PENDAHULUAN
Di laut terdapat makhluk-makhluk mulai dari yang berupa jasad-jasad hidup bersel satu,
yang sangat kecil sampai yang berupa jasad-jasad hidup yang berukuran sangat besar seperti ikan
paus yang panjangnya lebih dari sepuluh meter. Meskipun dilaut terdapat kehidupan yang
beraneka ragam, tetapi lazimnya biota laut hanya dikelompokkan kedalam tiga kategori utama,
yakni plankton, nekton dan bentos. Pengelompokkan ini tidak ada kaitannya dengan jenis
menurut klasifikasi ilmiah, ukuran atau apakah mereka temasuk tumbuh-tumbuhan atau hewan,
tetapi hanya didasarkan kepada kebiasaan hidup mereka secara umum, seperti gerak berjalan,
pola hidup dan sebaran menurut ekologi.
Nekton merupakan salah satu kedalam ketiga kelompok tersebut. Nekton merupakan
organisme yang hidupnya bergerak sendiri kesana-kemari. Kelompok hewan yang termasuk
nekton sangat beragam adanya. Adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya berbeda dengan jenis
organism yang lainnya. Jumlah dan keanekaragaman jenis biota yang hidup dilaut sangat
menakjubkan.meski banyak yang telah diketahui tapi masih banyak pula ilmuwan menemukan
jenis – jenis baru dalam laut. terutama di pulau – pulau kecil yang belum terjamah oleh manusia.
Dilaut terdapat makhluk dari yang berupa jasad renik sampai yang berukuran sangat besar.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui karakteristik mengenai
nekton perairan laut, sebagai penunjang kegiatan mata kuliah Biologi Laut serta untuk
memberikan pengetahuan secara khusus tentang berbagai organisme nekton yang ada di perairan
laut.
BAB II
PEMBAHASAN
Nekton adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air, baik di perairan
tawar maupun laut. Kata “nekton" diberikan oleh Ernst Haeckel tahun 1890 yang berasal dari
kata Yunani (Greek) yang artinya berenang. Ilmunya disebut Nektology. Orangnya disebut
Nektologist. Nekton adalah hewan-hewan laut yang dapat bergerak sendiri ke sana ke mari
seperti ikan bertulang rawan, ikan bertulang keras, penyu, ular, dan hewan menyusui laut yang
kesemuannya termasuk Vertebrata.Sotong dan cumi-cumi yang termasuk Mollusca juga
termasuk nekton. Tidak ada tumbuh-tumbuhan yang mampu berenang, jadi tidak ada tumnuh-
tumbuhan yang tergolong nekton.
Berbeda dengan plankton nekton terdiri dari organisme yang mempunyai kemampuan
untuk bergerak sehingga mereka tidak bergantung pada arus laut yang kuat atau gerakan air yang
disebabkan oleh angin. Mereka dapat bergerak di dalam air menurut kemauannya sendiri. Salah
satu karateristik nekton adalah kemampuan bergerak dengan cepat (capability of fast motion).
Nekton mempunyai panjang dari beberapa centimeters sampai 30 meter. Jadi dapat disimpulkan
bahwa Nekton adalah hewan-hewan laut yang dapat bergerak sendiri ke sana ke mari seperti
ikan-ikan laut, reptil laut, mamalia laut, cumi-cumi dan lain-lain.
Makanan nekton umumnya berupa plankton. Nekton merupakan organisme laut yang
sangat bermanfaat bagi manusia terutama untuk perbaikan gizi dan peningkatan ekonomi.
Tumpukan bangkai nekton merupakan bahan dasar bagi terbentuknya mineral laut seperti gas
dan minyak bumi setelah mengalami proses panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan jutaan
tahun.
3. Memiliki masa hidup lebih panjang daripada plankton (invertebrata : 1 tahun, ikan :
5 – 10 tahun).
4. Migrasi biasanya berkaitan dengan siklus reproduksi, ikan tuna migrasi dar
feedingground ke breeding ground (ribuan kilometer).
