Anda di halaman 1dari 5

1.

Seorang mahasiswa farmasi akan melakukan penetapan kadar asam salisilat


berdasarkan prosedur seperti berikut:
Lebih kurang 250 mg sampel asam salisilat (BM= 138,1) ditimbang seksama,
dilarutkan dalam 15 mL etanol netral, ditambahkan 20 mL air. Dititrasi
dengan NaOH 0,1 N (yang sebelumnya telah dibakukan dengan kalium biftalat)
menggunakan indikator merah fenol hingga warna kuning berubah menjadi
merah. Tiap mL NaOH 0,1 N setara dengan 13,81 mg C7H8O3.
Tentukan :
a. Apa nama metode titrasi tersebut ? titrasi alkalimetri
b. Persamaan reaksi yang terjadi ! asam+basa->garam+H2O
c. NaOH termasuk dalam larutan baku apa ? sekunder
d. Kadar asam salisilatnya (dalam % b/b) jika diketahui volume NaoH yang
digunakan sebagai titran adalah 15 mL (ayo hitung heheh)

2. Parasetamol dapat ditetapkan kadarnya dengan menggunakan metode


nitrimetri. Metode ini menggunakan natrium nitrit yang sudah dibakukan
untuk menetapkan kadar serbuk parasetamol. Jika diketahui prosedur
penetapan kadar parasetamol seperti berikut:
Sejumlah 500 mg parasetamol ditimbang seksama kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer. Ditambahkan 20 mL asam klorida P dan 50 mL air, diaduk hingga
larut,
kemudian dipanaskan minimal selama 1 jam di atas penangas air dengan suhu
90oC.
Setelah selesai dilakukan pendinginan hingga temperatur di bawah 15 °C
(± 8°C).
Dilakukan titrasi pelan-pelan dengan natrium nitrit 0,1 M (tetap
pertahankan
campuran pada suhu ± 8°C dalam baskom es selama titrasi) hingga setetes
larutan
memberikan warna biru pada indikator kanji iodida. Titrasi dianggap
selesai jika titik
akhir tercapai ditunjukkan dengan larutan yang dibiarkan 1 menit tetap
menghasilkan warna biru pada indikator. Tiap mL larutan NaNO2 setara
dengan
15,116 mg parasetamol.
Tentukan:
a. Mengapa parasetamol dapat ditetapkan kadarnya dengan metode nitrimetri
? karena parasetamol mengandung gugus amin aromatis terkonjugasi yang
nantinya dihidrolisis menjadi amin aromatis primer. Penetapan kadar
paracetamol didasari oleh reaksi antara amin aromatis primer dan
natrium nitrit menjadi garam diazonium
b. Mengapa parasetamol harus dipanaskan di atas penangas air dengan suhu
90 0 C ? menghidrolisis gugus amin aromatis tersubstitusi menjadi gugus
amin primer dan dengan bantuan HCl akan menghasilkan suasana asam .
suasana asam Ini bertujuan agar natrium nitrit berubah menjadi HNO2
dan menjadi garam diazonium
c. Persamaan reaksi yang terjadi !
 Pembuatan titran
 Ar.NH2+HNO2+HCl-> Ar.N2Cl+ H2O
0
d. Mengapa proses titrasi dilakukan pada temperatur di bawah 15 C (±
8°C) ?
Pada suhu kamar tidak stabil karena garam diazonium mudah
terdegradasi membentuk fenol dan nitrogen
3. Seorang apoteker di industri akan menetapkan kadar vitamin C berdasarkan
prosedur seperti berikut:
Lebih kurang 400 mg vitamin C yang ditimbang seksama dilarutkan dalam
campuran yang terdiri dari 100 mL air bebas CO2 dan 25 mL asam sulfat
encer. Segera dilakukan titrasi dengan iodium 0,1 N serta penambahan
indikator kanji 1,0 mL. Titik akhir titrasi dicapai jika terjadi warna
biru yang tetap selama 1 menit. Tiap mL iodium 0,1 N setara dengan 8,806
mg vitamin C.
Tentukan:
a. Apa nama metode titrasi tersebut ? Iodometri
b. Persamaan reaksi yang terjadi ?
c. Apa fungsi penambahan asam sulfat ? memberikan suasana asam, suasana
asam diperlukan untuk senyawa memiliki potensial reduksi yang rendah
sehingga dapat direaksikan secara sempurna.
d. Berapa kadar vitamin C (dalam b/b) tersebut jika diketahui volume
iodium yang digunakan sebagai titran adalah 10,55 mL ?

