SKRIPSI
OLEH:
CUT ALFAINI RAHMAH FAUZANA
NIM 091524012
SKRIPSI
OLEH:
CUT ALFAINI RAHMAH FAUZANA
NIM 091524012
OLEH:
CUT ALFAINI RAHMAH FAUZANA
NIM 091524012
Dra. Djendakita Purba, M.Si., Apt. Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt.
NIP 195107031977102001 NIP 195807101986012001
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Bismillahirrohmaanirrohiim,
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas
besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Ibu Dra. Djendakita Purba, M.Si.,
Apt., dan Ibu Dra. Saodah, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah
selesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga saya sampaikan kepada Ibu
Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt., Ibu Dra. Nazliniwaty, M.Si., Apt., dan Ibu
Dra. Lely Sari Lubis, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan
saran, arahan, kritik dan ilmu pengetahuan kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi ini. Terima kasih kepada Bapak/Ibu Pembantu Dekan, Bapak Dr. Martua
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama ini dan Bapak/Ibu staf
pengajar Fakultas Farmasi USU yang telah mendidik penulis selama masa
penelitian.
tercinta Muhammad Sanusi Hasibuan, Ayahanda tercinta Drs. Syamsul Bahri dan
Ibunda tercinta Ramsiah yang tiada hentinya berkorban dengan tulus ikhlas bagi
kesuksesan penulis, juga kepada Kakanda tercinta Cut Ramsuliana, dan Adinda
Ariful Hanif Bahri serta teman-teman mahasiswa Farmasi yang selalu mendoakan,
memberi nasehat, menyayangi dan memotivasi penulis. Terima kasih atas semua
doa, kasih sayang, keikhlasan, semangat dan pengorbanan baik moril maupun
materil.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
guna perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat
ABSTRAK
Bunga tasbih (Canna hybrida L.) memiliki berbagai warna yang menarik
diantaranya adalah warna merah, warna merah berasal dari antosianin yang
merupakan turunan senyawa flavonoid. Antosianin ini memiliki berbagai manfaat,
diantaranya sebagai pewarna alami sehingga dapat menjadi alternatif dalam
pewarna kosmetik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat lipstik
dengan memanfaatkan pewarna alami yang terkandung dalam bunga tasbih.
Zat warna dari bunga tasbih diekstraksi dengan metode maserasi
menggunakan etanol 96% dengan penambahan 2% asam sitrat dan 0,1% natrium
metabisulfit. Formulasi sediaan lipstik terdiri dari cera alba, vaselin alba, setil
alkohol, carnauba wax, oleum ricini, lanolin, propilen glikol, titanium dioksida,
butil hidroksitoluen, Tween 80, parfum dan nipagin serta penambahan pewarna
ekstrak bunga tasbih dengan konsentrasi 32, 34, 36, 38 dan 40%. Pengujian
terhadap sediaan yang dibuat meliputi pemeriksaan mutu fisik sediaan mencakup
pemeriksaan homogenitas, titik lebur lipstik, kekuatan lipstik, uji stabilitas
terhadap perubahan bentuk, warna, dan bau selama penyimpanan 30 hari pada
suhu kamar, uji oles, pemeriksaan pH, uji iritasi pada manusia dan uji kesukaan
(hedonic test) pada punggung tangan.
Hasil ekstraksi bunga tasbih memiliki rendemen 4,596%. Hasil
pemeriksaan mutu fisik lipstik menggunakan pewarna ekstrak bunga tasbih
menunjukkan bahwa sediaan homogen, memiliki titik lebur 61-63oC, memiliki
kekuatan lipstik yang baik yaitu 84,98-144,98 g, stabil, mudah dioleskan dengan
warna yang merata, pH berkisar antara 3,7-4,1, tidak menyebabkan iritasi. Sediaan
yang disukai adalah sediaan dengan konsentrasi ekstrak bunga tasbih 38 dan 40%.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak bunga tasbih
dapat digunakan sebagai pewarna dalam formulasi lipstik.
Kata kunci: Ekstrak bunga tasbih (Canna hybrida L.), lipstik, komponen lipstik.
Halaman
JUDUL ...................................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................ vi
4.4 Hasil Uji Iritasi dan Uji Kesukaan (Hedonic Test) ............ 37
LAMPIRAN .............................................................................................. 44
Tabel Halaman
Lampiran Halaman
ABSTRAK
Bunga tasbih (Canna hybrida L.) memiliki berbagai warna yang menarik
diantaranya adalah warna merah, warna merah berasal dari antosianin yang
merupakan turunan senyawa flavonoid. Antosianin ini memiliki berbagai manfaat,
diantaranya sebagai pewarna alami sehingga dapat menjadi alternatif dalam
pewarna kosmetik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat lipstik
dengan memanfaatkan pewarna alami yang terkandung dalam bunga tasbih.
Zat warna dari bunga tasbih diekstraksi dengan metode maserasi
menggunakan etanol 96% dengan penambahan 2% asam sitrat dan 0,1% natrium
metabisulfit. Formulasi sediaan lipstik terdiri dari cera alba, vaselin alba, setil
alkohol, carnauba wax, oleum ricini, lanolin, propilen glikol, titanium dioksida,
butil hidroksitoluen, Tween 80, parfum dan nipagin serta penambahan pewarna
ekstrak bunga tasbih dengan konsentrasi 32, 34, 36, 38 dan 40%. Pengujian
terhadap sediaan yang dibuat meliputi pemeriksaan mutu fisik sediaan mencakup
pemeriksaan homogenitas, titik lebur lipstik, kekuatan lipstik, uji stabilitas
terhadap perubahan bentuk, warna, dan bau selama penyimpanan 30 hari pada
suhu kamar, uji oles, pemeriksaan pH, uji iritasi pada manusia dan uji kesukaan
(hedonic test) pada punggung tangan.