2.3 Komposisi Nekton
Nekton bahari terdiri dari berbagai ikan bertulang belakang seperti cucut dan pari serta
sejumlah kecil mamalia seperti reptil dan burung laut. Invertebrata yang dapat digolongkan
nekton hanyalah jenis moluska sepalopoda. Beberapa kelompok ikan yang berbeda dijumpai
dalam golongan nekton. Pertama, ikan yang menghabiskan seluruh waktunya di daerah
epipelagik. Ikan ini disebut holopipelagik mencangkup ikan-ikan hiu tertentu (cucut martil, hiu
mackerel, cucut biru), kebanyakan ikan terbang, tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru, ikan
dayung, dan lain-lain. Ikan ini biasanya menghabiskan telur yang mengapung dan larva
epipelagik. Jumlahnya sangat berlimpah di permukaan perairan tropik dan subtropik.
Kelompok kedua ikan bahari dinamakan meroepipelagik. Ikan ini hanya menghabiskan
sebagian dari hidupnya di daerah epipelagik. Kelompok ini lebih beragam dan mencakup ikan
menghabiskan masa dewasanya di epipelagik tetapi mememijah di perairan pantai (Haring, geger
lintang jinak, dolphin, kacang-kacang) atau diperairan tawar (salem). Ada juga jenis lain yang
memasuki daerah epipelagik hanya pada waktu-waktu tertentu. Seperti ikan-ikan perairan-dalam
semacam ikan lentera yang bermigrasi ke permukaan pada malam hari untuk mencari makan.
Kebanyakan ikan menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik , tetapi masa dewasanya di
daerah lain. Bentuk juvenil memegang peranan tetap dalam fauna epipelagik, tetapi disebut
meroplankton, karena kemampuannya geraknya terbatas. Kelompok terbesar kedua dari nekton
bahari adalah mamalia laut.
Mamalia laut nekton mencangkup ikan paus (ordo Cetacea), anjing laut dan singa laut
(ordo Pinnipeda). Terdapat juga mamalia bahari lain, seperti manatee dan duyung (ordo Sirenia),
serta berang-berang (ordocarnivora). Tetapi hewan-hewan ini tidak pelagik karena mereka
menghuni perairan pantai sepanjang waktu. Mereka juga tidak akan dibahas dalam bab ini.
Reptil nekton hampir semuanya merupakan penyu dan ular laut. Iguana bahari terdapat di
kepulauan Galapagos, dan buaya air asin mendiami banyak daerah Kepulauan Indo-
Pasifik.Tetapi hewan-hewan ini juga merupakan hewan litoral yang hanya sekali-kali pergi
menjauhi daratan.
1. Vertebrata, bentuk kontribusi terbesar, hewan-hewan ini juga didukung oleh tulang
atau tulang rawan.
1. Holoepipelagik
2. Meroepilagik
Faktor lingkungan pada zona epipelagik yang dihuni oleh nekton tentu saja sama
dengan yang dibahas untuk plankton dan mencakup cahaya, suhu, kepadatan, dan arus.
Namun kepentingan relatif dari faktor-faktor yang berbeda dalam memilih adaptasi dan
strategi hidup nekton dapat berbeda.
Beberapa kondisi lingkungan perlu diperhatikan karena memberikan perbedaan
yang jelas bagi nekton dan dimana adaptasi terjadi.
2.tidak ada substrat padat di mana pun, sehingga hewan-hewan ini selalu melayang dalam
medium yang transparan tanpa perlindungan terhadap predator yang potensial. Oleh
sebab itu, tidak ada tempat perlindungan bagi hewan yang berpindah dari satu tempat ke
tempat lain secara horizontal.
3.kurangnya substrat, yang berarti tidak adanya pendukung yang kuat bagi hewan
kebanyakan mempunyai daging yang lebih padat dari pada air laut di sekelilingnya.
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak
aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem
air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan
osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem
ekskresi, insang, dan pencernaan.
1. Adaptasi MORFOLOGI
2. Adaptasi FISIOLOGI
Lebih Rendah dari pada Tekanan Osmosisi sel tubuh Lebih tinggi dari air Tawar
air laut ikan
2. Munculnya ikan Paus ke permukaan air untuk menghirup Oksigen setiap 30 menit
sekali.
