Anda di halaman 1dari 25

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PERLINDUNGAN HUKUM EKOSISTEM TERUMBU KARANG DALAM


RANGKA MENJAGA KELESTARIANNYA
DI PESISIR PANTAI GUNUNGKIDUL

BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

SYAFILLA S. ASWITA 16110075 2016 (KETUA KELOMPOK)

ABDUL KODIMAN 17110130 2017 (ANGGOTA 1)

JOHN KEVIN SILITONGA 17110079 2017 (ANGGOTA 2)

UNIVERSITAS JANABADRA

YOGYAKARTA

2018
2

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia begitu kaya dengan potensi alam. Berdasarkan
bentang geografis dapat dibedakan menjadi wilayah daratan dan perairan.
Potensi alam yang terdapat di perairan di antaranya adalah kekayaan alam
pada ekosistem terumbu karang di pesisir pantai Gunung Kidul, seperti pantai
Baron, Sundak, Nglambor, Krakal, Siung dan sebagainya. Potensi ini yang
semestinya dimanfaatkan secara bijak, baik oleh individu, kelompok
masyarakat, maupun korporasi sebagai pengelola sumber daya alam.
Pemanfaatan perairan yang berekosistem terumbu karang di Gunung Kidul
tersebut dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan terumbu karang.
Kerusakan ragam hayati laut dan terumbu karang adalah kerusakan
yang tersembunyi dan jarang terekspos, hal ini dikarenakan akses yang masih
minim dan pengetahuan yang kurang memadai. Aktivitas yang tidak didasari
pengetahuan akan pentingnya ekosistem alam hanya akan memperburuk
kondisi alam. Kondisi pesisir pantai yang berekosistem terumbu karang di
Gunung Kidul juga memprihatinkan. Kerusakan terumbu karang terbesar
adalah di Pantai Baron, hal ini terlihat dari kondisi pinggir pantai yang sudah
terlihat lagi karang-karang dan biota laut yang hidup di ekosistem terumbu
karang. Penyebab dari kerusakan terumbu karang adalah aktivitas manusia
yang langsung merusak terumbu karang seperti pengambilan terumbu
karang, membuang jangkar kapal, cara-cara pencarian ikan yang merusak
terumbu karang, dan pemanfaatan untuk kegiatan pariwisata.
Untuk pantai-pantai lainnya seperti Pantai Sepanjang, Kukup, Krakal,
Sundak, Indrayanti, Siung dan Pantai Nglambor di Gunung Kidul, kondisi
terumbu karang nya masih terlihat baik kondisinya, dan tingkat kerusakannya
masih minim. Namun seiring dengan pemanfaatan pantai yang semakin
meningkat, seperti untuk kegiatan pariwisata, pencarian ikan-ikan karang
yang semakin tinggi, pengambilan karang untuk souvenir maupun untuk
diperdagangkan yang semakin gencar, akan berpotensi untuk menimbulkan
kerusakan terumbu karang dalam jangka pendek. Perlindungan terumbu
karang memerlukan peran serta masyarakat yang aktif dalam menjaga
kelestariannya, sementara tidak jarang masyarakat dalam memanfaatkan
terumbu karang justru menimbulkan kerusakan terumbu karang. Untuk
mencegah kerusakan terumbu karang, perlu diberikan perlindungan melalui
instrumen peraturan.
Sementara ini peraturan yang mengatur mengenai pemanfaatan
ekosistem terumbu karang secara lestari di pesisir pantai Gunung Kidul
belum memadai. Peraturan dan batasan dalam pemanfaatannya perlu dibuat
dan diatur untuk menghindari aktivitas yang berdampak negatif terhadap
kelestarian ekosistem terumbu karang, di antaranya pengambilan biota laut
secara serampangan, eksploitasi sumber daya alam untuk keperluan cindera
mata dan pencemaran terhadap perairan. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“PERLINDUNGAN HUKUM EKOSISTEM TERUMBU KARANG
DALAM RANGKA MENJAGA KELESTARIANNYA DI PESISIR
PANTAI GUNUNGKIDUL”.
3

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang diatas maka dapat diambil permasalahan
sebagai berikut:
a. Apa penyebab terjadinya kerusakan terumbu karang di pesisir pantai
Gunungkidul ?
b. Bagaimana perlindungan hukum terhadap ekosistem terumbu karang di
pesisir pantai Gunung Kidul agar tetap terjaga kelestariannya ?
c. Bagaimana peran masyarakat dalam melestarikan ekosistem terumbu
karang di pesisir pantai Kabupaten Gunungkidul ?

1.3 Tujuan Khusus Penelitian


a. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan terumbu karang di
pesisir pantai Gunungkidul.
b. Untuk mengetahui upaya perlindungan hukum terhadap ekosistem
terumbu karang di pesisir pantai Gunung Kidul agar tetap terjaga
kelestariannya.
c. Untuk mengetahui peran masyarakat dalam melestarikan ekosistem
terumbu karang di pesisir pantai Kabupaten Gunungkidul.