Hasil ekstraksi bunga tasbih memiliki rendemen 4,596%. Hasil
pemeriksaan mutu fisik lipstik menggunakan pewarna ekstrak bunga tasbih
menunjukkan bahwa sediaan homogen, memiliki titik lebur 61-63oC, memiliki
kekuatan lipstik yang baik yaitu 84,98-144,98 g, stabil, mudah dioleskan dengan
warna yang merata, pH berkisar antara 3,7-4,1, tidak menyebabkan iritasi. Sediaan
yang disukai adalah sediaan dengan konsentrasi ekstrak bunga tasbih 38 dan 40%.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak bunga tasbih
dapat digunakan sebagai pewarna dalam formulasi lipstik.
Kata kunci: Ekstrak bunga tasbih (Canna hybrida L.), lipstik, komponen lipstik.
PENDAHULUAN
dipakai secara berulang setiap hari di seluruh tubuh, mulai dari rambut sampai
dalam tata rias wajah. Pewarna bibir atau lebih dikenal dengan nama lipstik
adalah produk yang sangat umum digunakan khususnya oleh para wanita, karena
(Wasitaatmadja, 1997).
menunjukkan sifat lebih peka dibandingkan dengan kulit lainnya. Karena itu
pewarna bibir, terutama dalam hal memilih zat warna yang digunakan untuk
mengandung pewarna dilarang tercantum bahwa Zat Warna Merah K.3 (CI
15585), Merah K.10 (Rhodamin B) dan Jingga K.1 (CI 12075) merupakan zat
warna sintetis yang umumnya digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau
konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati (BPOM RI, 2012).
tersebut dan seiring dengan berkembangnya gaya hidup back to nature, maka zat
Penggunaan pewarna alami dalam formulasi lipstik merupakan salah satu solusi
adalah zat warna (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan, hewan, atau dari
sumber-sumber mineral. Zat warna ini sejak dahulu telah digunakan untuk
mempunyai potensi untuk dikembangkan antara lain berasal dari bunga tasbih.
potensial. Tanaman ini memiliki warna bunga yang sangat beragam mulai dari
merah tua, merah muda kuning, sampai dengan kombinasi dari warna-warna
sebagai ornamen taman kota, dan sebagai tanaman hias dalam pot. Beragamnya
alami (antosianin) yang dapat digunakan sebagai zat pewarna alami alternatif
memiliki rasa manis dan dapat digunakan sebagai penurun panas, menurunkan
mengekstraksi zat warna dari bunga tasbih yang kemudian dilanjutkan pada
formulasi sediaan lipstik dengan menggunakan zat warna alami dari ekstrak bunga
tasbih.
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
formulasi lipstik?
1.3 Hipotesis
adalah:
lipstik.
bunga tasbih.
TINJAUAN PUSTAKA
tinggi dapat mencapai 2 meter. Dalam tanah mempunyai rimpang yang tebal
seperti umbi dan berdaun lebar dan besar dengan sirip yang jelas warna hijau atau
tengguli. Tanaman ini memiliki bunga besar yang berwarna cerah, seperti merah
yaitu tasbih berdaun hijau dan tasbih berdaun merah atau keungu-unguan. Tasbih
yang berdaun hijau mempunyai warna bunga yang lebih beragam seperti kuning
cerah, merah muda, merah tua, dan kuning berbintik-bintik coklat. Sedangkan
tasbih berdaun merah umumnya kuntum bunganya berwarna merah tua. (Hidayat
halus, dan didalamnya terdapat biji. Biji yang masih muda berwarna hijau
tasbih hampir selalu ditanam sebagai tanaman hias, dan juga dapat tumbuh liar di
hutan dan daerah pegunungan sampai ketinggian 1.000 meter dari permukaan
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Cannaceae
Genus : Canna
tasbih bisa digunakan sebagai obat penurun panas, tekanan darah tinggi, haid
terlalu banyak, keputihan, sakit kuning, batuk darah, luka berdarah, dan jerawat.
Tanaman tasbih memiliki senyawa tanin dan saponin pada umbinya. Senyawa
yang terkandung dalam tanaman tasbih terutama akarnya, antara lain fenol,
terpena, kumarin, dan alkaloida. Bagian yang dapat dimafaatkan adalah rimpang,
daun, dan bunga dalam keadaan segar maupun kering (Anonim, 2012).
2.2. Antosianin
berbentuk glikosida dan menjadi penyebab warna merah, biru, dan violet pada
banyak buah dan sayuran. Jika bagian gula dihilangkan dengan cara hidrolisis,
tersisa bagian aglukon dan disebut antosianidin. Bagian gula biasanya terdiri atas
satu atau dua molekul glukosa, galaktosa, dan ramnosa. Struktur dasar terdiri atas
lebih biru. Peningkatan jumlah gugus metoksil meningkatkan warna menjadi lebih
luas dalam tumbuhan. Secara kimia semua antosianin merupakan turunan suatu
struktur aromatik tunggal, yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen
sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan
ditemukan dalam bunga dan buah, tetapi ada juga yang ditemukan dalam daun,
batang, dan akar. Sebagian besar antosianin berwarna merah pada kondisi asam
dan berubah menjadi biru pada kondisi asam yang kurang. Selain itu, warna
antosianin juga terpengaruh oleh suhu, oksigen dan sinar UV (Anonim, 2011).
