Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH BIOLOGI LAUT

ADAPTASI NEKTON BAHARI

Di susun oleh Kelompok II


1. Ahmad Fauzan
2. Ramidzi Hasbhi Hosnaini

PRODI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di laut terdapat makhluk-makhluk mulai dari yang berupa jasad-jasad hidup bersel satu ,
yang sangat kecil sampai yang berupa jasad-jasad hidup yang berukuran sangat besar seperti ikan
paus yang panjangnya lebih dari sepuluh meter. Meskipun dilaut terdapat kehidupan yang
beraneka ragam, tetapi lazimnya biota laut hanya dikelompokkan kedalam tiga kategori utama,
yakni plankton, nekton dan bentos. Pengelompokkan ini tidak ada kaitannya dengan jenis
menurut klasifikasi ilmiah, ukuran atau apakah mereka temasuk tumbuh-tumbuhan atau hewan,
tetapi hanya didasarkan kepada kebiasaan hidup mereka secara umum, seperti gerak berjalan,
pola hidup dan sebaran menurut ekologi.
Nekton merupakan salah satu kedalam ketiga kelompok tersebut. Nekton merupakan
organisme

yang

hidupnya

bergerak

sendiri

kesana-kemari.

Kelompok

hewan

yang

termasuk nekton sangat beragam adanya. Adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya berbeda
dengan jenis organism yang lainnya. Jumlah dan keanekaragaman jenis biota yang hidup dilaut
sangat menakjubkan.meski banyak yang telah diketahui tapi masih banyak pula ilmuwan
menemukan jenis jenis baru dalam laut. Terutama di pulau pulau kecil yang belum terjamah
oleh manusia. Dilaut terdapat makhluk dari yang berupa jasad renik sampai yang berukuran
sangat besar.
Kita disini perlu juga mengetahui beberapa jenis hewan laut yang berada dalam wilayah
dan kedalaman tertentu serta bagaimana pola hidupnya baik itu habitatnya, klasifikasinya,
jenisnya, maupun pola perkembang biakannya. Hal ini diperlukan selain agar kita memiliki
pengetahuan yang lebih luas tentang kehidupan dilaut, juga dapat memacu kita agar menjaga
ekosistem laut dengan baik karena pada dasarnya semua yang ada dilaut merupakan system yang
kompleks dan sulit untuk dipisahkan. Jadi ketika salah satu komponen ekosistem rusak atau
hilang maka siklus dalam ekosistem akan terputus dan berantakan. Jadi cintailah laut dengan
cara yang baik agar pemanfaatan laut baik komponen didalamnya dapat lebih optimal . Dengan
dasar ingin mengetahui lebih lanjut kehidupan nekton di laut maka makalah ini disusun.
1.2 Pokok Permasalahan
Dengan mengacu pada latar belakang yang ada, maka masalah yang dapat dirumuskan
dalam penulisan ini adalah ;
Bagaimanakah cara nekton beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Nekton
Nekton adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air, baik di perairan tawar
maupun laut. Kata nekton" diberikan oleh Ernst Haeckel tahun 1890 yang berasal dari kata
Yunani (Greek) yang artinya berenang. yang meliputi (biofluidynamics, biomechanics, functional
morphology of fluid locomotion, locomotor physiology). Ilmunya disebut Nektology. Orangnya
disebut Nektologist.
Hewan-hewan perenang di laut sudah lama menjadi perhatian manusia karena nilai
ekonominya yang besar dan menjadi sumber makanan. Kelompok ini kurang beraneka-ragam
dibandingkan dengan dua kelompok lain, yakni plankton dan bentos. Nekton adalah hewanhewan laut yang dapat bergerak sendiri ke sana ke mari seperti ikan bertulang rawan,
ikan bertulang keras, penyu, ular, dan hewan menyusui laut yang kesemuannya termasuk
Vertebrata. Sotong dan cumi-cumi yang termasuk Mollusca juga termasuk nekton. Tidak ada
tumbuh-tumbuhan yang mampu berenang, jadi tidak ada tumnuh-tumbuhan yang tergolong
nekton.
Berbeda dengan plankton nekton terdiri dari organisme yang mempunyai kemampuan
untuk bergerak sehingga mereka tidak bergantung pada arus laut yang kuat atau gerakan air
yang disebabkan oleh angin. Mereka dapat bergerak di dalam air menurut kemauannya
sendiri. Salah satu karateristik nekton adalah kemampuan bergerak dengan cepat (capability of
fast motion). Nekton mempunyai panjang dari beberapa centimeters sampai 30 meter. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Nekton adalah hewan-hewan laut yang dapat bergerak sendiri ke sana ke
mari seperti ikan-ikan laut, reptil laut, mamalia laut, cumi-cumi dan lain-lain.
Makanan nekton umumnya berupa plankton. Nekton merupakan organisme laut yang
sangat bermanfaat bagi manusia terutama untuk perbaikan gizi dan peningkatan ekonomi.
Tumpukan bangkai nekton merupakan bahan dasar bagi terbentuknya mineral laut seperti gas dan
minyak bumi setelah mengalami proses panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan jutaan tahun.
2.2

Sifat Nekton

Organisme yang dapat bergerak atau berenang dengan keinginan sendiri.

Organisme konsumer di daerah pelagik, aktif berenang umumnya invertebrata.


Memiliki masa hidup lebih panjang daripada plankton (invertebrata : 1 tahun, ikan : 5

10 tahun).
Migrasi biasanya berkaitan dengan siklus reproduksi, ikan tuna migrasi dar
feedingground ke breeding ground (ribuan kilometer)

2.3

Komposisi Nekton
Nekton bahari terdiri dari berbagai ikan bertulang belakang seperti cucut dan pari serta

sejumlah kecil mamalia seperti reptil dan burung laut. Invertebrata yang dapat digolongkan
nekton hanyalah jenis moluska sepalopoda. Beberapa kelompok ikan yang berbeda dijumpai
dalam golongan nekton. Pertama, ikan yang menghabiskan seluruh waktunya di daerah
epipelagik. Ikan ini disebut holopipelagik mencangkup ikan-ikan hiu tertentu (cucut martil, hiu
mackerel, cucut biru), kebanyakan ikan terbang, tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru, ikan
dayung, dan lain-lain. Ikan ini biasanya menghabiskan telur yang mengapung dan larva
epipelagik. Jumlahnya sangat berlimpah di permukaan perairan tropik dan subtropik.
Kelompok kedua ikan bahari dinamakan meroepipelagik. Ikan ini hanya menghabiskan
sebagian dari hidupnya di daerah epipelagik. Kelompok ini lebih beragam dan mencakup ikan
menghabiskan masa dewasanya di epipelagik tetapi mememijah di perairan pantai (Haring,
geger lintang jinak, dolphin, kacang-kacang) atau diperairan tawar (salem). Ada juga jenis lain
yang memasuki daerah epipelagik hanya pada waktu-waktu tertentu. Seperti ikan-ikan perairandalam semacam ikan lentera yang bermigrasi ke permukaan pada malam hari untuk mencari
makan. Kebanyakan ikan menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik , tetapi masa
dewasanya di daerah lain. Bentuk juvenil memegang peranan tetap dalam fauna epipelagik,
tetapi disebut meroplankton, karena kemampuannya geraknya terbatas. Kelompok terbesar kedua
dari nekton bahari adalah mamalia laut.
Mamalia laut nekton mencangkup ikan paus (ordo Cetacea), anjing laut dan singa laut
(ordo Pinnipeda). Terdapat juga mamalia bahari lain, seperti manatee dan duyung (ordo Sirenia),
serta berang-berang (ordocarnivora). Tetapi hewan-hewan ini tidak pelagik karena mereka
menghuni perairan pantai sepanjang waktu. Mereka juga tidak akan dibahas dalam bab ini.
Reptil nekton hampir semuanya merupakan penyu dan ular laut. Iguana bahari terdapat di
kepulauan Galapagos, dan buaya air asin mendiami banyak daerah Kepulauan IndoPasifik.Tetapi hewan-hewan ini juga merupakan hewan litoral yang hanya sekali-kali pergi
menjauhi daratan.
Reptil bahari jauh lebih umum dan beragam dibandingkan sekarang. Pada waktu
itu, plesiosaurus besar, iktiosaurus, dan mosasaurus menjelajahi lautan-lautan hangat.
Secara teknik, kebanyakan burung-burung laut tidaklah nektonik, karena mereka terbang di
atas laut lepas dan bukan menembusnya. Tetapi mereka juga termasuk dalam ekonomi perairan
ini dapat di bahas di sini. Mungkin satu-satunya kelompok burung yang benar-benar nektonik
adalah penguin yang tidak dapat terbang dan terdapat di bagian bumi selatan. Tetapi cormorant
dan burung laut yang lain, menyelam untuk mencari makan dan menghabiskan banyak waktunya
sebagai perenang.

2.4

Klasifikasi Nekton

Nekton (hewan) laut sebagian besar terdiri dari tiga kelas :


1. Vertebrata, bentuk kontribusi terbesar, hewan-hewan ini juga didukung oleh tulang atau
tulang rawan.
2. Moluska, merupakan hewan seperti cumi-cumi dan kerang.
3. Crustacea, adalah hewan seperti lobster dan kepiting.
Berdasarkan kelompok ikan yang berbeda dijumpai dalam kelompok nekton :
1. Holoepipelagik
Holoepipelagik merupakan kelompok ikan yang menghabiskan seluruh waktunya di
daerah epipelagik. Kelompok ikan ini mencakup ikan-ikan hiu tertentu ( cucut,martil, hiu
mackerel, cucut biru), kebanyakan ikan terbang, tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru, ikan
dayung, dan lain-lain.
2. Meroepilagik
Meroepipelagik merupakan kelompok ikan yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya
di daerah epipelagik. Meropelagik dapat dibagi lagi berdasarkan pola hidup masingmasing organisme, diantaranya :
a. Organisme yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah epipelagik,
kelopok ini beragam dan mencakup ikan yang menghabiskan masa dewasanya di
epipelagik tetapi memijah di daerah pantai. Contohnya : haring, geger lintang
jinak, dolpin, kacang-kacang.
b. Organisme yang hanya memasuki daerah epipelagik pada waktu-waktu tertentu,
seperti ikan perairan-dalam semacam ikan lentera yang bermigrasi ke permukaan
pada malam hari untuk mencari makan.
c.

