Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PERBEDAAN SUHU TERHADAP PROSES TERMOREGULASI PADA

IKAN ZEBRA ( Dacyllus melanurus )

NUR AZIZAH ASSYAM (L01118106) EMPAT (4B)


nurazizah.assyam2001@gmai.com
ASISTEN : NURUL FAJRIANI MANABA

LABORATORIUM PENANGKARAN DAN REHABILITASI EKOSISTEM


DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN, FAKULTAS ILMU KELAUTAN
DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020

Abstrak

Pratikum ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap proses


Termoregulasi pada ikan zebra (Dacyllus melanurus). Termoregulasi adalah suatu
mekanisme mahkluk hidup untuk mempertahankan suhu internal agar berada di dalam
kisaran yang dapat di tolerir. Praktium ini yaitu untuk mengamati proses Termoregulasi
pada ikan zebra (Dacyllus melanurus) terhadap perubahan suhu meliputi pengukuran
suhu air laut, pengukuran oksigen terlarut, perhitungan bukaan operkulum serta
perubahan tingkah laku dari hewan uji, yang terdiri atas 2 peningkatan suhu, 3 penurunan
suhu, dan 1 kontrol. Peningkatan suhu yang dilakukan yaitu dari suhu awal 29ᵒC menjadi
suhu 34ᵒC dan 39ᵒC. Penurunanan suhu yang dilakukan yaitu dari suhu awal 29ᵒC
menjadi suhu 24ᵒC, 19ᵒC, dan 14ᵒC. Sedangkan untuk kontrol (35 ppt) tidak dilakukan
peningkatan dan penurunan suhu.
Kata kunci: suhu, termoregulasi, Ikan Zebra (Dascyllus melanurus)
PENDAHULUAN
Suhu merupakan faktor penting operculum ikan. Kisaran toleransi suhu
dalam pengaturan seluruh proses antara spesies ikan satu dengan spesies
kehidupan dan penyebaran organisme, yang lain, misalnya pada ikan Salmonid
dan proses metabolisme terjadi hanya suhu terendah yang dapat menyebabkan
dalam kisaran tertentu. Di laut, suhu kematian berada tepat diatas titik beku,
berpengaruh secara langsung pada laju sedangkan suhu tinggi dapat
proses fotosintesis dan proses fisiologi menyebabkan gangguan fisiologis pada
hewan (derajat metabolisme dan siklus ikan ( Tunas, 2005).
reproduksi) yang selanjutnya
berpengaruh pada pergerakan
Ikan merupakan hewan perkembangan organ-organ ikan
ektotermik yang berarti tidak dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan.
menghasilkan panas tubuh dalam Secara keseluruhan, ikan lebih toleran
tubuhnya sendiri, sehingga suhu terhadap suhu air yang mencapai 29 °C.
tubuhnya tergantung atau menyesuaikan Sedangkan pada jenis lain, dapat hidup
dengan suhu lingkungan sekelilingnya. pada suhu air yang sangat dingin. Tetapi,
Sebagai hewan air, ikan memiliki kisaran toleransi individualnya terhadap
beberapa mekanisme fisiologis yang suhu umum yang terbatas (Sukiya,
tidak dimiliki oleh hewan darat. 2005).
Perbedaan habitat menyebabkan
Termoregulasi adalah suatu kondisi luar yang kurang cocok atau
mekanisme mahkluk hidup untuk stres, misalnya terjadi perubahan suhu
mempertahankan suhu internal agar lingkungan (dingin atau panas) akan
berada di dalam kisaran yang dapat di menimbulkan usaha untuk mengimbangi
tolerir. Suhu berpengaruh terhadap stress tersebut ( Yuliani & Rahardjo,
tingkat metabolisme. Suhu yang tinggi 2012).
menyebabkan aktivitas molekul-molekul Ikan zebra (Dacyllus melanurus)
semakin tinggi karena energi kinetiknya merupakan hewan yang hidup
