Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BUDIDAYA IKAN SALMON

Dosen Pengampu : Dr.Drs. Syachruddin AR, MS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah budidaya laut

Disusun Oleh :

NAMA : ROSA NURHIDAYATI

NIM : E1A0A0119

SEMESTER/KELAS : III/ D

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya Saya dapat membuat makalah ini untuk melengkapi tugas pada Program Studi
Pendidikan Biologi mata kuliah Budidaya Laut.

Makalah ini ini mengacu pada berbagai sumber seperti buku dan jurnal serta sumber-
sumber lain. Selain itu, Saya juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Budidaya Laut yaitu Dr.Drs. Syachruddin AR, MS yang telah
membimbing kami.

Dalam penulisan Makalah ini tentu masih terdapat kekurangan, oleh karena itu, Saya
selaku penulis mengharapkan adanya kritikan yang bersifat membangun. Semoga Makalah ini
dapat berguna bagi semua, khususnya Mahasiswa Universitas Mataram.

Barabali, 27 Agustus 2021

ii
DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

ABSTRAK ............................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ..................................................................................................... 2
D. Manfaat .......................................................................................................................... 2
E. Batasan Masalah ............................................................................................................ 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................................. 3

A. Kajian Teoritis Ikan Salmon .......................................................................................... 3


B. Klasifikasi Ikan Salmon ................................................................................................. 3
C. Biologi Ikan Salmon ...................................................................................................... 4
D. Reproduksi Ikan Salmon ................................................................................................ 4
E. Ekologi Ikan Salmon...................................................................................................... 5
F. Makanan Ikan Salmon ................................................................................................... 5

BAB III KAJIAN EMPIRIS ................................................................................................... 6

A. Penelitian Ikan Salmon .................................................................................................. 6

BAB IV BIAYA INVESTASI ................................................................................................ 9

BAB V BIAYA OPERASIONAL ........................................................................................ 10

BAB VI KEUNTUNGAN BUDIDAYA ............................................................................... 12

DAFTASR PUSTAKA .......................................................................................................... 13

iii
Abstract

Salmon is one of the many types of fish that contain a lot of nutritional value that is very
beneficial for humans. This type of fish can live in both fresh and marine waters, and is one of
the fishery products consumed by the community (Beritaunik, 2010). Salmon reproduce
externally, meaning that this fish fertilizes outside the body. When the salmon enters the
reproductive period, it will return to fresh water and carry out the fertilization process when it
finds the safest place to lay its eggs. Before laying her eggs in the water, the female salmon
will first flap her tail to create a low pressure area. Salmon live in the Atlantic Ocean and the
Pacific Ocean. According to experts, salmon eggs should be placed under gravel in the vicinity
of cool water and good currents in order to get an adequate supply of oxygen. Usually, a high
mortality rate occurs at this stage. The main factors causing the death of salmon fry occur due
to predators and changes in water conditions due to human activities. Salmon farming is one
of the fastest growing food production sectors in the world.

Keywords: Salmon fish, Salmon fish reproduction, Salmon fish habitat, Salmon fish farming

Abstrak

Ikan salmon merupakan salah satu dari sekian banyak jenis ikan yang banyak mengandung
nilai gizi yang sangat bermanfaat bagi manusia. Jenis ikan ini dapat hidup di perairan tawar
dan laut, dan merupakan salah satu hasil perikanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat
(Beritaunik, 2010). Ikan salmon melakukan reproduksi secara eksternal, artinya ikan ini
melakukan pembuahan di luar tubuh. Apabila salmon memasuki masa reproduksi, maka ia
akan kembali ke air tawar dan melakukan proses pembuahan ketika berhasil menemukan
tempat paling aman untuk bertelur.Sebelum meletakkan telur-telurnya di dalam air, salmon
betina akan terlebih dulu mengepakkan ekor untuk menciptakan wilayah bertekanan rendah.
Ikan salmon hidup di Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik. Menurut para ahli, telur salmon
harus diletakkan di bawah kerikil di sekitar air bersuhu dingin dan berarus baik agar mendapat
suplai oksigen yang cukup. Biasanya, tingkat kematian tinggi terjadi pada tahap ini. Faktor
utama penyebab kematian benih salmon terjadi akibat predator dan perubahan kondisi perairan
karena ulah manusia. Budidaya Ikan salmon merupakan salah satu sektor produksi makanan
dengan perkembangan tercepat di dunia.

