OLEH
KELOMPOK 2
Aprianto (19061007)
FAKULTAS PERIKANAN
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca
yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Teks Halaman
HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN
1.3. Tujuan...................................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN
2.5. Zonasi...................................................................................................... 14
iii
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan............................................................................................. 21
3.2. Saran........................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA
iv
I. PENDAHULUAN
Kita ketahui bahwa 2/3 bumi ini terdiri dari lautan, yang di dalamnya
memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang beragam, baik flora maupun fauna
Pada beberapa tahun belakangan ini, perhatian terhadap biota laut semakin
meningkat dengan munculnya kesadaran dan minat setiap lapisan masyarakat akan
pentingnya lautan. Laut sebagai penyedia sumber daya alam yang produktif baik
sebagai sumber pangan, tambang mineral, dan energi, media komunikasi maupun
kawasan rekreasi atau pariwisata. Karena itu wilayah pesisir dan lautan merupakan
Salah satu sumber daya laut yang cukup potensial untuk dapat dimanfaatkan
adalah lamun, dimana secara ekologis lamun mempunyai beberapa fungsi penting di
seluruh dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme.
pada makalah ini, akan membahas tentang ekosistem lamun yang ada agar
pengetahuan kita tentang suatu ekosistem di lautan bertambah dan semakin meluas.
1
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
4. Dan untuk mengetahui interaksi apa saja yang terjadi pada ekosistem lamun.
2
II. PEMBAHASAN
satu (monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah. Jadi sangat
berbeda dengan rumput laut (algae). Lamun dapat ditemukan di seluruh dunia
Padang lamun merupakan habitat bagi beberapa organisme laut. Hewan yang
hidup di padang lamun ada yang sebagai penghuni tetap dan ada pula yang bersifat
sebagai pengunjung. Ada hewan yang datang untuk memijah seperti ikan dan ada
pula hewan yang datang mencari makan seperti sapi laut (dugong-dugong) dan
hemprichii.
sebagai perlindungan dan persembunyian dari predator dan kecepatan arus yang
tinggi dan juga sebagai sumber bahan makanan baik daunnya maupun epifit atau
pada padang lamun. Lamun juga merupakan komunitas yang sangat produktif
sehingga jenis-jenis ikan dan fauna invertebrata melimpah di perairan ini. Lamun
juga memproduksi sejumlah besar bahan bahan organik sebagai substrat untuk
3
2.2. Ciri – Ciri Padang Lamun/ Ekosistem Lamun
Ekosistem padang lamun memiliki kondisi ekologis yang sangat khusus dan berbeda
dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang. Ciri-ciri ekologis padang lamun antara
lain adalah :
2. Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di dataran terumbu
karang.
(Azkab, 1988).
4
Spesies Cymodoceae rotundata atau dikenal sebagai lamun ujung bulat (round
tipped seagrass) tumbuh di substrat pasir, kadang pecahan karang dan sedikit
berlumpur. Lamun ini mempunyai daun berukuran panjang 7- 20 cm dan lebar 2-4
mm, mempunyai 7-15 tulang daun dan 2-7 helai daun perpangkal. Ujung daun halus
menyerupai selempang bagian pangkal menyempit dan ke arah ujung agak melebar.
Panjang dan lebarnya juga hampir sama berkisar 5-15 m dan 2-4 mm. Yang
5
Gambar 2. Cymodocea serrulata
Secara morfologi jenis lamun Enhalus acoroides akan tumbuhan tropis yang
mempunyai akar kuat dan diselimuti oleh benang-benang hitam yang kaku.
Rhizomanya tertanam di dalam substrat. Pada akarnya terdapat rambut bisus. Daun-
daunnya sebanyak 2 atau 4 helai yang ujungnya membulat. Panjang daun lebih dari
1 m dan lebar 1,5 cm. Buah berbentuk bulat telur berukuran 4-7 cm. Lamun tropis
tumbuh di perairan dangkal dengan substrat pasir berlumpur. Lamun ini tumbuh
subur di daerah yang terlindung di pinggir bawah dari mintakat pasang surut dan di
6
Halodule pinifolia Panjang daun 5 sampai 20 cm, lebar 0,8 sampai 1,5 mm, dan
mempunyai sejumlah sel tanin kecil. Urat bagian tengah daun jelas, tetapi urat
antara bagian tepi tidak jelas. Panjang seludang daun 1 sampai 4 cm. Rimpang
merambat (diameter 1 sampai 1,5 mm), dengan batang pendek pada setiap ruas.
