Anda di halaman 1dari 22

Sistem Urinarius

__)

16
Sistem urinarius berfungsi untuk pembentukan urin, cabang langsung dari aorta abdominalis. Pembuluh
mengatur tekanan darah dan volume cairan tubuh, ini selanjutnya bercabang-cabang menjadi beberapa
keseimbangan asam-basa, dan pembentukan serta cabang utama ketika pembuluh memasuki hilus
pelepasan hormon-hormon tertentu. Komponen- ginjal. Setiap cabang selanjutnya bercabang lagi
komponen sistem urinarius adalah ginjal, ureter, memberikan dua atau lebih arteria interlobaris.
kandung kemih dan uretra. Arteria interlobaris berjalan antara piramid
Unit fungsional ginjal adalah tubulus urini- yang bersebelahan menuju korteks dan pada per-
ferus (tihat Gambar 16-1) terdiri atas nefron dan batasan korteks-medula, bercabang membentuk
tutrulus koligens (collecting tubulus), masing- arteria arkuata yang jalannya mengikuti dasar
masing berasal dari primordium embriologi yang piramid. Arteria interlobularis, yang berasal dari
berbeda. arteria arkuata memasuki korteks yang berbentuk
labirin (beriarak sama dari prosesus medularis yang
bersebelahan) untuk mencapai kapsula renalis.
O GINJAL Sepanjang perjalanan arteri interlobularis, ada pem-

batas tepi cembung dan cekung,


buluh yang lebih kecil yaitu arteria aferen glome-
Ginjal mempunyai
dan yang cekung disebut hilus. Di hilus ini arteri
ruli, timbul untuk memasuki kapsula Bowman
membentuk pleksus kapiler yang dinamakan glo-
masuk ke ginjal dan ureter serta vena keluar mening-
galkan ginjal. Setiap ginjal dibagi menjadi korteks
merulus.
danmedula. Secara keseluruhan, kapsula Bowman dan glo-
labirin kor- merulus disebut sebagai korpuskulum renal (lihat
Daerah korteks dibagi lagi menjadi
Gambar 16-2). Arteriol eferen glomeruli meng-
tikat dan prosesus medularis. Medula terdiri atas
alirkan darah dari glomeruli ke dalam labirin kor-
10-18 piramid gir\ial. Setiap piramid ginjal dikata-
tikal (membentuk jala-jala kapiler peritubular)
kan menyusun lobus ginjal. Apeks setiap piramid
atau masuk ke dalam medula sebagai arteriol rekta
ditembus oleh 15-20 duktus papilaris @ellini) pada
spuria (bagian dari vasarekta).
areakribrosa.
Bagian yang terletak antara labirin korteks dan
Daerah medula antara piramid ginjal yang ber-
kapsula renalis darahnya dialirkan melalui vena
dekatan ditempati oleh substansi kortikal yang dike-
nal sebagai kolumna renalis (Bertini). Prosesus interlobularis, kebanyakan dari situ masuk vena
medularis adalah perluasan medula ginjal ke dalam
arkuata, percabangan dari vena interlobaris. Darah
korteks, dimana iuluran ini membentuk bagian dari vena interlobaris memasuki vena renalis, yang
tengah dari lobulus ginjal.
selanjutnya menghantarkan isinya ke vena kava
inferior.
Untuk mengerti histofisiologi ginjal' maka harus
memperlajari percabangan pembuluh darah. Setiap
ginjal mendapatkan darah dari arteri renalis, suatu

Sistem Urinarius . 373


Tubulus Uriniferus Bagian yang lurus (pars rekta) dari tubulus prok-
simal (uga dikenal sebagai segmen tebal desen-
Unit fungsional ginjal adalah tubulus uriniferus,
dens Ansa Henle) secara histologis serupa dengan
terdiri atas nefron dan duktus koligens, masing-
bagian yang berkelok-kelok; namun, brush border
masing berasal dari bakal embriologik yang berbeda.
nya lebih pendek pada ujung distalnya, dimana
saluran itu berhubungan dengan segmen tipis
Nefron desendens AnsaHenle.
Terdapat tiga jenis nefron, diklasifikasikan menurut
Segmen tipis desendens dari nefron juksta-
letaknya korpuskulum renal dalam korteks ginjal:
glomerularis melebar ke apeks piramid medula, di-
jukstamedularis (mempunyai kaki tipis panjang
mana saluran ini membentuk lengkungan seperti
dari Ansa Henle), dan nefron kortikal. Ini merupa- jepitan rambut dan meneruskan diri ke arah korteks
kan kaki tipis panjang dari lengkung Henle yang
sebagai segmen tipis asendens Ansa Henle. Seg-
membantu dalam penentuan derajat konsenfrasi dalam
men tipis Ansa Henle terdiri atas sel-sel epitel sela-
medula renal, memungkinkan pembentukan urine
pis gepeng (tipe I-IV) yang strukturnya bervariasi
hipertonis.
tergantung padapermeabilitas terhadap air, banyak-
Nefron mulai sebagai suatu pelebaran bagian nya organel dan kompleksitas taut lekat. Sel-sel tipe
tubulus berujung buntu dengan invaginasi, dikenal I hanya ada di nefron kortikal, sedangkan sel-sel
sebagai kapsula Bowman. Sel-sel sebelah dalam tipe II,III dan IV ada di nefronjukstaglomerularis.
yang mengalami modifikasi, lapis viseralis dikenal
Segmen tebal asendens Ansa Henle (juga
sebagai podosit. Beberapa dari juluran primer
disebut pars rekta tubulus distal) terdiri atas sel-
(utama), tetapi terutama juluran sekundernya dan
sel selapis kubis yang menyerupai sel-sel dari tubu-
pedikel akhir membungkus mengitari kapiler glo-
lus kontortus distalis. Sel tubulus distal yang ber-
merulus. Kapiler-kapiler ini berlubang-lubang dengan
dekatan dengan arteriol aferen (dan eferen) glo-
pori-pori besar (diameter 60-90 nm) tanpa diafragma.
meruli bermodifikasi menjadi sel kubis tinggi, tipis
Lamina basalis yang tebal berasal dari podosit yang intinya berdekatan satu sama lain. Daerah ini
dan sel-sel endotel kapiler saling berhadapan. Ruang dikenal sebagai makula densa dari tubulus distal.
antara pedikel-pedikel yang berdekatan dikenal seba-
Se1 makula densa berhubungan dengan sel otot
gai celah filtrasi, dihubungkan oleh diafragma
polos yang bermodifikasi yaitu sel-sel jukstaglome-
celah filtrasi yang tipis, terbentang dari satu pedi-
rularis (JG) dari arleriol aferen (dan eferen) glome-
kel ke pedikel di dekatnya. Jaringan interstisial ter-
ruli. Makula densa dan sel-sel JG bersama-sama mem-
diri atas sel mesangial intraglomerularis dan bentuk aparatus jukstaglomerularis. Seringkali,
matriks ekstraselular yang dibentuknya juga ber-
sel-sel mesangial ekstraglomerularis (sel-sel lacis)
kaitan dengan glomerulus.
juga diduga termasuk aparatus jukstaglomerularis.
Ultrafiltrat dari kapiler masuk ruang Bowman
(urinari) dan dialirkan dari situ melalui leher tubu-
lus proksimal. Epitel selapis kubis dari tubulus Duktus Pengumpul,/ Duktus Koligens
proksimal berpadu dengan epitel selapis gepeng Beberapa tubulus kontortus distalis bergabung
lapis parietal kapsula Bowman. dengan setiap duktus koligens, yang terdiri atas epitel
Sel-sel bagian berikutnya, tubulus kontortus selapis kubis dimana membran lateral sel jelas ter-
proksimal, mempunyai banyak brush border (mi- lihat dengan mikroskop cahaya. Duktus koligens
krovili) pada permukaan lumennya. Membran turun dari juluran medula di korteks melewati pira-
plasma di lateral dan basalnya sangat berkelok-kelok, mid ginjal. Saat turun, beberapa duktus koligens
membenfuk sejumlah interdigitasi dengan mem- menjadi satu membentuk duktus Bellini, yang ber-
bran sel-sel di dekatnya. Lipatan plasmalema basal akhir pada area kribrosa. Sel-sel kubis dari tubulus
yang banyak merupakan daerah yang kaya dengan koligens ada dua jenis, yang terpulas pucat yaitu
mitokondria dan memberi gambaran bergaris jika sel prinsipal dan yang terpulas lebih gelap sel
dilihat dengan mikroskop cahaya. interkalaris. Sel prinsipal mempunyai silia tunggal