Kata Kunci : Ikan salmon, Reproduksi ikan salmon,Habitat ikan salmon,Budidaya Ikan
salmon

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ikan salmon merupakan salah satu dari sekian banyak jenis ikan yang banyak
mengandung nilai gizi yang sangat bermanfaat bagi manusia. Jenis ikan ini dapat hidup
di perairan tawar dan laut, dan merupakan salah satu hasil perikanan yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat (Beritaunik, 2010). Ikan salmon adalah spesies
Anadromous yang bermigrasi untuk berkembang biak dan perkembang biakan Ikan
Salmon adalah dengan cara bertelur (Ovipar) yang pada saat lahir berada pada air tawar
lalu pada saat menjelang dewasa Ikan Salmon akan bermigrasi kembali ke air laut dan
akan kembali lagi ke air tawar untuk berkembang biak lagi. Metode navigasi yang
dilakukannya kemungkinan dilakukan dengan indra penciuman ikan tersebut. Setengah
dari Ikan salmon dewasa akan mati dalam beberapa hari hingga minggu setelah
berkembang biak. Untuk menaruh telurnya Ikan Salmon Betina akan menggoyangkan
ekornya untuk dapat mengangkat kerikil dan menciptakan celah untuk meletakan telur
diantara celah tersebut dan sekali membuat celah Ikan Salmon Betina dapat
mengeluarkan sekitar 5.000 telur. Kemudian barulah pejantan akan mendekati Betina
dan mengeluarkan sperma ke air untuk membuahi telur tersebut dan warna dari telur
ikan salmon bervariasi mulaindari oranye sampai merah.Ikan salmon betina dapat
mengeluarkan telur sebanyak 7 kali sampai telur yang terdapat di Ovariumnya habis
dan Salmon yang telah berkembang biak biasanya akan mati sekitar seminggu setelah
proses perkembang biakan. Jarak perjalanan Ikan Salmon menuju perairan tawar sekitar
1.400 Km dengan jarak seperti itu tidak jarang Ikan Salmon banyak yang mati
diperjalanan ditambah arus deras yang dihadapi serta tidak jarang juga melawan dan
menaiki arus yang tidak mudah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa kajian teoritis budidaya ikan salmon ?
2. Bagaiman klasifikasi dari ikan salmon ?
3. Apa saja biologi dari ikan salmon ?
4. Bagaiamana cara reproduksi dari ikan salmon ?
5. Bagaimana ekologi dari ikan salmon ?

1
6. Apa saja makanan ikan salmon ?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah Budidaya Laut yang berjudul " Budidaya Ikan
Salmon (Salmon Salar)" Adalah :
1. Untuk mengetahui kajian teoritis mengenai ikan salmon
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari ikan salmon
3. Untuk mengetahui biologi mengenai ikan salmon
4. Untuk mengetahui bagaimana cara ikan salmon bereproduksi
5. Untuk mengetahui ekologi dan makanan dari ikan salmon.

D. Manfaat
Dapat menambah ilmu pengetahuan sehingga dapat dijadikan data dasar bagi
peneliti selanjutnya.
E. Batasan Masalah
Dalam makalah ini permasalahan perlu dibatasi untuk menghindari perluasan
masalah agar lebih efektif dalam pembahasan makalah ini. Adapun pembatasan
masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Luas lingkup hanya meliputi informasi seputar Budidaya Ikan salmon.
2. Informasi yang disajikan yaitu : Klasifikasi, biologi, klasifikasi reproduksi,
ekologi dan makanan ikan salmon serta bagaimana bisnis budidaya ikan salmon.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis Ikan Salmon