Pada bagian tengah daun terdapat celah berbentuk huruf V (Coremap, 2007).
Halodule pinifolia Tumbuh pada substrat pasir berlumpur atau pasir dengan
pecahan karang mulai pada pasang tertinggi ke daerah pasang tengah, kadang -
H. uninervis adalah lamun yang tumbuh di substrat pasir atau pasir dengan
koral dari daerah pasang tinggi sampai pasang rendah, kadang - kadang bercampur
Panjang helai daun untuk jenis Halodule uninervis yaitu 15 cm, tapi biasanya
jauh lebih pendek. Lebar daun berkisar 0,05-0,5 cm dan memiliki bentuk linier dan
7
datar. Batangnya pendek, tegak dan vertikal, sedangkan rimpangnya kecil (El
Shafai, 2011).
Halophila ovalis tumbuh di substrat lumpur, pasir-lumpuran sampai pecahan karang mulai
dari atas pasang tinggi sampai di bawah surut rendah, kadang-kadang bercampur dengan
Helai daun bulat telur dan bergaris (panjang 1 sampai 2,5 cm, lebar 3 sampai 10 mm),
dengan tulang daun yang jelas dan 1 sampai 20 pasang daun yang sebelah-menyebelah
memotong urat daun. Panjang tangkai daun 1 sampai 4 cm. Rimpang menjalar dan bulat
8
Gambar 6. Halophila ovalis
Lamun jenis ini serta helaian daunnya sangat mirip dengan Halophila ovalis
tetapi lebih kecil (panjang 0,7 sampai 1,4 cm) dan jumlah urat daun juga lebih
sedikit (3 sampai 8 pasang). Rimpang tipis dan mudah patah. Lamun jenis Halophila
minor lebih sering dijumpai hidup berdampingan dengan vegetasi lamun yang tidak
2004 dalam Dahuri 2003 dalam Amran 2007). Bentuk daunnya bulat-panjang dan
9
menyerupai pisau wali. Sama halnya dengan Halophila minor. Pinggiran daun
seperti gergaji, daun membujur seperti garis dengan panjang 50 sampai 200 mm
(Nur, 2011).
Lamun jenis Halophila spinulosa tumbuh pada rataan terumbu karang yang
rusak (Bengen, 2004 dalam Dahuri 2003 dalam Amran 2007). Bentuk daunnya
Daun dapat berpasangan sampai 22 pasang, serta memiliki tangkai yang panjang
(Nur, 2011).
10
10. Syringodium isoetifolium (Lamun Alat Suntik)
pecahan karang di daerah bawah surut rendah bercampur dengan jenis lamun lain,
tetapi kadang - kadang ditemukan tumbuh sendiri. Tanaman dengan batang pendek,
ada 1 sampai 3 daun bulat pada setiap ruas (panjang 7 sampai 20 atau 30 cm,
pembuluh tengah pada potongan melintang. Rimpang bulat dan menjalar dengan
dari daerah atas pasang tinggi sampai ke surut rendah, kadang-kadang muncul di
11
Helai daun membujur sampai sedikit lebar (pita) dengan beberapa garis coklat,
ujung daun membulat (panjang 5 sampai 20 cm, lebar 4 sampai 10 mm) bergaris
pinggir seluruhnya, ujung daun tumpul. Seludang daun keras, panjang 3 sampai 7
cm. Rimpang menjalar, diameter 3 sampai 5 mm, panjang antar ruas 4 sampai 7 mm
(Coremap, 2007).
cekung dan berdekatan dengan daerah tubir terumbu karang. Rimpang mempunyai
ruas-ruas dengan panjang 1,5 sampai 3,0 cm. Tegakan batang mencapai 10 sampai
65 cm. Daun-daunnya berbentuk seperti pita. Akar dan rimpangnya sangat kuat
sehingga sangat cocok untuk hidup pada berbagai tipe sedimen termasuk di sekitar
12
Gambar 12. Thalassodendron ciliatum
dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal, peranan tersebut sebagai berikut :
1. Sebagai produsen primer : Lamun memiliki tingkat produktifitas primer tertinggi bila
dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada dilaut dangkal seperti ekosistem
terumbu karang.
2. Sebagai habitat biota : Lamun memberikan tempat perlindungan dan tempat menempel
berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan (alga). Disamping itu, padang lamun (seagrass
beds) dapat juga sebagai daerah asuhan, padang pengembalaan dan makanan berbagai
jenis ikan herbivora dan ikan-ikan karang (coral fishes) (Kikuchi dkk, 1977).