Ada beberapa adaptasi nekton dalam ekosistem di laut diantaranya yaitu, daya
apung organisme nekton, daya penggerak, hambatan permukaan serta bentuk tubuh,
system pertahanan diri yang dimiliki oleh masing – masing organisme nekton,
reproduksi, dan juga migrasi nekton tersebut.Mungkin adaptasi yang paling jelas pada
hewan nekton adalah kemampuannya melayang dan bergerak dengan kecepatan tinggi
dalam air. Hal tulah yang diperhatikan karena merupakan ciri khas hewan nekton. Daya
apung merupakan hal yang utama diperlukan untuk hidup di epipelagik. Ini berlaku juga
bagi plankton, seperti yang telah diketahui.Kebanyakan hewan nekton mempunyai
kerapatan yang hampir sama dengan air laut. Walupun jaringan-jaringan hidup biasanya
lebih rapat dari pada air laut, tetapi ternyata hewan besar ini mempunyai daya apung
secara alamiah, karena ada bagian tubuhnya yang mempunyai kerapatan lebih rendah
yang dapat mengimbangi tingginya kerapatan kebanyakan jaringan.
Mekanisme lain untuk mencapai daya apung netral adalah dengan mengganti ion
kimia berat dalam cairan tubuh dengan yang lebih ringan. Hal ini kita dapatkan juga pada
plankton. Satu-satunya hewan nektonik yang mengalami hal ini adalah cumi-cumi. Cumi-
cumi cendrung mempunyai rongga tubuh di mana ion natrium yang berat digantikan
dengan ammonium yang lebih ringan. Akibatnya, kerapatan cairan tubuh akan lebih kecil
dari pada kerapatan air laut pada volume yang sama.Walaupun ini merupakan mekanisme
yang banyak terdapat pada plankton,tetapi jarang terdapat pada nekton, sebab supaya
efektif, jumlah cairan dengan kadar ammonium tinggi haruslah banyak. Rongga yang
besar dan berisi air memberikan bentuk bulat-gemuk bagi hewan dan akan mengurangi
rongga mantel, sehingga jelas mengurangi kemampuan bergerak cepat.Peningkatan daya
apung dengan mengurangi jumlah tulang atau bagian yang keras lainnya bukan
merupakan pilihan yang baik bagi hewan ini, karena kerangka yang kuat dan kaku
diperlukan agar sistem otot bekerja dengan efektif sehingga hewan dapat bergerak di
dalam air. Ini merupakan perbedaan yang nyata dengan plankton.
Jika suatu objek nektonik bergerak dalam air, suatu macam hambatan tehadap
pergerakan merupakan suatu masalah penting. Hambatan ini adalah hambatan bentuk,
dimana hambatan sebanding denganluas melintang objek yang bersentuhan dengan air.
Dalam kasus ini, objek berbentuk bulatmempunyai daerah melintang yang sangat luas
sehingga bentuk ini tidak sesuai bagi hewan-hewan nektonik. Untuk meminimumkan
hambatan bentuk, bentuk harus relatif panjang dan tipis,seperti silinder atau kawat yang
tipis. Jenis hambatan yang terakhir perlu diperhatikan adalah turbulensi. Turbulensi
terjadi ketika lapisan aliran yang halus dari suatu cairan pada permukaan tubuh terganggu
dan terlempar sebagai pusaran, yang akibatnya menambah hambatan. Hambatan
semacam ini berkurang pada tubuh yang bentuknya seperti tetesan air, agak tumpul di
depan dan mengecil sampai titk di bagian belakang. Bentuk ini juga terbaik untuk
meminimumkan hambatan friksional dan juga hambatan bentuk.
Pada ikan-ikan epelagik, tidak ada mekanisme khusus yang kana memisahkanya
dari sesama jenisnya yang bentik atau hidup di perairan dangkal. Tetapi ikan-ikan
bertulang keras holonektonik seperti tuna dan marlin memijahkan telur yang terapung
dan mengalami perkembangan di perairan laut terbuka. Beberapa bahkan mempunyai
struktur seperti benang yang berasosiasi dengannya sehingga dapat menempel pada
berbagai potongan-potongan tumbuhan yang terapung. Karena telur yang terapung itu
bersifat planktonik, maka banyak sekali hilang akibat pemangsaan. Akibatnya, ikan-ikan
menghasilakn telur dalam jumlah yang sangat banyak untuk cangkang dan albakora
(madidihang) menghasilkan telur sebanyak 2.6 juta butir,sedangkan marlin bergaris
memijah lebih dari 13 juta, dan ikan matahari bahari 300 juta. Pemijahan ada kalanya
terjadi hanya sejenak dan ada kalanya sampai berbulan-bulan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan