__)
16
Sistem urinarius berfungsi untuk pembentukan urin, cabang langsung dari aorta abdominalis. Pembuluh
mengatur tekanan darah dan volume cairan tubuh, ini selanjutnya bercabang-cabang menjadi beberapa
keseimbangan asam-basa, dan pembentukan serta cabang utama ketika pembuluh memasuki hilus
pelepasan hormon-hormon tertentu. Komponen- ginjal. Setiap cabang selanjutnya bercabang lagi
komponen sistem urinarius adalah ginjal, ureter, memberikan dua atau lebih arteria interlobaris.
kandung kemih dan uretra. Arteria interlobaris berjalan antara piramid
Unit fungsional ginjal adalah tubulus urini- yang bersebelahan menuju korteks dan pada per-
ferus (tihat Gambar 16-1) terdiri atas nefron dan batasan korteks-medula, bercabang membentuk
tutrulus koligens (collecting tubulus), masing- arteria arkuata yang jalannya mengikuti dasar
masing berasal dari primordium embriologi yang piramid. Arteria interlobularis, yang berasal dari
berbeda. arteria arkuata memasuki korteks yang berbentuk
labirin (beriarak sama dari prosesus medularis yang
bersebelahan) untuk mencapai kapsula renalis.
O GINJAL Sepanjang perjalanan arteri interlobularis, ada pem-
Aderiol aferen
glomeruli
(Sel-sel epitel kubis dengan
mikrovili pendek)
Arteriol
eferen Duktus koligens
glomeruli
(Sel-sel epitel kubis dengan
mikrovili panjang dan padat)
Arteria
ffi ;Aie
Segmen tipis Ansa Henle \"*:li ilJffi ffi
(Sel-sel epitel kubis)
Tubulus distal
Makula densa
Sel-sel jukstaglomerularis
(modifikasi otot polos)
Kapsula Bowman
(lapis parietal)
Polus vaskularis
Kapsula Bowman
(podosit Iapis viseral)
Lamina basalis
Juluran
sekunder
(pedikel)
Celah filtrasi
Kapiler fenestrata yang menyusun glomerulus 'L'". trt., '
Duktus Bellini kemudian menyalurkan urine antarplak, sedangkan daerah plak yang menebal
yang terbentuk oleh tubulus uriniferus ke saluran memperlihatkan gambaran vesikular, yang mung-
intrarenal, disebut kaliks minor, selanjutnya dicu-
kin menjadi tidak terlipat saat urine terkumpul
dalam kandung kemih.
rahkan ke kaliks mayor dan kemudian ke dalam
pelvis dari ureter. Saluran keluar ini, dibatasi oleh Jaringan ikat subepitelial kandung kemih terdiri
epitel transisional, mempunyai jaringan ikat fibro- atas lamina propria dan tunika submukosa. Ketiga
elastis subepitelial, lapisan otot polos terdiri atas lapisan otot polos secara luas saling menyilang,
membuatnya tidak dapat dibedakan pada beberapa
lapis longitudinal dalam dan sirkularis luar, juga
daerah.
tunika adventisia dari j aringan ikat fibroelastis.
Uretra pada pria berbeda dari wanita yang tidak
hanya panjangnya tetapi juga fungsinya dan epitel
O SALURAN KELUAR pembatasnya. Lamina propria pada kedua jenis
EKSTRARENAL kelamin berisi kelenjar mukosa Littr6 dan kelen-
jar intraepitelial, yang melumasi permukaan uretra,
Saluran keluar ekstrarenal terdiri atas ureter, sehingga memudahkan keluarnya urin. Uretra di-
kandung kemih, dan uretra. Ureter dan kandung jelaskan dalam Bab 11 , "Sistem Reproduksi Wanita"
kemih juga dibatasi oleh epitel transisional. Ureter
dan Bab 18, "Sistem Reproduksi Pria"
mempunyai lamina propria fibroelastis dan dua atau
tiga lapis otot polos, tersusun seperti di atas. Lapis
otot yang ketiga, lapis longitudinal paling luar'
tampak di sepertiga bagian bawah ureter.