3. Sebagai penangkap sedimen : Daun lamun yang lebat akan memperlambat air yang
disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga perairan disekitarnya menjadi tenang.
13
Disamping itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat sedmen,
sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar permukaan. Jadi, padang lamun
disini berfungsi sebagai penangkap sedimen dan juga dapat mencegah erosi.
4. Sebagai pendaur zat hara : Lamun memegang peranan penting dalam pendauran
berbagai zat hara dan elemen-elemen yang langka dilingkungan laut. Khususnya zat-
2.5. Zonasi
1. Zona intertidal, dicirikan oleh tumbuhan pionir yang didominasi oleh Halophila
Komunitas lamun biasanya ada dalam area yang luas dan rapat.
Secara umum komunitas lamun dibagi menjadi 3 asosiasi spesies sehingga membentuk
spesies saja. Akan tetapi keberadaannya hanya bersifat temporal dan biasanya terjadi
pada phase pertengahan sebelum menjadi komunitas yang stabil (padang lamun
campuran).
14
Asosiasi 2 atau 3 spesies. Ini merupakan komunitas lamun terdiri dari 2 sampai 3
spesies saja. Dan lebih sering dijumpai dibandingkan padang lamun monospesifik.
Padang lamun campuran (mixed seagrass beds). Padang lamun campuran umumnya
isoetifolium, dan Thalassia hemprichii. Tetapi padang lamun campuran ini, dalam
penyebaran lamun.
1. Temperatur
Lamun akan berfotosintesis secara maksimal pada kisaran suhu 28°-30°C. Semakin jauh
suhu perairan dari suhu optimal ini, semakin berkurang kemampuan lamun untuk
berfotosintesis.
2. Salinitas
15
Tiap-tiap jenis lamun mempunyai kisaran salinitas berbeda-beda. Namun secara umum,
lamun membutuhkan salintias sebesar 10-40 o/oo. Sedangkan rusaknya padang lamun saat
ini salah satunya disebabkan oleh meningkatnya salinitas karena berkurangnya suplai air
3. Intensitas cahaya
4. Arus
Produktivitas padang lamun juga dipengaruhi oleh kecepatan arus perairan. Pada saat
Suhu, salinitas, dan turbulensi air mempengaruhi kadar oksigen terlarut dalam air. Kadar
Selain itu kandungan oksigen terlarut juga mempengaruhi keanekaragaman hayati suatu
ekosistem perairan seperi padang lamun. Perairan yang diperuntukkan bagi kepentingan
perikanan sebaiknya memilih kadar oksigen tidak kurang dari 5mg/l. Kadar oksigen terlarut
kurang dari 4 mg/l mengakibatkan efek yang kurang menguntungkan bagi hampir semua
organisme akuatik.
16
Sumber oksigen terlarut biasanya berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer
sekitar 35% dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air termasuk dan fitoplankton.
6. Substrat
Tumbuhan lamun membutuhkan dasar yang lunak untuk ditembus oleh akar-akar dan
rimpangya guna menyokong tumbuhan ditempatnya. Lamun dapat memperoleh nutrisi baik
dari air permukaan melalui helai daun-daunnya, maupun dari sedimen melalui akar dan
rimpangnya.
Kesesuaian substrat yang paling utama bagi perkembangan lamun ditandai dengan
menyebabkan kehidupan lamun yang tidak stabil, sebaliknya semakin tebal substrat, lamun
akan tumbuh subur yaitu berdaun panjang dan rimbun serta pengikatan dan penangkapan
sedimen semakin tinggi. Peranan kedalaman substrat dalam stabilitas sedimen mencakup
dua hal,yaitu : 1) pelindung tanaman dari arus laut. 2) tempat pengolahan dan pemasok
nutrien.
Padang lamun hidup diberbagai tipe sedimen, mulai dari lumpur sampai sedimen dasar
yang terdiri dari 40% endapan lumpur dan fine mud (Dahuri et al., 1996). Semua tipe
substrat dihuni oleh tumbuhan lamun mulai dari lumpur lunak sampai batu-batuan, tetapi
lamun yang paling luas dijumpai pada substrat yang lunak. Berdasarkan tipe karakteristik
tipe substratnya padang lamun yang tumbuh di perairan Indonesia dapat dikelompokkan
17
Puing karang dan 6) Batu karang. Pengelompokkan tipe substrat ini berdasarkan ukuran
Hal menarik yang dapat kita lihat bahwa padang lamun atau yang di kenal
dengan seagrass bukan hanya sebagai tempat mencari makan bagi duyung dan
manate tapi juga tempat hidup yang sangat cocok bagi beberapa organisme kecil
mengunjungi padang lamun untuk mencari makan. Lantas mengapa padang lamun
bisa menjadi tempat yang cocok bagi umumnya hewan kecil? Kondisi lamun yang
yang sangat potensial berupa perlindungan bagi invertebrata dan ikan kecil. Daun-
daun lamun yang padat dan saling berdekatan dapat meredam gerak arus,
gelombang dan arus materi organik yang memungkinkan padang lamun merupakan
samping terumbu karang. Melambatnya pola arus dalam padang lamun memberi
kondisi alami yang sangat di senangi oleh ikan-ikan kecil dan invertebrata kecil
seperti beberapa jenis udang, kuda laut, bivalve, gastropoda dan echinodermata.