2.3 Ekstraksi
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut
cair. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang terkandung dalam simplisia akan
mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat (Ditjen POM,
2000).
terhadap komponen lain dalam campuran dimana pelarut polar akan melarutkan
solute yang polar dan pelarut nonpolar akan melarutkan solute yang non polar
1. Maserasi
ruangan (kamar).
2. Perkolasi
3. Refluks
Refluks adalah cara ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan
4. Sokletasi
dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dan jumlah
5. Digesti
yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada
temperatur 40-50oC.
6. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampai titik
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
2.4 Kulit
fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan
karena kosmetika dipakai pada epidermis. Lapisan epidermis terdiri atas stratum
2.5 Bibir
Kulit bibir memiliki ciri tersendiri, karena lapisan jangatnya sangat tipis.
Stratum germinativum tumbuh dengan kuat dan korium mendorong papila dengan
aliran darah yang banyak tepat di bawah permukaan kulit. Pada kulit bibir tidak
terdapat kelenjar keringat, tetapi pada permukaan kulit bibir sebelah dalam
terdapat kelenjar liur, sehingga bibir akan nampak selalu basah. Sangat jarang
sehingga dalam cuaca yang dingin dan kering lapisan jangat akan cenderung
dimana kulit bibir bergabung ke dalam membran mukosa. Ini merupakan daerah
Bibir tiap orang apapun warna kulitnya, berwana merah. Warna merah
disebabkan warna darah yang mengalir di dalam pembuluh di lapisan bawah kulit
bibir. Pada bagian ini warna itu terlihat lebih jelas karena pada bibir tidak
ditemukan satu lapisan kulit paling luar, yaitu lapisan stratum corneum (lapisan
tanduk). Jadi kulit bibir lebih tipis dari kulit wajah, karena itu bibir jadi lebih
2.6 Kosmetik
Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari
hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan
Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk
didalamnya :
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga
untuk menambah daya tarik agar lebih disukai orang lain. Usaha tersebut dapat
dilakukan dengan cara merias setiap bagian tubuh yang terpapar oleh pandangan
sehingga terlihat lebih menarik dan sekaligus juga menutupi kekurangan (cacat)
c. Tidak lengket
e. Tidak merusak atau mengganggu kulit, rambut, bibir, kuku, dan lainnya.
dibicarakan berbagai zat warna yang sering dipakai dalam pembuatan kosmetik
dekoratif.
Zat ini sekarang sudah jarang dipakai dalam kosmetik. Sebetulnya dampak zat
warna alam ini pada kulit lebih baik dari pada zat warna sintetis, tetapi
kekuatan pewarnaannya relatif lemah, tak tahan cahaya, dan relatif mahal.
Misalnya alkalain zat warna merah yang diekstrak dari kulit akar alkana
Zat warna sintetis pertama kali disintetis dari aniline, sekarang benzene,
toluene, anthracene, dan hasil isolasi dari coal-tar lain yang berfungsi sebagai
produk awal bagi kebanyakan zat warna dalam kelompok ini sehingga sering
disebut sebagai zat warna aniline atau coal-tar. Sekarang lebih dari 1.000 zat
warna dari coal-tar yang berhasil diciptakan, tetapi hanya sebagian yang
a. Tone dan intensitas harus kuat sehingga jumlah sedikit pun sudah
memberi warna.
b. Harus bisa larut dalam air, alcohol, minyak, atau salah satunya
c. Sifat yang berhubungan dengan pH. Beberapa zat warna hanya larut dalam
d. Kelekatan pada kulit atau rambut. Daya lekat berbagai zat warna pada
3. Pigmen-pigmen alam
Pigmen alam adalah pigmen warna pada tanah yang memang terdapat secara
kandungan besi oksida atau mangan oksidanya (misalnya kuning oker, coklat,
4. Pigmen-pigmen sintetis
Pigmen sintetis putih seperti zinc oxide dan titanium oxide termasuk dalam
kelompok zat pewarna kosmetik yang terpenting. Zinc oxide tidak hanya
Lakes dibuat dengan mempresipitasikan satu tau lebih zat warna yang larut air
di dalam satu atau lebih substrat yang tidak larut dan mengikatnya sedemikian
rupa (biasanya dengan reaksi kimia) sehingga produk akhirnya menjadi bahan
pewarna yang hampir tidak larut dalam air, minyak, atau pelarut lain.
dari zat-zat warna asal coar-tar merupakan zat pewarna terpenting di dalam
bedak, lipstick, dan make-up warna lainnya, karena lebih cerah dan lebih
2.7 Lipstik
Lipstik adalah cat bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (stick),
dimana zat warna terdispersi di dalam campuran minyak, lemak dan lilin
merah, semerah delima merekah, yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah
Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yang terbuat
dari campuran lilin dan minyak, dalam komposisi yang sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikehendaki. Suhu lebur lipstik
suhu cuaca sekelilingnya, terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lipstik dibuat
lebih tinggi, yang dianggap lebih sesuai diatur pada suhu 62oC, biasanya
Adapun komponen utama dalam sediaan lipstik terdiri dari minyak, lilin ,
1. Minyak
200). Minyak yang sering digunakan antara lain minyak jarak, minyak
mineral dan minyak nabati lain. Minyak jarak merupakan minyak nabati
pengendapan dari pigmen yang tidak larut pada saat pencetakan, sehingga
2. Lilin
Lilin digunakan untuk memberi struktur batang yang kuat pada lipstik dan
menjaganya tetap padat walau dalam keadaan hangat. Campuran lilin yang
ideal akan menjaga lipstik tetap padat setidaknya pada suhu 50oC dan
mampu mengikat fase minyak agar tidak keluar atau berkeringat, tetapi
Carnauba wax merupakan salah satu lilin alami yang yang sangat keras
karena memiliki titik lebur yang tinggu yaitu 85oC. Biasa digunakan dalam
(Balsam, 1972).
