Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Meskipun dilaut terdapat kehidupan yang beraneka ragam, tetapi
lazimnya biota laut hanya dikelompokkan kedalam tiga kelompok utama,
yaitu plankton, nekton dan bentos. Pengelompokkan ini tidak ada kaitannya
dengan jenis menurut klasifikasi ilmiah, ukuran atau apakah mereka temasuk
tumbuh-tumbuhan atau hewan, tetapi hanya didasarkan kepada kebiasaan
hidup mereka secara umum, seperti gerak  berjalan, pola hidup dan sebaran
menurut ekologi (Ahmad, 2010).
Berbeda dengan plankton, Nekton terdiri dari organisme yang
mempunyai kemampuan untuk bergerak sehingga mereka tidak bergantung
pada arus laut yang kuat atau gerakan air yang disebabkan oleh angin, mereka
dapat bergerak di dalam air menurut kemauannya sendiri bersama dengan
plankton sering dikelompokkan dalam sistem pelagik. Kebanyakan
merupakan hewan-hewan besar, dan di dalamnya termasuk organisme-
organisme terbesar dan tercepat bergerak di samudera. Jika plankton di
dominasi oleh hewan-hewan kelompok invertebrata, nekton terutama
merupakan hewan-hewan vertebrata. Diantaranya ikan merupakan kelompok
terbanyak, baik dalam spesies maupun dalam individu, tetapi wakil dari tiap
kelas vertebrata, kecuali amfibi dijumpai sebagai nekton (Soepriyo, 2011).
Mengetahui beberapa jenis hewan laut yang berada dalam wilayah dan
kedalaman tertentu serta bagaimana pola hidupnya baik itu habitatnya,
klasifikasinya, jenisnya, maupun pola perkembang biakannya merupakan hal
yang sangat penting. Hal ini diperlukan selain agar kita memiliki
pengetahuan yang lebih luas tentang kehidupan dilaut, juga dapat memacu
kita agar menjaga ekosistem laut dengan baik karena pada dasarnya semua
yang ada dilaut merupakan sistem yang kompleks dan sulit untuk dipisahkan.
Dengan dasar ingin mengetahui lebih lanjut kehidupan nekton di laut maka
disusunlah makalah ini.

1
II.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian nekton ?
2. Apa saja yang menjadi karakteristik nekton ?
3. Bagaimana komposisi nekton ?
4. Apa klasifikasi nekton ?
5. Apa peranan nekton di laut ?
6. Bagaimana interaksi nekton dengan lingkungannya ?

II.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian dan karakteristik nekton.
2. Mengetahui komposisi nekton.
3. Mengetahui klasifikasi nekton.
4. Mengetahui peranan nekton di lautan.
5. Mengetahui interaksi nekton dengan lingkungannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Nekton


Berbeda dengan plankton, Nekton terdiri dari organisme yang mempunyai
kemampuan untuk bergerak sehingga mereka tidak bergantung pada arus laut
yang kuat atau gerekan air yang disebabkan oleh angin, mereka dapat bergerak
dalam air menurut kemauannya sendiri bersama dengan plankton sering
dikelompokkan dalam sistem pelagik. Kebanyakan merupakan hewan-hewan
besar, dan didalamnya termasuk organisme-organisme terbesar dan tercepat
bergerak disamudra. Jika plankton didominasi oleh hewan-hewan vertebrata. Di
antaranya ikan merupakan kelompok terbanyak, baik dalam spesies maupun
dalam individu, tetapi wakil dari tiap kelas vertebrata, kecuali amphibi di jumpai
sebagai nekton (Magdalena,dkk., 2014).
Kelompok nekton semuanya adalah hewan, dan dalam hidupnya
menduduki system pelagic, pembagiannya meliputi dua terutama yang hidup pada
wilayah epipelagik yaitu holoepipelagik, dan meroepipelagik. Kelompok nekton
yang hidup pada zona dekat dasar disebut spesies demersal, mereka biasanya
menghabiskan waktu didaerah dekat dasar, terutama pada terumbu karang. Semua
ikan adalah predator, beberapa jenis ikan tertentu hidup didaerah yang didalam,
pada kedalam ini sudah tidak dijumpai adanya cahaya, oleh karena itu hewan-
hewan yang hidup di zona ini mempunyai organ dalam tubuhnya yang dapat
mengeluarkan cahaya. Makan juga sangat terbatas sehingga untuk tetap
mempertahankan hidupnya mereka harus mampu untuk memenfaatkan
bermacam-macam makanan atau mangsa yang tersedia (Magdalena,dkk., 2014).
Banyak diantara ikan-ikan yang hidup dilaut dalam mempunyai perut yang
dapat menggelembung dan rahang yang berukuran melebihi tubuhnya, tujuannya
agar dapat memangsa makanan atau ikan lainnya walaupun mangsa tersebut
ukurannya lebih besar (Magdalena,dkk., 2014).