Ikan Salmon merupakan ikan yang lahir di sungai tetapi besar dan hidup di laut.
Ketika dewasa, mereka berenang ke hilir sungai untuk bertelur dan kemudian mati. Ikan
Salmon harus berjuang berenang dari laut ke hilir sungai melawan arus sungai sejauh
ribuan mil. Selama menempuh perjalanan ikan Salmon kehilangan sepertiga dari berat
tubuhnya karena begitu beratnya perjalanan yang harus ditempuh. Selain untuk
bereproduksi, ikan Salmon juga berjasa membawa kekayaan mineral lautan ke daratan
sebab tubuh mereka mengandung kandungan mineral yang tinggi. Ikan Salmon juga
menjadi sumber makanan bagi banyak makhluk hidup di darat sehingga terjadi
keseimbangan alam (Bell et al, 1997).
Ikan salmon adalah spesies anadromous, yaitu spesies yang bermigrasi untuk
berkembang biak. Salmon lahir di perairan air tawar, bermigrasi ke lautan, lalu
kembali ke air tawar untuk bereproduksi. Salmon kembali ke perairan air tawar yang
deras untuk berkembang biak. Metode navigasi yang dilakukannya kemungkinan
dilakukan dengan indra penciuman ikan tersebut. Setengah dari salmon dewasa akan
mati dalam beberapa hari hingga minggu setelah berkembang biak (John, 1988)
B. Klasifikasi Ikan Salmon

Berdasarkan tingkat taksonomi, ikan salmon dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


Kingdom: Animalia
Filum:Vertebrata
Subfilum: Pisces
Superkelas: Gnathostomata

3
Kelas: Actinopteri
Ordo: Salmoniformes
Famili: Salmonidae
Subfamili: Salmoninae
Genus: Oncorhynchus
Spesies: Oncorhynchus nerka
C. Biologi Ikan Salmon
Bentuk tubuh dari ikan salmon ini memanjang, dan cenderung bertambah panjang
dengan menambahnya usia. Pada ikan jantan yang telah matang gonad, biasanya
terdapat sebuah punuk di bagian punggung. Mempunyai sirip yang lengkap (sirip
kaudal, sirip dorsal, sirip anus, sirip adipose), dengan ujung sirip kaudal yang
melengkung. Warna tubuh tergantung spesies (ada yang merah pada bagian perut,
coklat, abu-abu dengan bintik bintik hitam di punggung). Termasuk ikan perenang
cepat. Bersifat anadromus. Ikan salmon berdasarkan distribusinya dibagi menjadi 2
yaitu, samudra Pasifik Utara dan samudra Atlantik Utara. Salmon Pasifik Utara terdapat
7 spesies jenis Oncorhynchus: pink (Oncorhynchus gorbuscha), chum (Oncorhynchus
keta), sockeye (Oncorhynchus nerka), coho (Oncorhynchus kisutch), and Chinook
(Oncorhynchus tshawytscha), salmon yang ditemukan di Amerika Utara yaitumasu
(Oncorhynchus masou) dan amago (Oncorhynchus amago) yang hanya ada di Asia.
Sementara pada Atlantik Utara hanya terdapat satu spesies salmon (Salmo salar).

D. Reproduksi Ikan Salmon


Ikan salmon melakukan reproduksi secara eksternal, artinya ikan ini melakukan
pembuahan di luar tubuh. Apabila salmon memasuki masa reproduksi, maka ia akan
kembali ke air tawar dan melakukan proses pembuahan ketika berhasil menemukan
tempat paling aman untuk bertelur.Sebelum meletakkan telur-telurnya di dalam air,
salmon betina akan terlebih dulu mengepakkan ekor untuk menciptakan wilayah
bertekanan rendah. Dengan demikian, kerikil di sekitarnya akan tersapu oleh arus air
dan menciptakan celah sebagai tempat pelekatan telur.etiap celah tersebut mampu
menampung hingga 5000 butir telur yang menutupi sekitar 2,8 m2 area di sekitarnya.
Saat salmon betina mulai mengeluarkan telur, salmon jantan akan datang dan
membuahi sel telur tersebut. Biasanya, ada satu atau lebih salmon jantan yang akan
mendekati salmon betina, lalu mengeluarkan spermanya di dalam air untuk membuahi
telur-telur tersebut.Setelah itu, salmon betina akan menutupi telur dengan menyapu
4
kerikil lalu pergi untuk menemukan tempat bertelur lainnya. Ikan salmon betina mampu
bertelur hingga tujuh kali sebelum seluruh telur di dalam ovariumnya habis. Setelah itu,
salmon betina akan mati kelelahan sesaat setelah mengeluarkan telurnya yang terakhir.
Menurut para ahli, telur salmon harus diletakkan di bawah kerikil di sekitar air
bersuhu dingin dan berarus baik agar mendapat suplai oksigen yang cukup. Biasanya,
tingkat kematian tinggi terjadi pada tahap ini. Faktor utama penyebab kematian benih
salmon terjadi akibat predator dan perubahan kondisi perairan karena ulah manusia.
Benih-benih salmon yang baru menetas biasanya akan menetap di perairan air
tawar tempatnya dilahirkan selama kurang lebih tiga tahun sebelum akhirnya
bermigrasi ke laut. Dalam periode tersebut, ikan salmon memiliki warna tubuh
keperakan. Diperkirakan hanya ada sekitar 10 persen dari total jumlah telur yang
selamat dan berhasil mencapai tahap ini. Ikan salmon memerlukan waktu hingga lima
tahun sebelum mencapai usia kematangan seksual sehingga bisa kembali bereproduksi
untuk melestarikan spesiesnya. Ketika hendak bereproduksi, salmon akan
mengembangkan taring dan warna tubuhnya berubah menjadi gelap.
E. Ekologi Ikan Salmon
Ikan Salmon hidup di Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik. Secara
umum, salmon adalah spesies anadromous, yaitu spesies yang bermigrasi untuk
berkembang biak. Salmon lahir di perairan air tawar, bermigrasi ke laut, lalu kembali
ke air tawar untuk bereproduksi.
F. Makanan Ikan Salmon
Selama berada di air tawar dan muara, salmon muda memakan serangga,
amphipoda, dan crustacea. Ketika sudah dewasa, mereka akan memakan ikan kecil.

5
BAB III

KAJIAN EMPIRIS

A. Penelitian Ikan Salmon


Adapun yang menjadi landasan penetilitian terdahulu dalam makalah “ Budidaya
ikan salmon” ini adalah sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan dibawah ini:
Saifudin Alwi ( 1970 ) tentang “Analisa Kesetabilan Populasi Ikan Salmon Dengan
Dua Perlakuan Strategi Penangkapan “ Dimana Ikan salmon menghabiskan hidupnya di
dua lingkungan yang berbeda. Pada tahun-tahun pertamanya, ikan salmon hidup di danau /
sungai. kemudian antara umur dua tahun sampai empat tahun, ikan- itu pindah ke laut,
dimana dimana mereka hidup dua sampai empat tahun ke depan. Pada akhirnya setelah
mencapai dewasa, ikan salmon kembali ke sungai untuk bereproduksi, disepanjang
perjalanan terakhir inilah penangkapan ikan salmon dilakukan. Hasil penelitian akhir
adalah bagaimana agar populasi ikan salmon tersebut bisa terus bertahan dalam jangka
waktu yang lama selama dilakukan penangkapan. Untuk itu akan dibandingkan kestabilan
populasi ikan salmon, baik di danau / sungai maupun di laut, dengan dua strategi
penagkapan berbeda, yaitu strategi usaha konstan dan hasil konstan. Pada model usaha
konstan, diasumsikan jumlah ikan yang ditangkap adalah proporsional denagn jumlah ikan
yang dapat ditangkap (yaitu : ikan-ikan yang pergi kehulu (sungai) dan ikan-ikan yang telah
dewasa). sebaliknya pada model hasil konstan, jumlah ikan yang ditangkap tidak
proporsional dengan jumlah ikan yang dapat ditangkap, yaitu konstan.
Zainuddin ( 2011) tentang “ Pola Migrasi Ikan Salmon” Migrasi ikan adalah
pergerakan perpindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain yang mempunyai arti
penyesuaian terhadap kondisi alam yang menguntungkan untuk eksistensi hidup dan
keturunannya. Ikan mengadakan migrasi dengan tujuan untuk pemijahan, mencari
makanan dan mencari daerah yang cocok untuk kelangsungan hidupnya. Ikan salmon
betina yang sudah dibuahi dan siap bertelur bermigrasi dari laut kembali lagi ke hulu sungai
di mana dulu ditetaskan. Perjalanan induk ikan salmon tersebut sangat menguras tenaga
karena harus melawan arus sungai yang menurun diakibatkan kedudukan sungai lebih
tinggi daripada laut. Lompatan-lompatan itu kerap kali gagal untuk mencapai atas tangga
sungai dan belum lagi telah menanti beruang atau pemangsa lapar lainnya yang tanpa susah
payah memangsanya, serta harus melewati sungai yang semakin dangkal.