3. Lemak
berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang
berkeringat dan pecah pada lipstik. Fungsinya yang lain dalam proses
pembuatan lipstik adalah sebagai pengikat dalam basis antara fase minyak
dan fase lilin dan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak padat
yang biasa digunakan dalam basis lipstik adalah lemak coklat, lanolin,
4. Zat warna
Zat warna dalam listik dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye dan
pigmen. Staining dye merupakan zat warna yang larut atau terdispersi
dalam basisnya, sedangkan pigmen merupakan zat warna yang tidak larut
tetapi tersuspensi dalam basisnya. Kedua macam zat warna ini masing-
Zat tambahan dalam lipstik adalah zat yang ditambahkan dalam formula
lipstik untuk menghasilkan lipstik yang baik, yaitu dengan cara menutupi
kekurangan yang ada tetapi dengan syarat zat tersebut harus inert, tidak toksik,
tidak menimbulkan alergi, stabil dan dapat bercampur dengan bahan-bahan lain
dalam formula lipstik. Zat tambah yang digunakan yaitu antioksidan, pengawet
1. Antioksidan
Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh lain
yang rawan terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA dan vittamin E adalah
b. Tidak berwarna
c. Tidak toksik
2. Pengawet
sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air. Akan tetapi
Pengawet yang sering digunakan yaitu metil paraben dan propil paraben
(Poucher, 2000).
digunakan sebagai basis, dan dapat menutupi bau yang mungkin timbul
Ada dua metode yang biasanya digunakan yaitu metode melting point dan metode
drop point. Metode melting point menggunakan pipa kapiler sedangkan drop
point menggunakan pelat tipis. Syarat lipstik melebur pada metode pipa kapiler
adalah 60C atau lebih, sedangkan untuk metode drop point adalah di atas 50C
(Lauffer, 1985).
berapa lipstik akan meleleh dalam wadahnya sehingga minyak akan ke luar. Suhu
1985).
Secara otomatis evaluasi ini dapat dilakukan untuk mengetahui kekuatan lilin
diletakkan horizontal. Pada jarak kira-kira inci dari tepi, digantungkan beban
dengan nilai yang spesifik pada interval waktu 30 detik dan berat dimana lipstik
penyimpanan pada suhu kamar pada hari ke 1, 5, 10 dan selanjutnya setiap 5 hari
Uji oles dilakukan secara visual dengan cara mengoleskan lipstik pada
dengan perlakuan 5 kali pengolesan pada tekanan tertentu seperti biasanya kita
menggunakan lipstik. Sediaan lipstik dikatakan mempunyai daya oles yang baik
jika warna yang menempel pada kulit punggung tangan banyak dan merata
dikatakan mempunyai daya oles yang tidak baik jika warna yang menempel
Sampel di buat dalam konsentrasi 1% yaitu 1 gram sampel dalam 100 ml akuades
(Rawlins, 2003).
Uji tempel adalah uji iritasi dan kepekaan kulit yang dilakukan dengan
cara mengoleskan sediaan uji pada kulit normal panel manusia dengan maksud
untuk mengetahui apakah sediaan tersebut dapat menimbulkan iritasi pada kulit
Iritasi dan kepekaan kulit adalah reaksi kulit terhadap toksikan. Jika
toksikan dilekatkan pada kulit akan menyebabkan kerusakan kulit. Iritasi kulit
adalah reaksi kulit yang terjadi karena pelekatan toksikan golongan iritan,
sedangkan kepekaan kulit adalah reaksi kulit yang terjadi karena pelekatan
pelekatan pada kulit, iritasi demikian disebut iritasi primer. Tetapi jika iritasi
tersebut timbul beberapa jam setelah pelekatannya pada kulit, iritasi ini disebut
sama, yaitu akan tampak hiperemia, eritema, edema, atau vesikula kulit. Reaksi
Panel uji tempel meliputi manusia sehat dan penderita. Manusia sehat
yang dijadikan panel uji tempel sebaiknya wanita, usia antara 20-30 tahun,
berbadan sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki riwayat penyakit alergi atau
reaksi alergi, dan menyatakan kesediaannya dijadikan sebagai panel uji tempel
Lokasi uji lekatan adalah bagian kulit panel yang dijadikan daerah lokasi
untuk uji tempel. Biasanya yang paling tepat dijadikan daerah lokasi uji tempel
Uji kesukaan (hedonic test) merupakan metode uji yang digunakan untuk
penilaian. Data yang diperoleh dari lembar penilaian ditabulasi dan ditentukan
nilai mutunya dengan mencari hasil rerata pada setiap panelis pada tingkat
kepercayaan 95%. Untuk menghitung interval nilai mutu rerata dari setiap panelis
1. Berbadan sehat
pengujian
METODE PENELITIAN
sediaan, uji iritasi terhadap sediaan, dan uji kesukaan (hedonic test) terhadap
3.1.1 Alat
penguap, freeze dryer, kaca objek, kertas saring, lumpang dan alu porselen,
neraca analitis (Mettler Toledo), oven, penangas air, pencetak lipstik, pH meter,
3.1.2 Bahan
Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bunga tasbih
segar (Canna hybrida L.). Bahan kimia yang digunakan antara lain: akuades,
etanol 96%, asam sitrat, natrium metabisulfit, butil hidroksitoluen, carnauba wax,
cera alba (Brataco), lanolin anhidrat (Brataco), nipagin, oleum ricini (Brataco),
oleum rosae, propilen glikol, setil alkohol (Brataco), titanium dioksida, tween 80
membandingkan dengan daerah lain. Sampel yang digunakan adalah bunga tasbih
dengan air bersih, ditiriskan, lalu dihaluskan dengan menggunakan lumpang dan
alu porselen.