1.4 Urgensi Penelitian


a. Dalam penelitian ini akan dicari penyebab terjadinya kerusakan terumbu
karang di pesisir pantai Gunungkidul. Berpijak dari hal tersebut, maka
akan dicari solusi untuk memberikan perlindungan hukum terhadap
ekosistem terumbu yang belum rusak agar tetap terjaga kelestariannya.
b. Dalam penelitian ini akan diteliti mengenai peran masyarakat dalam
upaya pelestarian terumbu karang. Berpijak dari dari data ini, akan dicari
cara untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya
ekosistem terumbu karang dan meningkatkan peran serta masyarakat
dalam pelestarian terumbu karang.

1.5 Manfaat Penelitian


a. Bagi ilmu pengetahuan, memperkaya refrensi khususnya wacana hukum
lingkungan dan dapat di jadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.
b. Penelitian ini dapat di jadikan rujukan dan bahan pertimbangan bagi
pemerintah dalam menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan
perlindungan ekosistem khususnya laut.

1.6 Luaran Penelitian


Luaran Penelitian berupa : artikel ilmiah yang akan di muat dalam jurnal
ilmiah ber-ISSN “Kajian Hukum” Universitas Janabadra, publikasi di media
massa.
4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Perlindungan Hukum Terhadap Lingkungan Hidup
Perlindungan hukum adalah kegiatan yang dilakukan untuk
memberikan perlindungan terhadap objek tertentu yang dijamin
pemenuhannya oleh peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan,
perjanjian serta ketentuan-ketentuan lainnya yang bersifat mengikat baik di
dalam maupun di luar proses pengadilan. Objek tertentu di sini bisa benda,
misalnya benda-benda bersejarah yang perlu diberikan perlindungan supaya
tidak musnah; alam atau lingkungan termasuk hutan, terumbu karang yang
perlu diberikan perlindungan untuk menjaga kelestariannya; dan manusia
diberikan perlindungan untuk mendapatkan hak-haknya dan mendapatkan
keadilan.1 Berdasarkan pengertian tersebut di atas, lingkungan hidup pada
umumnya, hutan dan terumbu karang pada khususnya perlu diberikan
perlindungan untuk menjaga kelestariannya. Perlindungan tersebut
dilakukan di antaranya melalui hukum. Perlindungan terhadap lingkungan
hidup telah diberikan melalui UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pengertian lingkungan hidup diatur pada Pasal 1 butir 1 UU No 32
tahun 2009 yang menyebutkan sebagai berikut :
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan peri
kehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Berdasarkan pengertian tersebut, menunjukkan bahwa manusia
berada dalam lingkungan hidup itu sendiri, manusia mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh lingkungan hidup itu sendiri. Hal ini sejalan yang
dikemukakan oleh Muhamad Irvan Maulana sebagai berikut :
Manusia hidup di dunia menentukan lingkungannya atau ditentukan
oleh lingkungannya. Perubahan lingkungan sangat ditentukan oleh
sikap maupun perlindungan manusia pada lingkungan
lingkungannya.2
Sikap atau perilaku manusia turut menentukan kondisi lingkungan
hidup. Apabila sikap atau perilaku manusia baik terhadap lingkungan hidup,
maka akan menciptakan kondisi lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Sebaliknya, apabila sikap atau perilaku manusia buruk terhadap lingkungan
hidup, maka akan berkontribusi pada terjadinya kerusakan lingkungan
hidup. Kemampuan manusia untuk menyesuaikaan diri dengan lingkungan ini
tidak serta merta tumbuh dalam dirinya secara fisikly, melainkan harus melakukan
aktifitas tertentu dengan cara megubah dan megolah alam yang tersedia sehingga
mampu bertahan dan melindunngi diri (survival) dari ektrimnya alam. Situasi ini

1
Francisca Romana Harjiyatni, 2016, Fungsi Peradilan Tata Usaha Negara Dalam Memberikan
Perlindungan Hukum Bagi Pencari Keadilan (Studi Pengujian Ijin Pemanfaatan Hutan),
Disertasi, Program Doktor Ilmu Hukum, Universitas Gadjah Mada, hl. 75.
2
Muhamad Irvan Maulana, 2018, Perlindungan Hukum Terhadap Kondisi Lingkungan
Masyarakat Akibat Pencemaran Di Wilayah Halim Perdanakusuma Jakarta Timur, Skripsi,
Fakultas Hukum Universitas Lampung, hlm. 5.
5

menempatkan manusia pada posisi yang memungkinkan menjadi pengelola


sekaligus perusak lingkungan guna memenuhi dan mempertahankan hidupnya.
Agar lingkungan hidup tidak mengalami kerusakan akibat perilaku
manusia yang merusak lingkungan dan tetap terjaga kelestariannya maka
perlu diberikan perlindungan. Pasal 1 angka 2 UU No. 32 Tahun 2009
menyebutkan :
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, dan penegakan hukum.
Perlindungan terhadap lingkungan hidup menjadi kewajiban semua
pihak, baik warga masyarakat, pemerintah maupun swasta. Dalam
pemanfaatan ekosistem terumbu karang untuk berbagai kegiatan juga
memberikan kewajiban kepada semua pihak baik warga masyarakat,
pemerintah maupun swasta untuk menjaga kelestariannya.
Pengaturan mengenai perlindungan terhadap perlindungan
lingkungan hidup ini bertujuan untuk menanggulangi bencana alam akibat
pengelolaan yang kurang bijak. Banjir bandang, tanah longsor, kebakaran
hutan, hilangnya keanekaragaman hayati di darat dan di laut, penipisan
lapisan ozon, pemanasan global dan perubahan iklim, kekeringan, naiknya
permukaan laut, tercemarnya sungai, air tanah, danau dan laut, tercemarnya
udara dan dan timbulnya macam penyakit baru adalah hanya sebagian kecil
dari akibat kerusakan lingkungan yang makin hari makin mengancam
kelangsungan hidup seluruh makhluk bumi. Pendeknya, permasalahan
lingkungan makin hari makin menakutkan karena seiring dengan
perkembangan industri dan pertambahan jumlah penduduk yang tak
terkontrol khususnya di negara-negara berkembang, kualitas lingkungan
dunia makin memprihatinkan bahkan ada yang tidak dapat diperbaiki dan
dipulihkan kembali seperti sediakala (irreversible environmental damage).3

2.2 EKOSISTEM TERUMBU KARANG


Suatu ekosistem dapat dibagi dalam beberapa subekosistem, seperti
subekosistem lautan, subekosistem daratan, subekosistem danau,
subekosistem hutan dan subekosistem padang pasir. Antara tiap-tiap
subekosistem itu pun saling berinteraksi, dan terjadi pula arus materi, energi
dan informasi.4
Ekosistem laut atau disebut juga ekosistem bahari merupakan
ekosistem yang terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan
dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut.
Ekosistem laut juga berperan penting bagi lingkungan di daratan. 50%

3
Kadek Sarna dkk, Hukum Lingkungan, Teori, Legislasi Dan Studi Kasus, Kemitraan Partnership
4
Daud Silalahi, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, P.T
Alumni, Bandung, 2001, h. 3
6

oksigen yang dihisap organisme di daratan berasal dari fitoplankton di


lautan. Habitat pantai (estuari, hutan bakau, dan sebagainya) merupakan
kawasan paling produktif di bumi. Ekosistem terumbu karang menyediakan
sumber makanan dan tempat berlindung bagi berbagai jenis organisme
dengan keanekaragaman hayati tingkat tinggi di lautan. Ekosistem lautan
pada umumnya memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi
sehingga diperkirakan memiliki ketahanan yang baik terhadap spesies
invasif. Namun beberapa kasus yang melibatkan spesies invasif telah
ditemukan dan mekanisme yang menentukan kesuksesan spesies invasif ini
belum dipahami secara pasti.
Kekayaan laut nusantara merupakan penyokong kehidupan
masyarakat secara ekonomis, terlebih bagi masyarakat yang berprofesi
sebagai nelayan dan pelaku usaha yang menjalankan usahanya di wilayah
pantai dan laut. Kelestarian ini mesti dijaga untuk menjamin
keberlangsungan ekosistem laut. Ekosistem laut ini terdiri atas biota laut,
terumbu karang, pasir, kerang dll.
Terumbu karang (coral reefs) merupakan kumpulan masyarakat
(binatang) karang (coral reefs), yang hidup di dasar perairan, yang berupa
batuan kapur (CaCO3), dan mempunyai kemampuan yang cukup kuat untuk
menahan gaya gelombang laut. Binatang-binatang karang tersebut
umumnya mempunyai kerangka kapur.5
Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau
daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah
permukaan laut.Beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam
laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak
bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membentuk karang.
Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan
tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama
suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan
alami (pristine).Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat
pemanasan global yang melanda perairan tropis pada tahun 1998 telah
menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan
kematian massal mencapai 90-95%.Selama peristiwa pemutihan tersebut,
rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3 °C di atas
suhu normal.
Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi terumbu
karang terbesar di dunia. Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan
mencapai sekitar 60.000 km2. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi
negara pengekspor terumbu karang pertama di dunia. Dewasa ini, kerusakan
terumbu karang, terutama di Indonesia meningkat secara pesat. Terumbu
karang yang masih berkondisi baik hanya sekitar 6,2%. Kerusakan ini
menyebabkan meluasnya tekanan pada ekosistem terumbu karang alami.
Meskipun faktanya kuantitas perdagangan terumbu karang telah dibatasi
5
Supriharyono, Konservasi Ekosistem Sumber Daya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut Tropis,
Pustaka Pelajar, Yogyakar
ta, 2007, h. 96
7

oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild


Fauna and Flora (CITES), laju eksploitasi terumbu karang masih tinggi
karena buruknya sistem penanganannya.
Berdasarkan Undang-undang No 27 Tahun 2007 Tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil telah diatur bahwa
dilarang melakukan perusakan terumbu karang, karena pada dasarnya
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil berasaskan keberlanjutan,
konsistensi, keterpaduan, kepastian hukum, kemitraan, pemerataan, peran
serta masyarakat, keterbukaan, desentralisasi, akuntabilitas dan keadilan.
Terumbu karang di Indonesia telah megalami banyak kerusakan. Hasil
penelitian Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) mencatat, hingga 2013 pada 1.135 stasiun menunjukkan bahwa sebesar 30,4
persen kondisi terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan atau kurang
baik. Hanya sebesar 5,29 persen dalam kondisi sangat baik, sebesar 27,14 persen
masih dalam kondisi baik, dan sebesar 37,18 persen dalam kondisi cukup.6
Dari kasus-kasus yang terekam, penyebab kerusakan terumbu
karang di antaranya adalah pembangunan di kawasan pesisir, pembuangan
limbah dari berbagai aktivitas di darat maupun di laut, sedimentasi akibat
rusaknya wilayah hulu dan daerah aliran sungai, pertambangan,
penangkapan ikan merusak yang menggunakan sianida dan alat tangkap
terlarang, pemutihan karang akibat perubahan iklim, serta penambangan
terumbu karang.7
Dari penelitian yang dilakukan oleh juga menghasilkan fakta yang
hampir sama, yaitu bahwa
Aktivitas penangkapan ikan dengan menggunakan bom dan
penangkapan ikan hias karang dengan menggunakan potasium
sianida masih terjadi di Perairan Sitardas. Meskipun telah dibuat
peraturan, namun penangkapan secara sembunyi-sembunyi masih
dilakukan. Kerusakan oleh aktivitas manusia di Perairan Sitardas
terlihat dengan jelas, banyaknya patahan karang (rubble) akibat
penggunaan alat tangkap dan jangkar kapal serta banyaknya karang
mati dan luasnya pecahan terumbu karang akibat pemboman ikan
dan penggunaan potasium berdasarkan pengamatan langsung
terlihat di perairan ini. Rendahnya pengetahuan masyarakat
terhadap masalah konservasi sumberdaya laut berakibat pada
rendahnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam upaya
pengelolaan ekosistem terumbu karang.8
Kerusakan ekosistem terumbu karang di Indonesia termasuk di pesisir
pantai Gunung Kidul harus segera dihentikan. Pemanfaatan terumbu karang

6
Zulkifli Aspan, “Perlindungan Hukum Terhadap Terumbu Karang di Taman Nasional Taka
Bonerate (TNT)”, Jurnal Hukum Lingkungan Vol. 2 Issue 2, Desember 2015, hlm. 74
7
Ibid, hlm. 76
8
Hemat Sirait, M. Mukhlis Kamal, dan Nurlisa A. Butet, “Kajian Komunitas Terumbu Karang
Daerah Perlindungan Laut Perairan Sitardas Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera
Utara”, Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Desember 2009, Jilid 16, Nomor 2,
hlm. 111-112.
8

harus disertai kewajiban untuk menjaga kelestariannya. Hendaknya


ekosistem terumbu karang yang kondisinya masih baik dapat diwariskan
kepada generasi yang akan datang, sehingga mereka juga dapat menikmati
manfaat dari eksosistem terumbu kelak, dan keadilan antar generasi pun
dapat terwujud. Hal ini membutuhkan instrumen hukum dalam memberikan
perlindungan terhadap ekosistem terumbu karang.

BAB 3 METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif, yaitu penelitian
yang dilakukan dengan cara mengkaji dan menganalisis permasalahan
dari sudut pandang atau menurut ketentuan hukum perundang-undangan
yang berlaku. Penelitian ini juga didukung dengan penelitian yang
bersifat yuridis empiris, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
mendapatkan data yang diperoleh dari lapangan. Penelitian dilakukan
dengan melakukan wawancara dengan narasumber dan menyebarkan
kuesioner kepada responden
2. Sumber Data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari penelitian di lapangan.
Penelitian lapangan dilakukan dengan cara wawancara langsung
kepada narasumber dan menyebarkan kuesioner kepada responden
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.
1) Lokasi penelitian adalah Pesisir Pantai Kabupaten Gunung Kidul
2) Narasumber dan responden
Narasumber dalam penelitian ini adalah Pejabat Dinas Lingkunan
Hidup Kabupaten Gunung Kidul, Pejabat Dinas Pariwisata
Kabupaten Gunung Kidul, Tokoh Masyarakat pesisir pantai
Kabupaten Gunung Kidul. Responden dalam penelitian ini adalah
masyarakat di pesisir pantai Kabupaten Gunungkidul sebanyak 20
orang yang dipilih secara random.
3) Cara dan alat pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung
kepada narasumber dengan menggunakan alat berupa pedoman
wawancara yang bersifat terbuka sehingga terbuka kemungkinan
dikembangkan pertanyaan di luar yang tercatat dalam pedoman
wawancara. Selain itu, juga dilakukan dengan cara menyebarkan
kuesioner kepada responden untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian.
b. Data Sekunder
9

Data sekunder diperoleh dari kepustakaan dengan cara melakukan


studi kepustakaan, yakni melakukan studi dokmen dan literatur-
literatur dengan mempelajari hal-hal yang bersifat teoritis konsep-
konsep, pandangan-pandangan, doktrin dan asas hukum yang
berkaitan dengan pokok penulisan. Data sekunder meliputi :
1) Bahan hukum primer
Bahan hukum primer meliputi peraturan perundang-undangan di
yang berkaitan dengan hukum dan terumbu karang
2) Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder meliputi buku-buku, artikel jurnal,
laporan penelitian, yang berkaitan dengan hukum dan terumbu
karang.
3) Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier meliputi kamus, ensiklopedia, buku-buku
non hukum.
3. Analisis Data
Analisis bahan hukum menguraikan bahan hukum dalam bentuk
kalimat yang tersusun secara sistematis, jelas dan terperinci yang
kemudian diinterpretasikan untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Analisis ini bersifat kualitatif dan penarikan kesimpulan dilakukan
dengan metode deduktif, yaitu menguraikan hal-hal yang bersifat umum
lalu menarik kesimpulan yang bersifat khusus sesuai permasalahan yang
dibahas dalam penelitian.

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Biaya Penelitian

No Jenis Kegiatan Biaya Yang Diusulkan (Rp)


1 Peralatan Penunjang (30%) 2.700.000,00
2 Bahan Habis Pakai (30%) 2.700.000,00
3 Perjalanan (25%) 2.250.000,00
4 Lain-lain (15%) 1.350.000,00
Jumlah 9.000.000,00
10

B. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3


1 Persiapan dan Perijinan
2 Survey Awal
3 Penyusunan Pedoman Wawancara
4 Penelitian
5 Analisis Data
6 Penyusunan Laporan Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Daud Silalahi, 2001, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum


Lingkungan Indonesia, Bandung: P.T Alumni.

Francisca Romana Harjiyatni, 2016, Fungsi Peradilan Tata Usaha Negara Dalam
Memberikan Perlindungan Hukum Bagi Pencari Keadilan (Studi Pengujian
Ijin Pemanfaatan Hutan), Disertasi, Program Doktor Ilmu Hukum,
Universitas Gadjah Mada.

Hemat Sirait, M. Mukhlis Kamal, dan Nurlisa A. Butet, “Kajian Komunitas


Terumbu Karang Daerah Perlindungan Laut Perairan Sitardas Kabupaten
Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara”, Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan
Perikanan Indonesia, Desember 2009, Jilid 16, Nomor 2.

Kadek Sarna dkk, Hukum Lingkungan, Teori, Legislasi Dan Studi Kasus,
Kemitraan Partnership.

Muhamad Irvan Maulana, 2018, Perlindungan Hukum Terhadap Kondisi


Lingkungan Masyarakat Akibat Pencemaran Di Wilayah Halim
Perdanakusuma Jakarta Timur, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas
Lampung.

Supriharyono, 2007, Konservasi Ekosistem Sumber Daya Hayati di Wilayah


Pesisir dan Laut Tropis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Zulkifli Aspan, “Perlindungan Hukum Terhadap Terumbu Karang di Taman


Nasional Taka Bonerate (TNT)”, Jurnal Hukum Lingkungan Vol. 2 Issue 2,
Desember 2015.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup
11

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir


Dan Pulau-Pulau Kecil
12

BIODATA ANGGOTA

A. IDENTITAS DIRI

1 NAMA LENGKAP SYAFILLA SRI ASWITA


2 JENIS KELAMIN PEREMPUAN
3 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
4 NIM 16110075
5 TEMPAT, TANGGAL MEDAN, 23 JULI 1998
LAHIR
6 E-MAIL Syafillasriaswita23@gmail.com
7 NOMOR TELEPON/HP 0821-3395-9011

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
SD SMP SMA
NAMA SD N 060853 SMP N 12 SMA N 2
INSTITUSI Medan Medan Sintang
JURUSAN - - IPA
TAHUN 2004-2010 2010-2013 2013-2016
MASUK-LILUS

C. PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH


NAMA JUDUL ARTIKEL WAKTU DAN
PERTEMUAN ILMIAH TEMPAT
ILMIAH

D. PENGHARGAAN DALAM 10 TAHUN TERAKHIR


JENIS INSTITUSI PEMBERI TAHUN
PENGHARGAAN PENGHARGAAN

Semua data yang saya isikan dan tercantum adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak sesuaian, maka saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Yogyakarta 28 November 2017


Pengusul
13

Syafilla Sri Aswita

BIODATA ANGGOTA

A. IDENTITAS DIRI

1 NAMA LENGKAP
2 JENIS KELAMIN
3 PROGRAM STUDI
4 NIM
5 TEMPAT, TANGGAL
LAHIR
6 E-MAIL
7 NOMOR TELEPON/HP

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
SD SMP SMA
NAMA
INSTITUSI
JURUSAN
TAHUN
MASUK-LILUS

C. PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH


NAMA JUDUL ARTIKEL WAKTU DAN
PERTEMUAN ILMIAH TEMPAT
ILMIAH

D. PENGHARGAAN DALAM 10 TAHUN TERAKHIR


JENIS INSTITUSI PEMBERI TAHUN
PENGHARGAAN PENGHARGAAN

Semua data yang saya isikan dan tercantum adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak sesuaian, maka saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Yogyakarta 28 November 2017


Pengusul
14

BIODATA ANGGOTA

A. IDENTITAS DIRI

1 NAMA LENGKAP
2 JENIS KELAMIN
3 PROGRAM STUDI
4 NIM
5 TEMPAT, TANGGAL
LAHIR
6 E-MAIL
7 NOMOR TELEPON/HP

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
SD SMP SMA
NAMA
INSTITUSI
JURUSAN
TAHUN
MASUK-LILUS

C. PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH


NAMA JUDUL ARTIKEL WAKTU DAN
PERTEMUAN ILMIAH TEMPAT
ILMIAH

D. PENGHARGAAN DALAM 10 TAHUN TERAKHIR


JENIS INSTITUSI PEMBERI TAHUN
PENGHARGAAN PENGHARGAAN

Semua data yang saya isikan dan tercantum adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak sesuaian, maka saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Yogyakarta 28 November 2017


Pengusul
15

BIODATA DOSEN PENDAMPING

A. Identitas
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Francisca Romana Harjiyatni, SH., M.Hum
2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
3 Jabatan Struktural -
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 195 010 223
5 NIDN 0513066802
6 Tempat dan Tanggal Lahir Yogyakarta, 13 Juni 1968
7 Alamat Rumah Ngampilan NG I/201 RT 09 RW 02 Yogyakarta
8 Nomor Telpon/Faks/HP (0274)513252 / 085228264553
9 Alamat Kantor Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 55-57 Yogyakarta
10 Nomor Telpon/Faks (0274)561039
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 77 orang, S2= 7 orang, S3= orang
1. Hukum Acara Tata Usaha Negara
2. Praktek Peradilan Tata Usaha Negara
14 Mata Kuliah yang Diampu
3. Hukum Administrasi Negara
4. Hukum Lingkungan

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan UGM UGM UGM
Tinggi
Bidang Ilmu Hukum Ilmu Hukum Ilmu Hukum
Tahun Masuk- 1988-1993 2001-2003 2011-2016
Lulus
Judul Pelaksanaan Penyelenggaraan Fungsi Peradilan Tata
Skripsi/Thesis Perjanjian Pinjam Pertanian Lahan Usaha Negara Dalam
Pakai Buku-Buku Pantai dan Memberikan
Perpustakaan di Dampaknya terhadap Perlindungan Hukum
Propinsi DIY Lingkungan di Bagi Pencari Keadilan
Propinsi DIY (Studi Pengujian Izin
Pemanfaatan Hutan
Nama 1. Mustafa, S.H., Prof. Dr. Koesnadi Prof. Dr. Muchsan, SH
16

Pembimbing M.S Hardjasoemantri, Prof. Dr. Nurhasan


2. Sularto, S.H., S.H., L.LM Ismail, S.H., M.Si
CN

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta
Rp)
1 2010 Implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi Mahkamah 33,7
No. 101/PUU-VII/2009 Terhadap Konstitusi
Pelaksanaan Profesi Advokat di DIY
2 2011 Perlindungan Hukum Benda Cagar Budaya Hibah 32,9
Terhadap Ancaman Kerusakan dan Bersaing
Kemusnahannya di Kota Yogyakarta Tahun 1
3 2012 Perlindungan Hukum Benda Cagar Budaya Hibah 37,5
Terhadap Ancaman Kerusakan dan Bersaing
Kemusnahannya di Kota Yogyakarta Tahun 2
4 2014 Fungsi Peradilan Tata Usaha Negara Hibah 40
Dalam Menyelesaikan Sengketa Bersaing
Lingkungan
5 2015 Kendala Peradilan Tata Usaha Negara Penelitian 37,5
Dalam Memberikan Perlindungan Hukum Disertasi
Bagi Pencari Keadilan Doktor
6 2016 Kompetensi Absolut Peradilan Tata Usaha Penelitian 50
Negara Berdasarkan Paradigma Undang- Fundamental
Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Dikti
Administrasi Pemerintahan (Tahun 1)
7 2017 Kompetensi Absolut Peradilan Tata Usaha Penelitian 89.165
Negara Berdasarkan Paradigma Undang- Fundamental
Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Dikti
Administrasi Pemerintahan (Tahun 2)

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir


No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Pendanaan
Masyarakat Sumber Jml (Juta Rp)
1 2009 Siaran di Radio Republik Indonesia Mahkamah 0,35
(RRI) Yogyakarta tentang Hak-Hak Konstitusi
Konstitusional Masyarakat hukum
Adat
17

2 2010 Penyuluhan Hukum, tema : Hak dan Universitas 0,5


Kewajiban Penduduk Dalam
Administrasi Kependudukan
3 2010 Siaran di Radio Republik Indonesia Mahkamah 0,35
(RRI) Yogyakarta Obrolan Konstitusi Konstitusi
"Kebebasan Berekspresi dalam
Konstitusi”
4 2011 Penyuluhan Hukum : Prosedur Universitas 0,5
Pengurusan dan Fungsi Akte
Kematian
5 2013 IЬM Desa Kepuharjo Dan Desa Dikti 40
CandibinangunPeraturan Desa (anggota)
(Perdes) Pasca Erupsi Merapi
6 2015 IbM Bank Sampah Masyarakat Tepi Dikti 27,5
Sungai Winongo Kelurahan
Ngampilan Yogyakarta untuk
Meningkatkan Kualitas Lingkungan
Hidup dan Perekonomian Masyarakat
7 2016 Penyuluhan Hukum Perlindungan Lembaga 0,5
Anak Konsultasi dan
Bantuan Hukum
(LKBH) UJB