3?4 . Atlas Berwarna Htstologi


GAMBAR 16-1 Tubulus Uriniferus
Ginial
Arteria renalis masuk dan vena renalis serta ureter keluar pada hilus. Medula
renal terdiri atas 10-18 piramid ginjal yang dikelilingi oleh korteks renal
yang ditempati oleh korpuskulum renis, tubulus kontortus distal dan
tubulus kontortus proksimal dan prosesus medularis.

Tubulus kontortus distal

Aderiol aferen
glomeruli
(Sel-sel epitel kubis dengan
mikrovili pendek)

Tubulus distal terdiri atas sel-sel


Tubulus kontortus proksimal kubis rendah dengan mikrovili pen-
dek dan jarang, mulai dari sebelah
dalam medula dari tubulus proksimal
berakhir.

Arteriol
eferen Duktus koligens
glomeruli
(Sel-sel epitel kubis dengan
mikrovili panjang dan padat)

Tubulus proksimal terdiri atas sel-sel kubis (sel-sel epitel kubis)


dimana di membran basal tampak lipatan-
lipatan dalam (striata) ditempati mitokondria, Duktus koligens mempunyai sel-
pertanda transpor aktif. Bagian apikal mem- ie
:3 sel kubis, mulai dari dalam prosesus
bran plasma tampak mikrovili panjang dan medularis korteks, dan berakhir pada
banyak, menandakan absorpsi dan sekresi. area kribrosa.

Segmen tebal Ansa Henle

Arteria

ffi ;Aie
Segmen tipis Ansa Henle \"*:li ilJffi ffi
(Sel-sel epitel kubis)

(Sel-sel epitel gePeng)


Arteria rekta dari vasa rekta mulai dari percabangan arteriol
Segmen tipis Ansa Henle terdiri atas sel-sel eferen glomeruli dari nefron jukstamedularis. Pasangannya dari
gepeng, panjang di jukstamedularis dan nefron kortikal membentuk jala-jala kapiler peritubular di
sangat pendek di nefron kortikal. korteks.

Sistem Urinarius . t75


GAMBAR 16-2 Korpuskulum Ginjal

Tubulus distal
Makula densa

Sel-sel jukstaglomerularis
(modifikasi otot polos)

Kapsula Bowman
(lapis parietal)
Polus vaskularis

Kapsula Bowman
(podosit Iapis viseral)

Lapis parietal kapsula Bowman terdiri atas epitel


selapis gepeng, sedangkan lapis viseralnya meng-
alami modifikasi membentuk podosit. Ultrafiltrat
masuk ruang Bowman (ruang urinari) dan mening-
galkan korpuskulum renalis pada polus urinarius,
melalui tubulus kontortus proksimal. Arteriol aferen
glomeruli masuk dan arteriol eferen glomeruli
Lapis parietal meninggalkan korpuskulum renalis pada polus
vaskularisnya, arteriol aferen glomeruli membawa
Ruang urinari
masuk darah dan arterioi eferen glomeruli mengo-
Polus urinarius
songkan darah dari glomerulus. Makula densa
menrpakan komponen tubulus kontortus distalis
{
mendekat ke sei-seljuksta glomerularis dari arteriol
t:.' aferen (dan eferen) glomeruli.
: Sikat perbatasan
(mikrovilli)
Endotel
Tubulus kontortus
proksimal

Lamina basalis

Juluran
sekunder
(pedikel)

Celah filtrasi
Kapiler fenestrata yang menyusun glomerulus 'L'". trt., '

dilapisi oleh pedikel yang dipercabangkan t :t


'''
dari juluran primer podosit. Celah filtrasi
antara pedikel yang berdekatan dijembatani
oleh diafragma tipis yang berkaitan dengan
Badan sel podosit
lamina basalis yang melebur dari endotel Juluran
kapiler dan podosit, berperan dalam pem- sekunder
(pedikel)
bentukan sawarfiltrasi.
Juluran primer

3?6 o Atlas Berwarna Histologi


sebelah apikal nonmotil, yang mungkin berfungsi Epitel transisional yang membatasi kandung
sebagai mekanosensot yartg mengawasi aliran kemih (juga saluran urin lainnya) membentuk
cairan sepanjang lumen tubulus. Sel prinsipal mem- sawar terhadap urin. Agar dapat melakukan fungsi-
punyai kanal ADH- yang sensitif aquaporin-2 yang nya, membran plasma dari sel yang paling permu-
memungkinkan sel permeabel terhadap air. Sel ini kaan lebih tebal dari pada membran plasma lainnya
juga mempunyai polikistin-1 dan polikistin-2 pada dan terdiri atas struktur kisi-kisi terdiri atas unsur-
plasmalemanya. Polikistin - dari dua protein adalah unsur yang berjalan secara heksagonal. Selanjur
suatu kanal kalsium, Sel-sel interkalaris ada dua nya, karena sel epitel transisional harus membatasi
ienis, A dan B; sel A membawa H* ke dalam lumen permukaan yang lebih lebar seperti membesarnya
tubulus dan sel B menyerap H- dan mensekresi kandung kemih, membran plasma melipat dengan
HCO.. cara seperti mosaik. Lipatan terdapat pada daerah

Duktus Bellini kemudian menyalurkan urine antarplak, sedangkan daerah plak yang menebal
yang terbentuk oleh tubulus uriniferus ke saluran memperlihatkan gambaran vesikular, yang mung-
intrarenal, disebut kaliks minor, selanjutnya dicu-
kin menjadi tidak terlipat saat urine terkumpul
dalam kandung kemih.
rahkan ke kaliks mayor dan kemudian ke dalam
pelvis dari ureter. Saluran keluar ini, dibatasi oleh Jaringan ikat subepitelial kandung kemih terdiri
epitel transisional, mempunyai jaringan ikat fibro- atas lamina propria dan tunika submukosa. Ketiga

elastis subepitelial, lapisan otot polos terdiri atas lapisan otot polos secara luas saling menyilang,
membuatnya tidak dapat dibedakan pada beberapa
lapis longitudinal dalam dan sirkularis luar, juga
daerah.
tunika adventisia dari j aringan ikat fibroelastis.
Uretra pada pria berbeda dari wanita yang tidak
hanya panjangnya tetapi juga fungsinya dan epitel
O SALURAN KELUAR pembatasnya. Lamina propria pada kedua jenis
EKSTRARENAL kelamin berisi kelenjar mukosa Littr6 dan kelen-
jar intraepitelial, yang melumasi permukaan uretra,
Saluran keluar ekstrarenal terdiri atas ureter, sehingga memudahkan keluarnya urin. Uretra di-
kandung kemih, dan uretra. Ureter dan kandung jelaskan dalam Bab 11 , "Sistem Reproduksi Wanita"
kemih juga dibatasi oleh epitel transisional. Ureter
dan Bab 18, "Sistem Reproduksi Pria"
mempunyai lamina propria fibroelastis dan dua atau
tiga lapis otot polos, tersusun seperti di atas. Lapis
otot yang ketiga, lapis longitudinal paling luar'
tampak di sepertiga bagian bawah ureter.

