ANATOMI GINJAL
KELOMPOK 1
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Setiap ginjal terdiri atas 1-4 juta nefron (Yn.nephros,ginjal), setiap nefron terdiri
atas bagian yang melebar, korpuskulus renal, tubulus kontortus proksimal, segmen
tipis dan tebal ansa (lengkung) Henle, dan tubulus kontortus distal, tubulus dan
duktus koligens, yang asal embriologisnya berbeda dari nefron, menampung urin
yang dihasilkan oleh nefron dan menghantarnya ke pelvis renis. Nefron dan duktus
koligens merupakan tubulus uriniferus, yang dapat dipandang sebagai satuan
fungsional ginjal.
Korpuskulus renal berdiameter 200µm dan terdiri atas seberkas kapiler yaitu
glomerulus, dikelilingi oleh kapsula epitel berdinding ganda yang disebut kapsula
Bowman. Lapisan luar membentuk batas luar korpuskulus renal disebut lamina
parietalis yang terdiri atas epitel selapis gepeng dan lamina basalis dan selapis tipis
serat retikulin. Lapisan dalam (lamina visceralis) meliputi kapiler glomerulus yang
terdiri dari sel-sel podosit (Bernike, 2008).
Potongan histologis tubulus kontortus proksimal dan distal, terdapat dalam korteks
dan mempunyai epitel kubis. Perbedaan antara keduanya didasarkan pada sifat-sifat
berikut: sel-sel tubulus proksimal lebih besar, mempunyai brush border, dan lebih
asidofil karena banyak mengandung mitokondria. Lumen tubulus distal lebih besar,
dan karena sel-sel tubulus distal lebih pendek dan lebih kecil dari pada sel-sel
tubulus proksimal, pada potongan yang sama dinding tubulus distal terlihat lebih
banyak sel dan lebih banyak inti. Sel-sel tubulus distal kurang asidofil dari pada sel-
sel tubulus proksimal, dan tidak menunjukkan brush border atau mikrovili yang
banyak (Junqueira & Carneiro, 1991).
Setiap tubulus pengumpul berdesenden di korteks, maka tubulus tersebut akan
mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal. Tubulus pengumpul membentuk
tuba yang lebih besar yang mengalirkan urin ke dalam kaliks minor. Kaliks minor
bermuara ke dalam pelvis ginjal melalui kaliks mayor. Pelvis ginjal mengalirkan
urin dan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih (Sloane, 2003).
B. Sistem Peredaran Darah Ginjal
Arteria renalis berasal dari aorta abdominal setinggi vertebra lumbalis II. Masing –
masing arteria renalis biasanya bercabang menjadi 5 arteria segmentalis yang
masuk ke dalam hilum renalis, empat di depan dan 1 di belakang pelvis renalis.
Arteria ini mendarahi segmen atau area renalis yang berbeda. Arteria lobaris
berasal dari arteria segmentalis, masing – masing 1 buah untuk satu piramid
renalis. Sebelum masuk substansia renalis, setiap arteria lobaris mempercabangkan
dua atau tiga arteria interlobularis. Arteria interlobaris berjalan menuju korteks
dan medula renalis, arteria interlobaris bercabang menjadi arteria arcuata yang
melengkung diatas basis piramid. Arteria arcuata mempercabangkan sejumlah
arteria interlobularis yang berjalan ke atas di dalam korteks. Arteriol
afferanglomerulus merupakan cabang arteria interlobularis.
Vena renalis keluar dari hilum di depanarteria renalis dan mengalirkan darah ke
vena cava inferior.
D. Fisiologi Glomerlus
Glomerulus merupakan gulungan pembuluh darah kapiler yang berada di dalam
sebuah kapsul sirkuler, yang disebut kapsula Bowman.(7) Secara bersamaan,
glomerulus dan kapsula Bowman disebut dengan korpuskulum renalis. Ginjal
manusia memiliki sekitar satu juta glomerulus di dalamnya. Glomerulus terdiri atas
tiga tipe sel intrinsik: sel endotel kapiler, sel epitel yang dipisahkan dari sel endotel
oleh membrana basalis glomerular, serta sel mesangial.
Dinding kapiler pada glomerulus berfungsi sebagai membran filtrasi dan terdiri
atas tiga lapisan: (1) endotelium kapiler, (2) membrana basalis, dan (3) epitel
(podosit atau epitel viseral).(7) Setiap lapisan tersebut memiliki keunikan tersendiri
sehingga dapat membiarkan seluruh komponen darah lewat dengan perkecualian
sel-sel darah serta protein plasma dengan berat molekul di atas 70.000. Endotel
glomerulus terdiri atas sel-sel yang kontak dengan membrana basalis. Sel-sel ini
memiliki banyak bukaan atau ‘jendela’ kecil yang disebut fenestrae. Membrana
basalis merupakan jaringan glikoprotein dan mukopolisakarida yang bermuatan
negatif dan bersifat selektif permeabel. Epitel glomerulus memiliki sel-sel khusus
yang dinamakan podosit. Podosit memiliki prosesus yang menyerupai kaki (footlike
processes) yang menempel ke membrana basalis. Prosesus yang satu akan
berjalinan dengan prosesus lainnya membentuk filtration slit, yang akan
memodulasi proses filtrasi.