dengan 1000 ml etanol 96%, 2% asam sitrat yang berfungsi untuk menjaga
mencegah oksidasi, ditutup dan dibiarkan selama 1 malam terlindung dari cahaya
sambil sering diaduk, saring, filtrat di tampung, lalu diuapkan dengan bantuan alat
rotary evaporator pada temperatur kurang lebih 50C, kemudian di freeze drying
pada temperatur lebih kurang -40oC sehingga didapatkan ekstrak kental bunga
3.4.1 Formula
Formula dasar yang dipilih pada pembuatan lipstik dalam penelitian ini
Lanolin 8,0
Pewarna secukupnya
Parfum secukupnya
Pengawet secukupnya
lebur yang diinginkan, yaitu cera alba menjadi 38% dan vaselin alba menjadi
glikol, tween 80, titanium dioksida dan butil hidroksitoluen. Ekstrak bunga tasbih
tidak dapat larut dalam oleum ricini sehingga perlu ditambahkan propilen glikol
untuk melarutkan zat warna tersebut. Propilen glikol yang digunakan sebagai
pelarut sebanyak 5-80% (Rowe, dkk., 2009). Dalam penelitian ini digunakan 5%.
dalam sediaan lipstik diperoleh hasil bahwa pada konsentrasi 20, 22, 24, 26, 28
dan 30% warna yang dihasilkan tidak kelihatan saat dioleskan pada kulit
dioleskan pada kulit punggung tangan dengan warna yang sangat muda.
konsentrasi 32, 34, 36, 38, dan 40%. Sehingga konsentrasi ekstrak bunga tasbih
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 32, 34, 36, 38, dan 40% karena warna
Sediaan (%)
Komposisi
1 2 3 4 5 6
Cera alba 35,81 23,53 22,76 21,99 21,23 20,46
Lanolin 7,54 4,95 4,79 4,63 4,47 4,31
Vaselin alba 32,04 21,05 20,37 19,69 18,99 18,30
Setil alkohol 5,66 3,72 3,59 3,47 3,35 3,23
Carnauba wax 4,71 3,10 3,00 2,89 2,79 2,69
Oleum Ricini 7,54 4,95 4,79 4,63 4,47 4,31
Ekstrak bunga
0 32 34 36 38 40
tasbih
Propilen glikol 5 5 5 5 5 5
Tween 80 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Titanium dioksida 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Oleum rosae 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
BHT 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
Nipagin 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
Keterangan :
Sediaan 1 : Formula tanpa pewarna ekstrak bunga tasbih
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 32%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 34%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 36%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 38%
Sediaan 6 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 40%
bunga tasbih kemudian dilarutkan dalam campuran propilen glikol dan nipagin
Ditimbang cera alba, carnauba wax, setil alkohol, lanolin dan vaselin alba,
perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan, uji oles, dan pemeriksaan pH.
pada kaca transparan. Sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan
Suhu lebur lipstik yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang
adalah dengan cara memasukkan lipstik dalam oven dengan suhu awal 50
selama 15 menit, diamati apakah melebur atau tidak, setelah itu suhu dinaikkan
1 setiap 15 menit dan diamati pada suhu berapa lipstik mulai melebur.
diletakkan horizontal. Pada jarak kira-kira inci dari tepi, digantungkan beban
dengan nilai yang spesifik pada interval waktu 30 detik, dan berat dimana lipstik
pada suhu kamar pada hari ke 1, 5, 10 dan selanjutnya setiap 5 hari hingga hari
Uji oles dilakukan secara visual dengan cara mengoleskan lipstik pada
menggunakan lipstik. Sediaan lipstik dikatakan mempunyai daya oles yang baik
jika warna yang menempel pada kulit punggung tangan sudah merata. Sedangkan
sediaan dikatakan mempunyai daya oles yang tidak baik jika warna yang
masing sediaan yang dibuat dan dioleskan pada kulit punggung tangan dengan 5
Cara:
standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat
1 g sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml akuades, lalu dipanaskan. Setelah suhu
dilanjutkan dengan uji iritasi dan uji kesukaan (Hedonic Test) terhadap sediaan.
