Anda di halaman 1dari 16

KEANEKARAGAMAN SENYAWA KIMIA DAN

BIOGENETIK BIOMOLEKULER BAHAN


ALAM LAUT

ROSALINDA ZENIONA MAAREBIA


P1100216401
KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA

Indonesia menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia


dan dikenal sebagai Negara megabiodiversity Keanekaragaman
hayati yang tinggi tersebut merupakan kekayaan alam yang dapat
memberikan manfaat serbaguna dan mempunyai manfaat yang
vital dan strategis.

Data Bappenas meperkirakan terdapat 38.000 jenis tumbuhan (55% endemik) di


Indonesia, sedangkan untuk keanekaragaman hewan bertulang belakang diantaranya
515 jenis hewan menyusui (39% endemik), 511 jenis reptilia (30% endemik), 1531
jenis burung (20% endemik) dan 270 jenis amphibi (40% endemik). Tingginya
keanekaragaman hayati dan tingkat endemisme itu menempatkan Indonesia sebagai
laboratorium alam yang sangat unik untuk tumbuhan tropik dengan berbagai
fenomenanya.
KEANEKARAGAMAN HAYATI LAUT

Keanekaragaman hayati laut lebih banyak tersebar di wilayah tropis dan belahan bumi
selatan. Sebagian besar organisme laut berada dalam bentuk simbion, sebuah istilah untuk
menjelaskan hubungan mutualis, komensal dan parasit. Studi tentang simbion di laut
masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan karena masih relatif sulit untuk menemukan
simbion dari inangnya. Hasil penelitian beberapa tahun yang lalu mendapatkan bahwa
95% dari copepoda parasitis yang diambil dari Madagaskar, Kaledonia Baru dan Maluku
ialah spesies baru.

Di Kaledonia Baru dan Maluku, karang keras umumnya memiliki 5-9 spesies
copepoda yang terkait; Jenis Acropora hyacinthus mempunyai 13 spesies simbion;
Sebuah spesimen tunggal dari Holothuridae, Thelenota ananas, memendam 5
spesies copepoda. Saat ini, ada 9.500 spesies Copepoda laut yang dikenal hidup
bebas. Copepoda yang bersifat mutualis dan parasit jelas merupakan sebagian kecil
dari jumlah sebenarnya dari Copepoda laut di dunia.
KEANEKARAGAMAN SENYAWA KIMIA

1. TERPENOID
Terpenoid adalah turunan molekul terpen yang mengandung
atom lain selain atom karbon dan hidrogen, biasanya
mengandung atom oksigen dalam bentuk gugus hidroksil,
karbonil, karboksilat dan telah ditemukan pula terpenoid
halogen, terutama yang memiliki gugus klor dan brom. Molekul
terpenoid yang dihasilkan oleh organisme laut sangat beragam
dan banyak diantaranya tidak ditemukan pada organisme
darat. Banyak penelitian menunjukkan bahwa terpenoid yang
berasal dari bahan alam laut memiliki sifat bioaktivitas yang
sangat kuat, lebih kuat daripada terpenoid yang berasal dari
bahan alam darat.
2. MONOTERPENOID
Monoterpenoid adalah golongan terpen paling sederhana yang
terbentuk dari sepuluh atom karbon dalam kerangka dua isopren,
dapat membentuk berbagai struktur molekul baik siklik maupun
asiklik. Terpen terhalogenasi merupakan jenis terpen yang
karakteristik dijumpai pada biota laut. Empat molekul monoterpen
asiklik terhalogenasi dan satu monosiklik telah ditemukan dalam
Portieria hornemannii.

3. SESKUITERPEN
Seskuiterpen mengandung 15 atom karbon yang tersusun melalui 3
isopren membentuk molekul seskuiterpen asiklik, monosiklik dan
bisiklik. Banyak ditemukan seskuiterpen laut memiliki strutur
molekul yang unik dan tidak ditemukan pada seskuiterpen organime
darat. Banyak hasil penelitian menunjukkan adanya turunan
sekuiterpen laut yang terkombinasi dengan kelompok molekul lain
seperti kuinon, kuinol dan senyawa fenol.
Seskuiterpen terhalogenasi banyak dilaporkan berasal dari beragai
jenis Laurancia, berbagai spesies dalam marga ini memiliki
kemampuan genetik untuk mensintesis metabolit alami yang
terhalogenasi dalam beragam struktur molekul mulai dari struktur
molekul yang sederhana hingga struktur molekul yang rumit.
4. SESKUITERPEN KUINON
Seskuiterpen kuinon menunjukkan struktur hibrida antara
seskuiterpen dengan molekul kuinon atau hidrokuinon. Seskuiterpen
kuinon dari bahan alam laut semakin banyak mendapat perhatian
para peneliti akhir-akhir ini karena kelompok terpen kuinon memiliki
sifat bioaktivitas yang kuat dan luas. Banyak penelitian telah
mengungkapkan bahwa kelompok senyawa ini memiliki berbagai
bioaktivitas antara lain sebagai anti-inflamasi, anti-jamur, anti-tumor
dan anti-HIV.