*
*.sl,r
s.*, CONTOH KASUS KLINIS
Bau Urine dan Warna Urine merkuri atau karbon tetraklorida. atau mati karena
Bau dan wama urine mungkin memberi petunjuk ke syok kardiovaskular yang berat yang mengurangi
kondisi penyakit individu. Urine normal selain tidak aliran darah ke ginjal. Sel-se1 yang mati menjadi
berwarna atau berwarna kuning jika urine menjadi terkelupas dan menyumbat lumen tubulusnya. Jika
pekat. Demikian juga, urine yang encer mempunyai Iamina basalis tetap utuh, pembelahan sel epitel mung-
sangat sedikit bau, sedangkan urine yang pekat mem- kin dapat memperbaiki kerusakan dalam waktu kurang
punyai bau menyengat. Jika wama urine kemerahan, dari 3 minggu.
individu mungkin mempunyai porfiria atau darah
segar dalam urine;jika warnanya coklat, kemungkinan Glomerulonefritis Akut
terjadi pemecahan hasil akhir otot yang rusak atau Glomerulinefritis akut biasanya akibat infeksi Strep-
pemecahan hasil akhir hemoglobin dalam urine. Warna tokokus beta setempat pada suatu daerah tubuh lain
gelap dapat karena adanya pigmen melanin dalam daripada ginjal (misalnya kerongkongan). Sel-sel
urine, sedangkan urine keruh bisa merupakan tanda plasma mensekresi antibodi yang berikatan dengan
adanya laistal asam atau adanya pus yang berasal dari antigen sffeptokokus, membentuk kompleks antigen-
infeksi saluran urine. Selain itu, obat-obatan tertentu antibodi yang tidak larut yang disaring oleh lamina
dapat menyebabkan perubahan warna urine dan pasien basalis antara podosit dan sel-se1 endotel glomemlus.
sebaiknya diingatkan nantinya mengenai pembahan Ketika kompleks imun terbentuk pada lamina basalis
warna urinenya. Perubahan dalam bau urine dapat glomeruli, sel epitel dan sel mesangial berproliferasi.
karena diabetes yang tidak terkendali (bau manis); bau Selain itu, leukosit berkumpul dalam glomerulus,
pesing dapat menandakan adanya infeksi saluran memadat dan menyumbat glomerulus. Lebih jauh,
urine; dan bau busuk dari urine pada pasien muda agen farmakologik lepas pada tempat kerusakan menye-
mungkin menandakan fenilketonuria. babkan glomerulus menjadi bocor, dan protein, trom-
bosit dan eritrosit mungkin masuk filtrat glomerulus.
Nekrosis Tubular Biasanya setelah inflamasi akut berkurang, glome-
Nekrosis tubular mungkin akibat gagal ginjal akut. Sei rulus membaik sendiri dan fungsi ginjal kembali nor-
tubulus renalis mati, baik karena keracunan karena mal. Terkadang, kerusakan demikian luas dan gang-
paparan pada bahan kimia beracun, seperti halnya guan fungsi ginjal menjadi menetap.
Korteks ginjal dan bagian medula ditunjukkan Berbagai komponen bagian labirin korteks dan
dengan pembesaran lemah untuk memberikan bagian dua prosesus medularis tampak di sini.
gambaran dalam susunan korteks. Kapsula (Ca) Kedudukan fotomikroskopik ini tegak lurus terhadap
renalis tampak tipis, sebagai garis tipis pada bagian Gambar 1. Perhatikan dua korpuskulum renal
atas fotomikroskopik. Daerah yang lebih gelap di (RC) di tengah fotomikroskopik tampak artefak
bawah, menempati setengah bagian atas foto- sedikit mengerut dan karena itu jelas memper-
mikroskopik adalah korteks (C), sedangkan lebih lihatkan ruang Bowman (BS). Korpuskulum renal
bawah daerahnya lebih jernih adalah medula (M). dikelilingi oleh potongan melintang tubulus kon-
Perhatikan juluran longitudinal dari medula tampak tortus proksimal (PT), tubulus kontortus
masuk ke korteks; ini dikenal sebagai prosesus distal (Df) dan makula densa (MD). Karena
medularis (MR). Jaringan antara prosesus medu- tubulus kontortus proksimal lebih panjang daripada
laris tampak berkelok-kelok dan dikenal sebagai tubulus kontortus distal, maka jumlah tubulus kon-
labirin korteks (CL). Daerah ini ditempati oleh tortus proksimal sekitar korpuskulum renal melebihi
struktur yang bulat, padat yaitu korpuskulum gambaran tubulus kontortus distal dengan per-
renal (RC). Ini merupakan bagian pertama dari bandingan sekitar 7 berbanding 1. Prosesus medu-
nefron dan letaknya dalam korteks menunjukkan awal rekta (PR) dari tubulus prok-
laris berisi pars
perkembangannya, juga fungsinya. Bangunan ini simal, segmen tebal pars asenden Ansa
dinamakan nefron superfisial (1), nefron mid- Henle (AT) dan duktus koligens (CT).