3
II.2. Komposisi Nekton
Organisme nekton terdiri dari berbagai jenis ikan, yang hidup tersebar dari
epipelagik sampai pada zona dekat dasar laut, dengan demikian kelompok ikan
merupakan yang terbesar jumlahnya seperti ikan hiu, ikan tuna, lemuru, ikan
terbang dll (Nybakken., 1992).
Kelompok kedua terbesar adalah mamalia laut termasuk diantaranya
anjing laut, singa laut, paus, duyung. Kelompok ketiga terbesar adalah reptil,
hampir semua yang mendominasi merupakan penyu, ular laut, penyu laut
menggunakan sebagian waktu untuk menuju pantai dan mendarat didaratan pasir
untuk bertelur, telur-telurnya kemudian disimpan dalam timbunan pasir yang
sebelumnya telah digali, sedangkan buaya yang terdapat di perairan Indo-Pasifik
dan Iguana hanya terdapat di perairan kepulauan Galapagos (Nybakken., 1992).
Secara teknis burung laut tidak dimasukkan dalam grup organisme nekton,
karena mereka hanya terbang diatas samudra dan tidak menembusnya, tetapi
mereka juga mempunyai peranan ekonomi dalam kelompok tersebut, seperti
Cormorant dan burung laut lainnya, menyelam dan mencari makan sampai
menghabiskan banyak waktunya sebagai perenang. Grup Molluska terdapat dua
jenis yang bersifat nekton adalah gurita Octopus dan golongan cumi-cumi
(Magdalena,dkk., 2014).

II.3. Klasifikasi Nekton


Nekton sebagai mahkluk makroskopik di perairan, baik di air tawar
maupun air laut, jenis-jenisnya dapat diklasifikasikan untuk mempermudah
pengenalannya. Untuk nekton laut, secara umum dapat digolongkan menjadi tiga
kelas yaitu (Darmadi., 2013) :
1. Kelas Vertebrata, merupakan nekton bertulang belakang, jumlahnya besar,
nekton-nekton tersebut mempunyai tulang keras dan tulang rawan. Yang
termasuk ke dalam kelas ini yaitu, ikan, reptil, aves, dan mamalia laut.
2. Kelas Moluska, merupakan nekton lunak seperti gurita, cumi-cumi dan
kerang.
3. Kelas Crustacea, adalah nekton yang mempunyai cangkang atau kulitnya
keras, contohnya lobster dan kepiting.

4
Nekton seperti ikan yang berkelompok dapat diklasifikasikan dalam dua
golongan yaitu sebagai berikut (Darmadi., 2013) :
1. Golongan Holoepipelagik
Holoepipelagik adalah golongan ikan yang menghabiskan seluruh
waktunya di daerah epipelagik. Kelompok ikan ini mencakup ikan-ikan hiu
tertentu, kebanyakan ikan terbang, tuna, ikan lemuru, ikan dayung, dan lain-lain.
2. Golongan Meroepilagik
Meroepipelagik adalah golongan ikan yang menghabiskan sebagian waktu
hidupnya di daerah epipelagik. Meropelagik dapat dibagi lagi berdasarkan pola
hidup masing-masing organisme, diantaranya :
a. Kelompok Organisme yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di
daerah epipelagik, kelompok ini beragam dan mencakup ikan yang
menghabiskan masa dewasanya di epipelagik tetapi memijah di daerah
pantai. Contohnya : haring, geger lintang jinak, dolpin, kacang-kacang.
b. Kelompok Organisme yang hanya memasuki daerah epipelagik pada
waktu-waktu tertentu, seperti ikan perairan-dalam semacam ikan lentera
yang bermigrasi ke permukaan pada malam hari untuk mencari makan.
c. Kelompok Organisme yang menghabiskan awal daur hidupnya di
epipelagik, tetapi masa dewasanya di daerah lain. Contohnya : juvenile.