Membran filtrasi glomerulus memisahkan darah kapiler dengan cairan di ruang
Bowman.(7) Filtrat glomerulus melewati ketiga lapisan membran filtrasi dan
membentuk urin primer. Sel-sel endotel dan membrana basalis memiliki
glikoprotein bermuatan negatif sehingga membentuk barrier filtrasi terhadap
protein anionik.
Volume total cairan yang tersaring oleh glomerulus sekitar 180 L/hari, atau 120
mL/menit.(7) Jumlah filtrasi plasma per satuan waktu disebut dengan glomerular
filtration rate (GFR), dan berbanding langsung dengan tekanan perfusi pada kapiler
glomerulus. Faktor-faktor yang menentukan GFR berkaitan langsung dengan
tekanan yang mendorong atau melawan filtrasi. Perubahan pada resistensi arteriol
aferen maupun eferen akan menyebabkan perubahan pada tekanan hidrostatik
kapiler serta GFR. Vasokonstriksi pada salah satu arteriol memiliki efek
berlawanan pada tekanan glomerular. Contohnya, apabila arteriol aferen
berkonstriksi maka aliran darah akan berkurang sehingga ada penurunan tekanan
glomerular. Hal ini akan kemudian menurunkan GFR sehingga cairan tubuh terjaga.
Sebaliknya, konstriksi dari arteriol eferen akan meningkatkan NFP dan selanjutnya
meningkatkan GFR. Konstriksi dari kedua arteriol tersebut akan mengakibatkan
perubahan kecil pada NFP, namun aliran darah renal akan menurun sehingga GFR
pun akan ikut berkurang.
ionnya sehingga kurang kuat melepaskan H+. Basa kuat merupakan basa
yang bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+. dan dengan
cepat
HCO3-,
2. Asam-Basa Steward
pCO2 dan Atot. Prosesnya dapat menilai pertukaran (Na+-H+) atau (K+-
kepada sel, membuang sisa dan membentuk zat tertentu dari sel. 1
enzim tunggal ini memompa 3 molekul ion Na+ dan K+, dan membentuk
satu molekul ATP. Sistem NaK-ATPase berperan penting dalam
mempertahankan konsetrasi yang benar dari Na+ dan K+ didalam dan laur
intraseluler (10 mEq/L). keadaan ini merupakan kabalikan dari K+, dimana
jumlahnya rendah pada cairan ekstraseluler (4 mEq/L) dan tinggi pada
cairan intraseluler (155 mEq/L). selain itu, membran sel yang beristrahat
dapat ikut menembus keluar. Na+ juga berdifusi ke dalam sel mengikuti
perbedaan konsentrasi, tetapi jauh lebih lambat dari pada keluarnya K+.
Hasil difusi Na+ dan K+. diseimbangakan oleh transportasi aktif kedua ion
ini dengan arah yang berlawanan dalam menembus membran sel. Secara
klinis, keseimbangan kalium sangat penting, karena kelebihan atau
kekurangan ion ini bisa mengakibatkan distrimi yang fatal.
terjadi akibat regulasi tubuh terhadap SID (terutama Cl-) melalui tubulus
ginjal. Ion klorida akan difiltrasi, namun tidak direabsorbsi, sehingga nilai
SID dalam plasma dijaga tetap seimbang. Pembentukan amoniagenesis di
ginjal berfungsi menghasilkan NH4+ agar Cl- dapat diekskresi dalam
bentuk NH4Cl. Jadi NH4+ berperan penting karena sifat ko-ekskresinya
bersama klorida.
Perdarahan yang tidak teratasi selama operasi berlangsung selain
dapat menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan asam-basa juga
menimbulkan hipovolemia. Perdarahan yang terjadi akan menurunkan tekanan
pengisian sistemik dan akibatnya curah jantung akan turun di bawah normal, dan
terjadilah syok.
DAFTAR PUSTAKA
Ganong W.F. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. Jakarta: EGC,
Guyton A.C., Hall J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.Terjemahan Irawati.
Jakarta: EGC
Pearce , Evelyn C.2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis . Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Sander , Mochamad Aleq . 2004. Patologi Anatomi . Jakarta : Rajawali Pers.
Sobotta.Atlas Anatomi Manusia Ed.1.Jakarta : EGC.
Syaifuddin . 2003 . Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Wibowo , Daniel S . 2005 . Anatomi Tubuh Manusia . Jakarta : Gramedia Widiasarana
Indonesia.