Organisme yang menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik, tetapi masa


dewasanya di daerah lain. Contohnya : juvenile.

Organism yang menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik(juvenile)


2.5

Kondisi Lingkungan
Faktor lingkungan pada zona epipelagik yang dihuni oleh nekton tentu saja sama dengan

yang dibahas untuk plankton dan mencakup cahaya, suhu, kepadatan, dan arus. Namun
kepentingan relatif dari faktor-faktor yang berbeda dalam memilih adaptasi dan strategi hidup
nekton dapat berbeda. Penting diperhatikan bahwa tanggapan lingkungan ini sangat berbeda
untuk ikan atau mamalia besar dan perenang cepat dibandingkan dengan kopepoda kecil.
Beberapa kondisi lingkungan perlu diperhatikan karena memberikan perbedaan yang jelas
bagi nekton dan dimana adaptasi terjadi.
Pertama, laut merupakan daerah tiga dimensiyang sangat besar.
Kedua, tidak ada substrat padat di mana pun, sehingga hewan-hewan ini selalu
melayang dalam medium yang transparan tanpa perlindungan terhadap predator
yang potensial. Oleh sebab itu, tidak ada tempat perlindungan bagi hewan yang
berpindah dari satu tempat ke tempat lain secara horizontal.
Terakhir, kurangnya substrat, yang berarti tidak adanya pendukung yang kuat bagi
hewan kebanyakan mempunyai daging yang lebih padat dari pada air laut di
sekelilingnya.
Kombinasi antara keadaan tiga dimensi dan kurangnya rintangan, memudahkan evolusi
adaptasi

untuk

mobilitas

yang

besar.

Besarnya

mobilitas

dan

kemampuan

untuk

menempuh jarak-jarak jauh pada gilirannya menyebabkan perkembangan sistem saraf dan indria
(sensory) yang akan menangkap dan mengolah informasi yang diperlukan untuk menjelajahi
daerah, mencari dan menangkap makanan, serta untuk menghindari predator.
Kurangnya

perlindungan

serta

besarnya

ukuran

kebanyakan

nekton,

juga

menyebabkan perkembangan kecepatan renang yang tinggi untuk menghindari predator dan
sekaligus untuk mencari makan. Kamuflase juga merupakan usaha yang lain. Keadaan

tersuspensi tubuh hewan nektonik yang kerapatan tubuhnya lebih besar dari pada kerapatan air
laut secara terus-menerus menyebabkan perkembangan progresif berbagai adaptasi agar dapat
tetap terapung.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Adaptasi Nekton
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak
aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air
tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi
untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan
pencernaan.
Masing-masing individu mempunyai cara yang berbeda dalam penyesuaian diri dengan
lingkungannya, ada yang mengalami perubahan bentuk tubuh (adapatasi Morfologi), ada yang
mengalami perubahan proses metabolisme tubuh (adaptasi Fisiologi) dan ada juga yang
mengalami perubahan sikap dan tingkah laku (adaptasi tingkah laku).
Dalam kehidupan nekton di laut sendiri mempunyai macam macam karakteristik serta
tingkah laku yang berbeda beda tentunya karena nekton sendiri menyangkut seluruh jenis ikan
jadi dalam makalah ini kami akan menjelaskan sedikit tentang beberapa adaptasi nekton dilaut,
adaptasi secara umum dapat kita artikan sebagai proses penyesuaian diri terhadap lingkungannya
dalam hal ini kita mempunyai batasan yaitu lingkungan laut terhadap nekton.
Berbagai macam adaptasi nekton di laut tentunya setiap spesies akan berbeda tergantung
spesies serta factor lingkungannya, Berikut merupakan macam Macam adaptasi secara umum:
1. Adaptasi MORFOLOGI
Adaptasi Morfologi merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup yang memperlihatkan
perubahan bentuk dan struktur tubuh.
a. Ciri adaptasi hewan air :
1) Tubuhnya berbentuk torpedo (stream line).
2) Permukaan tubuh licin karena berlendir.
3) Anggota gerak tubuh berupa sirip.
Contohnya pada ikan tuna :

Tuna very streamline

bentuk tubuh streamline pada ikan hiu


2. Adaptasi FISIOLOGI
Merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungan sekitarnya yang
memperlihatkan perubahan sistem metabolisme dalam tubuhnya.
Ciri adaptasi hewan air :
Ikan air laut dan ikan air tawar ,
Ikan air laut
Ciri adaptasi
Ikan air tawar
Sedikit
Pengeluaran urine
Banyak
Pekat
Urine yang
Encer
Banyak
Lebih rendah

diekskresikan
Minum air
Sedikit
Tekanan osmosis Lebih tinggi dari

dari pada air

sel tubuh ikan

pada air tawar

laut
Lebih tebal

Dinding sel tubuh

Laebih tipis

3. Adaptasi Tingkah Laku


Merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya dengan cara
memperlihatkan tingkah laku.
Ciri adaptasi hewan air :
1. Pengeluaran tinta pada Cumi-cumi untuk penyelamatan diri.
2. Munculnya ikan Paus ke permukaan air untuk menghirup Oksigen setiap 30 menit sekali.

Cumi cumi dapat mengeluarkan tinta untuk pertahanan diri

Migrasi pada ikan Salmon untuk melakukan reproduksi (bertelur) di daerah air tawar.

Migrasi ikan salmonke sungai untuk bereproduksi


Berikut merupakan factor factor yang menentukan adaptasi hewan air :
a) Salinitas/kadar garam perairan

Masing-masing perairan memiliki salinitas yang berbeda,seperti di air tawar


salinitasnya adalah 0,06% sedangkan air laut salinitasnya 3,5 %.

Salinitas akan mempengaruhi perbedaan tebal-tipisnya lapisan kulit, tingkah laku,


susunan atau fungsi organ tubuh organisme perairan.

b) Kedalaman air

Semakin dalam suatu perairan maka semakin besar/tinggi pula tekanan yang terjadi.

Mempengaruhi intensitas cahaya yang diperoleh individu.Semakin dalam maka


semakin sedikit cahaya yang diperoleh. Contohnya :
- Ikan Pari dengan tubuh pipih dan lebar.
- Ikan Cucut dengan tubuh langsing.
- Gurat sisi/linea lateralis pada tubu ikan.
- Gelembung udara pada tubuh ikan untuk dapat turun dan naik pada perairan.

c) Intensitas cahaya

Semakin keruh dan dalam suatu perairan maka intensitas cahaya yang masuk semakin
sedikit/rendah.

Mempengaruhi suhu air dan derajat fotosintesis. Dibagi menjadi 3 daerah yaitu daerah
fotik, daerah perbatasan (remang-remang), daerah afotik. Semakin kearah daerah

afotik makam intensitas cahaya yang masuk perairan akan semakin berkurang. Hal ini
akan mempengaruhi organisme yang hidup di dalamnya.
d). Kadar Oksigen

Daerah permukaan kadar oksigen lebih banyak dibandingkan dengan daerah di


bawahnya.

Semakin keruh suatu perairan maka kadar oksigen semakin berkurang/rendah.

Ciri-ciri adaptasinya adalah :

Perluasan labirin.

Munculnya ikan ke permukaan

Tubuh ikan ramping dan berlendir.

Tumbuhan Algae banyak memiliki kantung/gelembung udara untuk mengapung.


Ada beberapa adaptasi nekton dalam ekosistem di laut diantaranya yaitu, daya apung

organisme nekton, daya penggerak, hambatan permukaan serta bentuk tubuh, sistem pertahanan
diri yang dimiliki oleh masing masing organisme nekton, reproduksi, dan juga migrasi nekton
tersebut.
1. Daya Apung
Mungkin adaptasi yang paling jelas pada hewan nekton adalah kemampuannya melayang
dan bergerak dengan kecepatan tinggi dalam air. Hal tulah yang diperhatikan karena merupakan
ciri khas hewan nekton. Daya apung merupakan hal yang utama diperlukan untuk hidup di
epipelagik. Ini berlaku juga bagi plankton, seperti yang telah diketahui.
Kebanyakan hewan nekton mempunyai kerapatan yang hampir sama dengan air laut.
Walupun jaringan-jaringan hidup biasanya lebih rapat dari pada air laut, tetapi ternyata hewan
besar ini mempunyai daya apung secara alamiah, karena ada bagian tubuhnya yang mempunyai
kerapatan lebih rendah yang dapat mengimbangi tingginya kerapatan kebanyakan jaringan.
Kebanyakan ikan mempunyai gas atau gelembung renang dalam tubuhnya. Struktur yang
mengisi sekitar 5-10 persen dari volume tubuhnya ini berfungsi mengimbangi daging yang
lebih padat sehingga menyebabkan daya apung menjadi netral. Kebanyakan ikan dapat
mengatur jumlah gas dalam gelembung renangnya dan mengubah tingkat apungnya.
Diketahui dua macam gelembung gas : fisostoma di mana ada saluran terbuka antara
gelembung gas dan esophagus,dan fisoklis tidak terdapat saluran.
Ikan-ikan fisostoma memasukkan dan mengeluarkan gas dari gelembung melalui saluran
dengan cara mengisap udara dari permukaan. Tetapi pengisian gelembung gas biasanya melalui
kelenjar gas dan sistem rete mirabile adalah sekumpulan pembuluh-pembuluh darah kecil yang
bercabang dari pembuluh darah besar. Ikan-ikan fisoklis juga mensekresi gas ke dalam

