Kelompok 2
Nur Hikmah 2020422004
Andika Saputra 2020422018
Secara Umum Ekosistem Perairan
terbagi 3 :
1. Ekosistem Air Laut, yang terdiri dari
- Ekosistem Terumbu Karang
- Ekosistem Lamun
2. Ekosistem Air Tawar, terdiri dari :
- Waduk,
- Sungai
- Danau
- Rawa dan genangan air lainnya
3. Ekosistem Estuaria
- Ekosistem Mangrove
1. Ekosistem Perairan Laut
• Ekosistem perairan laut adalah lingkungan perairan
yang memisahkan daratan.
• Hampir 70% dari permukaan bumi ini terdiri dari
perairan laut sehingga ciri utama dari perairan laut ini
adalah habitatnya yang tidak terisolasi dan
berhubungan satu sama lain.
• Dengan keadaan ini penyebaran organisme yang ada di
dalamnya menjadi tidak terbatas. Walaupun demikian,
pada wilayah-wilayah tertentu mempunyai karakteristik
tersendiri sebagai faktor pembatas organisme yang ada.
Faktor-faktor pembatas pada perairan laut umumnya masih sama
dengan faktor pembatas yang ada pada perairan darat, tetapi yang
terpenting adalah adanya kadar garam yang lebih tinggi dibanding
dengan perairan darat. Kadar garam yang berbeda inilah yang
menyebabkan terjadinya osmoregulasi (pengaturan tekanan
osmosis) pada biota yang ada di dalamnya
Komponen Fungsional
Ekosistem Laut
• Produsen (tumbuhan, fitoplankton)
• Konsumen Primer, pemakan produsen,
mis Zooplankton
• Konsumen sekunder mis. ikan2 kecil, ikan
besar hingga Top Predator
• Pengurai (Dekomposer), bakteri,
jamur, protozoa
Menurut kedalamannya, ekosistem air
laut dibagi sebagai berikut.
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan
dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat
ditembus cahaya matahari sampai bagian
dasar dalamnya ± 200 meter.
c. Batial merupakan daerah yang
dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan
lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-
turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan
sebagai berikut.
Tempat Budidaya
Rekreasi, pariwisata dan pendidikan
Sumber Pupuk Hijau
Jenis/ Spesies Tumbuhan LAMUN
Terdapat 55 jenis lamun di dunia,
12 jenis di Indonesia, yaitu:
Cymodocea (C. rotundata
dan C. serrulata)
Enhalus (E. acoroides)
Halodule (H. pinifolia, H. decipiens, H.
minor, H. ovalis, H. uninervis,
spinulosa)
Syringodium (S. isoetifolum)
Thalassia (T.hemprichii)
Thalassodendron (T. ciliatum)
Fauna Padang Lamun
Ikan
Crustacea
Moluska
Echinodermata
Cacing
Reptil
dll
2. Ekosistem Perairan tawar
a.Adaptasi tumbuhan
• Ekosistem air tawar merupakan
Tumbuhan yang hidup di air tawar
ekosistem dengan habitat yang sering
biasanya bersel satu dan dinding selnya
digenangi air tawar yang kaya akan
kuat seperti beberapa alga biru dan
mineral dengan pH sekitar 6. Kondisi
alga hijau. Tumbuhan tingkat tinggi,
permukaan air tidak selalu tetap,
seperti teratai (Nymphaea gigantea),
adakalanya naik, turun, atau
mempunyai akar jangkar (akar sulur).
mengering (Irwan, 2003)
Hewan dan tumbuhan rendah yang
• Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain
hidup di habitat air, tekanan
variasi suhu tidak menyolok, penetrasi
osmosisnya sama dengan tekanan
cahaya kurang, dan terpengaruh oleh
osmosis lingkungan atau isotonis.
iklim dan cuaca. Jenis tumbuhan yang
terbanyak adalah jenis ganggang. b. Adaptasi hewan
•Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton
Organisme yang hidup di air tawar
merupakan hewan yang bergerak aktif dengan
pada umumnya telah beradaptasi. menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang
Adaptasi organisme air tawar adalah hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam
sebagai berikut : mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan
osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam
tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan
pencernaan.
•Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan
habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat
berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
• Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof
(tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator,
parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-
sisa organisme.
• Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a). Plankton; terdiri atas fitoplankton dan zooplankton; biasanya
melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b). Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c). Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di permukaan
air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d). Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang
melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e). Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada
endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya
cacing dan remis
• Ekosistem perairan tawar secara umum dibagi menjadi 2
yaitu perairan mengalir (lotic water) dan perairan
menggenang (lentic water).
• Perairan lotik dicirikan adanya arus yang terus menerus
dengan kecepatan bervariasi sehingga perpindahan massa
air berlangsung terus-menerus, contohnya : sungai, kali,
kanal, parit, dan lain-lain.
• Perairan menggenang disebut juga perairan tenang yaitu
perairan dimana aliran air lambat atau bahkan tidak ada
dan massa air terakumulasi dalam periode waktu yang
lama. Contohnya: danau , waduk , dan rawa
Ekosistem Air Tawar
Waduk : Daerah yang
digenangi air sepanjang
tahun serta dibentuk
atau dibangun atas
rekayasa perikanan.