4. Jelaskan apa yang dimaksud :


a. Titrasi langsung dan titrasi residu / kembali !
Titrasi langsung adalah titrasi dimana zat yang akan kita tentukan
kadarnya secara langsung dapat dititrasi dengan larutan standar hingga
reaksi berlangsung secara sempurna.
Titrasi residu ialah titrasi dimana reagen ditambahkan ke larutan yang
mengandung analit, dan sisa reagen yang tersisa setelah reaksinya
dengan analit ditentukan dengan titrasi
b. Perbedaan larutan standar primer dan larutan standar sekunder !
Larutan yang mengandung zat padat murni yang konsentrasi larutannya diketahui
secara tepat melalui metode gravimetri (perhitungan massa), dapat digunakan untuk
menetapkan konsentrasi larutan lain yang belum diketahui.
Lar standar sekunder : Larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat
diketahui dengan tepat karena berasal darizat yang tidak pernah murni.
konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan baku
primer
c. Indikator dalam dan indikator luar !
Dalam :dimasukkan dalam Erlenmeyer
Luar : Tidak dimasukkan

5. Sebutkan reagen (sebagai titrant) dan indikator yang digunakan untuk:


a. Argentometri ! Perak nitrat , eosin
b. Bromatometri ! Kalium bromate, metyl red
c. Kompleksometri ! EDTA, eriochrome black t
d. Asidimetri ! Asam kuat, metyl red/phenol red

1. Seorang calon profesor sedang berjalan-jalan. Kemudian dia menemukan


suatu serbuk berwarna putih pada saat perjalanannya. Lalu oleh orang
tersebut, serbuk tersebut dibawa ke laboratorium untuk diuji secara
kualitatif. Pada saat serbuk tersebut ditetesi dengan DAB HCl, terjadi
warna kuning yang kemudian berubah menjadi warna orange. Lalu saat serbuk
tersebut dilarutkan dalam etanol dan ditetesi dengan Pereaksi Parri maka
akan menghasilkan warna hijau ungu. Maka berdasarkan hasil percobaan yang
mahasiswa tersebut lakukan, serbuk tadi diduga adalah SULFADIAZIN (1)

dengan gambar struktur (2). Setelah menduga senyawa


tersebut, calon profesor tadi menyuruh mahasiswanya untuk menetapkan
kadar serbuk tadi dengan metode titrasi. Prosedur yang dilakukan kurang
lebih seperti berikut:
Lebih kurang 300 mg serbuk yang timbang seksama dilarutkan dalam 20 mL
NaOH 2 %. Pada larutan tersebut ditambahkan 80 mL asam asetat glasial, 3
g kalium bromida, dan 2 mL asam klorida p.a. Dilakukan titrasi dengan
kalium bromat 0,1 N menggunakan ind ikator merah metil sebanyak lima
tetes secara pelan-pelan. Diamati perubahan warna dari merah menjadi
kuning. Setelah itu ditambahkan kembali satu tetes indikator merah metil
dan titrasi dilanjutkan kembali sampai titik akhir titrasi. Berdasarkan
ilustrasi tersebut maka metode titrasi yang dilakukan oleh mahasiswa
tersebut dinamakan Titrasi bromatometri (1)

2. Tuliskan pasangan jawaban yang menurut Anda paling tepat


A. Sisa pengarangan senyawa berwarna 1. Lassaigne Test
putih, maka
diduga terkandung(6)
B. Neraca dengan sensitifitas 0,001 mg 2. Hg2(NO3)2 dan HNO3
(17) pekat
C. Uji penentuan unsur Halogen, N dan S 3. Random errors
dalam sampel(1)
D. Isi reagent Seliwanoff(8) 4. HgCl2 dan KI
E. Isi reagent Millon(2) 5. Perak nitrat
F. Isi reagent Mayer(4) 6. Mg
G. Jenis kesalahan yang mempengaruhi 7. Eriochrome Black T
presisi(18)
H. Contoh indikator Kompleksometri(7) 8. HCl, akuadest,
Resorsinol
I. Titrant argentometri(5) 9. Fe=coklat
J. Neraca dengan sensitifitas 0,01 10. Semimikro
mg(10)
11. Lucas
test=identifikasi
alkohol
12. Ultramikro=0,0001
13. PP=titrasi
acidi/alkalimetri
14. Uji asam
hidroksamat=
identifikasi anhidrat
asam
15. Systematic
errors=jenis kesalahan
yang konstan
16. ZnCl2=uji alkohol
17. Mikro
18. Gross errors
19. Fosfomolibdat dan
fosfotungstat=identifika
si senyawa fenol
20. Kalium
kromat=indikator
argentometri

3. Seorang apoteker di bagian QC industri farmasi akan menetapkan kadar


asam askorbat berdasarkan prosedur seperti berikut:
Lebih kurang 400 mg asam askorbat yang ditimbang seksama dilarutkan dalam
campuran yang terdiri dari 100 mL air bebas CO2 dan 25 mL asam sulfat
encer. Segera dilakukan titrasi dengan iodium serta penambahan indikator
kanji 1,0 mL. Titik akhir titrasi dicapai jika terjadi warna biru yang
tetap selama 1 menit. Tiap mL iodium setara dengan 8,806 mg asam askorbat.
Tentukan:
a. Apa nama metode titrasi tersebut ? (2) iodometri
b. Persamaan reaksi yang terjadi ! (3)
c. Mengapa digunakan air bebas CO2 ? (2) karena CO2 dapat mengoksidasi
Vitamin C sehingga titik akhir titrasi menjadi lebih dekat
(volume I2 yang digunakan semakin sedikit)
d. Berapa kadar asam askorbat (dalam % b/b) tersebut jika diketahui
volume iodium yang digunakan sebagai titran adalah 20 mL ? (3)

Anda mungkin juga menyukai