makin besar dan kemungkinan terjadinya berasosiasi dengan karang pada
tumbukan antara molekul satu dengan kedalaman 1 – 6 m. ikan zebra dapat
molekul lain semakin besar pula. Akan mencapai ukuran 3 – 8 cm (Rahim,
tetapi, kenaikan aktivitas metabolisme 2016).
hanya akan bertambah seiring dengan TUJUAN DAN KEGUNAAN
kenaikan suhu hingga batas tertentu. Hal Tujuan dari praktium ini yaitu
ini disebabkan oleh metabolisme di untuk mengamati proses Termoregulasi
dalam tubuh diatur oleh enzim yang pada ikan zebra (Dacyllus melanurus)
memiliki suhu optimum dalam bekerja terhadap perubahan suhu.
(Rizkiya, 2018). Kegunaan dari praktium ini yaitu
Reaksi enzimatis sangat mampu mengetahui pengaruh perubahan
bergantung pada suhu, karena aktivitas suhu terhadap proses termoregulasi
metabolisme di berbagai jaringan atau pada ikan zebra (Dacyllus melanurus).
kehidupan suatu organisme bergantung METODOLOGI PERCOBAAN
dari kemampuan untuk mempertahankan A. Waktu dan Tempat
suhu sesuai dalam tubuhnya. Jika terjadi
Praktikum ini dilaksanakan pada uji, Label untuk memberi tanda pada
tanggal 03 Maret 2020 pada pukul 08.00 toples/wadah pengamatan, Air panas
– 10.00 WITA di Laboratorium dan Es Batu sebagai bahan uji.
Penangkaran dan Rehabilitasi Ekosistem C. Prosedur kerja
departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu a. Peningkatan suhu
Kelautan dan Perikanan Universitas Prosedur kerja pada peningkatan
Hasanuddin, Makassar. suhu yaitu menyiapkan 2 buah toples
B. Alat dan Bahan yang telah terisi air laut dengan
Alat yang digunakan pada praktikum mengukur salinitasnya terlebih dahulu.
ini adalah Toples berfungsi sebagai Mengukur suhu awal air laut (kontrol)
wadah percobaan, Petit Balance untuk dengan menggunakan thermometer.
menimbang bobot hewan uji, Menimbang berat awal hewan uji dengan
Handcounter untuk menghitung bukaan menggunakan Petit Balance kemudian
operkulum pada hewan uji, mencatat hasilnya. Memasukkan hewan
Handrefraktometer untuk mengukur uji ke dalam toples yang telah disiapkan
konsentrasi bahan atau zat terlarut, sebelumnya bersamaan dengan
Stopwatch untuk menghitung waktu dinyalakan stopwatch. Pada suhu awal
selama percobaan, Kanebo untuk 27°C yang akan dinaikkan menjadi 32°C
membersihkan perangkat laboratorium, diberikan air panas yang telah dibungkus
Gayung untuk memindahkan air dari kantong plastik lalu dimasukkan ke
wadah yang satu ke wadah lainnya, dalam toples, kemudian lakukan
Wadah Plastik sebagai wadah ikan ketika pengukuran oksigen terlarut awal dengan
dilakukan penimbangan bobot hewan uji, menggunakan DO meter dan
Alat Tulis Menulis untuk menuliskan hasil memperhatikan termometer bersamaan
pengamatan, Tissue untuk dengan pengamatan tingkah laku dan
membersihkan alat yang telah aktivitas hewan uji selama peningkatan
digunakan, Pemanas air untuk suhu.
meningkatkan suhu air, Termometer Apabila suhu yang diinginkan telah
untuk mengukur suhu, dan DO Meter dicapai maka air panas dalam kantong
untuk mengukur kadar oksigen terlarut di plastik dikeluarkan dari dalam toples lalu
dalam air. dilakukan pengukuran DO kembali dan
Bahan yang digunakan pada setelah itu, memulai menghitung bukaan
praktikum ini adalah Ikan Zebra operculum menggunakan Handcounter
(Dascyllus melanurus) sebagai hewan sekaligus mengamati tingkah laku hewan
uji selama 3 menit. kemudian dicatat dimasukkan ke dalam toples, kemudian
berapa lama waktu yang diperlukan lakukan pengukuran oksigen terlarut
untuk mencapai suhu tersebut dan awal dengan menggunakan DO meter
jumlah bukaan operculum serta tingkah dan memperhatikan termometer
laku hewan uji selama 3 menit. Lakukan bersamaan dengan pengamatan tingkah
lagi pengamatan dan pengukuran laku dan aktivitas hewan uji selama
dengan suhu yang berbeda pada suhu penurunan suhu.
37oC seperti halnya yang dilakukan Apabila suhu yang diinginkan telah
sebelumnya. Pada percobaan dicapai maka es batu dalam kantong
peningkatan suhu dilakukan dengan plastik dikeluarkan dari dalam toples lalu
menaikkan 5°C dari suhu awal. dilakukan pengukuran DO kembali dan
Menimbang berat akhir hewan uji setelah setelah itu, memulai menghitung bukaan
dilakukan perlakuan dan pengamatan. operculum menggunakan Handcounter
Mencatat hasil yang diperoleh. sekaligus mengamati tingkah laku hewan
Merapikan alat dan bahan yang telah uji selama 3 menit, kemudian dicatat
digunakan. Menulis laporan hasil berapa lama waktu yang diperlukan
praktikum kemudian mengumpulkannya untuk mencapai suhu tersebut dan
kepada asisten. jumlah bukaan operculum serta tingkah
b. Penurunan Suhu laku hewan uji selama 3 menit. Lakukan
Prosedur kerja pada penurunan suhu lagi pengamatan dan pengukuran
yaitu menyiapkan 3 buah toples yang dengan suhu yang berbeda pada suhu
telah terisi dengan air laut dengan 17°C dan 12°C seperti halnya yang
mengukur salinitasnya terlebih dahulu. dilakukan sebelumnya. Pada percobaan
Mengukur suhu awal air laut (kontrol) penurunan suhu dilakukan dengan
dengan menggunakan termometer, menurunkan 5°C dari suhu awal.
Menimbang berat awal hewan uji dengan Menimbang berat akhir hewan uji
menggunakan Petit balance kemudian setelah dilakukan perlakuan atau
mencatat hasilnya. Memasukkan hewan pengamatan. Mencatat hasil yang
uji ke dalam toples yang disediakan diperoleh. Merapikan alat dan bahan
sebelumnya bersamaan dengan yang telah digunakan. Menulis laporan
dinyalakannya stopwatch. Pada suhu hasil praktikum kemudian
awal 27°C yang akan diturunkan mengumpulkannya kepada asisten.
menjadi 22°C diberikan es batu yang c. Kontrol
telah dibungkus kantong plastik lalu
Prosedur kerja pada kontrol yaitu menggunakan DO meter; Kemudian
menyiapkan 1 buah toples yang telah lakukan pengamatan tingkah laku dan
terisi dengan air laut dengan mengukur menghitung bukaan operculum selama 3
salinitasnya terlebih dahulu; Mengukur menit dengan menggunakan
suhu awal air laut dengan menggunakan Handcounter. Setelah selesai
termometer; Setelah itu menimbang pengamatan dilakukan pengukuran DO
berat awal hewan uji dengan Petit kembali; Lakukan penimbangan berat
balance kemudian mencatat hasilnya; akhir pada hewan uji; kemudian
memasukkan hewan uji ke dalam toples mencatat hasil yang diperoleh lalu
yang disediakan sebelumnya bersamaan merapikan alat dan bahan yang telah
dengan dinyalakannya stopwatch. digunakan.
Lakukan pengukuran DO awal dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Tabel 1. Rata-rata hasil pengamatan
pada ikan zerba (Dasyllus
melanurus)

Suhu (°C) bukaan


opercuum
Awal Akhir
28 36 629
28 31 462
28 29 355
28 23 408
Gambar 1.1 Grafik rata rata bukaan
28 20 293
operculum ikan zebra (Dasyllus
28 17 283
melanurus)
Gambar 1.1 Grafik rata rata bukaan
operculum ikan zebra (Dasyllus
melanurus) B. Pembahasan

Suhu awal rata-rata yaitu Setelah dilakukan perlakuan


28°C di semua jenis perubahan dimana untuk peningkatan suhu
suhu baik peningkatan, diberikan air panas, penurunan
penurunan maupun kontrol. suhu diberi air es dan kontol yang
tidak diberikan perlakuan suhu lebih aktif. tetapi adanya
mulai menunjukan perubahan kesalahan dalam alat ukur
skala. Untuk penaikan suhu maupun penginputan hasil juga
menujukkan suhu akhir rata-rata bisa menjadi faktor mengapa data
yaitu 36°C dan 31°C. pendinginan DO akhir rata rata peningkatan
suhu menujukkan suhu akhir rata- suhu yang bisa melampaui data
rata 23°C, 20,°C dan 17°C dan DO kontrol.
untuk kontrol suhu akhir rata- Untuk penurunan suhu nilai

ratanya yaitu 29°C. untuk bukaan bukaan operculum rata-rata yaitu 408,

operculumnya rata-rata untuk 293 dan 283. Penurunan suhu dapat

peningkatan suhu sebesar 629 mengakibatkan oksigen terlarut

dan 462 sedangkan untuk meningkat (7.30, 6.00, 6.83) bila

penurunan suhunya yaitu 408,293 dibandingkan dengan kontrol 5.23

dan 283 untuk kontrol didapatkan seingga ikan mengurangi laju

nilai bukaan operculum yaitu 355. pernapasan yang ditandai bukaan

Pada peningkatan suhu bukaan operculum. Tetapi keslahan ketika

operculum rata-rata cenderung penginputan nilai, terjadi kematian pada

lebih tinggi 629 dan 462 salah satu sampel ikan dan adanya

ketimbang kontrol yaitu 355 hal ini kesalahan pengamat dalam melihat

dikarenakan ikan zebra (dascyllus operculum sehingga data DO dan

melanurus) melakukan adaptasi bukaan operculum pada penurunan suhu

di dalam air. terjadi ketidakkesesuaian antara teori

Meningkatnya suhu yang dan di praktikum.

mengakibatkan jumlah kadar Untuk sampel ikan kontrol jumlah

oksigen terlarut/ dissolved oxygen oksigen terlarut rata-rata cenderung

(3.74 dan 5.43) berkurang bila stabil 5.23 bila dibandingkan dengan

dibandingkan dengan kontrol awalnya yaitu 5.35 hal ini dikarenakan

sebesar 5.23, sehingga ikan ikan berada disuhu yang normal

memerlukan usaha yang lebih sehingga bukaan operculumnya normal.

untuk mengambil oksigen didalam PENUTUP


air ditandai dengan jumlah Kesimpulan
bukaaan operculumnya dan Perubahan suhu baik
tingkah lakunya. Tingkah laku peningkatan maupun penurunan
ikan pada peningkatan suhu jauh suhu akan mempengaruhi jumlah
oksigen terlarut yang berdampat Sebaiknya preparasi mengenai air
pada proses termoregulasi ikan es dan air panas untuk peningkatan dan
zebra (Dascyllus melanurus) yang penurunan suhu sudah disiapkan
ditandai dengan bukaan sebelum memasuki ruangan
operculum dan tingkah laku ikan. laboraratorium agar mengefisienkan
Saran waktu pengerjaaan laporan kelompok.

Anda mungkin juga menyukai