Anda di halaman 1dari 26

Standard Practice for Preserving

Phytoplankton Samples

Nama Kelompok :
1. Gracella Emaninta (25-2014-132)
2.Ulpa Nur Mulyasari Wijaya (25-2016-022)
3.Annita Nurhayati (25-2016-050)
4.Anugrah Fadillah Mukhsin (25-2016-085)
Praktik ini menjelaskan prosedur yang tepat untuk
mengawetkan sampel fitoplankton dengan menggunakan
formalin atau larutan Lugol secara tepat.

Standar ini tidak ditujukan untuk mengatasi semua


permasalahan keamanan saat praktik. Pengguna bertanggung
jawab untuk menetukan standar kesehatan dan keselamatan
praktek
 Referensi yang digunakan adalah ASTM D1193
Specification for Reagen Water.
Sampel fitoplankton dikumpulkan dengan
baik secara kualitatif atau kuantitatif kemudian
diawetkan dengan menggunakan larutan
formaldehid atau larutan Lugol.
Larutan Formaldehida
Larutan Formaldehida dapat digunakan
sebagai pengawet ganggang yang berfungsi untuk
mempertahankan warna fitoplankton untuk jangka
waktu lama.

Larutan Lugol
Larutan Lugol dapat digunakan untuk
mengawetkan ganggang dalam jangka waktu hingga
satu tahun. Lugol adalah pengawet yang lebih cocok
untuk ganggang halus seperti naked flagellates.
Larutan ini juga membantu dalam proses
pengendapan sel dan mempertahankan struktur sel
agar tidak rusak.
5.1 Kemurnian Bahan Reagen–Kemurnian bahan
reagen harus diukur atau dipastikan terlebih dahulu
sebelum digunakan, hal ini dimaksudkan agar semua
reagen telah sesuai dengan standar bahan kimia di
mana spesifikasi reagen tersebut telah memenuhi
standar kemurnian yang sudah ditentukan. Spesifikasi
reagen tersedia pada the Committee on Analytical
Reagents of the American Chemical Society.
Standar reagen lain dapat digunakan, asalkan
terlebih dahulu dipastikan bahwa reagen tersebut
memiliki kemurnian yang cukup tinggi untuk dapat
digunakan tanpa mengurangi nilai akurasinya.
5.2 Kemurnian Air–Referensi untuk air harus
dipahami untuk air reagen seperti yang didefinisikan
oleh tipe II spesifikasi D 1193.
5.3 Larutan Tembaga Sulfat (dalam kondisi
jenuh)–Larutkan 21 gram CuSO4 dalam 100 mL air.
5.4 Larutan Deterjen (20%)–Encerkan 20 ml
deterjen cair ke dalam 100 ml air.
5.5 Larutan Formaldehida, 37-40% encer.
5.6 Larutan Lugol–Larutkan 60 gram kalium
iodida dan 40 gram kristal yodium dalam 1000 mL
air.
Bahan Kimia Pro Analis dan
Teknis
 Bahan kimia pro analis adalah bahan kimia yg
memiliki kemurnian sangat tinggi (>99,5%)
dan biasanya digunakan untuk keperluan
laboratorium. Bahan kimia p.a. (pro analisa)
telah dianalisa/diteliti kadar /konsentrasinya
secara kuantitatif di laboratorium tempat
bahan kimia itu diproduksi.
 Untuk penggunaannya biasanya bahan kimia
p.a. digunakan sebagai reagen(pereaksi) baik
itu primer atatu sekunder di laboratorium.
 Bahan kimia teknis adalah bahan kimia yang
tidak memiliki kemurnian setinggi bahan
kimia pro analis dan biasa dipergunakan
dalam proses produksi karena harganya yg
relatif jauh lebih murah dari bahan kimia pro
analis.
 Bahan kimia teknis dihitung
kadar/konsentrasinya hanya dengan hitungan
stokiometri tanpa analisa secara kuantitatif.
 Bahan kimia teknis hanya digunakan sebagai
larutan penambah, larutan pembersih atau
penambah pengalaman berkerja.
6.1. Jika sampel akan diperiksa dalam waktu 2
sampai 3 jam setelah proses pengambilan sampel
maka tidak ada perlakuan khusus yang diperlukan.
Sampel fitoplankton dapat bertahan selama 24 jam
pada suhu 2 - 3 derajat Celcius, tetapi untuk
penyimpanan dalam waktu yang cukup lama maka
diperlukan proses pengawetan. Banyak pengawet
yang dapat digunakan untuk fitoplankton tetapi
larutan formaldehida dan larutan Lugol adalah
pengawet yang paling umum digunakan.
6.2. Untuk menggunakan larutan formaldehida,
untuk setiap 1.000 ml sampel, tambahkan 30 ml
larutan formaldehida 37-40%(formalin 100%), 5 mL
larutan deterjen cair 20%, dan 1 mL larutan sulfat
tembaga jenuh. Pengawet ini mempertahankan
warna sel secara efektif dalam waktu yang lama.
6.3. Untuk bentuk alga halus seperti flagelata
telanjang, larutan Lugol adalah pengawet yang lebih
cocok. Tambahkan larutan 1 mL Lugol untuk setiap
100 ml sampel dan simpan dalam ruangan gelap.
Larutan Lugol efektif untuk setidaknya 1 tahun.
Dan dapat membantu dalam proses pengendapan
sel dan mempertahankan struktur sel yang rapuh.

Metode pengawetan lain tidak dibahas dalam ASTM


ini.
TERIMAKASIH
 ASTM Standard D 1193 mengenai Spesifikasi Reagen
Air, menggambarkan dan menjelaskan tentang
kemurnian bahan-bahan reagen yang digunakan
dalam pengujian beberapa parameter-parameter yang
di lakukan di laboratorium.
 Kemurnian bahan-bahan reagen yang digunakan
sangat bergantung pada penggunaannya terutama
dalam pengujian parameter-parameter air dan juga
pengujian bersifat biologi lainnya.
 Hal ini karena pengawetan makhluk hidup seperti
fitoplankton memerlukan reagen dengan kemurnian
tinggi agar tidak merusak struktur sel.
 Semakin tinggi kemurnian reagen semakin tinggi
akurasi data yang didapat.
 ASTM D 1193 juga menyatakan bahwa kemurnian
reagen air juga mempunyai peranan penting
dikarenakan terdapat mikroorganisme atau
bahan kimia yang yang hanya bereaksi dengan
reagen dengan konsentrasi yang cukup tinggi atau
dapat dikatakan reagen yang murni. Oleh karena
itu penggunaan reagen harus di sesuaikan dengan
peruntukannya.
 ASTM D 1193 membagi reagen dalam 4 tipe yang
diurutkan sesuai kemurniannya. Empat tipe
reagen dapat dilihat dalam tabel berikut
Tabel 1. Empat Tingkat Kemurnian Reagen
berdasarkan ASTM D1193

Parameter Tipe I Tipe II Tipe III Tipe IV


Konduktivitas 0.056 1 0.25 5.0
Reduktivitas 18.0 1 4.0 0.2
pH - - - 5.0-8.0
Total Organik
Carbon (µg/L) 50 50 200 -
Sodium (µg/L) 1 5 10 50
Klorida (µg/L) 1 5 10 50
Silica (µg/L) 3 3 500 -
Kualitatif : Mengetahui jenis-jenis dan karakteristik
dari populasi plankton
Kuantitatif : Mengetahui kelimpahan plankton yang
sesuai dengan waktu dan tempat yang
ditentukan. Karena spesies fitoplankton
yang sering muncul secara tiba-tiba dan
menghilang dengan cepat pada suatu
perairan.
Botol

Kuantitatif Pompa

Continous Plankton
Teknik Sampling
Recorder (CPR)

Kualitatif Jala
Contoh prosedur sampling fitoplankton
secara kualitatif dan kuantitatif

a. Sampling Plankton Secara


Kualitatif
Pencuplikan plankton secara
kualitatif di perairan dapat dilakukan
dengan menarik jala atau jaring
plankton. Jaring berfungsi untuk
menyaring air serta plankton yang
berada didalamnya. Karena itu
plakton yang tertangkap sangat
bergantung pada ukuran jaring, maka
ukuran mata jaring yang digunakan
harus disesuaikan dengan jenis atau
ukuran plankton dan tujuan yang
Gambar pengambilan sampel
akan diamati. dengan jaring plankton
Kelebihan dan Kekurangan
penggunaan jaring atau jala plankton
Kelebihannya:
 Penggunaan jaring plankton selain praktis juga sampel yang
diperoleh cukup banyak karena jaring plankton net biasa terbuat
dari nilon.

Kekurangannya :
 Dalam penggunaanya alat ini sulit untuk memperkirakan jumlah
air yang disaring.
 Plankton yang tertangkap sangat bergantung pada ukuran mesh
size, maka ukuran mesh size yang digunakan harus disesuaikan
dengan jenis atau ukuran plankton yang akan diamati.
 Bagian akhir ujung jating terdapat bucket adalah alat penampung
plankton yang telah terkumpul yang tidak dapat menampung air
terlalu banyak.
b. Sampling Plankton secara
Kuantitatif
 Botol
Alat pengukuran plankton yang sering
digunakan antara lain adalah botol Nansen atau
Kemmerer, Van Dorn dan botol biasa. Botol gelas
bermulut lebar dan bertutup gelas dipasang pada tali
dan diturunkan sampai kedalaman yang ditentukan
dan air dibiarkan masuk ke dalamnya. Cara
pengumpulan plankton seperti ini memiliki
kekurangan karena plankton motil dapat
menghindar masuk ke dalam botol. Sedangkan
kelebihan alat ini antara lain ialah volume air dan
kedalaman pengambilan sampel dapat diketahui
dengan tepat.
Gambar Botol Nansen atau Tabung
Van Dorn
 Sampling menggunakan Pompa
Sampling dengan memompa air laut dari
kedalaman tertentu. Ujung pompa hisap
diturunkan sampai dengan kedalaman tujuan. Air
sampel ditampung dan disaring. Keuntungannya
volume dan kedalaman dapat ditentukan.
Kekurangannya volume air dibatasi oleh diameter
pipa penghisap. Tidak semua plankton dapat
terhisap sesuai tujuan.
Gambar Pompa Hisap
 Continous Plankton Record (CPR)

CPR merupakan salah satu


alat pengumpul plankton yang
ditarik dengan kapal, prinsip
kerjanya mirip dengan
menggunakan jaring, air yang
melewati CPR langsung di
saring kemudian disimpan di
dalam CPR itu sendiri selama
pengambilan sampel, kelebihan
CPR yaitu lebih mudah untuk
menggambarkan sebaran
plankton.

Anda mungkin juga menyukai