Anda di halaman 1dari 71

Karakteristik organisme perairan tawar, laut,

estuari & biodiversity dan tipe organisme


akuatik

Dosen pengampu : Dr. rer. Nat. Indra Junaidi Zakaria, M.Si

Kelompok 2
Nur Hikmah 2020422004
Andika Saputra 2020422018
Secara Umum Ekosistem Perairan
terbagi 3 :
1. Ekosistem Air Laut, yang terdiri dari
- Ekosistem Terumbu Karang
- Ekosistem Lamun
2. Ekosistem Air Tawar, terdiri dari :
- Waduk,
- Sungai
- Danau
- Rawa dan genangan air lainnya
3. Ekosistem Estuaria
- Ekosistem Mangrove
1. Ekosistem Perairan Laut
• Ekosistem perairan laut adalah lingkungan perairan
yang memisahkan daratan.
• Hampir 70% dari permukaan bumi ini terdiri dari
perairan laut sehingga ciri utama dari perairan laut ini
adalah habitatnya yang tidak terisolasi dan
berhubungan satu sama lain.
• Dengan keadaan ini penyebaran organisme yang ada di
dalamnya menjadi tidak terbatas. Walaupun demikian,
pada wilayah-wilayah tertentu mempunyai karakteristik
tersendiri sebagai faktor pembatas organisme yang ada.
Faktor-faktor pembatas pada perairan laut umumnya masih sama
dengan faktor pembatas yang ada pada perairan darat, tetapi yang
terpenting adalah adanya kadar garam yang lebih tinggi dibanding
dengan perairan darat. Kadar garam yang berbeda inilah yang
menyebabkan terjadinya osmoregulasi (pengaturan tekanan
osmosis) pada biota yang ada di dalamnya
Komponen Fungsional
Ekosistem Laut
• Produsen (tumbuhan, fitoplankton)
• Konsumen Primer, pemakan produsen,
mis Zooplankton
• Konsumen sekunder mis. ikan2 kecil, ikan
besar hingga Top Predator
• Pengurai (Dekomposer), bakteri,
jamur, protozoa
Menurut kedalamannya, ekosistem air
laut dibagi sebagai berikut.
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan
dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat
ditembus cahaya matahari sampai bagian
dasar dalamnya ± 200 meter.
c. Batial merupakan daerah yang
dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan
lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-
turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan
sebagai berikut.

a. Epipelagik merupakan daerah antara


permukaan dengan kedalaman air sekitar 200
m.
b. Mesopelagik merupakan daerah
dibawah epipelagik dengan kedalam an
200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua
dengan kedalaman 1000-4000 m. Hewan yang
hidup di daerah ini misalnya gurita.
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan
kedalaman mencapai 4.000m; tidak terdapat
tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut
terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000
m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan
ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya.
Sebagai produsen di tempat ini adalah
bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
Berdasarkan intensitas cahayanya,
ekosistem laut dibedakan menjadi 3 bagian:
a. Daerah fotik: daerah laut yang masih dapat
ditembus cahaya matahari, kedalaman maksimum
200 m.
b.Daerah twilight: daerah remang-remang, tidak
efektif untuk kegiatan fotosintesis,
kedalaman antara 200 - 2000 m.
c. Daerah afotik: daerah yang tidak tembus
cahaya matahari.
a. Ekosistem Terumbu
Karang
• Suatu ekosistem yang dibangun
oleh hewan-hewa karang.
• Tumbuh sampai kedalaman 40
m, akan tumbuh dgn baik pada
kedalaman 25 m.
• Memiliki produktivitas primer
yang tinggi
• 25 % ikan yang dikomsumsi
berasal dari ekosistem t. Karang
• Syarat hidup : Ada cahaya
matahari, air jernih, Suhu 25 –
30o C, Salinitas 27 – 35 ppt
TERUMBU KARANG
KARANG/CORAL
Karang Hermatipik Komponen Utama
(Ordo Terumbu Karang
Skleraktinia)
Tipe Terumbu Karang
1. Terumbu karang tepi (fringing reef)
2. Terumbu karang penghalang (barrier reef)
3. Terumbu karang cincin atau atol
B. Ekosistem
Lamun
Padang lamun adalah
ekosiste khas laut
m di perairan
dangkaldengan dasar pasir
hangat
dan didominasi
tumbuhan lamun,
sekelompo
k
anggota tumbuhan
bangsa
Alismatale yang
beradaptasi di air asin.
Fungsi Ekologis Lamun

 Produsen detritus dan zat hara


 Mengikat sedimen dan menstabilkan
substrat
 Tempat berlindung, mencari makan
dan pengasuhan, dan pemijahan biota
 Tudung pelindung bagi biota dari
sengatan matahari
Pemanfaatan ekosistem lamun

 Tempat Budidaya
 Rekreasi, pariwisata dan pendidikan
 Sumber Pupuk Hijau
Jenis/ Spesies Tumbuhan LAMUN
Terdapat 55 jenis lamun di dunia,
12 jenis di Indonesia, yaitu:
 Cymodocea (C. rotundata
dan C. serrulata)
 Enhalus (E. acoroides)
 Halodule (H. pinifolia, H. decipiens, H.
minor, H. ovalis, H. uninervis,
spinulosa)
 Syringodium (S. isoetifolum)
 Thalassia (T.hemprichii)
 Thalassodendron (T. ciliatum)
Fauna Padang Lamun
 Ikan
 Crustacea
 Moluska
 Echinodermata
 Cacing
 Reptil
 dll
2. Ekosistem Perairan tawar
a.Adaptasi tumbuhan
• Ekosistem air tawar merupakan
Tumbuhan yang hidup di air tawar
ekosistem dengan habitat yang sering
biasanya bersel satu dan dinding selnya
digenangi air tawar yang kaya akan
kuat seperti beberapa alga biru dan
mineral dengan pH sekitar 6. Kondisi
alga hijau. Tumbuhan tingkat tinggi,
permukaan air tidak selalu tetap,
seperti teratai (Nymphaea gigantea),
adakalanya naik, turun, atau
mempunyai akar jangkar (akar sulur).
mengering (Irwan, 2003)
Hewan dan tumbuhan rendah yang
• Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain
hidup di habitat air, tekanan
variasi suhu tidak menyolok, penetrasi
osmosisnya sama dengan tekanan
cahaya kurang, dan terpengaruh oleh
osmosis lingkungan atau isotonis.
iklim dan cuaca. Jenis tumbuhan yang
terbanyak adalah jenis ganggang. b. Adaptasi hewan
•Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton
Organisme yang hidup di air tawar
merupakan hewan yang bergerak aktif dengan
pada umumnya telah beradaptasi. menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang
Adaptasi organisme air tawar adalah hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam
sebagai berikut : mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan
osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam
tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan
pencernaan.
•Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan
habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat
berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
• Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof
(tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator,
parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-
sisa organisme.
• Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a). Plankton; terdiri atas fitoplankton dan zooplankton; biasanya
melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b). Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c). Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di permukaan
air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d). Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang
melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e). Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada
endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya
cacing dan remis
• Ekosistem perairan tawar secara umum dibagi menjadi 2
yaitu perairan mengalir (lotic water) dan perairan
menggenang (lentic water).
• Perairan lotik dicirikan adanya arus yang terus menerus
dengan kecepatan bervariasi sehingga perpindahan massa
air berlangsung terus-menerus, contohnya : sungai, kali,
kanal, parit, dan lain-lain.
• Perairan menggenang disebut juga perairan tenang yaitu
perairan dimana aliran air lambat atau bahkan tidak ada
dan massa air terakumulasi dalam periode waktu yang
lama. Contohnya: danau , waduk , dan rawa
Ekosistem Air Tawar
Waduk : Daerah yang
digenangi air sepanjang
tahun serta dibentuk
atau dibangun atas
rekayasa perikanan.

Kegiatan Perikanan :
Budidaya dan
perikanan tangkap
Sungai : Daerah yang
dilalui badan air yang
bergerak dari tempat tinggi
ke tempat yg lebih rendah
dan melewati permukaan
atau bawah tanah

Kegiatan Perikanan :
Budidaya dan
perikanan tangkap
Danau : Wilayah yang
digenangi badan air
sepanjang tahun serta
terbentuk secara
alami
Kegiatan Perikanan :
Budidaya dan
perikanan tangkap
Rawa : kawasan lahan rendah yang senantiasa memiliki
kepekaan tergenang air, baik pada kurun waktu tertentu
maupun sepanjang tahun.
Flora dan Fauna
Ekosistem Air Tawar
Flora Fauna
Ikan

Reptil

Amfibi

Serangga

Teratai Eceng Cacing


Gondok
Molusca
Zonasi perairan tawar
Zonasi pada perairan tawar berbeda dengan zonasi pada perairan laut.
Zonasi perairan air tawar dapat dibedakan berdasarkan letak dan intensitas cahaya.
1. Zonasi perairan berdasrkan letaknya dibagi menjdi 4 zona yaitu:
a. Zona litoral merupakan daerah pinggiran perairan yang masih bersentuhan dengan
daratan. Pada daerah ini terjadi percampuran sempurna antara berbagai faktor fisika
kimiawi perairan. Organisme yang biasanya ditemukan antara lain : tumbuhan akuatik,
kerang, crustacea, amfibi, ikan, perifiton dan lain-lain.
b. Zona limnetik merupakan daerah kolam air yang terbentang antara zona litoral di satu
sisi dan zona litoral disisi lain. Zona ini memiliki berbagai variasi secara fisik, kimiawi
maupun kehidupan didalamnya. Organisme yang hidup banyak ditemukan didaerah ini
antara lain : ikan, udang, dan plankton.
c. Zona profundal Merupakan daerah dasar perairan yang lebih dalam dan menerima
sedikit cahaya matahari dibanding derah litoral dan limnetik. Bagian ini dihuni oleh
sedikit organisme terutama dari organisme bentik karnivor dan detrifor.
d. Zona Sublitoral merupakan daerah peralihan antara zona litoral dan zona profundal.
Sebagian daerah peralihan zona ini dihuni oleh banyak jenis organisme bentik dan juga
organisme temporal yang datang untuk mencari makan (Satino, 2010 : 6).
Zonasi perairan berdasarkan intensitas cahaya zonasi berdasarkan besarnya intensitas
cahaya matahari yang masuk, perairan dibagi menjadi 3 zona yaitu :
a. Zona Eufotik/fotik merupakan bagian perairan, dimana cahaya matahari masih dapat
menembus wilayah tersebut. Daya tembus cahaya matahari ke dalam periran sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: tingkat kekeruhan /turbiditas, intensitas
cahaya matahari itu sendiri, densitas fitoplankton dan sudut datang cahaya matahari.
Zona ini merupakan zona produktif dalam perairan dan dihuni oleh berbagai macam
jenis biota di dalamnya. Merupakan wilayah yang paling luas pada ekosistem perairan
daratan, dengan kedalaman yang bervariasi.
b. Zona Afotik Merupakan bagian perairan yang gelap gulita karena cahaya matahari
tidak dapat menembus daerah ini. Di daerah tropis zona perairan tanpa cahaya hanya
ditemui pada perairan yang sangat dalam atau perairan – perairan yang hipertrofik.
Pada zona ini produsen primer bukan tumbuh-tumbuhan algae tetapi terdiri dari jenis-
jenis bakteri sulfur. Tidak adanya tumbuh-tumbuhan sebagai produsen primer karena
adanya cahaya matahari yang masuk, menyebabkan daerah ini miskin oksigen (DO
rendah). Kondisi tersebut berpengaruh terhadap biota yang hidup di zona ini. Biota
yang hidup hanya karnifor ataupun detrifor.
c. Zona Mesofotik Bagian perairan yang berada diantara zona fotik dan afotik atau
dikenal sebagai daerah remang-remang. Sebagai daerah ekoton, daerah ini merupakan
wilayah perburuan bagi organisme yang hidup di zona afotik dan juga organisme yang
hidup di zona fotik (Satino, 2010 : 7).
Faktor-faktor pembatas yang cukup penting pada
ekosistem air tawar
• Suhu
• Turbiditas/Kekeruhan
• Cahaya
• Arus
• Gas Terlarut dalam Air
3. Ekosistem estuaria

• Tempat pertemuan antara air tawar dan


air laut.
• Daerah perairan pesisir yang setengah
tertutup, mempunyai hubungan yang bebas
dengan laut lepas, di dalam mana air laut
bercampur dengan air tawar dari daratan.
Tipe Estuaria
Berdasarkan geomorfologi:
1. Estuaria dataran pesisir (coastal plain estuary): estuaria yang terbentuk
pada akhir jaman es dimana permukaan laut naik dan menggenangi
lembah sungai di pantai.
2. Estuaria tektonik: laut menggenangi daratan karena turunnya
permukaan daratan.
3. Teluk semi tertutup (semi-enclosed bays or bar-built estuary): beting
pasir terbentuk sejajar dengan garis pantai dan sebagian memisahkan
perairan di belakangnya dari laut.
4. Fjord: lembah yang telah diperdalam oleh kegiatan glasier dan
kemudian digenangi air laut.
Tipe Estuaria
Berdasarkan gradien
salinitas yang
terbentuk:
A. Estuaria berstratifikasi
tinggi (highly stratified
estuary)
B. Estuaria berstratifikasi
sebagian (moderately
stratified estuary)
C. Estuary homogen secara
vertikal (vertically
homogenous estuary)
• Salinitas
Sifat Fisik Salinitas di estuaria lebih bervariasi yang
Estuaria bergantung pada musim, jumlah air tawar,
topografi estuaria, dan pasang surut.
Sifat Fisik Estuaria
• Suhu
Suhu air di estuaria lebih bervariasi daripada perairan pantai di dekatnya
disebabkan:
- Volume air lebih kecil dengan luas permukaan yang lebih besar
(lebih cepat panas dan dingin).
- Adanya masukan air tawar
(suhu air tawar dipengaruhi perubahan suhu musiman).
• Ombak
Estuaria relatif lebih tenang (pengaruh ombak minimal) disebabkan:
- Luas permukaan lebih kecil (estuaria dikelilingi oleh daratan pada
tiga sisi) sehingga luas perairan yang di atasnya angin dapat bertiup
untuk menciptakan ombak adalah minimal (dibandingkan lautan).
- Mulut estuaria yang sempit dengan dasar yang dangkal
menghilangkan pengaruh ombak dari laut secara cepat.
Sifat Fisik Estuaria
• Arus
Terutama dipengaruhi oleh pasang surut dan aliran sungai, jadi terbatas
pada saluran masuk di hilir (mulut estuaria) dan di hulu (saluran air tawar).
• Kekeruhan
Kekeruhan minimum di dekat mulut estuaria, karena sepenuhnya air laut,
dan makin meningkat bila menjauh ke arah hulu. Kekeruhan tertinggi
terjadi pada saat aliran sungai maksimum.
• Oksigen
Persediaan oksigen di kolom air cukup karena adanya masukan air tawar
dan air laut yang teratur, dengan kedangkalannya terjadi pengadukan, dan
percampuran oleh angin.
Oksigen sangat berkurang di dalam substrat karena tingginya kandungan
bahan organik dan populasi bakteri di sedimen.
Sifat Fisik Estuaria
• Substrat
- Didominasi substrat lumpur, dibawa ke dalam estuaria baik oleh air
tawar maupun air laut.