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal /Proceeding Dalam 5


Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/ Nama Jurnal
Nomor/Tah
un
1 2008 Pemberian Hak Dalam 20/1/2008 Mimbar Hukum UGM
Pemanfaatan Tanah Pesisir Pantai
Untuk Transmigrasi Ring I Di
Kabupaten Kulon Progo
2 2009 Implementasi Undang-Undang No. 13/1/2009 Forum Hukum
23 Tahun 2006 Tentang Universitas Janabadra
Administrasi Kependudukan di
Kabupaten Sragen
3 2009 Kontribusi UU Nomor 23 Tahun 2/2/2009 Jurnal Konstitusi
2006 tentang Administrasi (Kerjasama MK dan
Kependudukan dalam Penetapan PKHK UJB
Daftar Pemilih Tetap (DPT)
Pemilihan Umum Tahun 2009.
18

4 2011 Tanggapan Advokat Terhadap 15/1/2011 Forum Hukum


Pelaksanaan Putusan Mahkamah Universitas Janabadra
Konstitusi No. 101/PUU-VII/2009
5 2012 Perlindungan Hukum Benda Cagar 24/2/2012 Mimbar Hukum UGM
Budaya Terhadap Ancaman
Kerusakan di Yogyakarta
6 2012 Pengaruh Kepentingan- 16/2/2012 Forum Hukum
Kepentingan Para Pihak Terhadap Universitas Janabadra
Putusan PTUN
7 2014 Fungsi Peradilan Tata Usaha 26/2/2014 Mimbar Hukum UGM
Negara Dalam Menyelesaikan
Sengketa Lingkungan (Studi
Gugatan Organisasi Lingkungan
Hidup)
8 2014 Ketentuan Dwangsom Dalam 6 Proceeding Seminar
Pelaksanaan Putusan Peradilan November Nasional Hasil
Tata Usaha Negara 2014 Penelitian Dosen
9 2016 Memperjuangkan Hak Rakyat Atas 30 Maret Proceeding “Seminar
Air Dalam Hukum Positif 2016 Nasional “Hak Atas
Indonesia Air Dalam Proses
Pembentukan Hukum
di Indonesia”
10 2016 The Constraint of the Execution of 16-18 Juni Proceeding “The
Administrative Court Decision in 2016 International
Indonesia Conference in
Emerging Issues on
Law, Business, and
Social Justice”
11 2016 Penyelesaian Sengketa Perbuatan 8 Proceeding “Seminar
Melawan Hukum oleh Penguasa November Nasional Hilirisasi
Setelah Berlakunya UU No. 30 2016 Hasil Riset Berbasis
Tahun 2014 Tentang Administrasi Perolehan Paten/HKI”
Pemerintahan
12 2017 Kewenangan Absolut Peradilan 29/2/2017 Mimbar Hukum UGM
Tata Usaha Negara Dalam
Sengketa Yang Obyeknya Ktun
Fiktif Positif
13 2017 The Execution Of Administrative Under Asia Pasific Law
Court Decision Based On The Review Review
Paradigm Of Law Number 30 Of
2014 On Government
19

Administration

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/Seminar


Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat


Ilmiah/Seminar
1 Seminar Nasional Hasil Upaya Pemerintah Kota Kopertis Wilayah V
Penelitian Dosen PTS Yogyakarta Dalam Yogyakarta, 31
Kopertis Wilayah V Mewujudkan Tertib Agustus 2010
Tahun 2010 Administrasi Kependudukan
setelah Berlakunya Undang-
Undang Nomor 23 Tahun
2006
2 Diseminasi Hasil Perlindungan Hukum Benda Universitas Janabadra,
Penelitian Cagar Budaya Terhadap 4 Oktober 2012
Ancaman Kerusakan dan
Kemusnahannya di Kota
Yogyakarta
3 Seminar Nasional Hasil Fungsi Peradilan Tata Usaha Universitas Janabadra,
Penelitian Dosen di Negara Dalam 22 November 2013
Lingkungan Universitas Menyelesaikan Sengketa
Janabadra Lingkungan (Studi
Perlindungan Hukum Bagi
Pencari Keadilan)
4 Pembukaan Kuliah Perkembangan Kompetensi Magister Ilmu Hukum
Semester Genap Tahun Absolut Peradilan Tata Usaha Universitas Janabadra
Akademik 2015/2016 Negara 12 Februari 2016
5 Seminar Nasional “Hak Memperjuangkan Hak Rakyat Fakultas Hukum
Atas Air Dalam Proses Atas Air Dalam Hukum Universitas Janabadra
Pembentukan Hukum di Positif Indonesia 30 Maret 2016
Indonesia”
6 The International The Constraint of the Universitas
Conference in Emerging Execution of Administrative Atma Jaya
Issues on Law, Business, Court Decision in Indonesia Yogyakarta
and Social Justice 16-18 Juni 2016
7 Seminar Nasional Penyelesaian Sengketa LP3M Universitas
“Hilirisasi Hasil Riset Perbuatan Melawan Hukum Janabdra
Berbasis Perolehan Oleh Penguasa Setelah 8 November 2016
Paten/HKI” Berlakunya Uu Nomor 30
Tahun 2014
20

8 Seminar Nasional Dinamika Pengaturan Pusat Studi dan


“Revitalisasi Pengelolaan Lingkungan Dan Konsultasn Hukum
Lingkungan Hidup Problematika Penerapannya (PSKH)
Melalui Stabilitas Fakultas Syariah dan
Kebijakan Pemerintah Hukum UIN Kalijaga
Demi Mewujudkan Yogyakarta
Kesejahteraan Umum 21 November 2016

G. Pengalaman Penulisan Buku Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit


Halaman
1 Hukum Kependudukan 2010 214 Program Magister Ilmu
Hukum Universitas
Janabadra
2 Peradilan Tata Usaha Negara 2017 253 Amara Books

H. Pengalaman Perolehan HKI Dalam 5-10 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID


1
Dst

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya


Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya Tahun Tempat Respons


yang Telah Diterapkan Penerapan Masyarakat

1
2
dst.

J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah,


asosiasi atau institusi lainnya).

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


Penghargaan
1
21

2
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Penelitian

A. Peralatan Penunjang

No Nama Alat/Bahan Volume Harga Unit Total (Rp)


(Rp)
1 Modem 3 100.000 300.000
2 Flasdisk 3 100.000 300.000
3 Sewa kamera 4 kali 100.000 400.000
4 Buku 5 paket 100.000 500.000
5 Handicam 5 kali 240.000 1.200.000
Subtotal 2.700.000

B. Bahan Habis Pakai


No Nama Alat/Bahan Volume Harga Unit Total (Rp)
(Rp)
1 Alat Tulis Kantor 3 set 100.000 300.000
2 Catrited Printer 2 350.000 700.000
3 Tinta Printer 4 30.000 120.000
4 Kertas 4 rim 35.000 140.000
5 Telepon (Pulsa) 3 paket (4 bulan) 145.000 580.000
6 Kertas Buram 2 rim 30.000 60.000
7 Sewa Internet 4 bulan 200.000 800.000
Subtotal 2.700.000

C. Perjalanan
No Kota dan Tujuan Volume Harga Unit Total (Rp)
(Rp)
1 Transport lokal 3 orang x 2
Yogyakarta
(Pengambilan Data)
2 Transport lokal 3 orang
Yogyakarta-Wonosari
(Pengambilan Data)
Subtotal 2.250.000
24

D. Pengeluaran lain-lain
No Kegiatan Volume Harga Unit Total (Rp)
(Rp)
1 Dokumentasi 3 lokasi 100.000 300.000
2 Pembuatan Laporan 1 paket 350.000 350.000
3 Foto Copy 1 paket 200.000 200.000
4 Administrasi Surat 1 paket 100.000 100.000
Menyurat
5 Rapat Tim 3 paket 100.000 300.000
6 Penjilitan 2 paket 50.000 100.000
Subtotal 1.350.000

Subtotal = 2.700.000 + 2.700.000 + 2.250.000 + 1.350.000 = Rp. 9.000.000


(Sembilan Juta Ribu Rupiah).

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penelitian dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Istansi Bidang Alokasi Waktu Uraian


Asal Ilmu (jam/minggu) Tugas
1 Syafilla Sri Univ Ilmu 10 jam/minggu Koordinator,
Aswita Janabadra Hukum Perijinan,
16110075 Analisis Data
2 Abdul Univ Ilmu 8 jam/minggu Observasi
Kodiman Janabadra Hukum dan
17110130 Pengumpulan
Data
Penelitian
3 John Kevin Univ Ilmu 8 jam/minggu Pengumpulan
Silitonga Janabadra Hukum Data,
17110079 Analisis
25

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITIAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Syafilla Sri Aswita


NIM : 16110075
Program Studi : Ilmu Hukum
Fakultas : Hukum
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-P saya dengan judul:

Perlindungan Terumbu Karang Sebagai Ekosistem Laut Di Pantai Baron


Gunungkidul (Studi Kasus Dinas Perlindungan Lingkungan Hidup Daerah
Istimewa Yogyakarta).

Yang diusulkan untuk tahun anggaran 2018 bersifat original dan belum pernah
di biayai oleh lembaga lain atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan pengembalian seluruh wilayah penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-


benarnya.

Yogyakarta, 28 November 2017

Mengetahui
Wakil Rektor III Bidang Yang Menyatakan
Kemahasiswaan

Puji Puryani, S. H., M. Hum Syafilla Sri Aswita


NIK. 189030071 NIM. 16110075

Anda mungkin juga menyukai