5. DITERPEN
Turunan diterpen yang memiliki kerangka dasar tersusun dari 4
isopren, terbentuk dari 20 atom karbon. Struktur molekulnya sangat
beragam dan memiliki berbagai keunikan. Banyak diterpen yang
berasal dari organisme laut ditemukan dalam bentuk molekul
terhalogenasi, dan memiliki sifat bioaktivitas yang sangat kuat.
Senyawa diterpen yang telah dikenal sejak 1930 adalah senyawa
diterpen yang memiliki kerangka dasar asam isoagatat.
Isoagatolakton adalah diterpen yang pertama dari kelompok ini
telah diisolasi dari bunga karang Spongia officinalis.
6. DITERPEN KUINON DAN HIDROKUINON
Kelompok senyawa diterpen kuinon dan hidrokuinon dihasilkan
melalui perpaduan jalur biogenetik asam mevalonat dengan
kelompok benzenoid. Identifikasi bagian-bagian molekul dapat
lakukan melalui metode diskoneksi. Kelompok senyawa ini juga telah
banyak dilaporkan berasal dari bahan alam laut.

Gambar 6.2
Gambar 6.1

Gambar 6.4
Gambar 6.5
Gambar 6.3

7. FURANOTERPEN
Furanoterpen yang mengandung atom karbon 21 adalah kelompok
diterpen yang tidak lazim. Jenis diterpen tersebut kebanyakan
ditemukan pada genus Spongia. Sebagian besar mempunyai cincin
furan pada kedua ujung molekulnya dan kerangka karbon yang sama.
Jika dilakukan diskoneksi maka akan ditemukan pola interaksi kepal-
ke-ekor dengan tambahan satu atom karbon di ujung kerangka
molekul, hal ini menunjukkan keunikan dari kelompok sayawa ini.

8. SESTERPEN
Sesterpen adalah kelompok terpen yang mengandung 25 atom karbon
(25-C),tersusun dari 5 isopren yang pada umumnya terbentuk melalui
mekanisme kaidah isopren interaksi kepala-ke-ekor. Ada dua tipe
sesterpena yang banyak ditemukan pada bunga karang yaitu
kelompok sesterpena linier dan sesterpen siklik (tetra dan penta
siklik). Sesterpen siklik menunjukkan kerangka molekul yang
mencirikan jalur biogenetik asam mevalonat melalui geranilfarnesil
membentuk siklisasi yang lazim sebagaimana pula yang terjadi pada
pembentukan triterpen.
9. TRITERPEN
Triterpen memiliki 30 atom karbon atau 6 isopren. Meskipun kerangka
molekulnya rumit dan bervariasi akibat terjadinya reaksi-reaksi
sekunder dalam pembentukan molekulnya, namun dapat dikenali
melalui satuan-satuan isoprennya dengan metoda analisis diskoneksi.
Dapat dimengerti bahwa triterpen yang terdapat dalam biota laut
merupakan turunan dari skualen. Sebagai contoh, asam turbinarik
ditemukan pada alga biru Turbinaria ornate oleh Asari (1989).
10. SAPONIN TRITERPEN
Kelompok terpen yang lebih menarik lagi adalah kelompok yang
disebut Saponin triterpen merupakan glikosida kompleks triterpen
dengan molekul karbohidrat, yang dapat ditemui pada tanaman,
bakteri dan hewan laut tingkat rendah. Triterpen glikosida yang
pertama kali dilaporkan adalah Holoturin A (gambar 10.1) dan B
(gambar 10.2) yang diisolasi dari Teripang laut oleh Kitagawa (1981).

Gambar 10.2
Gambar 10.1
11. KAROTENOID
Karotenoid adalah kelompok terpen yang tersebar luas di alam baik
pada organisme darat maupun organisme laut, banyak berfungsi
sebagai zat pewarna alami. Pigmen yang terdapat pada biota laut
seperti pada bunga karang, alga dan organisme laut lainnya,
menunjukkan warna jingga, merah, kuning dan ungu cerah umumnya
dari karotenoid. Pada umumnya karotenoid tidak larut dalam air tapi
larut dalam pelarut organik ataupun lemak.

14. STEROID LAUT


Pada umumnya steroid laut ditemukan dalam bentuk sterol. Sterol
adalah kelompok steroid yang mengandung gugus hidroksil. Meskipun
steroid yang dihasilkan oleh organisme darat dan laut memiliki
kerangka dasar yang sama yakni 1,2-siklopentanoperhidropenantren
namun kedua kelompok ini ditemukan banyak yang memiliki
perbedaan pada subtituen dan jenis rantai sampingnya.
Biosintesis Isopentenil Pirofosfat (IPP) dan Isomernya Dimetilalil
Pirofosfat (DMAPP).

Anda mungkin juga menyukai