifarmasi adalah penggunaan obat lebih dari keparahan, mengetahui hubungan antara jumlah
yang diperlukan secara medis (Herdaningsih et interaksi dengan jumlah diagnosis pada pasien
al., 2016). rawat jalan yang dirawat di Rumah Sakit Paru
Ario Wirawan Salatiga. Penelitian ini

Submitted: 11 June 2019 Revised : 13 July 2019 Accepted : 7 August 2019 80


Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
Volume 02, Nomor 02 , September 2019
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

diharapkan dapat memperoleh informasi yang ada didepo Farmasi rawat jalan periode
hubungan antara polifarmasi dan interaksi obat Januari-maret 2019 yang diambil secara
pada pasien yang mendapat oabt hipertensi Purposive Sampling.
rawat jalan. Data dianalisis dengan metode deskriptif
non analitik untuk memperoleh gambaran
METODE PENELITIAN mengenai kemungkinan adanya interaksi
Penelitian ini menggunakan desain obat menggunakan literature Drug
penelitian non eksperimental secara deskriptif Interaction Facts (DIF). Data diolah dalam
analitik dengan metode Retrospektif. Penelitian bentuk tabel dan di Analisis dengan
ini dilakukan di RS Paru Ario Wirawan salatiga Spearman test untuk mengetahui Hubungan
pada tanggal Juni-Juli 2019. Polifarmasi dengan Iteraksi Obat.

POPULASI DAN SAMPEL HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Populasi 1. Demografi sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah data Tabel. 1. Karateristik Sampel
resep penerima obat hipertensi rawat jalan Karakteristik Jumlah Persentase
di Rumah Sakit Paru Ario Wirawan Pasien Pasien (%)
Jenis Laki-laki 25 34,72
Salatiga sebanyak 264. Perempuan 47 65,28
2. Sampel Total 72 100
Pada penelitian ini rumus yang dipakai Umur 40-49 14 19,44
untuk menentukan jumlah sampel adalah: 50-59 22 30,56
N >60 36 50,00
= ܾN.(d2 (Rumus Slovin) rumus ini
Total 72 100
merupakan penentuan sampel yang
digunakan untuk jumlah populasi yang Hasil penelitian menunjukkan
sudah pasti jumlahnya (Sani Fathnur, 2016) bahwa jumlah pasien perempuan lebih
dimana n= jumlah sampel, N= jumlah banyak dibandingkan laki-laki. Pada
populasi, dan d= tingkat kesalahan penelitian ini dapat dilihat jumlah pasien
(umumnya digunakan 1% 5% dan 10%) terbanyak berdasarkan jenis kelamin
yang dipiih, dalam penelitian ini peneliti menunjukkan jumlah pasien perempuan
memilih tingkat kesalahan 10% dan jumlah adalah 47 pasien (65,28%) dan laki-laki
populasi adalah jumlah sampel yang masuk sebanyak 25 pasien (34,72%). Hal ini
kriteria inkusi. sesuai dengan data bahwa angka

n = ܾ2ܾ ( h 2 kejadian hipertensi pada wanita lebih
2ܾ tinggi dibandingkan pada pasien laki-
n= ܾ2ܾ (h 2 laki. Prevalensi hipertensi dunia menurut
n=
2ܾ World Health Organisation (WHO)
ܾ2ܾ (h h dalam World Health Statistic (2012)

n= ܾ2 ܾ
mencapai 24,2% pada laki-laki dan
2ܾ 29,8% pada perempuan. Kemungkinan
n= ܾ di sebabkan karena perempuan lebih
n = 72 sampel mudah stres dibandingkan dengan pria.
Selain itu, wanita berumur 40 tahun akan
Sampel diperoleh menggunakan Lembar mengalami menopause yang
Pengambilan Data (LPD) dan sampel Resep menyebabkan hormon esterogen

Submitted: 11 June 2019 Revised : 13 July 2019 Accepted : 7 August 2019 81


Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
Volume 02, Nomor 02 , September 2019
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

menurun. Penurunan hormon esterogen terdapat 6 (2,58%).


dapat meningkatkan tekanan darah Amlodipin mempunyai mekanisme
karena esterogen berperan melawan yang sama dengan antagonis kalsium
hipertensi melalui penghambatan jalur golongan dihidropiridin lainnya yaitu
vasokontrikrtor oleh sistem saraf dengan merelaksasi arteriol pembuluh darah.
simpatik dan angiotensin (WHO, 2012). Amlodipin bersifat vaskuloselektif,
Karakteristik berdasarkan umur, memiliki bioavailibilitas oral yang relatif
yang utama diperoleh dalam penelitian rendah, memiliki waktu paruh yang panjang,
ini terdapat pada umur >60 tahun dan absorbsi yang lambat sehingga
sebanyak 36 (50,00%), kedua terdapat mencegah tekanan darah turun secara
pada umur 50-59 tahun sebanyak 22 mendadak. Amlodipin juga merupakan obat
(30,56%) dan yang terakhir terdapat yang sangat bermanfaat mengatasi
pada umur 40-49 tahun sebanyak 14 hipertensi darurat karena dosis awalnya
pasien (19,44%). Umur merupakan salah yaitu 10 mg, dapat menurunkan tekanan
satu faktor resiko yang tidak dapat darah dalam waktu 10 menit (Nafrialdi,
dikontrol. Seiring bertambahnya umur, 2008).
tekanan darah meningkat dan hipertensi
sering terjadi pada usia lanjut. Rahajeng 3. Analisis kejadian interaksi
dan Tuminah (2009). Tabel 3. Analisis Kejadian Interaksi
Kejadian Jumlah Persentase
2. Penggunaan Obat Antihipertensi pada Interaksi Pasien (%)
Terjadi
Pasien yang mendapat Terapi Obat Interaksi
37 51,39
Hipertensi Tidak Terjadi
Tabel 2. Penggunaan Obat 35 48,61
Interaksi
Antihipertensi
Nama Obat Jumlah Persentase Total 72 100
Penggunaan (%)
Amlodipin 48 20,68 Jumlah Kasus 63 100
Spironolaktone 47 20,29
Furosemide 40 17,24
Candesartan 31 13,36 Jumlah obat yang diterima pasien
Bisoprolol 28 12,06 merupakan salah satu faktor yang
Irbesartan 22 9,48 mempengaruhi interaksi obat (Faizah,
Herbeser 10 4,31
Propranolol 6 2,58
2018). Pada penelitian ini dari jumlah resep
Total 232 100 yang diambil sebanyak 72 resep yang
berinteraksi sebanyak 31 resep, yang tidak
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan berinteraksi 41 dan jumlah kasus yang
bahwa persentase tertinggi penggunaan obat terjadi dari 31 resep sebanyak 56 kasus dan
antihipertensi yaitu Amlodipin sebanyak 48 dari satu resep ada yang berinteraksi hanya
(20,68%), Spironolaktone sebanyak 47 dua macam obat bahkan lebih dari dua
(20,29%), Furosemide sebanyak 40 macam obat.
(17,24%), Candesartan sebanyak 31
(13,36%), Bisoprolol sebanyak 28 (12,06%), 4. Analisis Tingkat Keparahan Interaksi
Irbesartan sebanyak 22 (9,48%), Herbeser obat
sebanyak 10 (4,31%), dan terakhir
Propranolol lebih sedikit diberikan hanya
Submitted: 11 June 2019 Revised : 13 July 2019 Accepted : 7 August 2019 82
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
Volume 02, Nomor 02 , September 2019
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

Tabel 4. Tingkat Keparahan Interaksi keparahan major, yaitu 12 kejadian


Obat (21,05%) dengan obat yang paling
Jenis Jumlah Persentase (%) banyak berinteraksi adalah digoxin dan
Interaksi Interaksi furosemide. Mekanismenya adalah
Major 11 17,46%
peningkatan ekskresi kalium dan
Moderate 25 39,68%
magnesium dalam urin yang
Minor 27 42,86%
mempengaruhi aksi otot jantung.
Total 63 100
5. Analisis Pola Mekanisme Kejadian
Klasifikasi interaksi dibagi Interaksi Obat
menjadi 3 kelompok yaitu interaksi Tabel 5. Pola Mekanisme Kejadian
minor, moderate dan mayor. Interaksi Interaksi Obat
minor adalah interaksi yang masih dalam Mekanisme Kejadian Persentase
tolerir karena jika ditemukan dalam Interaksi Interaksi (%)
lembar resep maka dalam terapi tidak Farmakokinetik 34 53,97
Farmakodinamik 19 30,15
diperlukan adanya perubahan, sedangkan Unknown 10 15,88
interaksi moderate adalah interaksi yang Total 63 100
mungkin terjadi dalam terapi dan
memerlukan perhatian medis, dan
pengertian dari interaksi mayor adalah Berdasarkan hasil penelitian yang
interaksi antar obat yang dapat sudah dilakukan dan dianalisis dari 57
menimbulkan konsekuensi klinis hingga kasus yang terjadi, pola mekanisme
kematian (Feistein et al, 2014). interaksi yang tertinggi adalah
Berdasarkan hasil penelitian dari farmakokinetik sebanyak 27 (47,37%),
57 kasus interaksi yang terjadi, tingkat diikuti farmakodinamik sebanyak 19
keparahan interaksi obat yang paling (33,33%) dan interaksi yang tidak
banyak terjadi adalah pada interaksi obat diketahui (unknown) sebanyak 11
secara minor 25 (43,86%), interaksi obat (19,30%). Hanya interaksi secara
ini mungkin mengganggu atau tidak farmakodinamik yang dapat diprediksi
disadari (interaksi obat diduga terjadi) dan umumnya berlaku untuk segolongan
tetapi tidak mempengaruhi secara obat dari kelas terapi yang sama,
signifikan terhadap efek obat yang sedangkan interaksi farmakokinetik tidak
diinginkan. Selanjutnya interaksi obat dapat diprediksi untuk obat dalam kelas
terbanyak kedua adalah dengan tingkat terapi yang sama karena perbedaan sifat
keparahan moderate 20 (35,09%) dengan fisika kimia obat yang menyebabkan
obat yang paling banyak berinteraksi perbedaan profil farmakokinetik.
adalah digoxin dan spironolaktone. Interaksi obat berdasarkan
Mekanismenya adalah efek ionotropik mekanisme farmakokinetik adalah
positif digoxin dapat dilemahkan oleh interaksi yang terjadi apabila satu obat
efek ionotropik negatif spironolaktone mengubah absorbsi, distribusi,
dan spironolaktone juga dapat metabolisme dan eksresi obat lain
memblokir sekresi digoxin tubular, (Aslam,2014). Salah satu contoh
mengurangi pembersihnya dan interaksi farmakokinetik adalah interaksi
meningkatkan kadar plasma. Yang antara obat digoxin dan spironolaktone.
terakhir interaksi obat dengan tingkat Dengan mekanisme spironolaktone dapat

Submitted: 11 June 2019 Revised : 13 July 2019 Accepted : 7 August 2019 83


Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
Volume 02, Nomor 02 , September 2019
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

melemahkan efek positif dari digoxin. tepat. Melalui pelayanan informasi obat
Interaksi farmakodinamik terjadi farmasis memegang peranan besar dalam
ditingkat reseptor dan mengakibatkan mencegah timbulnya dampak negatif
perubahan efek obat yang bersifat interaksi obat yang tidak hanya
sinergis apabila efeknya menguatkan mempengaruhi kemanfaatan dan
atau antagonis apabila efeknya kemanjuran obat namun lebih jauh dapat
mengurangi (Tatro, 2019;Aslam, 2013). mempengaruhi rasa aman serta
Salah satu contoh interaksi meningkatkan biaya yang harus
farmakodinamik adalah interaksi antara dikeluarkan pasien.
digoxin dan furosemide dengan Berdasarkan jumlah obat dapat
mekanisme furosemide dapat dilihat bahwa semakin banyak obat yang
menyebabkan gangguan elektrolit, dikonsumsi maka semakin besar
sehingga mempengaruhi digoxin interaksi obat yang terjadi. Penelitian
menginduksi terjadinya aritmia, interaksi yang dilakukan oleh requel dkk juga
tersebut termasuk interaksi menunjukkan hasil yang sama, yaitu
farmakodinamik dengan onset lambat. makin meningkatnya jumlah obat maka
Dengan mengetahui mekanisme semakin tinggi pula kejadian interaksi.
interaksi obat, farmasis dapat
menentukan langkah yang tepat dalam 6. Analisis Hubungan Kejadian interaksi
pengatasan masalah tersebut. Farmasis dengan polifarmasi
dapat menentukan suatu jenis interaksi
obat dapat diatasi sendiri, atau Tabel 6. Hubungan Jumlah Obat
memerlukan diskusi dengan klinis/dokter. dengan kejadian Interaksi
Langkah pertama dalam penatalaksanaan Jumla
Kejadi
Tidak
interaksi obat adalah waspada terhadap an Persenta Persenta
h Berintera
Interak se (%) se (%)
pasien yang memperoleh obat-obat yang Obat
si
ksi
mungkin dapat berinteraksi dengan obat 5 1 25 2 5,71
lain terutama apabila diketahui interaksi 6 4 26,7 11 31,42
obat menunjukkan signifikansi level 7 5 45,45 6 17,14
pertama. 8 10 55,55 8 22,87
9 10 66,66 5 14,28
Beberapa alternatif 10 3 75 1 2,85
penatalaksanaan interaksi obat adalah 11 4 80 2 5,73
menghindari kombinasi obat dengan Total 37 35
memilih obat pengganti yang tidak
berinteraksi, penyesuaian dosis obat, Tabel 7. Analisis Spearmen Test
pemantauan pasien atau meneruskan Jumlah Kejadian Interaksi
Korelasi Signifikan
pengobatan seperti sebelumnya jika Obat Interaksi (%)
kombinasi obat yang berinteraksi 5 1 25 0,986 **
.0,000
6 4 26,7
tersebut merupakan pengobatan yang 7 5 45,45
optimal atau bila interaksi tersebut tidak 8 10 55,55
bermakna secara klinis. 9 10 66,66
Untuk menghindari kemungkinan 10 3 75
interaksi obat farmasis dapat secara aktif 11 4 80
Total 37
memberikan informasi kepada pasien
seperti penggunaan obat yang secara