kortikal (2) atau nefron jukstamedularis (3).
Setiap prosesus medularis dan setengah labirin 6AM&Afr {. Ginjal disuntik dengan koloidin
korteks pada kedua sisinya men''usun lobulus ginjal. x
benruarna. Paraffin section. 132,
Lobulus ini meluas ke dalam medula, tetapi batasnya
secara histologik tidak dapat ditentukan (kira-kira Jaringan ini dipersiapkan dengan memberi suntikan
oleh garis vertikal). Pembuluh darah besar pada pada arteri renalis dengan koloidin berwama dan irisan
peralihan kortikomedularis adalah pembuluh tebal dilakukan untuk memperlihatkan percabangan
arkuata (A$, sedangkan yang ada dalam labirin pembuluh darah di korpuskulum renal. Setiap korpu-
korteks adalah pembuluh interlobularis (M. kulum renal berisi juluran kapiler yaitu glome-
rulus (G), yang mendapatkan darah dari arteriol
&AI1Il$&R X . Kapsula ginjal. Monyet. Plastic
aferen glomerulus (AA) dan aliran keluarnya
melalui arteriol eferen glomerulus (EA). Per-
section. x 540.
hatikan diameter luar arteriol aferen glomerulus lebih
Ginjal dibungkus oleh kapsula renal (Ca) yang besar daripada arteriol eferen glomerulus; namun,
terdiri atas jaringan ikat padat kolagen berisi fibro- diameter kedua lumennya kira-kira sama. Hal ini
blas (Fb). Meskipun struktur ini tidak mempunyai penting untuk mengetahui bahwa glomerulus adalah
banyak pembuluh darah, jaringan ini mempunyai jala-jala kapiler arteri; karena itu tekanan dalam
beberapa pembuluh kapsular (CV). Perhatikan pembuluh ini lebih besar daripada jala-jala kapiler
adanya sejumlah eritrosit dalam lumen pembuluh yang biasa. Hal ini rnenyebabkan tekanan filtrasi lebih
ini. Lapisan kapsula yang lebih dalam mempunyai efektif. Pembuluh darah besar pada kanan bawah
banyak jala kapiler (CN) yang mendapatkan adalah arteria interlobularis (tA) dan merupa,
darah dari ujung arteria interlobularis dan seterus- kan awal percabangan dari arteriol aferen glomerulus.
nya dialirkan ke vena stellata yang merupakan per-
cabangan dari vena interlobularis. Perhatikan
potongan melintang tubulus kontortus proksi-
mal (PT).
t-GAMEAnT-l t-effis&m a I
[eAmBAR s I
KUNCI
AA aferen
arteriol CN jala-jala kapiler IV Pembuluh interlobulatis
AT segmen tebal CT tubulus koligens M medula
asendens AnsaHenle CV pembuluh kapsular MD makula densa
AV pembuluh arkuata DT tubulus kontofius distal MR prosesus medularis
BS ruang Bowman EA arteriol eferen PR pars rekta
C korteks Fb fibroblas PT tubuluskontortusproksimal
Ca kapsula G glomeruius RC korpuskulumrenis
CL labirinkortikal IA arteriainterlobularis
Di tengah fotomikroskopik ini ditempati korpuskulum Polus vaskularis dari korpuskulum renis ini sangat jelas
renal. Polus urinarius tampak sebagai leher yang pendek terlihat. Dalam daerah ini arteriol aferen glomeru-
menuju ke dalam bagian kontortus dari tubulus lus (AA) memasuki korpuskulum renis dan arteriol
proksimal (PT). Korpuskulum renal terdiri atas eferen glomerulus (EA) keluar, meninggalkan glo-
glomerulus (G), juluran kapile4 lapis viseral kapsula merulus. Perhatikan kedua pembuluh ini dan kapiler-
Bowman (podosit) yang berkaitan dengan glomerulus kapilernya disokong oleh sel-sel mesangial (Mg).
yaitu ruang Bowman (BS) ke dalam ruang ini ultra- Perhatikan meski diameter arteriol aferen glomerulus
filtrat di keluarkan dari kapiler dan lapis parietal (PL) lebih besar daripada yang di arteriol eferen glomerulus,
kapsula Bowman yang terdiri atas epitel selapis gepeng. lumennya mempunyai diameter yang lebih kurang sama.
Selain itu, sel-sel mesangial juga ada di korpuskulum Korpuskulum renis dikelilingi oleh potongan melintang
renal. Kebanyakan gambaran tubulus sekitar renal tubulus distal (DT) dan tubulus proksimal (pT).
korpuskulum adalah potongan melintang tubulus DaeralT korak diperlihatkan dengan pembesaran kuat
proksimal (PT) yang terpulas lebih gelap, jumlahnya dalam Gambar 4.Sisipan. Glomerulus. Ginjal. Monyet.
lebih banyak potongan melintang tubulus distal (DT) Plastic section. x 720. Glomerulus terdiri atas kapiler-
yang terpulas lebih jernih. kapiler yang inti sel endotel (En) nya menonjol ke
dalam lumen. Sel-se1 endotel terpisah dari podosit (p),
&AmSS,e* ? . Labirin Kofteks Ginjal. Monyet. yaitu modifikasi sel-sel lapis viseral kapsula Bowman
dengan adanya lamina basalis yang tebal (panah). Sel-
Plastic section. x 210.
sel mesangial (Mg) membentuk unsur penyokong dan
Korpuskulum renal di tengah gambar fotomikroskopik
unsur fagosit dari korpuskulum renis. perhatikan
cabang-cabang utama (bintang) dari podositjuga dapat
memperlihatkan seluruh ciri-ciri khas dalam Gambar 1,
dibedakan dalam gambar fotomikrokopik ini.
kecuali yang sebagai polus urinarius, ada terlihat polus
vaskularis ftP). Tempat itu adalah daerah dimana
arteriol aferen glomeruli dan arteriol eferen glomeruli fi&ffiSffi&* 4 . Aparatus jukstaglomerularis. Ginjal.
masuk dan meninggalkan korpuskulum renal. Beberapa Monyet. Plastic section. x 1.325.
sel-sel otot polos dari arteriol aferen (dan kadang-kadang
eferen) glomeruli mengalami modifikasi mengandung Daerah kotak dalam Gambar 3 dibesarkan untuk meli-
granula renin. Sel-sel yang mengalami modifikasi ini hat aparatus jukstaglomerularis. Ini terdiri atas makula
disebut sel-sel jukstaglomerularis (JC). Sel-sel ini densa (MD) yaitu daerah di tubulus distal dan tampak
erat berkaitan dengan daerah makula densa (MD) sel jukstaglomerularis (JC) yang merupakan modi-
dari tubulus distal. Juga, perhatikan bahwa kebanyakan fikasi sel-sel otot polos dari arteriol aferen glo-
potongan melintang adalah tubuius mengelilingi kor- merulus (AA). Perhatikan granula (kepala panah)
puskulum renal kepunyaan bagian yang berkelok-kelok dalam sel jukstaglomerularis, yang diketahui adalah
dari tubulus proksimal (PT) sementara hanya satu enzlm renin. Perhatikan inti (bintqng) sel-sel endotel
atau dua adalah tubulus distal. Perhatikan korteks renalis yang membatasi arteriol aferen glomerulus.
mengandung banyak pembuluh darah (BV), serta
sedikit unsurjaringan ikat (panah) dengan pembuluh-
pembuluhini.
Kapsula Bowman
(lapis parietal) Polus vaskularis
Kapsula Bowman
(podosit lapis viseral)
Polus urinarius
Podosit
Endotel
1\
Juluran sekunder
(pedikel)
*.;:Jii*-#*;
**
t,.