Sistem Urinarius . 377


rl
@ Histofisiologi
I. PEM BENTU KAN U LTRAFI LTRAT II. FUNGSI TUBULUS PROKSIMAL
Karena arteria renalis merupakan percabangan lang- Pada orang sehat tubulus proksimal menyerap kem-
sung dari aorta abdominalis, kedua ginjal menerima bali sekitar 80Vo air, natrium dan klorida dari ultra-
20Vo daivolume darah keseluruhan per menit. Keba- filtrat. Selain itu, tubulus proksimal menyerap kem-
nyakan darah ini memasuki glomeruli, dimana tekanan bali semua protein, asam-asam amino dan glukosa
arteri yang tinggi memberikan sekitar 10% volume dari ultrafiltrat. Bahan-bahan yang diserap kembali
cairan yaitu 1.25 rnl/ment ke dalam ruang Bowman. dikernbalikan ke dalam jala-jala kapiler peritubular
Tekanan vaskular dilawan oleh dua kekuatan yaitu dari labirin korlikal untuk didistribusikan ke bagian
tekanan koloid osmotik darah dan tekanan yang tubuh lainnya. Perpindahan natrium melalui meka-
ditimbulkan oleh adanya ultrafiltrat dalam ruang nisme transpor aktif mempergunakan suatu pompa
Bowman. Namun, ratarata tekanan filtrasi, mem- natrium-kalium-ATPase dalam plasmalema
perlihatkan ultrafiltrat dari darah ke dalam ruang basal, dengan klorida dan air ikut secara pasif.
Bowman, adalah relatif tinggi, sekitar 25 mmHg. Karena garam dan air diserap kembali dalam kon-
Sawar filtrasi ginjal, terdiri atas sel endotel sentrasi yang ekuimolar, osmolaritas ultrafiltrat
dengan lubang-lubang, lamina basalis yang men- tidak berpengaruh dalam tubulus proksimal, tetapi
jadi satu dari podosit dan kapiler, dan celah filtrasi tetap sama seperti dalam darah. Protein yang
antara pedikel yang dihubungkan diafragma, hanya mengalami endositosis dipecahkan menjadi asam-
memungkinkan lewatnya air, ion-ion dan molekul- asam amino yang juga dilepaskan ke dalam
molekul kecil ke dalam ruang Bowman. Adanya interstisial ginjal untuk didistribusikan melalui
polianionik heparan sulfat dalam lamina rara dari sistem vaskular. Tubulus proksimal iuga men-
lamina basalis menghalangi lewatnya protein besar sekresi asam-asam organik, basa dan zat-zatlainke
dan bermuatan negatif melalui sawar. Selanjutnya, dalamultrafiltrat.
kolagen tipe IV dari lamina densa bekerja sebagai
saringan molekul dan menghalangi protein yang III. FUNGSI SEGMEN TIPIS
lebihbesar dari 69.000 MW. ANSA HENLE
Untuk memperlahankan efisiensi sistem filter, Segmen tipis desenden Ansa Henle adalah benar-
sel mesangial intraglomerularis memfagosit benar permeabel terhadap air dan garam, sehingga
lamina densa, yang kemudian diperbarui melalui ultrafiltrat dalam lumen akan berusaha menye-
aksi bersama dari podosit dan sel endotel. Selain itu, imbangkan osmolaritasnya dengan interstisial renal
sel mesangial intraglomerularis juga membentuk di sekitarnya.
matriks mesangial sekitar sel itu sendiri dan mele- Segmen tipis asenden hampir tidak permeabel
paskan prostaglandin, interleukin-1 dan sitokin terhadap air tetapi relatif permeabel terhadap
lainnya. Sel-sel ini juga bersifat kontraktil, bahwa garam; jadi pergerakan air dihalangi, tetapi natrium
melalui konstriksi glomerulus, mengubah tekanan dan klorida tidak. Ultrafiltrat akan dipertahankan
darah dalam jala-jala glomerulus. Akhirnya, sel-sel osmolaritasnya yang sama seperli interstisial renal
mesangial intraglomerularis membentuk suatu struk-
dengan sekitamya ketika gradien konsentrasi menu-
tur penyokong untuk glomerulus. Plasma yang ter- run mendekati korteks.
modifikasi yang memasuki ruang Bowman dikenal
sebagai ultrafiltrat.

378 . Atlas Berwarna Histologi


IV. FUNGSI TUBULUS DISTAL VI. KONSENTRASI URINE
Pars rekta tubulus distal (segmen tebal asenden A. Nefron (Gountercurrent
Ansa Henle) tidak permeabel terhadap air tetapi Multiplier System)
mempunyai suatu kotransporter Na* lK.l2C1 pada
Konsentrasi urine halya terjadi di nefronjukstaglo-
permukaan lumen dari sel-selnya yang secara aktif
merularis, dimana segmen tipis Ansa Henle yang
memompa natrium dan klorida dari lumenke dalam
panjang berfungsi dalam penentuan derajat kon-
sel. Sisi basal terletak pompa Na. / K. ATPase
sentrasi osmotik. Derajat ini secara perlahanlahan
mernindahkan natrium dan klorida ke luar sel ke-
meningkat dari 300 mOsm,/L dalam interstisial
dalam interstisial renal. Namun, karena air tidak
medula sebelah luar sampai sekitar 1.200 mOsm/L
dapat masuk atau meninggalkan lumen, ultrafiltrat
padapapilarenalis.
adalah hipoosmotik dengan berlangsungnya waktu
Kotransporter Na* /K*/ ZCT dari segmen tebal
air mencapai daerah makula densa.
asendens Ansa Henle memindahkan ion klorida dan
Tubulus kontortus distal, yang sel-selnya mem-
ion natrium dari lumen ke dalam interstisial ginjal.
punyai reseptor aldosteron, menyerap kembali ion
Air tidak bisa keluar; karena itu kadar garam dari
natrium dari ultrafiltrat dan mensekresi hidrogen,
interstisial meningkat. Karena suplai natrium dan
kalium dan ion amonium ke dalam ultrafiltat,yang
klorida dalam segmen tebal asendens menurun
kemudian disalurkan ke duktus koligens.
ketika ultrafiltrat lewat ke arah korteks (karena
secara terus menerus dipindahkan dari lumen),
V. FUNGSI APARATUS natrium dan klorida yang ada untuk transpor makin
berkurang; akibatnya, kadar garam interstisial menu-
JUKSTAGLOMERULARIS
run mendekatikorteks.
Diketahui bahwa sel makula densa mengawasi
Derajat konsentrasi osmotik dari medula sebe-
osmolaritas dan volume ultrafiltrat. Jika keduanya
lah dalam, sebelah dalam dari pertemuan segmen
meningkat, sel-sel makula densa melalui gap junction,
tipis dan segmen tebal Ansa Henle asendens, diken-
memerintahkan sel jukstaglomerularis untuk
dalikan oleh urea daripada oleh natrium dan klorida.
melepaskan enzim proteolitik yang disimpannya
yaitu renin, ke dalam aliran darah. Renin memecah Ketika ultrafiltrat berialan menuruni segmen
dua asam amino dari dekapeptida yang beredar tipis desendens Ansa Henle, ultrafiltrat bereaksi
dalam darah yaitu angiotensinogen, mengubahnya untuk meningkatkan derajat konsentrasi osmotik
dalam interstisial. Air dan garam pindah memasuki
menjadi angiotensin I, ymg selanjutnya dipecah-
lumen, menurunkan volume dan meningkatkan
kan oleh enzim konversi yang terletakpadapetmu-
kaan lumen kapiler (terutama di paru), membentuk
kadar garam dari ultrafiltrat (yang menjadi hiper-
angiotensin II. Vasokonstriktor yang kuat ini juga tonik).
segera melepaskan mineralokortikoid aldosteron Dalam segmen tipis asendens Ansa Henle, air
dari korteks suprarenalis. dipertahankan tetapi garam bisa meninggalkan
Aldosteron berikatan ke reseptor pada sel tubu-
ultrafiltrat, menurunkan osmolaritasnya dan ikut
mempertahankan deraj at konsentrasi osmotik.
lus kontortus distalis, langsung menyerap kem-bali
natrium (dan klorida) dari ultrafiltrat. Penambahan
natrium ke kompartemen ekstraselular menye- B. Duktus koligens
babkan retensi cairan dengan akibat peningkatan Ultrafiltrat yang masuk duktus koligens adalah
tekanan darah. hipoosmotik. Ketika ultrafiltrat menuruni duktus
koligens mengalami peningkatan derajat osmotik
dari interstisial renal.

Sistem Urinarius . t79


Hormon antidiuretik (ADH) dilepaskan dari lengkung kapiler ini seluruhnya permeabel terha-
pars nervosa hipofisis, sel-sel duktus koligens men- dap garam dan air. Jadi, saat darah turun dalam
jadi permeabel terhadap air, meninggalkan lumen arteria rekta, darah menjadi hiperosmotik, tetapi
duktus koligens, meningkatkan konsentrasi urine. saat naik dalam vena rekta, osmolaritasnya kembali
Bila tidak ada ADH sel-sel duktus koligens tidak normal.
permeabel terhadap air dan urine tetap hipotonis. Juga penting untuk diketahui bahwa arteria
Duktus koligens juga berperan dalam membiar- rekta membawa volume yang lebih kecil daripada
kan urea berdifusi ke dalam interstisial medula vena rekta, memungkinkan perpindahan cairan dan
sebelah dalam. Osmolaritas interstisial yang tinggi garam ke dalam interstisial renal oleh tubulus
di daerah ini berkaitan dengan konsentrasi urea. uriniferus.

G. Vasa rekta (Gountercurrrent


Exchange System)
Vasa rekta membantu dalam memperlahankan
derajat konsentrasi osmotik dari medula renal, karena

*
*.sl,r
s.*, CONTOH KASUS KLINIS
Bau Urine dan Warna Urine merkuri atau karbon tetraklorida. atau mati karena
Bau dan wama urine mungkin memberi petunjuk ke syok kardiovaskular yang berat yang mengurangi
kondisi penyakit individu. Urine normal selain tidak aliran darah ke ginjal. Sel-se1 yang mati menjadi
berwarna atau berwarna kuning jika urine menjadi terkelupas dan menyumbat lumen tubulusnya. Jika
pekat. Demikian juga, urine yang encer mempunyai Iamina basalis tetap utuh, pembelahan sel epitel mung-
sangat sedikit bau, sedangkan urine yang pekat mem- kin dapat memperbaiki kerusakan dalam waktu kurang
punyai bau menyengat. Jika wama urine kemerahan, dari 3 minggu.
individu mungkin mempunyai porfiria atau darah
segar dalam urine;jika warnanya coklat, kemungkinan Glomerulonefritis Akut
terjadi pemecahan hasil akhir otot yang rusak atau Glomerulinefritis akut biasanya akibat infeksi Strep-
pemecahan hasil akhir hemoglobin dalam urine. Warna tokokus beta setempat pada suatu daerah tubuh lain
gelap dapat karena adanya pigmen melanin dalam daripada ginjal (misalnya kerongkongan). Sel-sel
urine, sedangkan urine keruh bisa merupakan tanda plasma mensekresi antibodi yang berikatan dengan
adanya laistal asam atau adanya pus yang berasal dari antigen sffeptokokus, membentuk kompleks antigen-
infeksi saluran urine. Selain itu, obat-obatan tertentu antibodi yang tidak larut yang disaring oleh lamina
dapat menyebabkan perubahan warna urine dan pasien basalis antara podosit dan sel-se1 endotel glomemlus.
sebaiknya diingatkan nantinya mengenai pembahan Ketika kompleks imun terbentuk pada lamina basalis
warna urinenya. Perubahan dalam bau urine dapat glomeruli, sel epitel dan sel mesangial berproliferasi.
karena diabetes yang tidak terkendali (bau manis); bau Selain itu, leukosit berkumpul dalam glomerulus,
pesing dapat menandakan adanya infeksi saluran memadat dan menyumbat glomerulus. Lebih jauh,
urine; dan bau busuk dari urine pada pasien muda agen farmakologik lepas pada tempat kerusakan menye-
mungkin menandakan fenilketonuria. babkan glomerulus menjadi bocor, dan protein, trom-
bosit dan eritrosit mungkin masuk filtrat glomerulus.
Nekrosis Tubular Biasanya setelah inflamasi akut berkurang, glome-
Nekrosis tubular mungkin akibat gagal ginjal akut. Sei rulus membaik sendiri dan fungsi ginjal kembali nor-
tubulus renalis mati, baik karena keracunan karena mal. Terkadang, kerusakan demikian luas dan gang-
paparan pada bahan kimia beracun, seperti halnya guan fungsi ginjal menjadi menetap.

38o . Atlas Berwarna tlistologi


Diabetes Insipidus pemeriksaan mikroskopik urine. Biasanya, kanker
Diabetes insipidus terjadi karena kerusakan sel ginjal disertai dengan nyeri dan demam, tetapi sering-
hipotalamus yang membentuk ADH (hormon anti- kali kanker ginjal ditemukan melalui palpasi abdomen
diuretig. Kadar ADH yang rendah mempengaruhi selama pemeriksaan fisik rutin, ketika dokter menge-
kemampuan tubulus koligens ginjal untuk memekat- tahui suatu benjolan di daerah ginjal. Jika kanker tidak
kan urine. Kehilangan cairan yang berlebihan dalam bermetastasis, pilihan pengobatan adaiah pengang-
bentuk jumlah urine yang sangat banyak serta encer katan ginjal yang terkena dan nodus limfatikus regio-
mengakibatkan polidipsia (rasa haus yang berlebihan) nal. Karena kanker ginjal menyebar secara dini dan
dan dehidrasi.
biasanya ke paru, prognosis adalah buruk, tetapi terapi
interleukin-2 terlihat menjanjikan.
Batu Ginjat
KankerKandungKemih
Batu ginjal biasanya terbentuk karena keadaan yang
dikenal sebagai hiperparatiroidisme, dimana pem- Setiap tahun ada lebih dari 50.000 kasus baru karsi-
noma sel transisional dari kandung kemih di Amerika
bentukan hormon paratiroid yang berlebihan (PTH)
oleh kelenjar paratiroid mengakibatkan peningkatan Serikat. Yang menarik, hampir 657o individu yang
kadar aktivitas osteoklastik. Resorpsi tulang, demikian
terkena adalah pria dan sekitar setengah dari pasien-
juga peningkatan absorpsi kalsium dan fosfat dari pasien ini adalah perokok. Gejala yang mencolok dari

saluran cerna, terjadi lebih tinggi daripada kadar kal-


kanker kandung kemih adalah adanya darah dalam
sium darah yang normal. Karena ginjal mengekskresi
urine, diikuti dengan rasa terbakar dan nyeri waktu
lebih daripada normal kadar kalsium dan fosfat, kebe- berkemih, demikian juga meningkatnya frekuensi
radaannya dalam.urine, terutama pada kondisi alkalis,
dorongan untuk berkemih. Meskipun gejala ini
menyebabkan pengendapan pada tubulus ginjal. Penam-
seringkali dikacaukan dengan sistitis, kondisi ini men-
jadi mencurigakan ketika antibiotika gagal meringan-
bahan terus menerus ion-ion ini ke permukaan kristal
menyebabkan peningkatan ukuran kristal dan kristal kan masalah dan sitologi urine memperlihatkan ada-
nya sel-sel transisional kanker. Jika secara dini diketa-
ini dikenal sebagai tratu ginjal.
hui, sebelum karsinoma menyebuk ke jaringan yang
lebih dalam, angka ketahanan hidup sebesar 95%;
KankerGinjal
namun, bila tumor secara cepat membelah menyebuk
Kanker ginjal biasanya tumor padat, sedangkan kista
lapisan muskular kandung kemih dan mencapai nodus
ginjal biasanyajinak. Gejala yang paling sering dari
limfatikus, angka ketahanan hidup 5 tahun tunrn sam-
kanker ginjal adalah adanya darah dalam urine, paik.urangdai45Vo.
meskipun jumlah darah mungkin tidak diketahui tanpa

Sistem Urinarius o 381


SAfdffiAR tr . Korteks dan medula ginjal. Manusia. &AMSAR S . Korteks ginjal. Manusia. Paraffin
Paraffin section. x 14. section. x 132.

Korteks ginjal dan bagian medula ditunjukkan Berbagai komponen bagian labirin korteks dan
dengan pembesaran lemah untuk memberikan bagian dua prosesus medularis tampak di sini.
gambaran dalam susunan korteks. Kapsula (Ca) Kedudukan fotomikroskopik ini tegak lurus terhadap
renalis tampak tipis, sebagai garis tipis pada bagian Gambar 1. Perhatikan dua korpuskulum renal
atas fotomikroskopik. Daerah yang lebih gelap di (RC) di tengah fotomikroskopik tampak artefak
bawah, menempati setengah bagian atas foto- sedikit mengerut dan karena itu jelas memper-
mikroskopik adalah korteks (C), sedangkan lebih lihatkan ruang Bowman (BS). Korpuskulum renal
bawah daerahnya lebih jernih adalah medula (M). dikelilingi oleh potongan melintang tubulus kon-
Perhatikan juluran longitudinal dari medula tampak tortus proksimal (PT), tubulus kontortus
masuk ke korteks; ini dikenal sebagai prosesus distal (Df) dan makula densa (MD). Karena
medularis (MR). Jaringan antara prosesus medu- tubulus kontortus proksimal lebih panjang daripada
laris tampak berkelok-kelok dan dikenal sebagai tubulus kontortus distal, maka jumlah tubulus kon-
labirin korteks (CL). Daerah ini ditempati oleh tortus proksimal sekitar korpuskulum renal melebihi
struktur yang bulat, padat yaitu korpuskulum gambaran tubulus kontortus distal dengan per-
renal (RC). Ini merupakan bagian pertama dari bandingan sekitar 7 berbanding 1. Prosesus medu-
nefron dan letaknya dalam korteks menunjukkan awal rekta (PR) dari tubulus prok-
laris berisi pars
perkembangannya, juga fungsinya. Bangunan ini simal, segmen tebal pars asenden Ansa
dinamakan nefron superfisial (1), nefron mid- Henle (AT) dan duktus koligens (CT).
kortikal (2) atau nefron jukstamedularis (3).
Setiap prosesus medularis dan setengah labirin 6AM&Afr {. Ginjal disuntik dengan koloidin
korteks pada kedua sisinya men''usun lobulus ginjal. x
benruarna. Paraffin section. 132,
Lobulus ini meluas ke dalam medula, tetapi batasnya
secara histologik tidak dapat ditentukan (kira-kira Jaringan ini dipersiapkan dengan memberi suntikan
oleh garis vertikal). Pembuluh darah besar pada pada arteri renalis dengan koloidin berwama dan irisan
peralihan kortikomedularis adalah pembuluh tebal dilakukan untuk memperlihatkan percabangan
arkuata (A$, sedangkan yang ada dalam labirin pembuluh darah di korpuskulum renal. Setiap korpu-
korteks adalah pembuluh interlobularis (M. kulum renal berisi juluran kapiler yaitu glome-
rulus (G), yang mendapatkan darah dari arteriol
&AI1Il$&R X . Kapsula ginjal. Monyet. Plastic
aferen glomerulus (AA) dan aliran keluarnya
melalui arteriol eferen glomerulus (EA). Per-
section. x 540.
hatikan diameter luar arteriol aferen glomerulus lebih
Ginjal dibungkus oleh kapsula renal (Ca) yang besar daripada arteriol eferen glomerulus; namun,
terdiri atas jaringan ikat padat kolagen berisi fibro- diameter kedua lumennya kira-kira sama. Hal ini
blas (Fb). Meskipun struktur ini tidak mempunyai penting untuk mengetahui bahwa glomerulus adalah
banyak pembuluh darah, jaringan ini mempunyai jala-jala kapiler arteri; karena itu tekanan dalam
beberapa pembuluh kapsular (CV). Perhatikan pembuluh ini lebih besar daripada jala-jala kapiler
adanya sejumlah eritrosit dalam lumen pembuluh yang biasa. Hal ini rnenyebabkan tekanan filtrasi lebih
ini. Lapisan kapsula yang lebih dalam mempunyai efektif. Pembuluh darah besar pada kanan bawah
banyak jala kapiler (CN) yang mendapatkan adalah arteria interlobularis (tA) dan merupa,
darah dari ujung arteria interlobularis dan seterus- kan awal percabangan dari arteriol aferen glomerulus.
nya dialirkan ke vena stellata yang merupakan per-
cabangan dari vena interlobularis. Perhatikan
potongan melintang tubulus kontortus proksi-
mal (PT).

Tubulus koligens 'r '"1" j;;j


- lr'.r..'r.l,.,'i;1,;i lrr:"
. {r:-l!jrirr:!r Ginjal
382 . Atlas Berwarna Histologi
--.--ca

t-GAMEAnT-l t-effis&m a I

[eAmBAR s I
KUNCI
AA aferen
arteriol CN jala-jala kapiler IV Pembuluh interlobulatis
AT segmen tebal CT tubulus koligens M medula
asendens AnsaHenle CV pembuluh kapsular MD makula densa
AV pembuluh arkuata DT tubulus kontofius distal MR prosesus medularis
BS ruang Bowman EA arteriol eferen PR pars rekta
C korteks Fb fibroblas PT tubuluskontortusproksimal
Ca kapsula G glomeruius RC korpuskulumrenis
CL labirinkortikal IA arteriainterlobularis

Sistem Urinarius . t8t


**MmA8 t r Labirin Korteks Ginjal. Monyet. 6&M#&S S . Labirin Korteks Ginjal, Monyet.
Plasticsection.x210. Plasticsection.xZl0.

Di tengah fotomikroskopik ini ditempati korpuskulum Polus vaskularis dari korpuskulum renis ini sangat jelas
renal. Polus urinarius tampak sebagai leher yang pendek terlihat. Dalam daerah ini arteriol aferen glomeru-
menuju ke dalam bagian kontortus dari tubulus lus (AA) memasuki korpuskulum renis dan arteriol
proksimal (PT). Korpuskulum renal terdiri atas eferen glomerulus (EA) keluar, meninggalkan glo-
glomerulus (G), juluran kapile4 lapis viseral kapsula merulus. Perhatikan kedua pembuluh ini dan kapiler-
Bowman (podosit) yang berkaitan dengan glomerulus kapilernya disokong oleh sel-sel mesangial (Mg).
yaitu ruang Bowman (BS) ke dalam ruang ini ultra- Perhatikan meski diameter arteriol aferen glomerulus
filtrat di keluarkan dari kapiler dan lapis parietal (PL) lebih besar daripada yang di arteriol eferen glomerulus,
kapsula Bowman yang terdiri atas epitel selapis gepeng. lumennya mempunyai diameter yang lebih kurang sama.
Selain itu, sel-sel mesangial juga ada di korpuskulum Korpuskulum renis dikelilingi oleh potongan melintang
renal. Kebanyakan gambaran tubulus sekitar renal tubulus distal (DT) dan tubulus proksimal (pT).
korpuskulum adalah potongan melintang tubulus DaeralT korak diperlihatkan dengan pembesaran kuat
proksimal (PT) yang terpulas lebih gelap, jumlahnya dalam Gambar 4.Sisipan. Glomerulus. Ginjal. Monyet.
lebih banyak potongan melintang tubulus distal (DT) Plastic section. x 720. Glomerulus terdiri atas kapiler-
yang terpulas lebih jernih. kapiler yang inti sel endotel (En) nya menonjol ke
dalam lumen. Sel-se1 endotel terpisah dari podosit (p),
&AmSS,e* ? . Labirin Kofteks Ginjal. Monyet. yaitu modifikasi sel-sel lapis viseral kapsula Bowman
dengan adanya lamina basalis yang tebal (panah). Sel-
Plastic section. x 210.
sel mesangial (Mg) membentuk unsur penyokong dan
Korpuskulum renal di tengah gambar fotomikroskopik
unsur fagosit dari korpuskulum renis. perhatikan
cabang-cabang utama (bintang) dari podositjuga dapat
memperlihatkan seluruh ciri-ciri khas dalam Gambar 1,
dibedakan dalam gambar fotomikrokopik ini.
kecuali yang sebagai polus urinarius, ada terlihat polus
vaskularis ftP). Tempat itu adalah daerah dimana
arteriol aferen glomeruli dan arteriol eferen glomeruli fi&ffiSffi&* 4 . Aparatus jukstaglomerularis. Ginjal.
masuk dan meninggalkan korpuskulum renal. Beberapa Monyet. Plastic section. x 1.325.
sel-sel otot polos dari arteriol aferen (dan kadang-kadang
eferen) glomeruli mengalami modifikasi mengandung Daerah kotak dalam Gambar 3 dibesarkan untuk meli-
granula renin. Sel-sel yang mengalami modifikasi ini hat aparatus jukstaglomerularis. Ini terdiri atas makula
disebut sel-sel jukstaglomerularis (JC). Sel-sel ini densa (MD) yaitu daerah di tubulus distal dan tampak
erat berkaitan dengan daerah makula densa (MD) sel jukstaglomerularis (JC) yang merupakan modi-
dari tubulus distal. Juga, perhatikan bahwa kebanyakan fikasi sel-sel otot polos dari arteriol aferen glo-
potongan melintang adalah tubuius mengelilingi kor- merulus (AA). Perhatikan granula (kepala panah)
puskulum renal kepunyaan bagian yang berkelok-kelok dalam sel jukstaglomerularis, yang diketahui adalah
dari tubulus proksimal (PT) sementara hanya satu enzlm renin. Perhatikan inti (bintqng) sel-sel endotel
atau dua adalah tubulus distal. Perhatikan korteks renalis yang membatasi arteriol aferen glomerulus.
mengandung banyak pembuluh darah (BV), serta
sedikit unsurjaringan ikat (panah) dengan pembuluh-
pembuluhini.

Kapsula Bowman
(lapis parietal) Polus vaskularis
Kapsula Bowman
(podosit lapis viseral)

Polus urinarius

Podosit

Endotel
1\
Juluran sekunder
(pedikel)

Juluran primer Korpuskulum ginjal


384 . Atlas Berwarna Histologi
#",t-;#ffi
ffi*--*;t;"t;'
:;'T+!:,69"T ';, 1" :;

*.;:Jii*-#*;
**
t,.
;i ,, .,' ''t.i'
*F

",i'
, *' ir" +
$3

IEAMBAn,l I GAMsAn a I

KUNCI
AA arteriol aferen En sel endotel P podosit
BS ruangBowman G glomerulus PL lapis parietal
BV pembuluh darah JC sel jukstaglomerularis PT tubulus proksimal
DT tubulus distal MD makuladensa VP polus vaskularis
EA arteriol eferen Mg selmesangial

Sistem Urinarius . 385


&AMBAR t . Gambar scanning elektron mikros- x 6000. (Seizin Ross MH, Reith EJ, RomrellLJ.
kopi suatu glomerulus, memperlihatkan juluran Histology. A Text and Atlas. 2nd ed. Baltimore:
primer dan juluran sekunder dan pedikel dari William I Wilkins.:5361
podosit, Atas. x 700; bawah, x 4000; dan sisipan

386 . Atlas Berwarna Histologi


SASfi&AR *. Korteks ginjal. Korpuskulum renis. (RBC) dan sel endotel (En). Sisipan. Podosit
Mencit. Mikroskop elektron. x 3.780. dan glomerulus. Mencit. Mikroskop elektron.
x 6300. Ini adalah pembesaran kuat daerah kotak,
Berbagai komponen korpuskulum renal diperlihat- memperlihatkan sebagian podosit. Perhatikan inti (N),
kan dalam gambar mikroskop elektron ini. Perhati- juluran utama (MP) dan pedikel (Pe). Perha-
kan lamina basalis (kepala panah) memisahkan sel- tikan pedikel terletak pada lamina basalis (BL)
sel epitel selapis gepeng dari lapis parietal (PL) kap- yang terdiri atas lamina rara eksterna, lamina densa
sula Bowman dari interstisial ginjal (RI). Ruang dan lamina rara interna. Perhatikan lubang-lubang
Bowman (BS) dan podosit (P) terlihat untuk meng- (fenestra) (panah) dipembatas endotel (En) glome-
amati glomeruli (G) dan pedikel (Pe) sekelilingnya. rulus. Ruang antara pedikel, disebut celah filtrasi
Sel mesangial (Mg) menempati ruang antara (FS), menjurus ke dalam ruang Borrman (B S).

lengkungkapiler danjuga tampakbeberapa eritrosit

Sistem Urinarius . 387


GAfV{BAR 1 . Medula renalis. Monyet. Plastic SAMSAR 3 . Papila renalis. x.s. Monyet. Plastic
section. x 270. section. x 540.

Gambar fotomikroskopik ini dari medula renalis Pada sisi sebelah dalam medula renal, duktus koli-
memperlihatkan susunan berbagai struktur tubulus gens satu sama lain menjadi satu, membentuk
dan vaskular. Unsurjaringan ikat antara tubulus dan saluran yang lebih besar. Saluran yang paling besar
vaskular sangat kasar dan terutama fibroblas, makro- ini disebut duktus papilaris (PD) atau duktus
fag dan serat-serat (bintang). Unsur tubulus yang Bellini yang mudah dikenali dengan adanya sel torak
utama ternyata adalah duktus koligens (CT), yang tinggi, pucat dan sisi lateral membran plasma
dikenali karena membran plasma bagian lateral dari yang jelas (panah). Duktus ini terbuka pada apeks
sel-sel kuboid tinggi (atau torak rendah) adalah papila renal, di dalam daerah yang dikenal sebagai
segmen tebal Ansa Henle (TH) dan terkadang area kribosa. Segmen tipis Ansa Henle (TL) jelas
segmen tipis Ansa Henle (TL). Banyak unsur terlihat. Bangunan ini membentuk Ansa Henle
vaskular terlihat; ini adalah vasa rekta spuria yang seperti jepitan rambut di daerah ini, dimana segmen
dinding segmen desenden lebih tebal adalah arteriol tipis asenden kembali naik dalam medula, yang
rekta spuria (AR) dan dinding segmen asenden akhirnya menjadi lebih tebal, membentuk bagian
yang lebih tipis adalah venula rekta spuria CVR) lurus tubulus distal. Perhatikan bahwa arteriol
rekta spuria (AR) danvenula rekta spuria CVR)
. mengikuti jalannya segmen tipis Ansa Henle masuk
SAMSAR 2 Papila renalis. x.s. Manusia. Paraffin
ke dalam papila renal. Beberapa unsur jaringan ikat
section. x 270.
ditandai deng an bintang.
Unsur tubular yang paling banyak dari papila renal
adalah duktus koligens (CT) dengan sel-sel kuboid- SAMBAA 4 . Medula renalis. Ls. Monyet, Plastic
nya, dimana membran lateral plasma jelas terlihat. section. x 270.
Sejumlah bangunan yang berdinding tipis adalah
segmen tipis Ansa Henle (TL), juga arteriol rekta Gambar fotomikroskopik ini serupa dengan Gambar L,
spuria (AR) danvenula rekta spuria [VR) mung- kecuali lebih longitudinal daripada potongan melin-
kin dapat dikenali karena adanya darah dalam tang medula renal. Di tengah ditempati duktus
lumennya. Unsur jaringan ikat (bintang) dapat ter- koligens (CT), ditandai dengan adanya sel kuboid
lihat dalam interstisial antara berbagai tubulus gin- tinggi dimana membran lateral plasma jelas terlihat.
jal. Terkadang segmen tebal Ansa Henle (TH) Duktus koligens didampingi oleh segmen tebal
mungkin dapat diamati. Ansa Henle (TH). Vasa rekta terisi dengan darah
dan ketebalan dindingnya terlihat apakah arte-riol
Tubulus kontortus distal rekta spuria (AR) atauvenula rekta spuria (VR).
Tubulus
Segmen tipis Ansa Henle (TL) juga dapat
kontortus Arteriol aferen dikenali.
proksimal glomeruli

Segmen tebal Ansa Henle

Duktus koligens

Segmen tipis
Ansa Henle

Tubulus uriniferus

388 . Atlas Berwarna Histologi


feArvrsART-l
1u
*
& #$
@iS
*+
s s
TF 4
$ds
#
*
j'
I
&s

Igt
's'i U
s ;h;
,' :,g

s,'
IEAMBAng-l [sAmmn 4 I

AR arteriol rektaspuria PD duktus papilaris TL segmen tipis ansa Henle


CT duktus koligens TH segmen tebalansa VR venularekta spuria
Henle

Sistem Urlnarius . 589


*A&qffiAR 1 . Ureter. x,s. Manusia. Paraffin section. GA&4BAR 2 o Ureter. x.s. Monyet. Plastic section.
x 14. x 132.

Pembesaran kecil fotomikroskopik ini adalah ureter, Mukosa sangat berkelok-kelok dan terdiri atas epitel
memperlihatkan lumen (L) yang berbentuk bintang transisional yang tebal dimana permukaan atasnya
dan epitel (E) pembatas yang tebal. Bagian yang mempunyai sel'sel berbentuk kubah (D) yang
saling berhadapan antara jaringan ikat sub- khas. Lapisan sel-sel basal duduk pada lamina basalis
epitel (SCT) dan otot polos pembungkus (SM) (panah), yang memisahkan epitel dari jaringan ikat
diberi tanda panah. Otot polos pembungkus dikeli- fibrosa di bawahnya. Tunika muskularis terdiri atas
lingi oleh tunika adventisia (Ad) dari jaringan tiga lapisan otot polos: longitudinalis dalam (IL),
fibrosa, yang ditempati sejumlah pembuluh darah sirkularis tengah (MC) dan longitudinalis luar
dan serat-serat saraf yang berjalan dengan ureter. (OL). Ketiga lapisan ini tidak selalu ada, untuk lapisan
Jadi, dinding ureter terdiri atas tunika mukosa (epitel longitudinalis luar hanya ditemukan di seperriga bagian
dan jaringan ikat di bawahnya), tunika muskularis bawah ureter, yaitu bagian paling dekat dengan kan-
dan tunika adventisia. dung kemih. Tunika adventisia (Ad) terdiri atas
jaringan ikat fibrosa yang melekatkan ureter pada
&AM$&R S o Kandung kemih. Monyet. Plastic dinding posterior tubuh dan bangunan di sekitarnya.
section. x 14.
SSI\$BAR 4 r Kandung kemih. Monyet. Plastic
Kandung kemih menyimpan urine sampai siap untuk section. x 132.
dikeluarkan. Karena volume kandung kemih berubah-
ubah sesuai dengan jumlah urine yang di dalamnya, Kandung kemih dibatasi oleh epitel transisional
mukosanya mungkin berlipat atau tidak berlipat. (TE), yang mempunyai ciri sel-sel di permukaannya
jaringan yang di sini tidak teregang, karena itu berbentuk kubah. Beberapa sel-sel ini mempunyai
banyak lipatan (panah). Selanjutnya, epitel transi- inti dua. Epitel dipisahkan dari jaringan ikat di
sional (TE) dalam sajian inijuga tebal, sedangkan bawahnya oleh lamina b asalis (ponah). Jaringan ikat
dalam fase teregang, epitel akan menjadi lebih tipis. subepitel ini sering dibagi menjadi lamina propria
Perhatikan juga tebalnya tunika muskularis terdiri (LP) dan tunika submukosa (Sm). Daerah ini
atas tiga lapisan otot polos: longitudinalis dalam mendapatkan darah yang tampak adanya sejumlah
(IL), sirkularis tengah (MC) dan longitudi- venula (V) dan arteriol (A). Pembuluh ini mem-
nalis luar (OL). Lapisan otot dikelilingi baik oleh punyai percabangan yang lebih kecil dan memper-
tunika adventisia, yang terdiri atas jaringan ikat darahi daerah yang lebih dekat ke epitel. Sisipan.
jarang seperti tampak dalam fotomikroskopik ini Epitel transisional. Monyet. Plastic section.
atau dikelilingi oleh tunika serosa, tergantung pada x 540. Daerah kotak dari epitel transisional diper-
daerah kandung kemih mana yang diperiksa. lihatkan dengan pembesaran kuat, untuk memper-
lihatkan sel-sel besar yang berbentuk kubah (ponah)
pada permukaan bebasnya. Sel-sel ini adalah khas
untuk kandung kemih yang kosong. Bila bangunan
itu meregang karena urine, sel-sel yang berbentuk
kubah berubah menjadi gepeng dan seluruh epitel
menjadi lebih tipis (dari lima sampai tujuh lapis
ketebalannya menjadi hanya tiga lapis sel). perhati-
kan, kadang-kadang sel berinti dua.

39O . Atlas Berwarna Histologi


l-fiAnrBAn:l

[_eAJrsiA* 3 l l-sAmEARl-l

KUNCI
A arteriol L lumen SCT jaringan ikat subepitei
Ad tunikaadventisia LP laminapropria SM sa.rung otot polos
D selberbentukkubah MC tunika muskularis Sm tunika submukosa
E epitel sirkularis tengah TE epitel transisional
L tunikamuskularis tunika muskularis V venula
longitudinalis dalam Iongitudinalis luar

Sistem Urinarius . 591


L
W Ringkasan Histologik
1. GINJAL gian besar adalah tubulus koligens, pars rekta
tubulus proksimal, segmen tebal asendens Ansa
A. Kapsula Ginjal Henle, dan pembuluh darah.
Kapsula ginjal terdiri atas jaringan ikat kolagen
padat tidak beraturan. Kadang terlihat fibroblas C. Medula Renalis
dan pembuluh darah.
Medula renalis terdiri atas piramid renal dan
kolumna kortikalis yang masuk. Piramid renal
B. Korteks Ginjal
terdiri atas tubulus koligens dimana epitel selapis
Korteks ginjal terdiri atas sebagian nefron dan kubis terlihat 1) jelas terlihat dinding lateral mem-
tubulus koligens yang tersusun dalam labirin bran sel; 2) segmen tebal desendens Ansa Henle,
korteks dan prosesus medularis. Selain itu, juga dimana sel-selnya menyerupai tubulus proksimal;
ada pembuluh darah dan jaringan ikat (interstisial 3) segmen tipis Ansa Henle, menyerupai kapiler
renalis) tetapi tidak berisi darah; dan 4) segmen tebal
l. Labirin korteks renulis asendens Ansa Henle, yang sel-selnya menyerupai
yang terdapat di tubulus distal. Selain itu, juga ada
Labirin korteks renalis terdiri atas korpuskulum sejumlah pembuluh darah, vasa rektarjuga ada unsur
renal dan potongan melintang tubulus kontortus jaringan ikat sedikit yaitu interstisial renal. Apeks
proksimal, tutrulus kontortus distal, dan makula
piramid renal adalah papila renal, dimana ujung-
densa daerah tubulus distal. Korpuskulum renal
nya yang berlubang-lubang adalah area kribrosa, di-
terdiri atas sel-sel mesangial, lapis parietal (sela-
mana duktus papilaris Bellini yang besar terbuka
pis gepeng) dan lapis viseral (modifikasi menjadi
untuk menyalurkan urine ke dalam kaliks minor.
podosit) dari kapsula Bowman, dan j ala-j ala kapiler
yang berkaitan yaitu glomerulus, juga ruang Bow- D. Pelvis Renalis
man, yang menampung ultrafiltrat. Arteriol aferen
Pelvis renalis, dibagi menjadi dua yaitu kaliks
dan arteriol eferen glomeruli membawa darah
minor dan kaliks mayor, merupakan awal dari saluran
masuk dan keluar glomerulus pada polus vaskularis.
ekskresi yang utama dari ginjal. Epitel transisional
Ruang Bowman dikosongkan melalui polus uri-
pada kaliks minor melipat pada papila renal. Kalik-
nari menuju ke dalam tubulus kontortus proksimal
ses dibatasi oleh epitel transisional. Jaringan ikat
yang terdiri atas epitel selapis kubis warnakemerahan
subepitelial kedua bangunan ini tersusun longgar
dengan brush border. Tubulus kontortus distal tam-
dan berdampingan dengan tunika muskularis yang
pak jumlahnya lebih sedikit dan dapat dikenali
terdiri atas lapis otot polos longitudinalis dalam
dengan adanya sel-sel epitel kuboid berwarna pucat.
dan sirkularis luar. Tunika adventisia dari jaringan
Makula densa daerah tubulus distal berkaitan dengan
ikat j arang, mengitari tunika muskularis.
sel jukstaglomerularis (modifikasi otot polos) dari
afieriol aferen (dan kadang-kadang eferen) glome-
ruli. II. SALURAN EKSTRARENAL
2. Prosesus medularis A. Ureter
Prosesus medularis merupakan lanjutan j aringan Ureter mempunyai lumen berbentuk bintang yang
medula meluas ke dalam korteks. Juluran ini seba- dibatasi oleh epitel transisional. Jaringan ikat sub-

392 . Atlas Berwarna Histologi


epitelial (kadang-kadang dibagi menjadi lamina lumen berbentuk bintang, meskipun tunika mukosa
propria dan tunika submukosa) terdiri atas jaringan pada kandung kemih yang kosong membentuk
ikat fibroelastis. Tunika muskularis terdiri atas lipatan. Lamina propria bersifat fibroelastis dan
lapisan otot polos longitudinalis dalam dan sirku- mungkin ada kelenjar mukosa pada orifisium
laris luar, meskipun pada sepertiga bagian bawah intemum uretra. Tunika muskularis terdiri atas tiga
dekat kandung kemih ada lapisan otot polos longi- lapisan otot polos yang tidak beraturan: longitudi-
tudinalis paling luar. Tunika muskularis dikeli- nalis dalam, sirkularis tengah dan longitudinalis
lingi oleh jaringan fibroelastis dari tunika adven- luar. Otot sirkularis membentuk sfingter internum
tisia. pada leher kandung kemih. Tunika adventisia atau
tunika serosa mengitari kandung kemih. Uretra
B. Kandung kemih dijelaskan pada Bab 17, "Sistemreproduksi wanita"
dan Bab 1 8, "Sistemreproduksi pria".
Kandung kemih menyerupai ureter kecuali
bangunan ini lebih besar dan tidak mempunyai

Sistem Urinarius . 393


o ffi&€eY&ru

594 . Atlas Berwarna Histologi

Anda mungkin juga menyukai