Submitted: 11 June 2019 Revised : 13 July 2019 Accepted : 7 August 2019 84


Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
Volume 02, Nomor 02 , September 2019
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

Kejadian interaksi obat-obat Hipertensi Di Salah Satu Rumah Sakit


meningkat dengan penggunaan banyak Pemerintah Di Kota Samarinda, Media
obat. Faktor-faktor yang menyebabkan Litbang Kesehatan Vol. 21,no.4,p.209
terjadinya interaksi selain karena Gitawati, R. (2008). Interaksi obat dan
banyaknya obat yang digunakan, beberapa implikasinya. Media Penelitian
menderita beberapa penyakit juga dan Pengembangan Kesehatan, 18(4 des)
disebabkan karena kurangnya Media Litbang Kesehatan vol. 18, no. 4, pp.
pengetahuan dokter tentang mekanisme 177-178.
dan kemungkinan terjadinya interaksi Gunawan, S. G., Setiabudy, R, Nafrialdi,
obat sehingga interaksi obat yang berupa Elysabeth. 2012, Farmakologi Dan Terapi
peningkatan toksisitas sering dianggap Edisi 5 (Cetak Ulang Dengan Tambahan),
sebagai reaksi idiosinkrasi terhadap Departemen Farmakologi Dan Terapeutik,
salah satu obat sedangkan interaksi yang Fakultas Kedokteran-Universitas Indonesia,
berupa penurunan efektivitas seringkali Jakarta, pp. 11-12
diduga akibat bertambahnya keparahan Herdaningsih, S. et al. (2016) ‘Potential of
penyakit. Selain itu, terlalu banyaknya Drug-Drug Interaction in Polypharmacy
obat yang saling berinteraksi sehingga Prescription: Retrospective Study on a
sulit untuk diingat. Drugstore in Bandung’, Indonesian
Berdasarkan data jumlah obat Journal of Clinical Pharmacy, 5(4), pp.
yang dihubungkan dengan jumlah 288–292. doi:
interaksi diperoleh korelasi positif 10.15416/ijcp.2016.5.4.288.
(korelasi sangat kuat), yaitu semakin Kusuma. (2018). Identifikasi Potensi Interaksi
banyak jumlah obat semakin banyak Obat Pada Pasien Hipertensi : Studi
pula interaksi yang terjadi. Retrospektif Resep Polifarmasi Di Apotek
Karya Sehat Purwokerto Hipertensi
Menurut American Hearth Association
KESIMPULAN DAN SARAN ( AHA ) Adalah Keadaan Yang
Simpulan Menyatakan Hasil Riset Kesehatan Dasar,
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 11, 72–80.
dari total 72 sampel yang terjadi interaksi Monégat, M., Sermet, C., Perronnin, M., &
sebanyak 37 resep (51,39%) sebanyak 63 kasus Rococo, E. (2014). "Polypharmacy:
interaksi dan ada korelasi atau hubungan kuat Definitions, Measurement and Stakes
antara polifarmasi dan interaksi. Involved. Review of the literature and
measurement tests". Institut de recherche et
Saran documentation on economie de la sante.
Meminimalkan penggunaan obat secara Peraturan Menteri Kesehatan (2016)
polifarmasi, karena semakin banyak jumlah obat permenkes ri nomor 72 tahun 2016. doi:
yang digunakan pasien, semakin besar https://doi.org/10.3929/ethz-b-
kemungkinan terjadi interaksi. 000238666.
Rahajeng, E. and Tuminah, S. (2009) ‘Hidup
Bersama Hipertensi’, Maj Kedokteran
DAFTAR PUSTAKA Indonesia, 59(12), pp. 580–587.
Sani Fathnur (2016) Metodologi Penelitian
Agustina, R., Annisa, N., Prabowo,W.C.2015, Farmasi Komunitas Dan Eksperimental.
Potensi Interaksi Obat Resep Pasien 1st edn. Yogyakarta: Deepublish.

Submitted: 11 June 2019 Revised : 13 July 2019 Accepted : 7 August 2019 85


Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
http:/jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp
Volume 02, Nomor 02 , September 2019
p-ISSN : 2656-3215
e-ISSN : 2615-6903

Sari,A, Wahyono, D. , Raharjo,B. 2012, Retrospektif Periode November 2009 -


Identifikasi Potensi Interaksi Obat Pada Januari 2010, Jurnal Ilmiah Kefarmasian,
Pasien Rawat Inap Penyakit Dalam Di vol. 2, no. 2, p.196-197.
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto Metode Observasional

Submitted: 11 June 2019 Revised : 13 July 2019 Accepted : 7 August 2019 86

Anda mungkin juga menyukai