gelembung renang melalui kelenjar gas dan sistem rete mirabile, tetapi untuk membuang gaharus
melalui organ khusus yang dapat mengabsorpsi gas yang dinamakan oval.
Pada ikan perenang cepat (Sarda, Scomber) yang juga bergerak secara vertikal pada badan
air, gelembung gas tidak dapat cukup cepat disesuaikan untuk mengimbangi perubahan
tekanandan mencapai daya apung netral. Bahwa ikan-ikan tercepat cendrung tidak memiliki
gelembung gas dan mencapai daya apung dengan cara lain.
Rongga-rongga berisi gas dalam bentuk paru-paru juga membantu tercapainya daya apung
netral untuk semua hewan nektonik yang bernafas dari udara. Beberapa mamalia air mempunyai
kantung udara tambahan. Dalam kasus ini, mereka dapat mengatur daya apungnya melalui
sejumlah udara yang terkandung di dalam paru-parunya.
Burung juga memiliki kantung udara tambahan. Pada kebanyakan burung laut penyelam
(kecuali penguin), udara yang terperangkap di bawah bulu memberikan daya apung terbesar.
Mamalia bahari, berang-berang, dan anjing laut juga menggunakan udara yang terperangkap
pada lapisan bawah rambutnya yang lebat sebagai daya apung.
Mekanisme lain untuk mencapai daya apung netral adalah dengan mengganti ion kimia
berat dalam cairan tubuh dengan yang lebih ringan. Hal ini kita dapatkan juga pada plankton.
Satu-satunya hewan nektonik yang mengalami hal ini adalah cumi-cumi. Cumi-cumi cendrung
mempunyai rongga tubuh di mana ion natrium yang berat digantikan dengan ammonium yang
lebih ringan. Akibatnya, kerapatan cairan tubuh akan lebih kecil dari pada kerapatan air laut pada
volume yang sama.
Walaupun ini merupakan mekanisme yang banyak terdapat pada plankton,tetapi jarang
terdapat pada nekton, sebab supaya efektif, jumlah cairan dengan kadar ammonium tinggi
haruslah banyak. Rongga yang besar dan berisi air memberikan bentuk bulat-gemuk bagi hewan
dan akan mengurangi rongga mantel, sehingga jelas mengurangi kemampuan bergerak cepat.
Peningkatan daya apung dengan mengurangi jumlah tulang atau bagian yang keras
lainnya bukan merupakan pilihan yang baik bagi hewan ini, karena kerangka yang kuat dan kaku
diperlukan agar sistem otot bekerja dengan efektif sehingga hewan dapat bergerak di dalam air.
Ini merupakan perbedaan yang nyata dengan plankton.
Mekanisme lain untuk meningkatkan daya apung adalah dengan menyimpan lipida
(lemak atau minyak) di dalam tubuh. Kerapatan lipida lebih kecil dari pada kerapatan air laut
sehingga dapat turut mengatur daya apung. Jumlah lipida yang besar banyak terdapat dalam ikan
nektonik, terutama yang tidak mempunyai gelembung renang seperti ikan hiu, mackerel
(Scomber), ikan biru (Pomatomus), dan bonito (Sarda). Agaknya lipida, paling tidak sebagian,
menggantikan fungsi gelembung renang.
Lipida dapat di simpan pada berbagai bagian tubuh seperti otot, organ internal, rongga
tubuh, atau terpusat pada satu organ. Contohnya pada ikan hiu pelagik, lipida terkumpul pada

hati yang ukurannya bertambah besar. Pada banyak spesies ikan hiu, pembentukan lemak dalam
hati merupakan proses dalam perkembangannya. Jadi beberapa ikan hiu muda yang pada
awalnya tidak mempunyai daya apung, lambat laun dalam pertumbuhannya mempunyai daya
apung netral atau positif, sementara lemak menumpuk dihatinya. Pada mamalia bahari, lipida
biasanya terdapat sebagai lapisan lemak tepat di bawah kulitnya. Fungsinya bukan saja untuk
menjaga daya apung, tetapi juga sebagai isolasi untuk mencegah kehilangan panas.
Selain usaha statik dalam mencapai atau menambah daya apung ini, beberapa hewan
nektonik tertentu juga menunjukan mekanisme hidrodinamik untuk menghasilkan daya apung
tambahan selama pergerakan. Mungkin yang paling umum adalah membentuk formasi
untuk mengangkat permukaan bagian anterior yang biasanya dilakukan oleh sirip dada atau
flipper,serta adanya ekor yang heteroserkal. Pada ekor heteroserkal, cuping atas lebih besar dan
berkembang. Pada sistem ini, sirip atau flipper berfungsi sebagai kemudi guling seperti
pada pesawat terbang, dan jika dimiringkan pada sudut positif yang tepat, akan menyebabkan
hewan itu naik di dalam badan air, sementara ekornya melakukan gerakan mendorong. Jika
ekornya eriserkal, gerakannya juga menghasilkan hentakan ke atas. Pada beberapa jenis
pengangkatan,yang dilakukan oleh sirip dan flipper, dibantu oleh seluruh bagian anterior tubuh,
yang juga dapat dicondongkan pada satu sudut untuk memberikan daya angkat.
Perkembangan daya apung dinamik yang paling baik terjadi dalam bentuk daya apung
negatif. Secara umum, ada kecenderungan pada ikan-ikan yang lebih primitif untuk mempunyai
adaptasi hidrodinamik (pergerakan air) untuk melakukan pengangkatan, sedangkan pada jenis
yang lebih maju nampaknya membentuk alat statik atau pasif untuk mendapatkan daya apung
netral. Ini disebabkan karena diperlukan energi yang lebih sedikit untuk mencapai daya apun
netral dari pada harus bergerak terus menerus agar tubuh tetap melayang dalam air. Karena
paru- paru berisi udara, mamalia yang bernafas di udara cendrung mempunyai daya apung netral.
2. Daya Penggerak
Jenis adaptasi kedua pada hewan nektonik adalah yang berhubungan dengan pergerakan
hewan di dalam air. Adaptasi ini dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu: yang diperlukan
untuk menciptakan daya pendorong, dan yang mengurangi hambatan yang dialami oleh tubuh
ketika bergerak dalam air.
Daya yang diperlukan untuk mendorong hewan nektonik melalui air yang rapat, dihasilkan
oleh beberapa bagian dari tubuhnya. Cara yang paling umum untuk menghasilkan pergerakan
maju adalah dengan melakukan gerakan mengombak dari tubuh atau sirip. Sebenarnya
semuaikan nektonik menunjukkan tipe pergerakan ini.
Pada mekanisme mengombak, hewan bergerak maju dengan mengayunkan bagian posterior
tubuh dan sirip dari sisi ke sisi. Cara ini akan melemparkan tubuh ke dalam suatu rangkaian

belokan-belokan pendek berawal dari kepala bergerak turun ke ujung tubuh. Pergerakan dari sisi
ke sisi ini diakibatkan oleh kontraksi otot-otot tubuh yang bergantian dari satu sisi ke sisi yang
lain.
Jika daya yang timbul dari pergerakan dalam air seperti ini kita analisi, akan dijumpai
bahwa komponen bagian depan adalah yang terkuat sehingga hewan bergerak ke arah itu.
Serangkaian yang serupa digunakan oleh paus, tetapi pergerakan fleksural-nya pergerakan dari
atas ke bawah bagian dan bukan dari sisi ke sisi. Hasilnya berupa pergerakan maju yang sama.
Pergerakan dari atas ke bawah bagian depan tubuh merupakan pengganti bagi pergerakan
mengombak yang dilakukan oleh ekor berbentuk pipih yang terletak secara lateral. Semakin
pendek dan bulat tubuh ikan, semakin kecil kelenturan otot-otot posterior tubuh, dan maju
dengan cepat de sepanjang tubuh.
Kecepatan ikan bergantung pada kecepatan dimana gelombang kontraksi otot merambat
sepanjang tubuh, dan juga bergantung pada aspek-aspek lain dari bentuk tubuh . Secara umum,
ikan yang pendek dan bulat lebih cepat dari pada ikan-ikan yang panjang pipih.
Anjing laut dan singa laut tidak mampu berenang secepat paus. Anjing laut bertelinga
(earedseal) berenang dengan menggunakan sirip depannya sebagai dayung, tetapi anjing laut
tidak bertelinga (eraless seals) menggunakan kaki belakang yang berselaput renang, merentang
secara vertikal seperti sirip ekor ganda pada ikan. Namun pada ikan-ikan nektonik tercepat
seperti tuna dan allies, gerakan mengombak benar- benar ditekan. Pada ikan-ikan ini, daya
dorong digerakan hanya oleh sirip caudal lunate. Sirip ini digerakan dengan cepat dari sisi ke sisi
oleh kontraksi otot-otot tubuh yang kuat secara bergantian melalui tendon; tendon ini berjalan
seperti katrol melalui tulang-tulang dari caudal peduncle pipih untuk menyusup di dasar sirip
ekor.
Jenis

lain

tenaga

pendorong/penggerak

adalah

dengan

melakukan

pergerakan

mengombak pada sirip. Pada model pergerakan seperti ini, tubuh tetap diam dan sirip
melakukan pergerakan maju. Bentuk pergerakan ini lebih lambat dari pada yang terdahulu.
Contoh tipe ini dijumpai pada ikan pari seperti pari Manta (Manta hamiltoni), cumu-cumi
tertentu (Todapordes), dan ikan matahari bahari (mola-mola).
Namuan pada kebanyakan ikan, sirip lateral digunakan untuk bergerak atau mengangkat,
seperti pada ikan hiu dengan ekor hetero seksual. Kecuali setasea dan ular laut, bentuk umum
tenaga pendorong pada vertebrata bahari yang bernafas di udara adalah melalui pergerakan
mendayung , baik yang dilakukan oleh tungkai depan, belakang, atau keduanya. Tungkai penyu,
anjing laut, dan sing laut, serta penguin semua termodifikasi menjadi anggota yang pipih
berbentuk seperti dayung, yang digunakan oleh hewan untuk bergerak dalam air seperti kalau
kita menggunakan dayung bergantung pada frekuensi dayung.

Pada organisme yang hanya dapat melakukan beberapa dayungan, seperti penyu
kecepatannya lambat. Pada organisme lain, seperti pinguin yang dapat mencapai 200 dayungan
per menit. laju pergerakan dapat sangat cepat (10m/detik untuk 200 dayungan/menit).
Jenis tenaga pendorong yang terakhir adalah daya dorong pancar dengan menggunakan
air. Bentuk dorongan ini dikuasai oleh cumi-cumi bahari. Mereka mampu menghasilkan gerakan
yang sangat cepat.
3. Hambatan Permukaan dan Bentuk Tubuh
Karena air merupakan medium yang sangat rapat, maka sukar untuk bergerak di dalamnya,
apalagi dengan kecepatan tinggi. Untuk menggerakan badan dalam air diperlukan energi yang
lebih banyak dari pada di udara. Tetapi energi dapat lebih dihemat jika benda itu
mempunyai bentuk yang dapat mengurangi hambatan. Permukaan dalam air sampai batas
minimum. Karena hewan nektonik harus bergerak dan karena sumber energi mereka terbatas,
maka diperlukan suatu adaptasi untuk mengurangi hambatan permukaan.
Ada beberapa macam tahanan atau hambatan terhadap pergerakan yang perlu diperlukan
hambatan friksional sebanding dengan dengan luas daerah permukaan yang bersentuhan dengan
air.