ekstrak bunga tasbih dengan maksud untuk mengetahui bahwa lipstik yang dibuat
dapat menimbulkan iritasi pada kulit atau tidak. Pada uji ini digunakan sediaan
lipstik dengan konsentrasi ekstrak bunga tasbih paling tinggi, yaitu sediaan yang
sediaan uji pada luas tertentu (2,5 x 2,5 cm), lokasi lekatan di belakang telinga
atau bahu, biarkan terbuka selama lebih kurang 24 jam, amati reaksi kulit yang
terjadi. Reaksi yang diamati adalah terjadinya eritema, papula, vesikula atau
edema. Menurut Ditjen POM (1985), tanda-tanda untuk mencatat reaksi uji
2. Eritema +
panelis terhadap sediaan lipstik yang dibuat. Uji kesukaan ini dilakukan secara
yang dibuat pada kulit punggung tangannya. Parameter pengamatan pada uji
Hasil ekstraksi yang diperoleh dari 1 kilogram bunga tasbih segar berupa
ekstrak kental berwarna merah tua sebanyak 45,96 gram. Rendemen yang
diperoleh yaitu 4,596%. Dari hasil yang diperoleh ekstrak bunga tasbih yang
digunakan untuk membuat lipstik cukup tinggi untuk mendapatkan warna yang
intensif. Hal ini dikarenakan pembuatan ekstrak bunga tasbih dilakukan dalam
ekstrak bunga tasbih 32 dan 34% berwarna merah sedangkan konsentrasi 36, 38
dan 40 % berwarna merah tua. Perbedaan warna lipstik yang dihasilkan karena
perbedaan jumlah pewarna yang digunakan. Semakin banyak ekstrak bunga tasbih
yang digunakan maka akan semakin tua warna yang dihasilkan lipstik. Tingginya
ekstrak bunga tasbih dalam jumlah besar, yaitu 32, 34, 36, 38 dan 40%.
mempunyai susunan homogen. Hal ini ditandai dengan tidak adanya butir-butir
kasar pada saat sediaan dioleskan pada kaca transparan (Ditjen POM, 1979).
dalam oleum ricini. Pada prosesnya, ekstrak bunga tasbih tidak larut sempurna
dalam oleum ricini sehingga digunakan propilen glikol 5% untuk melarutkan zat
warna ekstrak bunga tasbih tersebut. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada
Lampiran 11.
lipstik dengan menggunakan pewarna ekstrak bunga tasbih melebur pada suhu 61-
63. Dari hasil pemeriksaan titik lebur terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi
ekstrak bunga tasbih yang digunakan semakin rendah titik leburnya, ini
mempengaruhi titik lebur sediaan. Lipstik yang baik memiliki titik lebur diantara
55-75oC (Ditjen POM,1985), hal ini menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat
memiliki titik lebur yang baik. Hasil pemeriksaan titik lebur lipstik dapat di lihat
Keterangan :
Sediaan 1 : Formula tanpa pewarna ekstrak bunga tasbih
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 32%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 34%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 36%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 38%
Sediaan 6 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 40%
Uji kepatahan dengan menggunakan alat seberat 4,98 gram. Dari hasil
sediaan lipstik menahan beban. Pada formula 1 sediaan lipstik patah pada
ekstrak bunga tasbih yang digunakan, semakin tinggi konsentrasi ekstrak bunga
tasbih dalam sediaan lipstik, maka semakin sedikit dasar lipstik yang digunakan.
Hal ini menyebabkan lipstik dengan pewarna ekstrak bunga tasbih 40% lebih
patah pada penekanan dengan penambahan berat 84,98-144,98 gram. Hal ini
pada pengujian lipstik menggunakan ekstrak bunga tasbih dengan salah satu
sediaan lipstik yang beredar di pasaran patah pada penekanan dengan penambahan
berat 84,98 gram. Hasil pemeriksaan kekuatan lipstik dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Keterangan :
Sediaan 1 : Formula tanpa pewarna ekstrak bunga tasbih
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 32%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 34%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 36%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 38%
Sediaan 6 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 40%
yang dibuat tetap stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar selama 30 hari
pengamatan. Parameter yang diamati dalam uji kestabilan fisik ini meliputi
perubahan bentuk, warna dan bau sediaan. Data hasil uji stabilitas dapat di lihat
pada Tabel 4.3. Berdasarkan hasil pengamatan bentuk, diketahui bahwa seluruh
sediaan lipstik yang dibuat memiliki bentuk dan konsistensi yang baik, yaitu tidak
meleleh dan berkeringat pada penyimpanan suhu kamar. Warna lipstik tidak
berubah. Sedangkan bau yang dihasilkan dari seluruh sediaan lipstik adalah bau
khas dari parfum yang digunakan yaitu parfum oleum rosae. Bau sediaan tetap
Keterangan :
Sediaan 1 : Formula tanpa pewarna ekstrak bunga tasbih
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 32%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 34%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 36%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 38%
Sediaan 6 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 40%
b : Baik
m : Merah
mt : Merah tua
p : Putih
bk : Bau khas
memberikan warna yang merata, tidak menggumpal dan homogen saat dioleskan
yang menghasilkan pengolesan yang sangat baik adalah sediaan 6 yaitu lipstik
dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 40%, hal ini ditandai dengan
dua kali pengolesan sediaan telah memberikan warna merah yang merata dan
homogen saat dioleskan pada kulit punggung tangan. Sediaan 4 dan 5 yaitu lipstik
dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 36% dan 38% memberikan
warna merah yang merata dan homogen dengan tiga kali pengolesan. Sediaan 3
yaitu lipstik dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 34% memberikan
warna merah yang merata dan homogen dengan empat kali pengolesan. Sediaan 2
yaitu lipstik dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 32% memberikan
warna merah yang merata dan homogen dengan lima kali pengolesan. Perbedaan
ekstrak bunga tasbih yang digunakan, semakin besar pewarna yang digunakan
maka akan semakin mudah dalam pengolesan lipstik. Hasil uji oles dapat dilihat
4.3.6 Pemeriksaan pH
digunakan karena ekstrak bunga tasbih mempunyai pH asam yaitu 3,4. Semakin
tinggi konsentrasi ekstrak bunga tasbih yang digunakan, maka pH sediaan lipstik
demikian formula tersebut dapat digunakan untuk sediaan lipstik (Balsam, 1972).