Kegiatan Perikanan :
Budidaya dan
perikanan tangkap
Sungai : Daerah yang
dilalui badan air yang
bergerak dari tempat tinggi
ke tempat yg lebih rendah
dan melewati permukaan
atau bawah tanah
Kegiatan Perikanan :
Budidaya dan
perikanan tangkap
Danau : Wilayah yang
digenangi badan air
sepanjang tahun serta
terbentuk secara
alami
Kegiatan Perikanan :
Budidaya dan
perikanan tangkap
Rawa : kawasan lahan rendah yang senantiasa memiliki
kepekaan tergenang air, baik pada kurun waktu tertentu
maupun sepanjang tahun.
Flora dan Fauna
Ekosistem Air Tawar
Flora Fauna
Ikan
Reptil
Amfibi
Serangga
Lumpur dari sungai + ion-ion air laut ---- partikel lumpur menggumpal ---
partikel yang lebih besar dan berat ---- mengendap membentuk dasar lumpur.
Material tersuspensi dari laut masuk ke estuari yang gerakan airnya lebih
tenang ---- mengendap membentuk dasar lumpur atau pasir.
Adaptasi morfologi:
• Organisme yang mendiami lumpur (mampu membuat lubang ke dalam
lumpur), seringkali mempunyai rumbai-rumbai halus dari rambut atau
setae yang menjaga jalan masuk ke saluran pernafasan agar tidak
tersumbat oleh partikel lumpur.
Contoh pada kepiting estuaria dan bivalvia.
• Ukuran lebih kecil, kecepatan perkembangbiakan yang lebih rendah dan
penurunan kesuburan dibandingkan kerabatnya yang hidup sepenuhnya di
laut.
• Berkurangnya jumlah ruas tulang punggung pada ikan-ikan estuaria.
Adaptasi fisiologi:
Adaptasi yang berhubungan dengan mempertahankan keseimbangan ion
cairan tubuh menghadapi fluktuasi salinitas eksternal.
• Osmosis: proses fisik dimana air melewati suatu selaput semipermeable
yang memisahkan dua cairan yang konsentrasi cairannya berbeda,
bergerak dari bagian yang konsentrasi garamnya lebih rendah ke bagian
yang konsentrasi garamnya lebih tinggi.
• Osmoregulasi: kemampuan mengatur konsentrasi garam atau air di cairan
internal.
• Osmokonformer: organisme yang tidak mampu mengatur konsentrasi
garam internalnya.
• Osmoregulator: organisme yang mempunyai mekanisme fisiologis untuk
mengatur kandungan garam internalnya.
Osmoregulasi (=pengaturan tekanan osmosis)
Hypertonik= konsent.
garam dalam cairan
tubuh lebih besar
daripada lingk. air tawar.
Hypotonik= konsent.
garam dalam cairan
tubuh lebih kecil
daripada lingk. air laut.
Osmoregulasi dapat beroperasi dalam 3 cara:
1. Hewan dapat mengeluarkan air
2. Hewan dapat mengeluarkan ion
3. Hewan dapat menyesuaikan keseimbangan ion-air internal
Contoh osmokonformer:
- Bivalvia menutup diri dalam cangkangnya untuk menghindari
pengenceran cairan tubuh yang berlebihan dengan air.
Adaptasi tingkah laku:
1. Membuat lubang ke dalam lumpur, ada 2 keuntungan:
- untuk osmokonformer, keberadaan di dalam lumpur
memungkinkan kontak dengan air interstitial yang
variasi suhu dan salinitasnya kecil
- untuk menghindari pemangsaan
2. Mengubah posisi pada substrat dengan cara bergerak ke
hulu atau ke hilir estuaria.
Tingkah laku ini bertujuan untuk menjaga organisme tetap
berada pada suatu daerah yang mengalami perubahan
salinitas minimal.
Produktivitas Estuaria
• Produktivitas primer estuaria terletak pada fitoplankton,
diatom bentik, rumput-rumputan laut (lamun), dan berbagai
kelekap.
• Akan tetapi produktivitas di atas tidak sebanding dengan
keberadaan bahan organik yang melimpah di estuaria, yang
terutama berasal dari:
- hutan bakau di sekitarnya
- daratan lewat aliran sungai
• Sumber bahan organik : allochtonous dan autochtonous.
Rantai Makanan
Pada ekosistem estuaria dikenal 3 (tiga )
tipe rantai makanan yang didefinisikan
berdasarkan bentuk makanan atau bagaimana
makanan tersebut dikonsumsi : grazing,
detritus dan osmotik. Fauna di estuaria,
seperti udang, kepiting, kerang, ikan, dan
berbagai jenis cacing berproduksi dan saling
terkait melalui suatu rantai dan jaring
makanan yang kompleks.
Lanjutan
Detritus membentuk substrat untuk pertumbuhan
bakteri dan algae yang kemudian menjadi sumber
makanan penting bagi organisme pemakan suspensi
dan detritus. Suatu penumpukan bahan makanan
yang dimanfaatkan oleh organisme estuaria
merupakan produksi bersih dari detritus ini.
Biodiversitas Dan Tipe
Organisme Aquatik
Apa yang dimaksud KOMPONEN
biodiversitas? BIODIVERSITAS
Keanekaragaman hayati (biodiversitas)
Keanekaragaman hayati dapat
adalah :
dibedakan menjadi tiga tingkat
(komponen), yaitu :
keanekaragaman organisme yang
menunjukkan keseluruhan variasi gen, keanekaragaman gen,
jenis, dan ekosistem pada suatu
daerah.
keanekaragaman jenis, dan
keanekaragaman ekosistem
Keanekaragaman hayati melingkupi
berbagai perbedaan atau variasi
bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-
sifat yang terlihat pada berbagai
tingkatan, baik tingkatan gen,
tingkatan spesies, maupun tingkatan
ekosistem.