;i ,, .,' ''t.i'
*F
",i'
, *' ir" +
$3
IEAMBAn,l I GAMsAn a I
KUNCI
AA arteriol aferen En sel endotel P podosit
BS ruangBowman G glomerulus PL lapis parietal
BV pembuluh darah JC sel jukstaglomerularis PT tubulus proksimal
DT tubulus distal MD makuladensa VP polus vaskularis
EA arteriol eferen Mg selmesangial
Gambar fotomikroskopik ini dari medula renalis Pada sisi sebelah dalam medula renal, duktus koli-
memperlihatkan susunan berbagai struktur tubulus gens satu sama lain menjadi satu, membentuk
dan vaskular. Unsurjaringan ikat antara tubulus dan saluran yang lebih besar. Saluran yang paling besar
vaskular sangat kasar dan terutama fibroblas, makro- ini disebut duktus papilaris (PD) atau duktus
fag dan serat-serat (bintang). Unsur tubulus yang Bellini yang mudah dikenali dengan adanya sel torak
utama ternyata adalah duktus koligens (CT), yang tinggi, pucat dan sisi lateral membran plasma
dikenali karena membran plasma bagian lateral dari yang jelas (panah). Duktus ini terbuka pada apeks
sel-sel kuboid tinggi (atau torak rendah) adalah papila renal, di dalam daerah yang dikenal sebagai
segmen tebal Ansa Henle (TH) dan terkadang area kribosa. Segmen tipis Ansa Henle (TL) jelas
segmen tipis Ansa Henle (TL). Banyak unsur terlihat. Bangunan ini membentuk Ansa Henle
vaskular terlihat; ini adalah vasa rekta spuria yang seperti jepitan rambut di daerah ini, dimana segmen
dinding segmen desenden lebih tebal adalah arteriol tipis asenden kembali naik dalam medula, yang
rekta spuria (AR) dan dinding segmen asenden akhirnya menjadi lebih tebal, membentuk bagian
yang lebih tipis adalah venula rekta spuria CVR) lurus tubulus distal. Perhatikan bahwa arteriol
rekta spuria (AR) danvenula rekta spuria CVR)
. mengikuti jalannya segmen tipis Ansa Henle masuk
SAMSAR 2 Papila renalis. x.s. Manusia. Paraffin
ke dalam papila renal. Beberapa unsur jaringan ikat
section. x 270.
ditandai deng an bintang.
Unsur tubular yang paling banyak dari papila renal
adalah duktus koligens (CT) dengan sel-sel kuboid- SAMBAA 4 . Medula renalis. Ls. Monyet, Plastic
nya, dimana membran lateral plasma jelas terlihat. section. x 270.
Sejumlah bangunan yang berdinding tipis adalah
segmen tipis Ansa Henle (TL), juga arteriol rekta Gambar fotomikroskopik ini serupa dengan Gambar L,
spuria (AR) danvenula rekta spuria [VR) mung- kecuali lebih longitudinal daripada potongan melin-
kin dapat dikenali karena adanya darah dalam tang medula renal. Di tengah ditempati duktus
lumennya. Unsur jaringan ikat (bintang) dapat ter- koligens (CT), ditandai dengan adanya sel kuboid
lihat dalam interstisial antara berbagai tubulus gin- tinggi dimana membran lateral plasma jelas terlihat.
jal. Terkadang segmen tebal Ansa Henle (TH) Duktus koligens didampingi oleh segmen tebal
mungkin dapat diamati. Ansa Henle (TH). Vasa rekta terisi dengan darah
dan ketebalan dindingnya terlihat apakah arte-riol
Tubulus kontortus distal rekta spuria (AR) atauvenula rekta spuria (VR).