6
Perlu diketahui hanya sebagian kecil induk salmon yang berhasil mencapai hulu sungai dan
bertelur, kemudian mati. Salmon lahir ke dunia begitu mereka menetas dari telur-telur yang
diletakkan oleh salmon betina di sungai. Mereka tumbuh dan berburu di tempat ini selama
beberapa minggu. Setelah itu, mereka mulai berenang ke hilir sungai. Sepanjang perjalanan
menuju ke laut ini, salmon-salmon menghadapi bendungan dan air yang kotor. Mereka
mencoba menghindari bahaya, seperti ikan-ikan berukuran lebih besar yang sedang
berburu. Setelah mampu mengatasi semua ini, dan berhasil mencapai laut, salmon
menghabiskan waktu selama beberapa tahun di sana. Kemudian, begitu sudah cukup
dewasa untuk bertelur, ikan-ikan salmon akan berenang kembali ke air tawar. Yang dituju
ikan salmon adalah tempat mereka dilahirkan. Tapi jangan salah, jaraknya cukup jauh.
Jarak yang harus ditempuh salmon untuk mencapai tujuannya kerap sejauh 1.500 kilometer
(930 mil), yang berarti menuntut perjalanan selama berbulan-bulan. Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Migrasi Ikan Salmon yaitu Migrasi ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor
baik faktor eksternal (berupa faktor lingkungan yang secara langsung atau tidak langsung
berperan dalam migrasi ikan) maupun internal (faktor yang terdapat dalam tubuh ikan).
Hambatan-hambatan yang Ditempuh Ikan Salmon adalah Ikan salmon mulai berenang
memasuki sungai dengan cepat melawan arus. Kali ini tugasnya lebih berat. Kalau dalam
perjalanan terdahulu, mereka dapat melewati air terjun dengan mudah berkat bantuan arus
sungai, kali ini salmon-salmon harus mendaki air terjun tersebut. Apa yang dilakukan
salmon dengan berlompatan ke atas sungai adalah untuk menjangkau tempat ia dahulu
ditetaskan. Sepanjang perjalanan ini, salmon mungkin harus berenang melewati air dangkal
yang membuat siripnya muncul di atas permukaan air. Air dangkal ini dipenuhi oleh
burung, beruang, dan berbagai pemangsa liar lainnya. Kesulitan-kesulitan yang harus
diatasi salmon tidak terbatas sampai di sini. Salmon ditetaskan dari telur yang berada di
sebuah anak sungai, di pedalaman. Untuk menjangkau tempat itu, salmon harus menempuh
jalan yang benar ketika sungai bercabang. Salmon tidak membuat kesalahan apa pun dalam
menghadapi pilihan ini. Mereka selalu mengikuti sungai yang benar.Ada berbagai
penelitian yang dilakukan untuk memahami bagaimana salmon Jarak yang harus ditempuh
salmon untuk mencapai tujuannya kerap sejauh 1.500 kilometer (930 mil), yang berarti
menuntut perjalanan selama berbulan-bulan. Ada begitu banyak rintangan yang harus
diatasi ikan-ikan ini sepanjang perjalanannya. Pertama, dan mungkin merupakan masalah
terpenting yang perlu diatasi, adalah menemukan sungai tempat ikan ini berenang ke hilir
selama perjalanan pertamanya yang bermuara ke laut. Berdasarkan ini, ikan salmon
menentukan rute mereka kembali. setiap arus memiliki bau yang berbeda. Salmon muda
7
merekam semua bebauan itu sepanjang perjalanannya dan kembali ke rumahnya dengan
mengingat bau-bauan tersebut dan tidak ada satu pun ikan salmon yang melakukan
kesalahan, dan mereka semua berhasil menemukan sungai pertama mereka dengan tepat
melakukan perjalanan yang luar biasa ini dengan memakai hidungnya sebagai alat melacak
rute perjalanannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa salmon menemukan jalan kembali
dengan menggunakan penciuman.

8
BAB IV

BIAYA INVESTASI

Peralatan Harga

Kolam Keramba Ikan Salmon Rp. 2.874.000

Perahu Kecil Rp. 3.218.000

Pengadaaan Bibit Ikan Salmon Rp. 1.218.000

Jarring Rp. 138.000

Wadah Rp. 88.300

Selang Rp. 86.800

Timba Rp. 64.800

Peralatan Panen Rp. 186.000

Pembersih Kolam Rp. 41.800

Pisau Rp. 38.400

Terpal Rp. 168.500

Peralatan Tambahan Yang Lainnya Rp. 88.500

Jumlah Investasi Rp. 8.211.100

9
BAB V

BIAYA OPERASIONAL

Biaya Operasional per Bulan


Biaya Tetap Nilai
Penyusutan Kolam Keramba Ikan Salmon 1/62 X Rp 2.874.000 Rp. 46.355
Penyusutan Perahu Kecil 1/62 X Rp 3.218.000 Rp. 51.903
Penyusutan Pengadaaan Bibit Ikan Salmon 1/62 X Rp 1.218.000 Rp. 19.645
Penyusutan Jaring 1/62 X Rp 138.000 Rp. 2.226
Penyusutan Wadah 1/44 X Rp. 88.300 Rp. 2.007
Penyusutan Selang 1/62 X Rp. 86.800 Rp. 1.400
Penyusutan Timba 1/44 X Rp. 64.800 Rp. 1.543
Penyusutan Peralatan Panen 1/44 X Rp. 186.000 Rp. 4.227
Penyusutan Pembersih Kolam 1/44 X Rp. 41.800 Rp. 950
Penyusutan Pisau 1/44 X Rp. 38.400 Rp. 873
Penyusutan Terpal 1/44 X Rp. 168.500 Rp. 3.830
Penyusutan Peralatan Tambahan 1/44 X Rp.88.500 Rp. 1.427
Gaji Karyawan Rp. 1.500.000
Total Biaya Tetap Rp. 1.636.386

Biaya Variabel
Pakan Apung Rp. 65.000 x 30 = Rp. 1.950.000
Pakan Tambahan Rp. 32.500 x 30 = Rp. 975.000
Vitamin Rp. 25.300 x 30 = Rp. 759.000
Obat-Obatan Rp. 23.500 x 30 = Rp. 705.000
Karung Rp. 16.500 x 30 = Rp. 495.000
Pengemas Rp. 22.500 x 30 = Rp. 675.000
Biaya Angkut Rp. 28.000 x 30 = Rp. 840.000
Air Dan Listrik Rp. 32.000 x 30 = Rp. 960.000
Total Biaya Variabel Rp. 7.359.000

10
Total Biaya Operasional
Biaya tetap + biaya variabel = Rp. 8.995.386

Pendapatan per Bulan


Penjualan ikan salmon
70 Kg X Rp. 45.000 = Rp. 3.150.000
Rp. 3.150.000 X 4hr = Rp. 12.600.000

Keuntungan per Bulan


Laba = Total Pendapatan – Total Biaya Operasional
Rp. 12.600.000 – 8.995.386 = Rp. 3.604.614

Lama Balik Modal


Total Investasi / Keuntungan = Rp. 8.211.100 : 3.604.614 = 2 bln

Dari analisa di atas dapat disimpulkan apabila bisnis budidaya ikan salmon
sangat menguntungkan dimana modal Rp 8.211.100 dengan kentungan per bulan Rp
3.604.614 dan balik modal dalam 2 bulan.