Hal terpenting lainnya adalah daun-daun lamun berasosiasi dengan alga kecil yang
dikenal dengan epiphyte yang merupakan sumber makanan terpenting bagi hewan-
18
hewan kecil tadi. Epiphyte ini dapat tumbuh sangat subur dengan melekat pada
permukaan daun lamun dan sangat di senangi oleh udang-udang kecil dan beberapa
jenis ikan-ikan kecil. Disamping itu padang lamun juga dapat melindungi hewan-
hewan kecil tadi dari serangan predator. Sangat khas memang pola kehidupan
hewan-hewan kecil ini di padang lamun yang tidak jarang memberikan konstribusi
besar bagi kelangsungan ikan dan udang ekonomis penting. Ini adalah sebagian
kecil dari peran penting padang lamun yang menyebar di sekitar perairan pantai
Indonesia.
wilayahnya sering menjadi tempat berkumpul berbagai flora dan fauna akuatik lain
dengan berbagai tujuan dan kepentingan. Di padang lamun juga hidup alga (rumput
Ikan-ikan amat senang tinggal di padang lamun. Ada jenis ikan yang sepanjang
Beberapa jenis lain memilih tinggal sejak usia muda (juvenil) hingga dewasa,
kemudian pergi untuk berpijah di tempat lain. Ada juga yang hanya tinggal selama
juvenil. Sebagian lagi memilih tinggal hanya sesaat. Suatu penelitian menunjukkan,
jumlah ikan bernilai ekonomis penting yang ditemukan di kawasan padang lamun
19
relatif kecil. Itu berarti bahwa padang lamun lebih merupakan daerah perbesaran
Dari sekian banyak hewan laut, penyu hijau (Chelonia mydas) dan ikan
duyung atau dugong (Dugong dugong) adalah dua hewan ‘pencinta berat’ padang
lamun. Boleh dikatakan, dua hewan ini amat bergantung pada lamun. Hal ini tak
lain karena tumbuhan tersebut merupakan sumber makanan penyu hijau dan
dugong. Penyu hijau biasanya menyantap jenis lamun Cymodoceae, Thalassia, dan
(rhizoma) karena dua bagian ini memiliki kandungan nitrogen cukup tinggi.
Apabila air sedang surut rendah sekali atau surut purnama, sebagian padang
lamun akan tersembul keluar dari air terutama bila komponen utamanya adalah
20
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
(monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah. Jadi sangat
perlindungan dan persembunyian dari predator dan kecepatan arus yang tinggi dan
juga sebagai sumber bahan makanan baik daunnya mapupun epifit atau detritus.
4. Ekosistem padang lamun memiliki kondisi ekologis yang sangat khusus dan berbeda
21
5. Temperatur, substrat, intensitas cahaya, kecepatan arus, salinitas dan kandungan
6. Peranan ekosistem padang lamun adalah sebagai produsen primer, sebagai habitat
3.2. Saran
mengambil mata kuliah biologi laut ini sebaiknya membuat dan membahas lebih
Dan juga sebagai masyarakat yang baik kita sebaiknya menjaga laut karena
banyak.
22
23
DAFTAR PUSTAKA
Azkab, M.H. 1988. Pertumbuhan dan Produksi Lamun, Enhalus acoroides di rataan
Terumbu di Pari Pulau Seribu. Jakarta : Balai Penelitian Biologi Laut Pusat
Bengen, D.G. 2001. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir. Institut Pertanian
Kikuchi dan J.M. Peres. 1977. Consumer Ecology of Seagrass Beds, pp. 147-193. In P.
Husni. 2003. Ekosistem Lamun Produsen Organik Tinggi. Pusat Penelitian Oseanografi :
Saleh, M. 2003. Analisis Konsentrasi Fosfat pada Akar, Batang dan Daun (Enhalus
24