Lumpur dari sungai + ion-ion air laut ---- partikel lumpur menggumpal ---
partikel yang lebih besar dan berat ---- mengendap membentuk dasar lumpur.

Material tersuspensi dari laut masuk ke estuari yang gerakan airnya lebih
tenang ---- mengendap membentuk dasar lumpur atau pasir.

- Proses pengendapan (sedimentasi) bergantung pada arus


(arus kuat, substrat kasar; arus lemah, substrat halus) dan ukuran
partikel (partikel besar lebih cepat mengendap daripada partikel kecil).
Komposisi Fauna
• Ada 3 komponen utama yang menetap di estuaria:
- Fauna air tawar (sangat sedikit yang berada pada >5 ppt) o/oo
- Fauna air payau atau estuarine (umumnya pada 5 – 20 ppt)
- Fauna lautan (komposisi terbesar):
1. Stenohalin: * tipe yang tidak mampu atau mempunyai kemampuan
terbatas dalam mentolerir perubahan salinitas
* terbatas pada mulut estuaria (salinitas ± 30 ppt)
* jenis sama dengan di laut terbuka
2. Euryhalin: * tipe yang mampu mentolerir perubahan salinitas
yang besar (penurunan salinitas di bawah 30 ppt)
* dapat menembus sampai ke hulu estuaria (kebanyakan
sampai 15 ppt dan beberapa sampai 3 ppt; contoh
Carcinus maenas)
Fauna estuarine:
Tidak terdapat pada air
tawar maupun
sepenuhnya air laut,
contoh:
- Polychaeta (Nereis
diversicolor)
- Tiram (Crassostrea,
Ostrea)
- Kerang (Scrobicularia
plana, Macoma balthica,
Rangia flexuosa)
- Siput kecil (Hydrobia)
- Udang (Palaemonetes)
Komponen peralihan fauna estuaria:
• Migratory spesies: jenis yang bermigrasi melewati estuaria dalam
perjalanannya menuju daerah pemijahan baik di air tawar maupun
di air laut.
Contoh: ikan salem (Salmo, Oncorhynchus) dan
belut laut (Anguilla).
• Jenis yang hanya menghabiskan sebagian daur hidupnya di estuaria
(menggunakan estuaria sebagai daerah asuhan/ nursery ground).
Contoh: udang-udang Penaeidae (Penaeus satiferus,
P. aztecus, P. duorarum)
• Jenis yang datang ke estuaria hanya untuk mencari makan
(menggunakan estuaria sebagai feeding ground).
Contoh: berbagai burung dan ikan.
Mengapa spesies estuaria sedikit???

• Fluktuasi kondisi lingkungan yang besar,


terutama salinitas.
• Estuaria belum cukup lama terbentuk dari segi waktu
geologi untuk memungkinkan pembentukan fauna secara
sempurna.
• Keragaman topografi daerah estuaria sangat sedikit
(didominasi oleh hamparan lumpur); relung ekologi sedikit.
Vegetasi Estuaria
Miskin flora disebabkan oleh:
• Dominasi hamparan lumpur tidak sesuai untuk perlekatan makroalga.
• Perairan yang keruh membatasi penetrasi cahaya (membatasi
pertumbuhan fitoplankton).

• Daerah hilir, di bawah tingkat pasang turun rata-rata, terdapat lamun


(Zostera, Thalassia, Cymodocea).
• Hamparan lumpur estuaria secara umum banyak mengandung diatom
bentik (bersifat motil dan melakukan migrasi vertikal tergantung
penyinaran) dan bakteri.
• Pada perairan estuaria yang sangat keruh, vegetasi dominan dalam artian
biomassa adalah tumbuhan mencuat yang memagari estuaria; untuk
daerah tropik adalah hutan bakau.
- Dataran lumpur
intertidal ditumbuhi
sejumlah spesies alga
hijau meliputi Ulva,
Enteromorpha,
Chaetomorpha, dan
Cladophora.
Adaptasi Organisme Estuaria

Adaptasi morfologi:
• Organisme yang mendiami lumpur (mampu membuat lubang ke dalam
lumpur), seringkali mempunyai rumbai-rumbai halus dari rambut atau
setae yang menjaga jalan masuk ke saluran pernafasan agar tidak
tersumbat oleh partikel lumpur.
Contoh pada kepiting estuaria dan bivalvia.
• Ukuran lebih kecil, kecepatan perkembangbiakan yang lebih rendah dan
penurunan kesuburan dibandingkan kerabatnya yang hidup sepenuhnya di
laut.
• Berkurangnya jumlah ruas tulang punggung pada ikan-ikan estuaria.
Adaptasi fisiologi:
Adaptasi yang berhubungan dengan mempertahankan keseimbangan ion
cairan tubuh menghadapi fluktuasi salinitas eksternal.
• Osmosis: proses fisik dimana air melewati suatu selaput semipermeable
yang memisahkan dua cairan yang konsentrasi cairannya berbeda,
bergerak dari bagian yang konsentrasi garamnya lebih rendah ke bagian
yang konsentrasi garamnya lebih tinggi.
• Osmoregulasi: kemampuan mengatur konsentrasi garam atau air di cairan
internal.
• Osmokonformer: organisme yang tidak mampu mengatur konsentrasi
garam internalnya.
• Osmoregulator: organisme yang mempunyai mekanisme fisiologis untuk
mengatur kandungan garam internalnya.
Osmoregulasi (=pengaturan tekanan osmosis)

Hypertonik= konsent.
garam dalam cairan
tubuh lebih besar
daripada lingk. air tawar.

Hypotonik= konsent.
garam dalam cairan
tubuh lebih kecil
daripada lingk. air laut.
Osmoregulasi dapat beroperasi dalam 3 cara:
1. Hewan dapat mengeluarkan air
2. Hewan dapat mengeluarkan ion
3. Hewan dapat menyesuaikan keseimbangan ion-air internal

Organ pengaturan osmosis:


- utamanya ginjal (pada invertebrata dan vertebrata yang lebih maju)
- sel-sel khusus pada tubuh untuk mengambil atau membuang ion tertentu

Contoh osmokonformer:
- Bivalvia menutup diri dalam cangkangnya untuk menghindari
pengenceran cairan tubuh yang berlebihan dengan air.
Adaptasi tingkah laku:
1. Membuat lubang ke dalam lumpur, ada 2 keuntungan:
- untuk osmokonformer, keberadaan di dalam lumpur
memungkinkan kontak dengan air interstitial yang
variasi suhu dan salinitasnya kecil
- untuk menghindari pemangsaan
2. Mengubah posisi pada substrat dengan cara bergerak ke
hulu atau ke hilir estuaria.
Tingkah laku ini bertujuan untuk menjaga organisme tetap
berada pada suatu daerah yang mengalami perubahan
salinitas minimal.
Produktivitas Estuaria
• Produktivitas primer estuaria terletak pada fitoplankton,
diatom bentik, rumput-rumputan laut (lamun), dan berbagai
kelekap.
• Akan tetapi produktivitas di atas tidak sebanding dengan
keberadaan bahan organik yang melimpah di estuaria, yang
terutama berasal dari:
- hutan bakau di sekitarnya
- daratan lewat aliran sungai
• Sumber bahan organik : allochtonous dan autochtonous.
Rantai Makanan
Pada ekosistem estuaria dikenal 3 (tiga )
tipe rantai makanan yang didefinisikan
berdasarkan bentuk makanan atau bagaimana
makanan tersebut dikonsumsi : grazing,
detritus dan osmotik.  Fauna di estuaria,
seperti udang, kepiting, kerang, ikan, dan
berbagai jenis cacing berproduksi dan saling
terkait melalui suatu rantai dan jaring
makanan yang kompleks.
Lanjutan
Detritus membentuk substrat untuk pertumbuhan
bakteri dan algae yang kemudian menjadi sumber
makanan penting bagi organisme pemakan suspensi
dan detritus. Suatu penumpukan bahan makanan
yang dimanfaatkan oleh organisme estuaria
merupakan produksi bersih dari detritus ini. 
Biodiversitas Dan Tipe
Organisme Aquatik
Apa yang dimaksud KOMPONEN
biodiversitas? BIODIVERSITAS
Keanekaragaman hayati (biodiversitas)
Keanekaragaman hayati dapat
adalah :
dibedakan menjadi tiga tingkat
(komponen), yaitu :
 keanekaragaman organisme yang
menunjukkan keseluruhan variasi gen,  keanekaragaman gen,
jenis, dan ekosistem pada suatu
daerah.
 keanekaragaman jenis, dan
 keanekaragaman ekosistem
 Keanekaragaman hayati melingkupi
berbagai perbedaan atau variasi
bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-
sifat yang terlihat pada berbagai
tingkatan, baik tingkatan gen,
tingkatan spesies, maupun tingkatan
ekosistem.

