kadmium
(Cd) digunakan untuk elektrolisis, bahan pigmen untuk industri cat, enamel
dan plastik. Logam kadmium (Cd) biasanya selalu dalam bentuk campuran
dengan logam lain terutama dalam pertambangan timah hitam dan seng
(Darmono 1995).
Kadmium (Cd) adalah metal berbentuk kristal putih keperakan. Cd
didapat bersama-sama Zn, Cu, Pb, dalam jumlah yang kecil. Kadmium (Cd)
didapat pada industri alloy, pemurnian Zn, pestisida, dan lain-lain (Said,
2008).
Logam kadmium (Cd) mempunyai penyebaran yang sangat luas di
alam. Berdasarkan sifat-sifat fisiknya, kadmium (Cd) merupakan logam yang
lunak ductile, berwarna putih seperti putih perak. Logam ini akan kehilangan
kilapnya bila berada dalam udara yang basah atau lembab serta cepat akan
mengalami kerusakan bila dikenai uap amoniak (NH3) dan sulfur hidroksida
(SO2). Berdasarkan pada sifat kimianya, logam kadmium (Cd) didalam
persenyawaan yang dibentuknya umumnya mempunyai bilangan valensi 2+,
sangat sedikit yang mempunyai bilangan valensi 1+. Bila dimasukkan ke
dalam larutan yang mengandung ion OH, ion-ion Cd2+ akan mengalami
proses pengendapan. Endapan yang terbentuk dari ion-ion Cd2+ dalam
larutan OH biasanya dalam bentuk senyawa terhidrasi yang berwarna putih
(Palar, 2004).
B. Manfaat
1.
2.
3.
reaktor
nuklir,berfungsi
sebagai
bahan
untuk
5.
6.
7.
8.
9.
10. Kadmium telah digunakan secara meluas pada berbagai industri antara
lain pelapisan logam, peleburan logam, pewarnaan, baterai, minyak
pelumas, bahan bakar. Bahan bakar dan minyak pelumas mengandung
Cd sampai 0,5 ppm, batubara mengandung Cd sampai 2 ppm, pupuk
superpospat juga mengandung Cd bahkan ada yang sampai 170 ppm.
C. Sumber-sumber dan bahan polutan
Logam kadmium mempunyai penyebaran sangat luas di alam, hanya
ada satu jenis mineral kadmium di alam yaitu greennockite (CdS) yang selalu
ditemukan bersamaan dengan mineral spalerite (ZnS). Mineral greennockite
ini sangat jarang ditemukan di alam, sehingga dalam eksploitasi logam Cd
biasanya merupakan produksi sampingan dari peristiwa peleburan bijih-bijih
seng (Zn). Biasanya pada konsentrat bijih Zn didapatkan 0,2 sampai 0,3 %
logam Cd. Di samping itu, Cd juga diproduksi dalam peleburan bijih-bijih
logam Pb(timah hitam) dan Cu(tembaga). Namun demikian, Zn merupakan
sumber utama dari logam Cd, sehingga produksi dari logam tersebut sangat
dipengaruhi oleh Zn.
Dalam lingkungan,menurut Clark (1986) sumber kadmium yang masuk
ke perairan berasal dari:
1. Uap, debu dan limbah dari pertambangan timah dan seng.
2. Air bilasan dari elektroplating.
3. Besi, tembaga dan industri logam non ferrous yang menghasilkan abu
dan uap serta air limbah dan endapan yang mengandung kadmium.
4. Seng yang digunakan untuk melapisi logam mengandung kira-kira 0,2 %
Cd sebagai bahan ikutan (impurity); semua Cd ini akan masuk ke perairan
melalui proses korosi dalam kurun waktu 4-12 tahun.
5. Pupuk phosfat dan endapan sampah
Sumber kadmium terutama dari biji seng, timbal-seng, dan timbaltembaga-seng. Kandungan logam Cd bersumber dari makanan dan
lingkungan
perairan
yang
sudah
terkontaminasi
oleh
logam
berat.
strata
lingkungan,
logam
cadmium(Cd)
dan
kadmium
atau
Cd
juga
akan
mengalami
proses
untuk
pertumbuhan
sianobakteria,
dan/atau
akumulasi
sianobakteria
pilihan
dimasukkan,
ditumbuhkan
dan
digantikan
oleh
ion-ion
logam
berat;
dan
kedua
adalah
organisme.
Pada
tumbuhan,
kadmium
dapat
menghambat
pertambangan,
bakteri Thiobacillus
ferrooxidans merupakan
salah
satu
mikroorganisme penting. Bakteri ini termasuk pelarut (leaching) logamlogam dari bijih tambang, ditemukan pada daerah tambang yang telah
didrainase dengan pH lingkungan masam, termasuk logam kadmium (Cd).
Peran bakteri Thiobacillus ferrooxidans dalam mempengaruhi proses
mobilisasi atau inmobilisasi unsur-unsur toksik logam Kadmium adalah
melalui beberapa mekanisme berikut : (1). Kelat unsur oleh proses
metabolisme; (2). Oksidasi-reduksi logam yang dipengaruhi daya larut atau
valensi; (3). Perubahan pH yang mempengaruhi sifat ion, biosorpsi oleh
kelompok fungsional pada permukaan sel; (4). Bioakumulasi oleh sistem
transport energi; (5). Immobilisasi untuk membentuk bahan stabil,
biometilasi, dan biodegradasi kompleks organik pada logam. Sebagai ilustrasi
disajikan mekanisme pengolahan logam oleh mikroorganisme (Gazso, 2001).
G. Toksisitas
1.
Mekanisme Toksisitas Cd
Sekitar 5% dari diet kadmium,diabsobsi dalam tubuh. Sebagian
besar Cd masuk melalui saluran pencernaan, tetapi keluar lagi melalui
feses sekitar 3-4 minggu kemudian dan sebagian kecil dikeluarkan
melalui urine. Kadmium dalam tubuh terakumulasi dalam hati dan
ginjal
terutama
terikat
sebagai
metalotionein.
Metalotinein
mengandung unsur sistein,dimana Cd terikat dalam gugus sulfhidril(SH) dalam enzim seperti karboksil sisteinil,histidil,hidroksil dan fosfatil
dari protein dan purin. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas Cd
disebabkan oleh interaksi antara Cd dan protein tersebut, sehingga
menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim dalam tubuh.
Plasma enzim yang diketahui dihambat Cd ialah aktivitas dari
enzim alfa anti tripsin. Terjadinya defisiensi enzim ini dapat
menyebabkan emfisema dari paru dan hal ini merupakan salah satu
gejala gangguan paru karena toksisitas Cd.
2.
Gejala Toksisitas Cd
Kadmium lebih beracun bila terhisap melalui saluran pernafasan
dari pada melalui saluran pencernaan. Kasus keracuan akut kadmuim
kebanyakan dari menghisap debu dan asap kadmium, terutama
dan
gejalanya
menyebabkan
juga
berjalan
nefrotoksisitas(toksik
kronis.
Kadmium
dapat
ginjal)
yaitu
gejala
karena
terjadi
interferensi
daya
keseimbangan
dan
protein
yang
interaksinya
bersifat
antagonisme.
dalam
bentuk
senyawa
jauh
lebih
tidak
berbahaya
ketika melakukan
welding,
brazing
atau
soldering.
Tindakan pencegahan
a. Tidak merokok atau setidaknya mengurangi jumlah rokok yang
dikonsumsi. Seperti yang dipaparkan sebelumnya, mengonsumsi
sepuluh batang rokok setiap harinya dapat mengakibatkan tubuh
harus mengendapkan Cadmium melebihi ambang batas dalam
waktu 11 tahun (jika tidak terpapar Cadmium melalu zat lainnya).
Dengan mengurangi konsumsi rokok, setidaknya waktu yang
dibutuhkan akan lebih panjang dan tidak mengonsumsi rokok akan
memberikan kesehatan yang lebih baik bagi kita.
b. Berusaha seminimal mungkin menggunakan pupuk mengandung
Cadmium rendah. Dalam memilih pupuk, kita harus lebih pintar
dalam mengenali konten-konten apa sajakah yang terdapat dalam
pupuk itu, jika tidak, maka bukan tidak mungkin kita akan teracuni
Cadmium melalui hasil bumi dari kebun kita sendiri.
c. Makan
seimbang
calcium,
iron,
protein,
and
zinc.
Dengan
melakukan pola makan yang seimbang, tubuh akan lebih kuat dan
tidak rentan oleh bahaya Cadmium.
mereka
menggigit-gigit
atau
melakukan
hal
yang
pada
tubuh
kita
ketika
bekerja
ke
rumah,
jadi
pemberian
vitamin
untuk pengobatan
nyeri tulang.