Tubulus
Segmen tipis Ansa Henle (TL) juga dapat
kontortus Arteriol aferen dikenali.
proksimal glomeruli
Duktus koligens
Segmen tipis
Ansa Henle
Tubulus uriniferus
Igt
's'i U
s ;h;
,' :,g
s,'
IEAMBAng-l [sAmmn 4 I
Pembesaran kecil fotomikroskopik ini adalah ureter, Mukosa sangat berkelok-kelok dan terdiri atas epitel
memperlihatkan lumen (L) yang berbentuk bintang transisional yang tebal dimana permukaan atasnya
dan epitel (E) pembatas yang tebal. Bagian yang mempunyai sel'sel berbentuk kubah (D) yang
saling berhadapan antara jaringan ikat sub- khas. Lapisan sel-sel basal duduk pada lamina basalis
epitel (SCT) dan otot polos pembungkus (SM) (panah), yang memisahkan epitel dari jaringan ikat
diberi tanda panah. Otot polos pembungkus dikeli- fibrosa di bawahnya. Tunika muskularis terdiri atas
lingi oleh tunika adventisia (Ad) dari jaringan tiga lapisan otot polos: longitudinalis dalam (IL),
fibrosa, yang ditempati sejumlah pembuluh darah sirkularis tengah (MC) dan longitudinalis luar
dan serat-serat saraf yang berjalan dengan ureter. (OL). Ketiga lapisan ini tidak selalu ada, untuk lapisan
Jadi, dinding ureter terdiri atas tunika mukosa (epitel longitudinalis luar hanya ditemukan di seperriga bagian
dan jaringan ikat di bawahnya), tunika muskularis bawah ureter, yaitu bagian paling dekat dengan kan-
dan tunika adventisia. dung kemih. Tunika adventisia (Ad) terdiri atas
jaringan ikat fibrosa yang melekatkan ureter pada
&AM$&R S o Kandung kemih. Monyet. Plastic dinding posterior tubuh dan bangunan di sekitarnya.
section. x 14.
SSI\$BAR 4 r Kandung kemih. Monyet. Plastic
Kandung kemih menyimpan urine sampai siap untuk section. x 132.
dikeluarkan. Karena volume kandung kemih berubah-
ubah sesuai dengan jumlah urine yang di dalamnya, Kandung kemih dibatasi oleh epitel transisional
mukosanya mungkin berlipat atau tidak berlipat. (TE), yang mempunyai ciri sel-sel di permukaannya
jaringan yang di sini tidak teregang, karena itu berbentuk kubah. Beberapa sel-sel ini mempunyai
banyak lipatan (panah). Selanjutnya, epitel transi- inti dua. Epitel dipisahkan dari jaringan ikat di
sional (TE) dalam sajian inijuga tebal, sedangkan bawahnya oleh lamina b asalis (ponah). Jaringan ikat
dalam fase teregang, epitel akan menjadi lebih tipis. subepitel ini sering dibagi menjadi lamina propria
Perhatikan juga tebalnya tunika muskularis terdiri (LP) dan tunika submukosa (Sm). Daerah ini
atas tiga lapisan otot polos: longitudinalis dalam mendapatkan darah yang tampak adanya sejumlah
(IL), sirkularis tengah (MC) dan longitudi- venula (V) dan arteriol (A). Pembuluh ini mem-
nalis luar (OL). Lapisan otot dikelilingi baik oleh punyai percabangan yang lebih kecil dan memper-
tunika adventisia, yang terdiri atas jaringan ikat darahi daerah yang lebih dekat ke epitel. Sisipan.
jarang seperti tampak dalam fotomikroskopik ini Epitel transisional. Monyet. Plastic section.
atau dikelilingi oleh tunika serosa, tergantung pada x 540. Daerah kotak dari epitel transisional diper-
daerah kandung kemih mana yang diperiksa. lihatkan dengan pembesaran kuat, untuk memper-
lihatkan sel-sel besar yang berbentuk kubah (ponah)
pada permukaan bebasnya. Sel-sel ini adalah khas
untuk kandung kemih yang kosong. Bila bangunan
itu meregang karena urine, sel-sel yang berbentuk
kubah berubah menjadi gepeng dan seluruh epitel
menjadi lebih tipis (dari lima sampai tujuh lapis
ketebalannya menjadi hanya tiga lapis sel). perhati-
kan, kadang-kadang sel berinti dua.
[_eAJrsiA* 3 l l-sAmEARl-l
KUNCI
A arteriol L lumen SCT jaringan ikat subepitei
Ad tunikaadventisia LP laminapropria SM sa.rung otot polos
D selberbentukkubah MC tunika muskularis Sm tunika submukosa
E epitel sirkularis tengah TE epitel transisional
L tunikamuskularis tunika muskularis V venula
longitudinalis dalam Iongitudinalis luar