 Atau keanekaragaman hayati adalah


semua jenis perbedaan antar mahkluk
hidup.
KEANEKARAGAMAN  GEN KEANEKARAGAMAN
 Keanekaragaman pada TINGKAT JENIS (SPESIES)
tingkatan gen merupakan  Keanekaragaman hayati
keanekaragaman yang paling tingkat jenis menunjukkan
rendah. keanekaragaman atau variasi
 Gen adalah faktor pembawa yang terdapat pada berbagai
sifat yang terdapat di dalam jenis atau spesies makhluk
kromosom. Kromosom hidup dalam genus yang sama
terdapat di dalam inti sel. atau famili yang sama. Pada
Keanekaragaman gen berbagai spesies tersebut
ditunjukkan, antara lain, oleh terdapat perbedaan-
variasi bentuk dan fungsi gen. perbedaan sifat
Keanekaragaman gen 
menyebabkan variasi antar
individu sejenis
KEANEKARAGAMAN  TINGKAT EKOSISTEM
 Ekosistem berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan timbal
balik antara makhluk hidup (komponen biotik) dan lingkungannya
(komponen abiotik).

 Setiap ekosistem memiliki ciri-ciri lingkungan fisik,    lingkungan kimia,


tipe vegetasi/tumbuhan, dan tipe  hewan yang spesifik. Kondisi
lingkungan makhluk hidupnya sangat beragam menyebabkan jenis
makhluk hidup yang menempatinya beragam pula.Keanekaragaman
seperti ini disebut sebagai keanekaragaman tingkat ekosistem
 Setiap ekosistem memiliki ciri-ciri lingkungan fisik,    lingkungan kimia,
tipe vegetasi/tumbuhan, dan tipe  hewan yang spesifik.
 Kondisi lingkungan makhluk hidupnya sangat beragam menyebabkan
jenis makhluk hidup yang menempatinya beragam pula.
 Secara garis besar, terdapat tiga ekosistem utama, yaitu:
 Ekosistem daratan (eksosistem terestrial)
 Ekosistem perairan (ekosistem aquatik).
 Ekosistem buatan
EKOSISTEM  AIR (AKUATIK)
 1. Ekosistem sungai
 Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih
serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara
konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi  sesuai dengan ketinggian dan
garis lintang.
 2. Ekosistem danau
 3. Ekosistem air laut
 4. Ekosistem estuari
 Estuari (muara) merupakan tempat ber­satunya sungai dengan laut. Estuari sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
 5. Ekosistem pantai
 Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang
surut.
6. Ekositem terumbu karang
 Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas khusus yang terdiri dari
karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang.
Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga foto­sintesis dapat
berlangsung.
Ekosistem sungai Ekosistem danau Ekosistem estuari

Ekosistem pantai Ekosistem terumbu


karang
Ekosistem sungai (lotic) dibagi menjadi beberapa zona dimulai dengan zona
krenal (mata) air yang umumnya terdapat di daerah hulu. Zona krenal dibagi menjadi
rheokrenal, yaitu mata air yang berbentuk air terjun biasanya terdapat pada tebing-
tebing yang curam, limnokrenal, yaitu mata air yang membentuk genangan air yang
selanjutnya membentuk aliran sungai yang kecil. Beberapa mata air akan membentuk
aliran sungai di daerah pegunungan yang disebut zona rithral, ditandai dengan relief
aliran sungai yang terjal. Zona ritral dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu epirithral
(bagian yang paling hulu), metarithral (bagian tengah) dan hyporithral (bagian yang
paling akhir). Setelah melewati zona hyporithral, aliran sungai akan memasuki zona
potamal, yaitu aliran sungai pada daerah-daerah yang relatif lebih landai dibandingkan
dengan zona rithral. Zona potamal dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu epipotamal ,
metapotamal dan hypopotamal (Barus, 2004).
Secara ekologis organisme di perairan sungai dapat dibedakan menjadi dua zone atau
subhabitat, yaitu :
a. Subhabitat riam : merupakan bagian sungai yang airnya dangkal tetapi arusnya cukup
kuat untuk mencegah terjadinya pengendapan sedimen dasar, sehingga dasar sungai
bersifat keras. Pada daerah ini hidup organisme bentik atau perifiton khususnya yang
dapat melekat atau berpegang erat pada substrat padat dan jenis ikan yang dapat
berenang melawan arus.
b. Subhabitat arus lambat : merupakan bagian sungai yang lebih dalam dan arusnya lebih
lemah atau lambat dibandingkan subhabitat riam. Pada daerah ini partikel-partikel
cenderung mengendap sebagai sedimen di dasar sungai. Pada daerah ini hidup
organisme bentos, nekton dan kadang-kadang plankton (Suradi, 1993).
Zona Pantai
• Hangat, kaya nutrisi, air dangkal yang meluasdari tanda pasang tinggi
di darat sampai ke permukaan yang lembutLandasan kontinen yang
miring dan dangkal .
• <10% dari luas lautan dunia tetapi berisi 90%spesies laut
• Sebagian besar perikanan komersial
• Sebagian besar ekosistem — muara, lahan basah pesisir,hutan bakau,
dan terumbu karang — memiliki tinggi PLTN. Banyak pasokan sinar
matahari dan nutrisi tanaman, yang mana
berasal dari darat.
Perubahan harian dan musiman yang signifikan diArus pasang
surut dan sungai, suhu, salinitas dan limpasan polutan seperti sedimen
yang terkikis dan bentuk bahan kimia tanah. Mungkin hanya terdiri
dari beberapa jenis tumbuhan itu dapat menahan lingkungan yang
berubah dengan cepat faktor, meskipun spesies tersebut sangat
produktif.
Berdasarkan cara hidupnya, biota akuatik dapat dikelompokkan menjadi
neuston, pleuston, nekton, plankton, perifiton, bentos, demersal. Neuston adalah
organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air ataubertempat pada
permukaan air, misalnya serangga air. Nekton adalah organisme air yang dapat
berenang sendiri didalam air sehingga tidak bergantung pada arus air atau gerakan
air yang disebabkan oleh angin. Beberapa organisme yang termasuk kedalam nekton
adalah ikan, udang, dan beberapa serangga air. Planktonterdiri alas fitoplankton dan
zooplankton yang biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran
air.
Sebagai wilayah peralihan atau
Estuari percampuran, estuaria memiliki
tiga komponen biota, yakni fauna
• Dimana sungai bertemu dengan laut
yang berasal dari lautan, fauna
• Badan air yang sebagian tertutup air laut
perairan tawar, dan fauna khas
bercampur dengan air tawar serta nutrisi
estuaria atau air payau.Fauna
danpolutan dari aliran sungai, sungai, dan
lautan yang tidak mampu
limpasan dari darat
mentolerir perubahan-
Sifat-Sifat Ekologis Estuari perubahan salinitas yang ekstrem
Sebagai tempat pertemuan air laut dan air tawar, biasanya hanya dijumpai terbatas
salinitas di estuaria sangat bervariasi.Baik menurut di sekitar perbatasan dengan laut
lokasinya di estuaria, ataupun menurut terbuka, di mana salinitas airnya
waktu.Secara umum salinitas yang tertinggi berada masih berkisar di atas
pada bagian luar, yakni pada batas wilayah estuaria 30?.Sebagian fauna lautan yang
dengan laut, sementara yang terendah berada pada toleran (eurihalin) mampu masuk
tempat-tempat di mana air tawar masuk ke lebih jauh ke dalam estuaria, di
estuaria.Pada garis vertikal, umumnya salinitas di mana salinitas mungkin turun
lapisan atas kolom air lebih rendah daripada hingga 15? atau
salinitas air di lapisan bawahnya. Ini disebabkan kurang.Sebaliknya fauna
karena air tawar cenderung ‘terapung’ di atas air perairan tawar umumnya tidak
laut yang lebih berat oleh kandungan garam. mampu mentolerir salinitas di
Kondisi ini disebut ‘estuaria positif’ atau ‘estuaria atas 5?, sehingga penyebarannya
baji garam’ (salt wedge estuary) (Nybakken, 1988). terbatas berada di bagian hulu
dari estuaria.
Ekosistem terumbu karang merupakan bagian yang penting dalam
ekosistem laut karena menjadi sumber kehidupan bagi keanekaragaman
biota laut. Terumbu karang mempunyai nilai dan arti yang sangat
penting dari segi sosial budaya, ekologi, dan ekonomi, dimana hampir
sepertiga penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir
menggantungkan hidupnya dari terumbu karang (Suharsono, 2010).