11
BAB VI

KEUNTUNGAN BUDIDAYA

Budidaya Ikan salmon merupakan salah satu sektor produksi makanan dengan
perkembangan tercepat di dunia. Hanya dalam beberapa waktu beberapa dekade, produksi
budidaya ikan salmon telah meningkat dari sekitar 500 metrik ton pada tahun 1970 menjadi
lebih dari 1,32 juta metrik ton pada tahun 2009. Produksi budidaya ikan salmon di dunia telah
melampaui produksi salmon liar sejak tahun 1998. Sedangkan pasokan ikan dari perikanan
mengalami penurunan jumlah ikan dari tahun ke tahun, maka budidaya sebagai sumber yang
dapat menjembatani penawaran antara pasokan ikan liar dan permintaan pasar (Liu et al., 2013)

Ikan salmon sudah sangat populer di dunia kuliner baik di Barat maupun Asia termasuk
Indonesia. Daging ikan yang bertekstur lembut dengan rasa manis dan gurih begitu banyak
disukai konsumen. Ikan salmon biasanya disajikan secara mentah, seperti Sashimi dan Sushi
makanan khas Jepang maupun dimasak matang tergantung selera konsumen. Kandungan
nutrisi dalam ikan salmon antara lain, asam lemak omega 3 yang sangat baik untuk jantung dan
perkembangan otak, dan vitamin D untuk kesehatan tulang. Usaha ternak ikan salmon pun
sangat menghasilkan. Apabila kalian mempunyai keuletan dalam menjalani, maka keuntungan
dapat diraih. Berikut 3 alasan usaha budidaya ternak ikan salmon yang sangat menjanjikan:

1. Harga jual yang mahal. Ikan salmon dijual mulai dari Rp27000 hingga Rp32000 per
100 gram-nya. Sedangkan per kilonya, dijual seharga Rp 280000 sampai Rp 320000 di
pasaran.
2. Potensi ekspor. Hingga saat ini kebutuhan ikan salmon masih bergantung impor dari
berbagai negara, terutama Norwegia. Jika Indonesia mampu berhasil budidaya ternak
ikan salmon, akan berpotensi ekspor ke negara lain yang membutuhkan.
3. Belum banyak saingan. Kemungkinan harga jual ikan salmon yang tinggi sangat besar.
Apabila usaha ini berhasil, kamu bisa menjadi pioneer berpeluang mengembangkan
usaha dan kerjasama dengan perusahaan kuliner di berbagai negara.

12
DAFTAR PUSTAKA

Donald R. Buhler, and John E.1977. Halver Nutrition of Salmonoid Fishes: IX. Carbohydrate
Requirements of Chinook Salmon J. Nutr. 74: 307-318.

Gordon Bell, John McEvoy, Douglas R. Tocher, Fiona McGhee, Patrick J. Campbell,
and John R. 1997.Sargent Replacement of Fish Oil with Rapeseed Oil in
Diets of Atlantic Salmon Salmo salar) Affects Tissue Lipid Compositions
and Hepatocyte Fatty Acid Metabolism J. Nutr. 131: 1535-
1543.https://id.wikipedia.org/wiki/Salmon

John E. Halver.1988.wNutrition of Salmonoid Fishes: III. Water-Soluble Vitamin


Requirements of Chinook Salmon J. Nutr. 62: 225-243.

Atlas of Pacific Salmon, Xanthippe Augerot and the State of the Salmon Consortium,
University of California Press, 2005

Fahmi, M. R. 2010. Phenotypic Platisity Kunci Sukses Adaptasi Ikan Migrasi Studi Kasus Ikan
Sidat (Anguilla sp.). Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Balai
Riset Budidaya Ikan Hias: Depok.

Kordi, M.G.H., dan A. Tamsil. 2010. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis Secara Buatan.
Yogyakarta: ANDI.

Liu, Y., R. Chuenpagdee, dan U. R. Sumaila. 2013. Budidaya Salmon di Kanada dan Norwegia
- Menilai Governability. Tata Kelola Perikanan dan Budidaya.7 (11): 201-
218.

Lubis,I. 2014. Mengenal Identitas Ikan Salmon, (online)


http://www.terwujud.com/2012/11/mengenal-identitas-ikan-salmon.html,
diakses pada 26 Mei 2015.

Marine Harvest. 2015. Buku Panduan Industri Budidaya Ikan Salmon 2015. Marine Harvest
ASA. www.marincharvest.com/investor

13

Anda mungkin juga menyukai