Keterangan :
Sediaan 1 : Formula tanpa pewarna ekstrak bunga tasbih
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 32%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 34%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 36%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 38%
Sediaan 6 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 40%
Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan pada 10 orang panelis yang
dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan lipstik yang dibuat pada luas tertentu
(2,5 x 2,5 cm), lokasi lekatan di belakang telinga dan dibiarkan terbuka selama
lebih kurang 24 jam menunjukkan bahwa semua panelis memberikan hasil negatif
terhadap reaksi iritasi yang diamati yaitu eritema, papula, vesikula atau edema.
Data hasil uji iritasi dapat dilihat pada Tabel 4.5. Dari hasil uji iritasi tersebut
dapat disimpulkan bahwa sediaan lipstik yang dibuat aman untuk digunakan.
Panelis Reaksi
1 -
2 -
3 -
4 -
5 -
6 -
7 -
8 -
9 -
10 -
Keterangan:
1. Tidak ada reaksi -
2. Eritema +
3. Eritema dan papula ++
4. Eritema, papula dan gelembung (vesikula) +++
5. Edema dan gelembung (vesikula) ++++
ditentukan nilai kesukaannya untuk setiap sediaan dengan mencari hasil rerata
pada setiap panelis pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji kesukaan dapat di
penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 1,88 dan dibulatkan
Untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,36 dan
2,92-3,68. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 2,92
kesukaan 3,504,16. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil
kesukaan 4,144,71. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil
Panelis Sediaan
1 2 3 4 5
1 2 3 4 4 5
2 1 3 3 4 5
3 1 5 2 4 5
4 2 2 5 3 5
5 3 4 4 5 5
6 4 3 4 5 4
7 4 4 3 4 5
8 3 3 2 4 5
9 1 3 2 5 4
10 2 3 4 5 5
11 1 2 4 5 3
12 4 5 4 2 2
13 1 3 2 4 5
14 1 3 2 4 5
15 2 5 4 3 5
16 2 4 4 3 5
17 2 3 4 4 5
18 3 4 2 4 4
19 3 4 4 3 4
20 2 4 4 3 4
21 3 4 5 4 3
22 2 3 1 5 4
23 1 4 4 5 5
24 3 3 2 2 5
25 1 3 2 4 5
26 2 5 3 3 4
27 2 5 3 3 4
28 3 4 4 3 5
29 4 5 3 2 5
30 3 4 5 4 3
Total 67 110 99 115 133
Keterangan :
Sediaan 1 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 32%
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 34%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 36%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 38%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 40%
sedian dengan konsentrasi ekstrak bunga tasbih yaitu 38 dan 40%, hal ini
disebabkan karena lipstik dengan tersebut lebih mudah dioleskan, dan warnanya
lebih menarik.
5.1 Kesimpulan
konsentrasi 36, 38 dan 40% berwarna merah tua. Lipstik yang dibuat
adanya perubahan bentuk, warna, dan bau. Memiliki titik lebur 61-63oC,
bunga tasbih dengan konsentrasi 40% tidak menyebabkan iritasi. Hasil uji
5.2 Saran
sesuai untuk menghasilkan sediaan lipstik yang baik, dan meneliti pemanfaatan
pewarna alami ekstrak bunga tasbih untuk formulasi sediaan kosmetik lainnya,
Balsam, M.S. (1972). Cosmetic Science and Technology. Edisi Kedua. London:
Jhon Willey and Son, Inc. Hal. 64.
Barel, A. O., M. Paye, dan Howard, I.M. (2001). Handbook of Cosmetic Science
and Technology. Edisi kedua. New York: Informa Healthcare. Hal. 645,
670, 671.
Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan
Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 1, 5, 10-11.
Hidayat, N., dan Saati, E.A. (2006). Membuat Pewarna Alami. Surabaya: Penerbit
Trubus Agrisarana. Hal. 18.
Rowe, C.R., Paul, J.S., dan Marian, E.Q. (2009). Handbook of Pharmaceutical
Excipients. Edisi Keenam. Washington: Pharmeceutical Press. Hal. 75,
378, 442, 592, 742.
Vishwakarma, B., Sumeet, D., Kushagra, D., dan Hemant, J. (2011). Formulation
And Evaluation of Herbal Lipstick. International Journal of Drug
Discovery & Herbal Research. 1(1): 18-19.
Woelfel, J.B., dan Scheild, R.C. (2002). Dental Anatomy. Edisi keenam.
Maryland: Lippincot Williams and Wilkins. Hal. 60-61
World Health Organization. (1992). Quality Control Methods For Medical Plant
Materils. Journal of WHO. Hal. 25-28.
Young, A. (1974). Pratical Cosmetic Science. London: Mills & Boon Limited.
Hal. 86.