Inti Mengapa Kita Harus Peduli


dengan Terumbu Karang?
• terumbu karang terbentuk di perairan pantai tropis dan
subtropis yang jernih dan hangat.
• Di antara ekosistem tertua, paling beragam, dan paling produktif.
• Dibentuk oleh koloni besar hewan kecil yang disebut polip.
• Sekret kerak batugamping (CaCO 3) di sekitar tubuh lembut mereka.
• Jaringan celah, tepian, dan lubang yang rumit.
• Simbiosis dengan Zooxanthellae, yang hidup di jaringan polip.
Fauna khas estuaria adalah hewan-hewan yang dapat mentolerir
kadar garam antara 5-30?, namun tidak ditemukan pada wilayah-
wilayah yang sepenuhnya berair tawar atau berair laut. Di antaranya
terdapat beberapa jenis tiram dan kerang (Ostrea, Scrobicularia),
siput kecil Hydrobia, udang Palaemonetes, dan cacing (polikaeta)
Nereis.Di samping itu terdapat pula fauna-fauna yang tergolong
peralihan, yang berada di estuaria untuk sementara waktu
saja.Beberapa jenis udang Penaeus, misalnya, menghabiskan masa
juvenilnya di sekitar estuaria, untuk kemudian pergi ke laut ketika
dewasa. Jenis-jenis sidat (Anguilla) dan ikan salem (Salmo,
Onchorhynchus) tinggal sementara waktu di estuaria dalam
perjalanannya dari hulu sungai ke laut, atau sebaliknya, untuk
memijah. Dan banyak jenis hewan lain, dari golongan ikan, reptil,
burung dan lain-lain, yang datang ke estuaria untuk mencari
makanan (Nybakken, 1988).Berdasarkan adaptasinya organisme di
lingkungan estuaria mempunyai 3 (tiga)tipe adaptasi untuk
mempertahankan hidupnya (Kennish, 1990). yaitu :
Terumbu karang yang sehat di Laut
Merah yang ditutupi oleh alga warna-
warni (kiri) dan terumbu karang yang
telah memutih yang kehilangan sebagian
besar alga (kanan) karena perubahan
lingkungan (seperti air keruh atau suhu
air yang tinggi). Dengan hilangnya alga
warna-warni, batu kapur putih dari
kerangka karang menjadi terlihat. Jika
tekanan lingkungan tidak dihilangkan
dan tidak ada spesies alga lain yang
mengisi relung yang ditinggalkan, maka
karang akan mati. Ekosistem yang
beragam dan produktif ini sedang
dirusak dan dihancurkan dengan
kecepatan yang mengkhawatirkan.
Mengapa Perairan Laut
Sistem Penting?
Ekosistem air asin adalah reservoir keanekaragaman hayati
yang tak tergantikan dan menyediakan jasa ekologi dan
ekonomi utama.

Kehidupan laut ditemukan di tiga besar


zona kehidupan: pesisir, laut lepas, dan
dasar samudra

zona kehidupan utama dan zona vertikal (tidak


ditarik ke skala) di lautan. Kedalaman zona
yang sebenarnya mungkin berbeda. Cahaya
yang tersedia menentukaneufotik, bathyaldan
zona jurang. Zona suhu juga bervariasi dengan
kedalaman, ditunjukkan di sini oleh kurva
merah. Pertanyaan: Bagaimana samudra seperti
hutan hujan? (Petunjuk: lihat Gambar 7-17,
hlm. 156.)
 Laut zona litoral (lithoral)
Zona litoral juga disebut dengan zona pesisir atau zona
pasang surut. Laut zona litoral berada di antara garis air
laut pasang dan haris air laut surut.
 Laut zona neritik (neritic)
adalah laut dangkal dengan kedalaman antara 150 hingga
200 meter. Kedalaman ini masih tergolong dangkal. Pada
zona ini, sinar matahari masih dapat menembus dasar laut
sehingga proses fotosintesis berjalan baik. Zona laut
dangkal kaya akan beragam jenis ikan dan vegetasi laut.
Selain itu, terdapat organisme plankton yang tumbuh
subur karena oksigen masih melimpah.
 Laut zona batial (bathyal)
Zona batial juga sering disebut dengan laut dalam. Zona
ini memiliki kedalaman 200 - 2.500 meter dengan lereng
curam.
 Laut zona abisal (abyssal)
Zona abisal juga disebut sebagai laut dalam. Laut zona
abisal memiliki kedalaman lebih dari 2.500 meter.
Temperaturnya sangat dingin. Kondisinya yang gelap
membuat tidak ada tumbuhan yang mampu bertahan
hidup. Namun di tempat ini, di palung dan lubuk laut, ada
beberapa binatang yang dapat mengeluarkan cahaya dari
tubuhnya.
Distribusi biodiversitas
 Biodiversitas
ditemukan di seluruh
dunia
 Setiap benua memiliki
keunikan habitat dan
bentuk kehidupan
  Biodiversitas tertinggi
ditemukan di daerah
tropis
Manfaat biodiversitas
 Sebagai bahan makanan
 Sebagai bahan membangun rumah dan perkakas
 Sebagai bahan obat-obatan
 Sebagai sumber devisa
 Jasa lingkungan (penyedia air bersih, oksigen,
pencegah banjir dll)
 Sumber inspirasi/spiritual/kebudayaan
 Rekreasi/Olahraga/Wisata
 Riset & Ilmu pengetahuan
 Fungsi lainnya

Anda mungkin juga menyukai