Gambar 1. Contoh Organisme Nekton

Sumber : http:// darmadi's_nekton.blogspot.com

5
II.4. Peranan Nekton Dilaut
Organisme nekton dilaut menduduki posisi dalam rantai makanan yang
cukup penting, dengan jumlah individu dan komposisi jenis yang sangat banyak
menyebabkan nekton berperanan penting dalam ekonomi dan ekologi samudra.
Sebagai jembatan penghubung antara kelompok herbivora dan kelompok tropik
selanjutnya, nekton berada pada posisi yang strategis dalam rantai makanan
(Nybakken., 1992).
Sifat khas rantai makanan mempunyai pengaruh yang penting dalam
menentukan jumlah produksi ikan di beberapa wilayah. Sebagai contoh secara
ekonomis produksi ikan dibeberapa wilayah dimana terjadi proses upwelling
menunjukkan hasil yang melimpah jika dibandingkan dengan bagian lautan yang
lain. Hal ini disebabkan karena hasil produksi primer yang tinggi oleh banyaknya
fitoplankton, didaerah upwelling ini terjadi perpindahan bahan yang cepat dari
satu level tropik ke level tropik berikutnya (Magdalena,dkk., 2014).
Pada wilayah dimana terjadi upwelling, komposisi kelompok tropik dalam
rantai makanan umumnya sedikit sehingga jarak antara fitoplankton dengan ikan
hanya dua atau tiga tropik level, sehingga makin pendek rantai makanan akan
menghasilkan produksi ikan yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena mereka
dapat menghindari kehilangan bahan-bahan organik yang seharusnya dapat
digunakan untuk kelompok tropik yang ada, akibatnya makin besar jumlah bahan
yang dihasilkan dari produksi fitoplankton menjadi terikat dalam tubuh kelompok
tropik selanjutnya yakni ikan (Magdalena,dkk., 2014).

II.5. Interaksi Nekton Dengan Lingkungannya


Nekton dengan segala kemampuan bergerak yang dimiliki, tetap masih
terpengaruh oleh lingkungan perairan jika tidak ada mekanisme handal untuk
mengantisipasi keadaan tersebut, bila faktor fisik, kimia, dan biologi saling
berinteraksi tentu bisa mempengaruhi kehidupan hewan nekton, dengan kata lain
bahwa hewan nekton harus mempunyai kemampuan untuk mengendalikan faktor-
faktor lingkungannya, seperti faktor fisik: cahaya yang berinteraksi dengan aspek
kimia : kadar garam (Magdalena,dkk., 2014).

