jeclypaembonan@gmail.com
ABSTRAK
memiliki suhu udara yang tertinggi di muka bumi, dan semakin ke kutub, suhu
dengan menaikkan suhu dan menurunkan suhu pada wadah hewan uji. Suhu
yang digunakan yakni ada beberapa perlakuan suhu antara lain 37°C, 32°C,
27°C, 22°C, 17°C, dan 12°C yang kemudian diamati selama tiga menit setiap
bervariasi secara horizontal sesuai tubuh tetap relatif konstan maka harus
garis lintang dan juga secara vertikal ada mekanisme untuk menjaga suhu
ganggang hijau biru mampu mentolerir tubuh yang diperoleh dari lingkungan
suhu sampai 85°C (Aslan 2016) yang dihasilkan melalui suatu proses
dinginnya suatu udara. Daerah tropis dikeluarkan untuk menjaga suhu inti
muka bumi, dan semakin ke kutub, dan semi refleks yang diintegrasikan di
perairan hangat pada daerah terumbu memiliki 11 jari-jari pada sirip dorsal
meter dan berair jernih. Dengan alam dі jumpai ikan nemo dараt
Maladewa, Burma), dan Great Barrier sebagai ilmu yang mempelajari fungsi,
Reef Australia. Kondisi parameter mekanisme dan cara kerja dari organ,
kualitas air yang sesuai bagi ikan jaringan dan sel-sel organisme.
berkisar 25 - 33°C, oksigen terlarut 3,5 fisik dan kimia yang bertanggung
- 8, 6 dan amonia kurang dari 1 ppm gerak maju kehidupan (Affandi, 2002).
memiliki badan berwarna dasar atau kadar garam terlarut dalam air.
orenge cerah dеngаn tiga belang Salinitas juga dapat mengacu pada
warna putih (white band) dan sedikit kandungan garam dalam tanah.
dan pangkal ekor.Tulang dі muka dan besar danau, sungai, dan saluran air
dі bаwаh mata tіdаk berduri panjang, alami sangat kecil sehingga air di
tempat ini dikategorikan sebagai air 15.30 di Laboratorium Penangkaran
pada air ini, secara definisi, kurang Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas
dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air Ilmu Kelautan dan Perikanan,
atau zat terlarut, Handcounter untuk dinyalakan stopwatch. Pada suhu awal
alat tulis menulis untuk menulis hasil 32°C diberikan air panas yang telah
sp.) sebagai hewan uji, air panas oksigen terlarut awal dengan
tissue untuk membersihkan atau tingkah laku dan aktivitas hewan uji
Mengukur suhu awal air laut (kontrol) selama 3 menit. kemudian dicatat
setelah itu Menimbang berat awal untuk mencapai suhu tersebut dan
Balance kemudian mencatat hasilnya. tingkah laku hewan uji selama 3 menit.
dan pengamatan. Kemudian mencatat tingkah laku dan aktivitas hewan uji
hasil yang diperoleh. Merapikan alat selama penurunan suhu. Apabila suhu
dan bahan yang telah digunakan dan yang diinginkan telah dicapai maka es
hasil yang diperoleh. Merapikan alat berat akhir pada hewan uji, kemudian
dan bahan yang telah digunakan dan mencatat hasil yang diperoleh dan
telah terisi dengan air laut dengan proses termoregulasi ikan badut
mengukur suhu awal air laut dengan Tabel 1. Nilai rata-rata bukaan
menggunakan termometer. Setelah itu operculum ikan badut (Amphiprion sp.)
menimbang berat awal hewan uji
Suhu Bukaan
dengan timbangan digital kemudian Awal Akhir Operkulum
27°C 37°C 370
mencatat hasilnya. Kemudian, 27°C 32°C 318
27°C 27°C 261
memasukkan hewan uji ke dalam 27°C 22°C 405
27°C 17°C 281
aquarium yang disediakan 27°C 12°C 62
300 281 C
261
250 29°
++
200 C
150 29°
1 +
100 C
62
29°
50 +
C
0 22°
Akhir 37°C 32°C 27°C 22°C 17°C 12°C ++
Awal 27°C 27°C 27°C 27°C 27°C 27°C C
penurunan 17°
Suhu 2 ++
suhu C
12°
-
Grafik 1. Nilai Rata-rata bukaan C
22°
++
C
operkulum ikan badut (Amphiprion 17°
3 +
C
12°
sp.). C
+
++ = Aktif biasa
Kelompok 2
Salinitas
(ppt)
Bobot + = Kurang aktif
Perlakuan
Awal Akhir Awal Akhir
Peningkata 40 38 3,56 3,18 a. Pembahasan
n suhu 40 38 3,56 3,18
kontrol 40 39 2,38 1,98 1. Bukaan Operkulum
40 38 7,12 7,28
penurunan
suhu
40 38 7,12 7,28 Perbedaan perlakuan yang
40 38 7,12 7,28
diberikan pada ikan menyebabkan
Tabel 3. Tingkah laku ikan badut
perbedaan bukaan operculum yang
(Amphiprion sp.)
terjadi. Pada perlakuan peningkatan
Kelompo Suh Tingkah
Perlakuan
k u Laku
Peningkata 34° suhu37°C diperoleh rata-rata bukaan
+
n suhu C
1
39°
+++ operkulum sampel ikan selama tiga
C
37°
+++ menit sebanyak 370 bukaan kemudian
C
2
32°
++
C
pada perlakuan peningkatan suhu
3 37° +
C
32°C diperoleh rata-rata bukaan dengan pengamatan selama 3 menit,
operkulum sampel ikan selama tiga tingkah laku ikan terlihat aktif biasa.
menit sebanyak 318 bukaan dan pada Pada peningkatatan suhu 3 menit
suhu 27°C diperoleh rata-rata bukaan pertama, tingkah laku ikan terlihat aktif
operkulum sampel ikan selama tiga biasa dilihat dari rata-rata kelompok,
menit sebanyak 261 bukaan. kemudian pada 3 menit kedua tingkah
Universitas Hasanuddin,
Makassar.
“Termoregulasi” Semarang
2020.
LAMPIRAN
Tabel 4. Pengamatan bukaan operculum ikan Badut (Amphiprion sp.) kelompok 1
Kelompok 1
suhu bukaan
Perlakuan
awal akhir operculum
Kelompok 2
Suhu bukaan
Perlakuan
Awal Akhir operculum
Kelompok 3
suhu
Perlakuan bukaan operculum
awal akhir
27 37 561
Peningkatan suhu
27 32 220
kontrol 27 27 286
27 22 385
penurunan suhu 27 17 302
27 12 31
515
351
297 306
183
150
7
37°C 32°C 27°C 22°C 17°C 12°C
561
385
286 302
220
31
1
37 32 27 22 17 12
Gambar 1. Dokumentasi