Hambatan

friksional

terkecil

dihasilkan

oleh

benda

berbentuk

bola

yang

dibentuk geometriknya mempunyai daerah permukaan minimum untuk suatu volume tertentu.
Jika suatu objek nektonik bergerak dalam air, suatu macam hambatan tehadap pergerakan
merupakan suatu masalah penting. Hambatan ini adalah hambatan bentuk, dimana hambatan
sebanding dengan luas melintang objek yang bersentuhan dengan air. Dalam kasus ini, objek
berbentuk bulat mempunyai daerah melintang yang sangat luas sehingga bentuk ini tidak sesuai
bagi hewan-hewan nektonik. Untuk meminimumkan hambatan bentuk, bentuk harus relatif
panjang dan tipis,seperti silinder atau kawat yang tipis.
Jenis hambatan yang terakhir perlu diperhatikan adalah turbulensi. Turbulensi terjadi ketika
lapisan aliran yang halus dari suatu cairan pada permukaan tubuh terganggu dan terlempar
sebagai pusaran, yang akibatnya menambah hambatan. Hambatan semacam ini berkurang pada
tubuh yang bentuknya seperti tetesan air, agak tumpul di depan dan mengecil sampai titk di
bagian belakang. Bentuk ini juga terbaik untuk meminimumkan hambatan friksional dan juga
hambatan bentuk.
Oleh karena itu hewan nektonik perenang cepat banyak dijumpai mempunyai bentuk tubuh
seperti ini.Selain bentuk tubuh, hewan nektonik mempunyai adaptasi lain untuk mengurangi
hambatan.Adaptasi ini adalah pelurusan permukaan luar tubuh sehingga tidak ada tonjolan yang
dapat menyebabkan turbulensi dan mengurangi hambatan. Spesies yang bergerak cepat seperti
tuna,hamper semua struktur tubuhnya yang biasanya menonjol menjadi tertekan sampai menjadi
pipih atau berlekuk, yang dapat ditinggikan hanya bila dibutuhkan. Jadi pada ikan-ikan perenang

cepat, walupun matanya besar, tetapi tidak menonjol melampaui sisi tubuh. Siri-sirip dada
dan perut masuk ke dalam lekukan kecuali bila dibutuhkan, dan sisik tubuhnya kurang atau tidak
ada.Sama halnya pada mamalia laut, rambut menjadi lebih pendek atau tidak ada, sebab rambut
lebih menghambat dari pada kulit telanjang. Kelenjar susu rata, dan alat genital jantan tidak
menonjol kecuali jika sedang berfungsi.
4. Pertahanan Diri dan Penyamaran
Sejauh ini, adaptasi yang paling menonjol pada hewan nektonik adalah yang berhubungan
dengan kemampuannya bergerak dengan cepat dalam badan air. Adaptasi ini sangat penting
sehingga

diutamakan

dari

adaptasi

lain

yang

berhubungan

dengan

pertahanan

diri

tehadap predator jika adaptasi seperti itu dapat menurunkan kemampuannya untuk bergerak
cepat. Selain itu, kebanyakan hewan nektonik mempunyai badan yang sangat besar sehingga
mempunyai sedikit predator yang potensial. Hewan nektonik terbesar (paus) hampir tidak
mempunyai predator selain manusia dan paus pembunuh. Oleh karena itu, kebutuhan akan
mekanisme pertahanan diri yang rumit juga berkurang.
Dalam pergerakan cepat, dimungkinkan juga mekanisme pertahanan diri tertentu dan
yang paling umum dan banyak terdapat adalah kamuflase (penyamaran). Kita mengetahui bahwa
pada lingkungan yang dibahas disini tidak terdapat tempat untuk bersembunyi dan dapat terlihat
secara tiga dimensi, sehingga mekanisme penyamaran dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu:
tubuh yang transparan, warna yang tidak jelas, dan perubahan bentuk tubuh.
Jika tubuh organisme transparan dan melayang di bagian permukaan air laut yang
transparan, hewan tersebut tidak akan terlihat dalam air. Transparansi seperti ini merupakan
adaptasi pertahanan diri yang umumnya kebanyakan spesies plankton. Tetapi hal ini tidak
dijumpai pada nekton , karena semakin besar dan tebal hewan tersebut, semakin sulit untuk
membut tubuh tetap transparan. Terutama jika terdapat banyak otot untuk pergerakan.
Oleh karena itu, penyamaran secara transparan tidak berlaku untuk nekton. Penyamaran
bentuk tubuh pada nekton mungkin saja dapat dilakukan selama bentuk itu tidak menghambat
pergerakan yang cepat.
Diantara hewan nektonik, yang paling umum adalah membentuk lunas ventral pada tubuh
untuk menghilangkan bayangan yang mencolok pada perut hewan bila dilihat dari bawah. Jika
cahaya masuk ke dalam air, alurnya menembus ke bawah meruncing seperti panah. Pada waktu
yang sama, sebagian cahaya dipantukan atau dibaurkan kesegala arah oleh partikel dalam air.
Cahaya yang dibaurkan ini dapat menyinari benda-benda dalam air pada berbagai jurusan, tetapi
intensitasnya jauh lebih kecil daripada cahaya yang langsung jatuh di permukaan.
Jika seekor hewan melayang di dalam kolam air, paling banyak ia disinari dari atas,
sedangkan cahaya yang dibaurkan menerangi dari sisi dan bawah. Karena intensitas cahaya dari

sisi dan bawah sagat kecil, timbul bayangan di bawah hewan dimana tubuhnya menghalangi
cahaya yang datang dari atas. Sekarang jika tubuh melebar ke arah ventral seperti lunas yang
membentuk ujung ventral yang runcing tidak membulat, maka bayangannya akan terhapus jika
dilihat dari bawah.
Hal ini disebabkan seluruh permukaan tubuh telah terpusat sehingga tidak ada yang hanya
tersinari oleh cahaya baur yang tersebar, tetapi paling tidak oleh beberapa komponen dari cahaya
permukaan yang besar. Tanpa bayangan yang mencolok itu, hewan yang terlihat dari bawah
menjadi benar-benar tidak kelihatan dibawah cahaya yang menyinari dari atas sehingga terhindar
dari predator yang menyelam lebih dalam.
Penghilangan bayangan ini akan lebih baik lagi jika permukaan lunas memantulkan cahaya
dengan menggunakan pigmen dan atau sisik putih. Perwarnaan kriptik juga merupakan
karakteristik kebanyakan hewan nektonik. Pada bagian atas perairan yang terang, warna spektral
yang dominan adalah biru dan hijau. Jika air dilihat dari permukaan atau dari atas permukaan,
akan tampak kehijauan atau kebiruan.
Tidak mengherankan kalau banyak hewan nektonik berwarna biru atau hijau tua pada
bagian permukaan punggungnya sehingga predator potensial akan sulit melihatnya dari atas pada
latar belakang yang umumnya kehijauan atau kebiruan. Pada waktu yang bersamaan, jika dilihat
dari bawah air tampak berwarna putih atau lebih cerah. Organisme berwarna gelap yang
berenang

di

daerah

ini

akan

terlihat

mencolok

dari

bawah,

meskipun

ada

lunas

untuk menghilangkan bayangan.


Tetapi hewan ini akan cenderung tidak tampak bila bagian perutnya berwarna putih atau
perak untuk memaksimumkan pemantulan cahaya atau membaur dengan cahaya yang menembus
ke bawah. Oleh karena itu, kita mendapatkan bahwa banyak hewan nekton mempunyai dua
warna, hijau tua atau biru tua di bagian atas dan putih atau perak di bagian bawah. Pada hewan
vertebrata tertentu yang berenang tepat di permukaan seperti lumba-lumba, pola warnanya lebih
kompleks, dengan garis-garis terang dan gelap yang tidak rata yang menyerupai pola gelombang
perairan permukaan tempat hidupnya.
Beberapa lumba-lumba yang hidup diantara gerombolan ikan tuna, berwarna abu-abu di
bagian atas dan putih di bagian bawah dengan bercak-bercak putih di bagian abu-abu dan bercakbercak hitam di bagian putih. Dengan warna yang demikian, dalam air, diantara gerombolan,
hewan-hewan ini sulit dibedakan bila dilihat dari samping.
Pada sejumlah besar ikan terbang terdapat adaptasi yang berupa sirip-sirip yang besar. Ikanikan ini lolos dari predator dengan cara mendorong dirinya

keluar dari air dan

meluncur menggunakan sirip-sirip yang seperti sayap ini dalam jarak yang jauh.

Selain adaptasi seperti di atas, ada beberapa perkembangan struktur morfologi khusus
untuk

mempertahankan diri terhadap predator. Kebanyakan adaptasi tersebut berupa

perkembangan berbagai duri dan cangkang yang menghambat pergerakan cepat karena
menambah hambatan. Namun, hal ini tidak terlalu berpengaruh karena nekton besar merupakan
predator utama dalam sistem dan tidak ada atau sedikit nekton lain yang memaksanya.
3.2 Adaptasi Khusus pada Mamlia Bahari
Mamalia bahari yang berdarah panas membutuhkan beberapa adaptasi khusus agar dapat
bertahan di perairan bahari. Adaptasi khusus ini terutama berhubungan dengan pengaturan suhu,
penyelaman, dan pengaturan osmotic. Air mempunyai daya hantar panas yang lebih tinggi dari
pada udara, berarti bahwa air lebih cepat menyerap panas dari tubuh yang hangat. Percobaan
yang dilakukan pada manusia, seperti pada perenang, mereka menjadi kedinginan setelah berada
tidak begitu lama dalam air walaupun bersuhu 800F; di udara pada suhu yang sama, mereka
merasa biasa. Karena itu mamalia laut, yang menyesuaikan tingkat suhu tubuh dengan air
sekitarnya, harus mempunyai adaptasi untuk melindungi panas tubuh agar tidak turun.
Satu hal yang dapat memperlambat laju kehilangan panas tubuh adalah dengan mempunyai
tubuh yang besar Seperti yang dapat dilihat pada plankton, perbandingan antara luas permukaan
dengan volume tubuh lebih rendah untuk tubuh yang besar dari pada yang kecil.Semakin besar
tubuh, semakin kecil pula luas permukaan yang berhubungan dengan lingkungan dimana panas
dapat hilang. Semua mamalia bahari nektonik mempunyai ukuran tubuh yang besar, dan dapat
dikatakan tidak ada mamalia bahari yang kecil yang dapat mati kedinginan.
Memang terdapat burung-burung laut kecil (petrel,auket), tetapi hewan-hewan ini tidak
pernah berada sepenuhnya di air. Hanya satu bagian dari tubuhnya yang berhubungan dengan air
setiap saat (kecuali selama menyelam).Adaptasi kedua untuk melindungi atau mengurangi
kehilangan panas adalah lapisan tebal sebagai isolasi berupa gajih atau lemak yang berada tepat
dibawah kulit. Lapisan ini paling tebal terdapat pada paus, dapat mencapai 2 kaki tebalnya.
Pada pingipeda seperti warus dan anjing laut gajah, lemak yang merupakan lapisan kulit
ini dapat mencapai 33% dari berat tubuh. Lapisan lemak merupakan konduktor panas yang lemah
dan melindungi hewan dari kehilangan panas dalam tubuh. Semakin tebal lapisan lemak,
semakin kecil panas yang hilang. Mamalia bahari yang hidup di perairan kutub mempunyai
lapisan yang tebal dari pada spesies yang hidupdi daerah beriklim sedang dan tropis.
Adaptasi yang berakhir adalah system sirkulasi. Bagian tubuh mamalia bahari yang
mempunyai luas permukaan yang bersentuhan dengan air terbesar dan juga kurang akan lapisan
lipida pelindung, adalah sirip dan flipper. Adaptasi apa yang dapat melindunginya dari
kehilangan panas pasif ekstremitas ini? Pada setasea, jawabannya adalah bahwa arteri yang

membawa darah panas kedaerah ekstremitas ini dikelilingi oleh sejumlah fena kecil yang
membawa darah kembali ke jantung mamalia.
Dengan susunan ini, panas darah di arteri dapat diserap oleh darah yang lebih dingin yang
kembali melalui vena sebelum hilang ke air eksternal melalui jarinagntipis di bagian luar
ekstrenitas ini. Ini merupakan system sirkulasi arus balik yang dibuat untuk menyelamatkan
panas.
Karena hampir semua adaptasi dibuat untuk mempertahankan panas tubuh, mamalia bahari
(khususnya

pinipeda),

dalam

keadaan

tertentu

dapat

menjadi

terlalu

panas.

Panas,

dalam beberapa hari akan menyebabkan stress. Untuk mengurangi panas diatasi dengan
menggerakkan flipper-nya di udara sehingga meningkatkan aliran darah keluar ekstremitas dan
menahan aliran balik menuju ke jantung yang melalui vena.
Hasilnya adalah hilangnya sejumlah besar panas dan menyusul terjadi pendinginan. Anjing
laut dan singa laut juga membuka mulutnya dan terengah-engah seperti anjing. Hampir semua
mamalia nektonik lautan, khususnya pinipeda dan paus, secara teratur

menyelam, sampai

kedalaman yang lebih besar daripada yang bisa dilakukan manusia. Pada mamalia bahari tidak
perlu menghirup gas bertekanan seperti pada tangki scuba tetapi cukup bergantung kepada yang
diisap dipermukaan pada tekanan atmosfer biasa, sehingga dapat terhindar dari benda.
.Adaptasi tambahan ialah melambatnya detak jantung selama menyelam (bradikardia).
Penurunan detak jantung sungguh dramatis. Misalnya, di pasifik pada lumba-lumba
berhidung botol, Tursiops truncates detak jantungnya menurun dari 90 setak/menit di permukaan
menjadi 20 detak/menit selama menyelam lima menit.
Adaptasi lain yang lebih penting yaitu pertama, selama penyelaman system sirkulasi
menghentikan suplai darah ke bagian organ dan system organ, termasuk otot, system pencernaan
dan ginjal. Penghentian ini mempunyai efek penghematan suplai oksigen yang terbatas di dalam
darah untuk digunakan oleh jaringan yang lebih sensitive dan vital seperti otak dan system
saraf pusat. Adaptasi kedua berhubungan dengan yang pertama, yaitu bahwa sistem otot dan
organlainnya sangat tolean pada kondisi anaerobic dan tetap berfungsi saat aliran darah
dihentikan.
Hasilnya ialah terbentuknya sejumlah besar asam laktat di dalam otot selama
menyelam.Mamalia dan burung-burung lautan umumnya mempunyai konsentrasi garam internal
dalam darah dan cairan tubuh yang lebih rendah daripada konsentrasi air laut yang
mengelilinginya. Hal ini berarti bahwa mereka menghadapi masalah potensial osmoregulasi
dimana air cenderung keluar dari tubunh untuk menyamakan konsentrasi garam di dalam dan
diluar tubuh hewan. Mamalia dan burung lautan harus mengatasi kehilangan air ini baik dengan
meminum air laut atau mendapatkan dari makananya.

Jika mereka meminum air laut maka akan mendapat garam yang tidak diinginkan dan
harus dihindari dengan beberapa cara. Organ satu-satunya untuk menghilangkan garam adalah
ginjal.
3.3 Kemampuan khusus mamalia laut Suhu
Tubuh besar mengurangi panas tubuh lapisan tebal sebagai isolasi berupa gajih atau
lemak yang berada tepat dibawah kulit sirip dan flipper adaptasi apa yang dapat melindunginya
dari kehilangan panas pasif ekstremitas.
Modifikasi pernafasan untuk penyelaman
Memiliki kemampuan untuk menahan nafas untuk perpanjangan masa waktu melakukan
penyelaman hingga sedalam mungkin. Mereka bisa menyelam dengan paru-paru kosong
menghindari masalah daya apung dan bends (gelembung nitrogen di dalam darah).
Darah mereka adalah darah yang kaya hemoglobin dan Pigmen pernafasan lainnya, dan
otot yang kaya dengan myoglobin (pigmen pernafasan lain pada otot). Selama penyelaman yang
dalam, sphincters di arteries menutup beberapa bagian tubuh sehingga darah hanya berjalan di
tempat yang diperlukan. Memperlambat jantung, dan otot dapat mentolerir sedikitnya oksigen
yang lebih besar daripada hewan disekelilingnya. Ketika hewan berada dipermukaan dan
bernafas, terjadi pertukaranCO2 dan O2 yang sangat cepat.
Adaptasi osmotik
Ginjal menyerap air dan kemudiam memproduksi urin yang sangat terkonsentrasi. Lapisan
Fatty insulating dapat berperan dalam penyimpanan air. Banyaknya air yang diambil dari ikan
yang mereka makan.
3.4 Reproduksi dan Daur Hidup
Reproduksi merupakan kemampuan individu menghasilkan keturunan sebagai upayah
untuk melestarikan jenis atau kelompoknya. Meskipun tidak semua individu mampu
menghasilkan keturunan, namun setidaknya reproduksi berlangsung pada sebagian besar individu
yang hidup di permukaan bumi ini.
Secara

umum

ikan

dapat

dibedakan

atas

dua jenis

yaitu

jantan

dan

betina

(biseksual/dioecious) dimana sepanjang hidupnya memiliki jenis kelamin yang sama. Istilah lain
untuk keadaan ini disebut gonokhoristik yang terdiri atas dua kelompok yaitu :
Kelompok yang tidak berdiferensiasi, artinya pada waktu juvenil, jaringan gonad belum dapat
diidentifikasi apakah berkelamin jantan atau betina.
Kelompok yang berdiferensiasi, artinya sejak juvenil sudah tampak jenis kelaminnya apakah
jantan atau betina.

Selain gonokhoristik, dikenal pula istilah hermafrodit yang artinya di dalam tubuh individu
ditemukan dua jenis gonad (jantan dan betina). Bila kedua jenis gonad ini berkembang secara
serentak dan mampu berfungsi, keduanya dapat matang bersamaan atau bergantian maka jenis
hermafrodit ini disebut hermafrodit sinkroni.Contoh ikan yang bersifat seperti ini adalah
Serranus cabrilla, Serranus subligerius dan Hepatus hepatus.
Ikan yang termasuk golongan ini adalah Sparrus auratus dan Pagellus centrodontus. Bila
pada awalnya berkelamin jantan namun semakin tua akan berubah kelamin menjadi betina maka
disebut sebagai hermafrodit protandri.
Sedangkan hermafrodit protogini adalah istilah untuk individu yang pada awalnya
berkelamin betina, namun semakin tua akan berubah menjadi kelamin jantan seperti dijumpai
pada ikan belut.
Perbedaan seksualitas pada ikan dapat dilihat dari ciri-ciri seksualnya.Ciri seksual pada
ikan terbagi atas ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder. Ciri seksual primer adalah
alat/organ yang berhubungan dengan proses reproduksi secara langsung. Ciri tersebut meliputi
testes dan salurannya pada ikan jantan serta ovarium dan salurannya pada ikan betina. Ciri
seksual primer sering memerlukan pembedahan untuk melihat perbedaannya. Hal ini membuat
ciri seksual sekunder lebih berguna dalam membedakan jantan dan betina meskipun kadangkala
juga tidak memberikan hasil yang nyata.
Ciri seksual sekunder terdiri atas dua jenis yaitu yang tidak mempunyai hubungan dengan
kegiatan reproduksi secara keseluruhan, dan merupakan alat tambahan pada pemijahan.Bentuk
tubuh ikan merupakan ciri seksual sekunder yang penting.Biasanya ikan betina lebih buncit
dibandingkan ikan jantan, terutama ketika ikan tersebut telah matang atau mendekati saat
pemijahan (spawning).Hal tersebut disebabkan karena produk seksual yang dikandungnya relatif
besar.
Pada saat puncak pemijahan, tampak pada banyak ikan jantan suatu benjolan yang timbul
tepat sebelum musim pemijahan dan menghilang sesaat setelah pemijahan.Contoh kejadian
seperti ini dapat dilihat pada ikan minnow (Osmerus).Ada juga ikan yang memiliki sirip ekor
bagian bawah yang memanjang pada ikan jantan Xiphophorus helleri, sirip ekor yang membesar
dijumpai pada ikan Catostomus commersoni.Contoh yang sangat ekstrim dijumpai pada ikan
anglerfish (Ceratias) dimana ikan jantan jauh lebih kecil daripada ikan betinanya.
Ciri seksual sekunder tambahan yang mencirikan ikan jantan pada beberapa spesies, dalam
hal ini sirip anal berkembang menjadi alat kopulasi (intromittent).Gonopodium terdapat pada
ikan Gambusia affinis, Lobistes reticulatus dan ikan-ikan famili Poeciliidae.
Pada ikan Xenodexia, modifikasi sirip dada digunakan dalam perkawinan untuk memegang
gonopodium pada kedudukannya sehingga memudahkan masuk ke dalam oviduct betina.Pada
Chimaera jantan berkembang suatu organ clasper di bagian atas kepalanya yang dinamakan

ovipositor yang berfungsi sebagai alat penyalur telur.Bentuk seperti ini dijumpai pada ikan
Rhodeus amarus dan Carreproctus betina.
Pewarnaan pada ikan sering juga digunakan sebagai pengenal seksualitas.Umumnya ikan
jantan mempunyai warna yang lebih cemerlang daripada ikan betina.Pada ikan sunfish, Lepomis
humilis, jantannya mempunyai bintik jingga yang lebih terang dan lebih banyak dibandingkan
betinanya.
Strategi reproduksi yang berbeda ditemui pada ikan hiu.Mereka menghasilkan sedikit telur
dan embrio yang besar.Hiu (Alopias) hanya dua embrio, hiu biru menghasilkan embrio hingga
54. Jika seperti ikan bertulang sejati yang melepaskan telurnya saja di air, akan bahaya bagi
mereka yang sedikit telur. Strategi mereka adalah, telur besar, disimpan di induk betina (lama),
anak yang dilahirkan atau ditetaskan berukuran besar (organ lengkap).
Alat kelamin jantan meliputi kelenjar kelamin dan saluran-salurannya.Kelenjar kelamin
jantan disebut testis.Pembungkus testikular yang mengelilingi testis, secara luas menghubungkan
jaringan-jaringan testis, membentuk batasan-batasan lobular yang mengelilingi germinal
epithelium.Spermatozoa dihasilkan dalam lobule yang dikelilingi sel-sel sertoli yang mempunyai
fungsi nutritive. Saluran sperma terdiri dari dua bagian, yaitu :
Bagian pertama berbatasan dengan testis, berguna untuk membuka lobule (juxta-testicular
part).
Bagian lainnya adalah saluran sederhana yang menghubungkan bagian posterior testis ke
genital papilla.
Pada beberapa ikan, misalnya ikan salmon, tidak memiliki kantung seminal, tetapi pada
bagian luar saluran sperma terdapat sel-sel yang berfungsi mengatur komposisi ion-ion cairan
seminal dan mensekresi hormon.
Tingkah laku reproduksi pada banyak hewan, termasuk ikan merupakan suatu siklus yang
dapat dikatakan berkala dan teratur. Kegiatan reproduksi pada beberapa jenis ikan hanya terjadi
sekali dalam hidupnya (big-bang spawner).Termasuk dalam golongan ini adalah ikan salmon
(onchorhyncus), lamprey laut (Petromyzon marinus) dan sidat (Anguilla).
Kebanyakan ikan mempunyai siklus reproduksi tahunan. Sekali mereka memulainya maka
hal itu akan berulang terus menerus sampai mati. Beberapa ikan malahan bisa bereproduksi lebih
dari satu kali dalam satu tahun.Ikan seribu (Lebistes reticulatus) memijah kira-kira empat
minggu sekali.Ikan mujair (Sarotherodon) dapat memijah 2-3 kali dalam satu tahun.
Suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan merintangi perkembangan. Perubahan
suhu yang ekstrim dapat menyebabkan kematian. Kelarutan gas O2 yang optimum bervariasi,
bergantung pada jenis ikan. Umumnya yang dapat diterima 4-12 ppm. Ikan-ikan yang memijah
diair dingin dan mengalir memerlukan O2 yang lebih tinggi daripada ikan-ikan di air
menggenang atau berarus lambat.

Pada ikan-ikan epelagik, tidak ada mekanisme khusus yang kana memisahkanya dari
sesama jenisnya yang bentik atau hidup di perairan dangkal. Tetapi ikan-ikan bertulang keras
holonektonik

seperti

tuna

dan

marlin

memijahkan

telur

yang

terapung

dan

mengalami perkembangan di perairan laut terbuka. Beberapa bahkan mempunyai struktur seperti
benang yang berasosiasi dengannya sehingga dapat menempel pada berbagai potongan-potongan
tumbuhan yang terapung.
Karena telur yang terapung itu bersifat planktonik, maka banyak sekali hilang akibat
pemangsaan. Akibatnya, ikan-ikan menghasilakn telur dalam jumlah yang sangat banyak untuk
cangkang dan albakora (madidihang) menghasilkan telur sebanyak 2.6 juta butir,sedangkan
marlin bergaris memijah lebih dari 13 juta, dan ikan matahari bahari 300 juta. Pemijahan ada
kalanya terjadi hanya sejenak dan ada kalanya sampai berbulan-bulan.
Pada hiu pelagik, terjadi cara reproduksi yang berbeda. Ikan-ikan ini hanya
menghasilkan beberapa telur atau embrio. Bahwa cucut martil (Alopias) menghasilkan dua
embrio sedangkan cucut biru (Prionace glauca) lebih dari lima puluh empat. Jelas kalau bibit ini
harus

melewati

perkembangannya

sebagai

plankton,

kesempatanya

untuk

menghindari pemangsaan sangat kecil. Jadi hiu ini memperbesar kesempatan hidup bagi
keturunannya dengan menahan telur dalam tubuh betina lebih lama sehingga ketika terlahir atau
menetas, ukurannya lebih besar dan lebih tahan terhadap predator yang potensial.
Hanya relative sedikit yang kita ketahui mengenai pertumbuhan ikan pelagic, tetapi dapat
diduga bahwa laju pertumbuhan sangat cepat. Sebagai contohnya, tuna kelihatannya beratnya
bertambah

sekitar

2-6

kg

pertahun

dan

panjangnya

20-40

cm.

Bila

dihubungkan

dengan peryumbuhan yang cepat ini, hampir semua ikan nektonic kelihatannya berumur pendek;
tuna yang besar hanya hidup selama 5 sampai 10 tahun. Sebaliknya hiu pelagic dapat hidup
sampai20-30 tahun.Burung-burung laut dan penyu mempunyai cirri-ciri reproduktif seperti
familinya yangada di darat.
Mereka semua menghasilkan telur yang diletakkan di darat. Burung-burung lautsering juga
berkumpul dalam kelompok-kelompok yang besar jika membuat sarang di pulau pulau atau
celah-celah batu, sehingga tidak dapat dicapai oleh predator darat. Keadaan ini dapat menjamin
anak-anak burung yang lemah (altical) agar tetap hidup sampai besar untuk dapa tterbang.
Akan tetapi, keadaan ini juga membuat burung-burung itu mudah diserang oleh manusi
aatau pencemaran, sehingga sebagian besar dari populasi spesies yang ada di suatu daerah yang
kecil, dapat punah dengan mudah. Contohnya, sarang-sarang burung albatross Laysan di
PulauMidway, dimana terdapat instalasi lapangan terbang angkatan laut. Banyak burung
albatross yang mati karena bertabrakan dengan kapal terbang. Hampir semua burung laut
mempunyai musim tertentu untuk berkembang baik dan dapat bermigrasi sampai beribu-ribu mil
jauhnya dari daerah tempat mencari makan ke daerah untuk berkembang biak.

Semua penyu laut membenamkan telurnya ke dalam pasir pantai di atas tingkat air pasang
tertinggi pada berbagai tempat di daerah tropik. Hanya pada waktu ini saja hewan-hewan ini
biasanya kembali kedarat. Begitu selesai menetas, penyu-penyu muda secara naluri akan berjalan
kearah laut, dimana perkembangan selanjutnya ini kita tidak mengetahui secara mendalam.
Sepeti pada burung, penyu penyu cenderung bermigrasi ribuan mil jauhnya dan berkumpul
dipantai tertentu untuk bertelur. Penyu betina merangkak ke luar hanya berkumpul pada pantai
tertentu untuk meletakkan telurnya, dank arena baik telur maupun penyu dewasamerupakan
makanan yang enak bagi manusia, penyu-penyu laut itu berkurang secara derastis dalam jumlah
yang banyak pada tahun-tahun terakhir ini di semua daerah di dunia. Beberapa ular laut bertelur
dalam air; sedangkan yang lainnya meletakkan telur di pantai-pantai.
Dalam hal reproduksi, terdapat dua kelompok mamalia bahari: yang melahirkan di darat
dan

yang

melahirkan

di

air. Kita

banyak

mengetahui

tentang

reproduksi

mamalia

yang berkembang baik di darat karena mudah diamati oleh manusia pada waktu itu. Pengetahuan
tentang pola reproduksi mamalia yang berkembang baik di air sangat terbatas pada pengamatan
terhadap hewan yang ditangkap dan dipelihara di akuarium.
Anjing laut, singa laut, dan walrus berkembang biak di darat atau di atas es yang
terapung. Anak-anaknya biasanya tidak dapat berenang dan memerlukan waktu sebelum mereka
mampu menjelajahi perairan. Selama periode di darat, bayi-bayi ini tumbuh dengan cepat dan
memperoleh tenaga serta lapisan pelindung dari lemak dan bulu-bulu halus yang diperlukan
supaya dapat tetap hidup di perairan dingin yang terbuka. Banyaknya singa laut dan anjing
laut,seperti singa laut Steller dan anjing laut gajah yang poligami dan mempunyai wilayah untuk
tempat berkembang biak.
Jantan yang paling besar dan paling agresif (harem bull) cenderung berkumpul bersama
dengan sejumlah besar betina dalam haremnya, yang menempati suatu daerah kecil di pantai di
mana mereka berlindung dari jantan bull lainnya.Jika ada jantan lain yang mencoba untuk
mencuri betinanya, merampas harem, atau menguasai wilayah yang ditempati bull dan haremnya,
maka jantan besar (harem master) yang mendiami dan menguasai tempat tersebut akan
memerangi pendatang baru tersebut. Peperangan ini sangat rebut dan banayak gertakan
Peperangan yang serius ini terjadi sampai salah satu jantan mendapat luka yang serius atau
terbunuh.
Pada anjing laut dan singa laut dimana terjadi kebiasaan menguasai wilayah, biasanya
jantan-jantannya lebih besar dari pada betinanya.Tingkah laku penguasaan wilayah dan
keagresifan di daerah pembiakan tidak dilanjutkan bila telah berada di luar daerah itu. Hal ini
menunjukkan bahwa bila makanan dan ruang pelagic tidak terbatas, ruang pembiakan terbatas
karena ruang itu merupakan ruang yang sangat kecil.

Metode pembiakan ini juga dapat berarti bahwa beberapa jantan secara relative merupakan
harem master, dan melakukan pembiakan, sedangkan yang lainnya dilarang. Seperti
pada burung-burung laut, semua pinipeda ini bermigrasi ke tempat yang amat jauh ke
daerah pembiakannya; misalnya anjing laut berbulu pels dari utara ( Callorhinus urisinus)
merupakan pelagic di seluruh Lautan Pasifik utara, tetapi banyak yang bermigrasi kembali setiap
musim panas ke dua pulau kecil di Pribilofs di Laut Bering untuk berkembang biak.
Beberbeda dengan pinipeda, setasea melahirkan di dalam air. Paus muda harus
dapat berenang pada saat dilahirkan dan secara naluri tahu cara untuk mengambil udara di
permukaan. Mereka juga berbeda dekat dan bergabung dengan induknya. Sedangkan pada singa
laut, singal aut muda ditinggalkan di daerah pemijahan selama beberapa hari sementara betinan
yang mengumpulkan makanan di laut terbuka.
Paus juvenile selalu berada dekat induknya,untuk berlindung dari predator yang potensial.
Seperti paus pinipeda,setasea tertentu dapat juga bermigrasi untuk tujuan pembiakan.sering kali
migrasi ini beribu-ribu mil jauhnya dari daerahmakanan diperairan dingin kedaerah-daerah gua
diperairan yang lebih hangat.
Alasan perpindahan ke perairan yang hangat untuk melahirkan paus muda ialah bahwa
paus muda yang baru lahir tidak mempunyai lapisan lemak sebagai isolasi seperti pada yang
dewasa dan akan mempunyai ketahanan hidup yang lebih baik di peraaairan hangat sampai suatu
ketika telah mempunyai lapisan isolasi tersebut.
Pinipeda muda dan paus muda tumbuh dengan cepat,bertambah beberapa kilogram setiap
hari. misalnya,paus biru,dapat tumbuh dari 3 ton ketika dilahirkan sampai 23 toon pada saat
disapih,7 bulan kemudian.hal yang dapat menyebabkan pesatnya pertumbuhan adalah
susupinipeda dan satesea yang kaya akan lemak (10xlebih banyak dari pada lemak sapi) dan
diproduksi dalam jumlah besar.Anak pinipeda diasuh selama mereka berada ditempat
pemijahan.Pada akhir musim, pada beberapa spesies,mereka biasanya ditinggalkan oleh
induknya dan harus dapat memelihara dirisendiri dilaut terbuka.
Setahun sebelum disapih. Pengasuhan berlangsung selama 15 bulan untuk koteklema
dan18 bulan untuk paus pandu.Karena banyak energi yang harus dikluarkan untuk memproduksi
susu oleh mamalia laut ini, maka untuk melestarikan satu keturunan, biasanya hanya diproduksi
satu anak dalam satu wilayah. Siklus reproduktifnya juga sedemikian rupa hingga setiap tahun
hanya diproduksi satu anak (kebanyakan pada pinipeda) atau pada interval waktu yang lebih
panjang (walrus, dan beberapa paus). Hal ini berarti bahwa cadangan hewan ini dapat dengan
mudah berkurang dan memerlukan waktu yang lama untuk mengembalikan jumlahnya.
Hampir semua mamalia berumur panjang. Anjing laut abu-abu hidup selama 46 tahun dan
anjing laut 36 tahun, sedangkan paus-paus kecik seperti lumba-lumba berhidung potong selama
32 tahun dan paus yang besar seperti koteklema dan paus sirip sampai 77 dan 80

tahun.Dihubungkan dengan panjangnya jangka waktu hidup ialah lambatnya dewasa seksual dan
reproduksi. Anjing laut berbulu pels jantan, misalnya belum menjadi barem master sampai 9 atau
10 tahun dan koteklema tidak berkembang baiok sampai berumur 20 tahun.
3.5 Migrasi
Seperti yang telah dituliskan pada bagian sebelumnya, banyak mamalia laut, burung, dan
reptil

melakukan

migrasi

yang

jauh

untuk

berkembang

baik.

Migrasi

untuk

keperluan perkembang biakan ini meripakan ciri-ciri umum dari vertebrata laut yang bernafas di
udara. Ikan-ikan nektonik juga melakukan migrasi horizontal yang luas yang jaraknya sama
dengan yang dilakukan oleh hewan bernafas di udara itu.
Migrasi ini sangat penting, tetapi baru sedikit yang berhasil dianalisis. Ikan-ikan
holonektonik

yang

bermigrasi

mencakup

berbagai jenis

tuna

dan

sauri.Salem,

yang

menghabiskan seluruh hidupnya untuk menyebar di laut terbuka, bermigrasi kembali ke aliran air
tawar di mana mereka memijah dan bereproduksi.
Dalam hal ini, mereka sama dengan vertebrata laut yang bernafas di udara. Salem
mempunyai kemampuan untuk kembali memijah di sungai yang sama di mana mereka
ditetaskan. Hal ini membutuhkan kemampuan melacak yang menjadi bagian dari ikan. Dari
penelitian yang dilakukan baru-baruini, kelihatannya kunci kemampuan melacak ini terletak pada
daya penciuman ikan; jadi ikan-ikan ini mengikuti berbagai bau-bauan dalam air untuk mencari
aliran rumah mereka.
Mekanismenya adalah bahwa ketika salem muda bermigrasi turun dari sungai untuk
memasuki laut,mereka mengingat bau-bauan berbagai aliran yang dilaluinya. Urutan ingatan
inilah yang menyebabkan mereka dapat menemukan kembali aliran yang sama .
Ikan-ikan dari suku Myctophidae biasanya melakukan migrasi vertikal, naik ke lapisan
atas pada malam hari dan turun kelapisan yang lebih dalam pada siang hari.Ikan ini sering
ditangkap oleh nelayan pada malam hari.Ikan ini mempunyai mulut yang amat lebar dan
disepanjang tubuhnya yang langsing berderet organ yang menyala.
Lalu ada beberapa migrasi pada ikan Salmon untuk melakukan reproduksi (bertelur) di
daerah air tawar ikan salmon ini bermigrasi ke arah sungai atau muara untuk melakukan
reproduksi setelah itu mereka kembali lagi kelaut anak anaknya pun jika sudah mulai dewasa
akan kembali lagi ke laut begitupun seterusnya jika akan bereproduksi akan kembali lagi
ketempat itu.
Migrasi lain yang juga menarik adalah yang dilakukan penyu hijau. Seperti pada
salem,hewan-hewan ini bermigrasi dari tempat mencari makan yang jauh untuk berkumpul di
satu atau beberapa pantai dan bertelur disitu. Bagaimana mereka menemukan pantai ini? Jika
pantai itu berada di sepanjang pesisir benua, hal itu tidak sulit untuk dimengerti. Caranya, yaitu

seekor penyu dengan mudah dapat menyusuri garis pantai sampai di pantai yang mempunyai
bau yang tepat. Akan tetapi, banyak penyu disepanjang pesisir Atlantik Amerika Selatan secara
berkala bersarang di pulau kecil yaitu Pulau Ascension, kira-kira 1400 mil dari pertengahan laut
Atlantik.
Bagaimana mereka dapat menemukan satu sasaran yang kecil itu? Karena penyu itu harus
berenang sedemikian jauhnya untuk menemukan satu titik di pulau tersebut yang tidak terlihat
dan tidak mempunyai tanda atau petunjuk didalam laut, maka dugaan yang palingmendekati
adalah bahwa mereka berenang seperti yang dilakukan oleh manusia, yaitu dengan menggunakan
informasi dari benda-benda angkasa! Jika hal ini benar, sampai sekarang kita belum mengetahui
bagaimana caranya. Salah satu cara yang mungkin digunakan ialah menggunakan ketinggian
matahari untuk menentukan letak garis lintangnya. Pulau ascension terletak di sebelah timur
pada bagian yang menonjol di Brasil. Karena itu, penyu dapat bergerak di sepanjang pesisir
sampai di ujung tonjolan itu, lalu bergerak tepat ke timur,menentukan penyimpangannya dengan
menggunakan ketinggian matahari di siang hari. Keadaan ini. membawa mereka ke wilayah
pulau, yang terlihat di cakrawala atau dapat dikenali dengan merasakan beberapa rasa bahan
kimia di dalam air.
Migrasi yang luas dan kompleks lainnya adalah yang dilakukan oleh tuna dan
familinya.Tuna merupakan ikan tropic utama yang melakukan migrasi luas melintasi laut di
daerah tropic dan juga bergerak ke perairan yang beriklim sedang selama musim panas. Tuna
yang diberi tanda di Florida sudah melintasi laut Atlantik di Teluk Biscay, dan tuna Pasifik yang
diberi tanda di sekitar California tertangkap di perairan Jepang. Belum begitu jelas mengapa
ikan-ikan ini harus melakukan perjalanan yang sangat jauh, tetapi mungkin beberapa migrasi
dilakukan untuk mendapatkan sumber-sumber makanan yang lebih lengkap lagi dan mengurangi
kemungkinan kerusakan atau kehabisan makanan di setiap daerah.
Beberapa migrasi dilakukan ikan perenang cepat ini untuk mengambil keuntungan dari
daerah yang kaya akan makanan didaerah beriklim sedang. Satu dari beberapa faktor penting
yang menyebabkan migrasi ini adalah suhu perairan. Sebagai ikan tropik yang utama, tuna
masuk keperairan yang beriklim sedang ketika suhu air naik menjadi 200C. Di sekitar California,
air dingin yang berangkat ke atas kaya akan organisme makanan, tatapi biasanya tuna memasuki
perairan ini pada musim panas ketika suhu permukaan mencapai 20-210C.
Jika sepanjang tahun dingin dan suhu di permukaan tidak naik sampai titik tadi, tuna tidak
akan datang ke situ. Akan tetapi, tuna Atlantik sirip biru degan cara teratur pergi ke sekiar
Newfoundland pada musim panas dengan suhu 200 C, jadi tidak semua tuna terbatas pada
perairan hangat. Tuna selalu kembali ke perairan tropic untuk memijah dan untuk menghabiskan
awal hidupnya.

3.6 Indria
Karena hewan nekton sangat besar, bergerak cepat, dan biasanya predator dapat
diduga bila indria berkembang dengan baik. Biasanya memang demikian tetapi dengan
berbagai beberapa pengecualian seperti gurat sisi pada ikan, indria tidak berbeda dengan yang
dimilikioleh vertebrata lain pada habitat yang berbeda. Gurat sisi merupakan sederetan pembuluh
kecil,yang terbuka terhadap air, mengandung lubang-lubang saraf yang peka terhadap perubahan
tekanan dalam air.
Kebanyakan

informasi

yang

berhubungan

dengan

indria

diterima

oleh

nekton

melalui penglihatan atau pendengaran. Mata cenderung berkembang baik dan kompleks, tetapi
ukurannya

bergantung

pada

ukuran

tubuh,

jadi

sangat

bervariasi.

Mata

biasanya

terletak disamping kepala sehingga lapang pandang dari setiap mata tidak bertemu, tetapi
meliputi daerahyang luas pada setiap sisi ini berarti bahwa kebanyakan nekton tidak dapat
memandang secarameneropong, kecuali pinipeda.
3.7 Ekolokasi (Penentuan Jarak dengan Gema)
Diantara

nekton

mamalia,

sejumlah

adaptasi

khusus

biasanya

dimulai

dengan

indria pendengar yang sangat berpengaruh bagi hewan ini. Peranan suara penting bagi mamalia
nekton, karena suara merambat dalam air lima kali lebih cepat daripada di udara dan mempunyai
kisaran komunikasi yang lebih luas dari pada penglihatan. Akibatnya, banyak hewan
nektonik yang mempunyai struktur penerima suara yang berkembang baik.
Di lingkungan daratan, penerima suara pada mamalia yang telah berkembang dengan baik
biasa ditandai secara morfologi luar dengan daun telinga (pinna) yang besar. Namun bagi
vertebrata air, struktur ini akan sangat menghambat pergerakan oleh karena ituvertebrata air
tidak memiliki telinga. Sebagai gantinya, ada kecenderungan berkembangnya struktur lain di
kepala pada mamalia air untuk menerima gelombang suara.
Alat penerima dan penghasil suara setasea yang digunakan untuk ekoloasi sudah sangat
berkembang, sama seperti jika kita menggunakan sonar untuk menduga kedalaman.Pada
ekolokasi atau sonar, gelombang suara dikeluarkan dari sumber ke arah tertentu. Gelombang
suara ini bergerak lancar dalam air sampai membentur benda padat. Jika membentur benda, maka
gelombang itu akan terpantul dan kembali ke sumbernya.
Interval waktu antara saat suara pertama kali dikeluarkan dan pergerakannya menuju
sasaran serta kembalinya setelah terpantul merupakan ukuran jarak antara sumber dan benda.
Dengan berubahnya jarak, waktu eko (echo) kembali juga berubah. Pengeluaran gelombang
suara secara terus-menerus dan evaluasi sensorik dari gelombang yang terpantul selagi berenang
merupakan cara hewan nektonik untuk memeriksa benda yang ada disekitarnya. Dengan

mengetahui jarak benda itu, hewan tersebut dapat menjauhinya (predator) atau mendekatinya
(sumber makanan).
Suara dengan frekuensi rendah digunakan hewan yang berekolokasi untuk menempatkan
dirinya dalam badan air sesuai dengan benda-benda yang ada di sekitarnya. Namun suara dengan
frekuensi rendah tidak memberikan informasi mengenai bentuk benda itu. Untuk mendapatkan
informasi ini, diperlukan suara dengan frekuensi lebih tinggi yang memantul dari benda dan
memberikan perincian lebih lanjut. Oleh karena itu, kebanyakan hewan nekton yang mempunyai
kemampuan ekalokasi yang berkembang baik juga mempunyai kemampuan mengubah frekuensi
suara yang dihasilkan.
Ini merupakan hal yang menakjubkan. bahwa lumba-lumba mampu membedakan dua jenis
spesiesikan dengan ukuran dan bentuk yang hamper serupa. Dan lumba-lumba dapat
membedakan benda yang hampir sama yang hanya berbeda ketebalannya.
Ekolokasi berkembang paling baik pada paus bergerigi. Hewan ini memiliki modifikasi
morfologi yang rumit pada system kepala dan pernapasan yang membuatnya mampu mengirim
dan menerima gelombang suara yang bervariasi pada kisaran frekuensi yang luas. Paus bergerigi
mempunyai dahi bulat dan menonjol yang aneh.
Berhubungan dengan halini, terdapat lubang naskal eksternal atau lubang udara di bagian
punggung. Di bagian dalam,suatu seri kantung udara yang kompleks berhubungan dengan
saluran nasal mulai dari lubang udara sampai ke paru-paru. Dahi yang bulat sisebabkan oleh
suatu struktur besar yang berisi lemak terletak sebelah dalam yang dinamakan melon. Organ
berlemak ini berkembang dengan baik pada koteklema (paus sperma), dan dinamakan organ
spermaseti, dan besarnya sekitar 40 persen dari jumlah seluruh panjang hewan. Hubungan dari
struktur ini diperlihatkan dalam bentuk diagram pada.
Walaupun Kita tidak mengerti sepenuhnya bagaimana system rumit ini digunakan dalam
menerima dan menghasilkan suara, tetapi cukup dimengerti bagaimana alat ini berfungsi. Suara
dihasilkan oleh paus bergerigi melalui pergerakan udara yang melewati seluruh nasal dan
kantung udara yang berhubungan. Pergerakan udara dapat terjadi melalui pernapasan di
udara,tetapi suara juga ditimbulkan dengan mengalirakan kemabali udara internal ketika
menyelam. Otot-otot khusus pada saluran nasal dan kantung udara mebuat saluran ini dapat
berubah-ubah bentuk dan volumenya sehingga dapat menguabah frekuensi suara. Melon yang
berlemak agaknya digunakan sebagai lensa akustik untuk memfokus, sehingga hewan ini dapat
mengenali benda dengan frekuensi suara yang tinggi.
Pembidikan juga didunakan oleh tulang-tulang pada tengkorak yang berbentuk khas pada
paus bergerigi ini. Penerimaan gelombang yang terpantul pada tulang dan lemak yang terletak di
rahang bawah dan telinga bagian dalam. Berbeda dengan kebanyakan mamalia yang teling
dalamnya terletak pada ruling yang menempel di tengkorak, pada paus bergigi telinga dalamnya

menempel dengan longgar di tengkorak oleh sendi dan dilengkapi dengan rongga-rongga khusus
berisi udara dan lemak.
Jadi modifikasi morfologi yang rumit di bagian kepala paus bergigi terutama bertujuan
untuk menghasilkan dan menerima frekuensi suara dalam kisaran yang luas, dan sebaliknya
membuat hewan itu mampu berenang tanpa terbentur sesuatu dan mencari organisme makanan
yang potensial. Paus bergigi juga memiliki otak yang relative sangat besar jika dibandingkan
dengan ukuran tubuhnya. Otak ini menduduki urutan kedua setelah manusia dalam
perkembangan bagian serebral. Tampaknya otak yang besar lebih penting untuk mengolah secara
cepat informasi akustik yang diterimanya.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

a) Nekton terdiri dari organisme yang mempunyai kemampuan untuk bergerak sehingga
mereka tidak bergantung pada arus laut yang kuat atau gerakan air yang disebabkan
oleh angin. Mereka dapat bergerak di dalam air menurut kemauannya sendiri.
Kebanyakan merupakan hewan-hewan invertebrata, nekton terutama merupakan
hewan vertebrata. Di antaranya, ikan merupakan jumlah terbanyak, baik dalam spesies
maupun individu. Tetapi wakil dari tiap kelas vertebrata, kecuali amfibi.Adaptasi
nekton meliputi daya apung, daya penggerak, hambatan permukaan dan
bentuk tubuh ,serta pertahanan diri dan penyamaran.
b) Kebanyakan informasi yang berhubungan dengan indria diterima oleh nekton melalui
penglihatan atau pendengaran. Peranan suara penting bagi mamalia nekton karena
suara merambat dalam air lima kali lebih cepat daripada di udara dan mempunyai
kisaran komunikasi yang lebih luas dari pada penglihatan. Akibatnya, banyak hewan
nektonik yang mempunyai struktur penerima suara yang berkembang baik.
4.2 Saran
Kita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya banyak sekali yang dapat
dipelajari dari sebuah kumpulan organisme seperti nekton ini. Pengkajian mengenai organisme
ini sangat perlu bagi kelangsungan kehidupan perairan.

DAFTAR PUSTAKA
1.

www.wikipedia.org/wiki/nekton/.Downloaded on 23 Maret 2015.

2.

www.scribd.com/doc/2437001/nekton/.Downloaded on 23 Maret 2015.

3.

www.ubb.ac.id/menulangkah.php/.Downloaded on 23 Maret 2015.

4.

www.pusatpanduan.com/pdf/pengertian/nekton/.Downloaded on 23 Maret 2015.

5.

www.acia.gov.au/file/node/744/.Downloaded on 23 Maret 2015.

Anda mungkin juga menyukai