6
Cahaya yang jatuh ke permukaan perairan sebagian dipantulkan dan
sebagian lagi diteruskan, cahaya yang diteruskan terdiri dari dua yaitu diabsorbsi
(diserap) dan didispersikan (disebarkan), yang didispersikan kemudian disebut
kecerahan air, hal ini terkait dengan ketersediaan cukup cahaya untuk kegiatan
fotosintesis fitoplankton, sementara cahaya yang diserap akan menyebabkan
meningkatnya suhu air. Adanya perbedaan suhu antara lapisan air yang satu
dengan lapisan air lainnya bisa menimbulkan upwelling, selain itu meningkatnya
suhu (faktor fisik) air menyebabkan proses penguapan meningkat yang akhirnya
meningkatkan pula salinitas (faktor kimia), tetapi justru viskositas dan berat jenis
(aspek fisik) menurun, implikasi lingkungannya yaitu berdampak pada
kemampuan mengapung organisme khususnya nekton (Magdalena,dkk., 2014).
Untuk tetap eksis, nekton memiliki kemampuan untuk mengatasi pengaruh
itu, yakni dengan sistem penggantian senyawa berat kesenyawa ringan,
menambah bagian tubuh seperti sirip, duri, dll untuk tetap mengapung, selain itu
ada pula yang memiliki gelembung renang yang berisi udara sehingga
menyebabkan nekton dapat mengapung dengan baik (Nybakken., 1992).
Mamalia laut umunya telah memiliki sistem repon terhadap lingkungan,
mengatasi masalah respirasi, mereka akan muncul dalam periode tertentu
kepermukaan air untuk menghisap oksigen, selain itu respon lainnya yaitu
mengatasi kehilangan suhu yang drastis juga dapat diatasi dengan adanya formasi
sistem peredaran darah dimana pembuluh arteri dikelilingi oleh pembuluh vena
(Nybakken., 1992).
Dari segi faktor biologi seperti adanya predator atau pemangsa dari
kelompok nekton berukuran besar, nekton laut telah memiliki kemampuan untuk
itu yakni dengan kecepatan renang yang ditingkatkan, seperti pada ikan tumna,
ikan hiu yang terkenal sebagai perenang cepat, selain itu dapat memiliki bentuk
tubuh yang unik sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bayangan bila
berada di atas pemangsanya (Nybakken., 1992).
Dengan gerakan cepat cumi-cumi (loligo) dapat menyerang predatornya
dengan semprotan tinta, sehingga predator kelabakan dan tidak dapat melihat
mangsanya, kesempatan inilah digunakan oleh cumi untuk berlindung atau berlalu
meninggalkan pemangsanya, selain itu hewan ini juga mengatasi keadaan atanpa
7
cahaya dilaut dengan formasi serta sedemikian rupa sehingga satu mata dapat
menyerap cahaya lalu mata yang lain diarahkan untuk melihat dikegelapan
(Magdalena,dkk., 2014).
Pergerakan nekton yang paling spektakuler adalah migrasi horizontal yang
dilakukan secara besar-besaran, dari satu trempat ke tempat lain yang jauh,
bahkan antar samudra. Aktivitas migrasi ini mereka lakukan untuk tiga alasan
(Magdalena,dkk., 2014) yaitu sebagai berikut :
1. Nekton membutuhkan makan yang memadai untuk kelanjutan
hidupnya, sihingga bila di tempat asalnya tidak atau kjurang terdapat
makanan, maka mereka melakukan migrasi.
2. Tempat perlindungan dengan kata lain nekton butuh keamanan untuk
kehidupannya, keamanan ini diartikan jauh atau terhindar dari
predator.
3. Perkembang biakan, nekton adalah morganisme yang secara naluriah
membutuhkan keturunan untuk mempertahankan spesies.
Untuk tetap dapat eksis di perairan maka organisme nekton harus
melakukan adaptasi terhadap lingkungannya. Adapun bentuk-bentuk adaptasi
pada nekton adalah sebagai berikut :
A. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup
yang memperlihatkan perubahan bentuk dan struktur tubuh. Ciri adaptasi hewan
air yaitu (Darmadi., 2013) :
1. Tubuhnya berbentuk torpedo (stream line).
Contohnya pada ikan tuna dan ikan hiu :

Gambar. 2 Ikan Tuna – very streamline


Sumber : http:// darmadi's_nekton.blogspot.com

8
Gambar 3. Bentuk Ttubuh Streamline Pada Ikan Hiu
Sumber : http:// darmadi's_nekton.blogspot.com

2. Permukaan tubuh licin karena berlendir.


3. Memiliki anggota gerak tubuh berupa sirip.

B. Adaptasi Fisiologi
Merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungan
sekitarnya yang memperlihatkan perubahan sistem metabolisme dalam tubuhnya.
Adapun ciri adaptasi fisiologi ikan yaitu sebagai berikut :
Ciri adaptasi Ikan air laut Ikan air tawar
Pengeluaran urine Sedikit Banyak
Urine yang diekskresikan Pekat Encer
Minum air Banyak Sedikit
Tekanan osmosis sel tubuh Lebih rendah dari pada air Lebih tinggi dari pada air
ikan laut tawar
Dinding sel tubuh Lebih tebal Laebih tipis

C. Adaptasi Tingkah Laku


Merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup terhadap
lingkungannya dengan cara memperlihatkan tingkah laku. Ciri adaptasi hewan air
sebagai berikut :
1. Munculnya ikan Paus ke permukaan air untuk menghirup Oksigen setiap
30 menit sekali.
2. Pengeluaran tinta pada Cumi-cumi untuk penyelamatan diri.

9
Gambar 4. Cumi – Cumi Dapat Mengeluarkan Tinta Untuk Pertahanan Diri
Sumber : http:// darmadi's_nekton.blogspot.com

3. Migrasi pada ikan Salmon untuk melakukan reproduksi (bertelur) di


daerah air tawar.

Gambar 5. Migrasi Ikan Salmon Ke Sungai Untuk Bereproduksi


Sumber : http:// darmadi's_nekton.blogspot.com

10
BAB III

PENUTUP

III.1.  Kesimpulan

Nekton adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air, baik
di perairan tawar maupun laut. Kata nekton diberikan oleh Ernst Haeckel tahun
1890 yang berasal dari kata Yunani yaitu greek yang artinya berenang. yang
meliputi (biofluidynamics, biomechanics, functional morphology of fluid
locomotion, locomotor physiology). Ilmunya disebut Nektology. Orangnya
disebut Nektologist. Secara umum karakteristik dari nekton yaitu :
1. Organisme yang dapat bergerak atau berenang dengan aktif.
2. Organisme konsumer di daerah pelagik, aktif berenang umumnya
invertebrata.
3. Memiliki masa hidup lebih panjang daripada plankton (invertebrata : 1
tahun, ikan : 5 – 10 tahun).
4. Migrasi biasanya berkaitan dengan siklus reproduksi, ikan tuna migrasi
dari feedingground ke breeding ground (ribuan kilometer).
Nekton (hewan) laut sebagian besar terdiri dari tiga kelas yaitu vertebrata,
moluska, dan crustacea. Untuk tetap dapat eksis di perairan maka organisme
nekton harus melakukan adaptasi terhadap lingkungannya, berupa adaptasi
morfologi, fisiologi, maupun tingkah laku.

III.2. Saran

Sebagai mahasiswa tentunya memiliki banyak inovasi, sehingga dengan

mempelajari organisme yang tergolong ke dalam individu nekton kita dapat

memberikan inovasi-inovasi yang baru berkaitan dengan individu nekton.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M. 2010. Nekton. http://www.wikipedia.org . Diakses pada hari Senin


tanggal 07 September 2015 pukul 20:00 WITA. Makassar.
Darmadi. 2013. Nekton. http:// darmadi's_nekton.blogspot.com Diakses pada
hari Senin tanggal 07 September 2015 pukul 20:00 WITA. Makassar.
Magdalena, L, Amiruddin, St. Fauziah., dan Budi, R. 2014. Bahan Ajar
Oseanologi Pendahuluan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Nybakken, James W. 1992. Biologi Laut. Gramedia. Jakarta.
Soepriyo, D. 2011. Pengertian Nekton. http:// www.scribd.com . Diakses pada
hari Senin 07 September 2015 pukul 20:00 WITA. Makassar.
Sudirman., dan Achmar M., 2002. Teknik Penangkapan Ikan. Rineka Cipta.
Jakarta.

12
MAKALAH BIOLOGI LAUT
Dosen: Magdalena Litaay, Ph.D
NEKTON

Disusun oleh:
KELOMPOK 2

NURUL FAJRIAH (H41113006)


ASNUR ADE PUTRI (H41113013)
IRFANDI (H41113023)
BETSI YUNIOR P. (H41113025)
MARDATILLAH (H41113 )

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

13
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan


makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan makalah dengan judul Nekton.
Makalah ini disusun dengan tujuan agar pembaca dan penulis dapat
memperluas pemahaman tentang organisme yang termasuk nekton. Uraian dan
ulasan yang tersajikan berdasarkan hasil kutipan dari penyusun dan juga dari
berbagai sumber yang ada dari media cetak dan media elektronik mengingat data-
data tersebut yang menjadi pokok bahasan agar tersusunnya sebuah makalah.
Penyusun makalah ini juga tidak akan pernah selesai tanpa bantuan kerja
sama kelompok yang terus bertukar informasi, ide, pemikiran dan wacana,
sehingga kami memahami betul betapa pentingnya bersinergi. Semoga materi
yang kami tuangkan dalam makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.

Makassar, September 2015

Kelompok II

14
DAFTAR ISI

SAMPUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
I.1. Latar Belakang........................................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
I.3. Tujuan Penulisan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
II.1. Pengertian Nekton..................................................................................... 3
II.2. Komposisi Nekton..................................................................................... 4
II.3. Klasifikasi Nekton..................................................................................... 4
II.4. Peranan Nekton Di LAut........................................................................... 6
II.5. Interaksi Nekton Dengan Lingkungannya................................................ 6
BAB III PENUTUP......................................................................................... 11
III.1. Kesimpulan.............................................................................................. 11
III.2. Saran........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12

15
Pembagian tugas
1. Pengertian Dan Karakteristik Nekton (Nurul fajriah)
2. Komposisi Nekton (Betsi yunior)
3. Klasifikasi Nekton (Irfandi)
4. Peranan Nekton Di Lautan (Asnur ade putri)
5. Interaksi Nekton Dengan Lingkungannya (Mardatillah)

16

Anda mungkin juga menyukai