Disortasi
Ditimbang 1 kg
1 kg bunga tasbih
Dihaluskan
Disaring
filtrat
Ekstrak bunga
tasbih
Bahan tambahan
5
- Propilen glikol 5% = 25 = 1,25
100
0,5
- Tween 80 0,5% = 25 = 0,125
100
0,5
- Titanium dioksida 0,5% = 25 = 0,125
100
0,5
- Parfum oleum rosae 0,5% = 25 = 0,125
100
0,1
- Butil hidroksi toluen 0,1% = 25 = 0,025
100
0,1
- Nipagin 0,1% = 25 = 0,025
100
= 1,675 g
= 23,325 g
38
- Cera alba = 23,325 g = 8,953 g
99
8
- Lanolin = 23,325 g = 1,885 g
99
34
- Vaselin alba = 23,325 g = 8,010 g
99
6
- Setil alkohol = 23,325 g = 1,414 g
99
5
- Carnauba wax = 23,325 g = 1,178 g
99
8
- Oleum ricini = 23,325 g = 1,885 g
99
=8g
= 15,325 g
38
- Cera alba = 15,325 = 5,882 g
99
8
- Lanolin = 15,325 = 1,238 g
99
34
- Vaselin alba = 15,325 = 5,262 g
99
6
- Setil alkohol = 15,325 = 0,930 g
99
5
- Carnauba wax = 15,325 = 0,775 g
99
8
- Oleum ricini = 15,325 = 1,238 g
99
= 8,5 g
= 14,825 g
38
- Cera alba = 14,825 = 5,690 g
99
8
- Lanolin = 14,825 = 1,198 g
99
34
- Vaselin alba = 14,825 = 5,092 g
99
6
- Setil alkohol = 14,825 = 0,898 g
99
5
- Carnauba wax = 14,825 = 0,750 g
99
8
- Oleum ricini = 14,825 = 1,197 g
99
=9g
= 14,325 g
38
- Cera alba = 14,325 = 5,498 g
99
8
- Lanolin = 14,325 = 1,158 g
99
34
- Vaselin alba = 14,325 = 4,922 g
99
6
- Setil alkohol = 14,325 = 0,867 g
99
5
- Carnauba wax = 14,325 = 0,722 g
99
8
- Oleum ricini = 14,325 = 1,158 g
99
= 9,5 g
= 13,825 g
38
- Cera alba = 13,825 = 5,307 g
99
8
- Lanolin = 13,825 = 1,118 g
99
34
- Vaselin alba = 13,825 = 4,747 g
99
6
- Setil alkohol = 13,825 = 0,838 g
99
5
- Carnauba wax = 13,825 = 0,697 g
99
8
- Oleum ricini = 13,825 = 1,118 g
99
= 10 g
= 13,325 g
38
- Cera alba = 13,325 = 5,115 g
99
8
- Lanolin = 13,325 = 1,078 g
99
34
- Vaselin alba = 13,325 = 4,575 g
99
6
- Setil alkohol = 13,325 = 0,807 g
99
5
- Carnauba wax = 13,325 = 0,672 g
99
8
- Oleum ricini = 13,325 = 1,078 g
99
Nama:
Usia :
lipstik saat dioleskan, berikanlah penilaian saudara terhadap lima sediaan uji
berikut ini.
Nilai
4 (suka)
3 (cukup suka)
2 (kurang suka)
1 (tidak suka)
45,96
= 100%
100
= 4,596%
Untuk menghitung nilai kesukaan rerata dari setiap panelis digunakan rumus
sebagai berikut:
=1 Xi
x =
n
=1 (Xi x )
S =
n
s = s
Keterangan:
n : banyak panelis
S2 : keragaman nilai kesukaan
1,96 : koefisien standar deviasi pada taraf 95%
x : nilai kesukaan rata-rata
Xi : nilai kesukaan dari panelis ke i, dimana i= 1,2,3,...,n
s : simpangan baku nilai kesukaan
a. Sediaan 1
=1 Xi
x =
n
2 + 1 + 1 + 2 + 2
=
30
67
=
30
= 2,23
=1 (Xi x )
S =
n
= 0,98
s = S
= 0,98
= 0,99
P x 1,96 s n x + 1,96 s n
P 2,23 1,96 0,99 30 2,23 + 1,96 0,99 30
P ( 1,88 2,58 )
=1 Xi
x =
n
3 + 3 + 5 + 2 + 4 + 4
=
30
110
=
30
= 3,67
=1 (Xi x )
S =
n
= 0,76
s = S
= 0,76
= 0,87
P x 1,96 s n x + 1,96 s n
P 3,67 1,96 0,87 30 3,67 + 1,96 0,87 30
P ( 3,36 3,98 )
=1 Xi
x =
n
4 + 3 + 2 + 5 + 4 + + 5
=
30
99
=
30
= 3,3
=1 (Xi x )
S =
n
= 1,14
s = S
= 1,14
= 1,07
P x 1,96 s n x + 1,96 s n
P 3,3 1,96 1,07 30 3,3 + 1,96 1,07 30
P ( 2,97 3,68)
=1 Xi
x =
n
4 + 4 + 3 + 3 + 5 + + 4
=
30
115
=
30
= 3,83
=1 (Xi x )
S =
n
= 0,87
s = S
= 0,87
= 0,93
P x 1,96 s n x + 1,96 s n
P 3,83 1,96 0,93 30 3,83 + 1,96 0,93 30
=1 Xi
x =
n
5 + 5 + 5 + 5 + 5 + + 3
=
30
133
=
30
= 4,43
=1 (Xi x )
S =
n
= 0,65
s = S
= 0,65
= 0,81
P x 1,96 s n x + 1,96 s n
P 4,43 1,96 0,81 30 4,43 + 1,96 0,81 30
Keterangan:
Sediaan 1 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 32%
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 34%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 36%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 38%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 40%
1 2 3 4 5 6
Keterangan:
Sediaan 1 : Formula tanpa pewarna ekstrak bunga tasbih
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 32%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 34%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 36%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 38%
Sediaan 6 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak bunga tasbih 40%
5
4
3
2
1
Keterangan: