Anda di halaman 1dari 9

LABORATORIUM BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UIN SUMATERA UTARA

I. JUDUL PRAKTIKUM : TERMOREGULASI

II. TUJUAN PRAKTIKUM :

1. Untuk mengetahuai pengaruh suhu dingin, dan panas pada ikan mas koi

III. TINJAUAN TEORITIS :


Termoregulasi ialah proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu
tubuhnya supaya tetap konsta, paling tidak, supaya suhu tubuhnya tidak mengalami
perubahan yang terlalu besar. Persoalannya, tidak semua hewan mampu
mempertahankan suhu tubuhnya dinamakan homoeterm, sedangkan yang tidak
mampu mempertahankan suhu tubuhnya disebut poikilotrem. Menurut konsep kuno,
poikilotrem sama dengan hewan berdarah dingin, sedangkan homoeterm sama dengan
hewan berdarah panas. Namun lebih baik kita tidak lagi menggunakan istilah tersebut
karena tidak tepat dan sering kali menimbulkan kebingungan (Isnaeni,2006).
Badan air yang besar dapat menyerap dan menyimpan banyak sekali panas dari
matahari pada siang hari dan selama musim panas dengan hanya mengalami beberapa
derajat perubahan suhu. Lalu, pada malam hari dan selama musim dingin, air yang
perlahan-lahan berubah menjadi sejuk dapat menghangatkan udara. Inilah alasan
mengapa di wilayah pesisir bisanya memiliki iklim yang lebih hangat daripada
wilayah-wilayah didalam benua. Panas jenis air yang tinggi juga cenderung
menstabilkan suhu laut, menciptakan lingkungan yang sesuai bagi kehidupan laut.
Dengan demikian, karena panas jenisnya yang tinggi, air yang menutupi sebagian
bumi menjadi fluktuasi suhu di darat dan di air dalam batas-batas yang
memungkinkan kehidupan. Selain itu, karena organisme sebagian besar terdiri dari
air, organisme lebih mampu menahan perubahan suhunya sendiri dari pada jika ia
terdiri dari cairan dengan panas jenis yang lebih rendah (Campbell, 2008).
Suhu pada kebanyakan hewan dipengaruhi oleh suhu lingkungan ada hewan
yang dapat bertahan hidup pada suhu -2 oC, sementara hewan lain dapat hidup pada
suhu 50, misalnya hewan yang hidup di gurun. Bahkan, ada hewan yang dapat hidup
pada suhu yang lebih ekstrem lagi, contohnya beberapa cacing polikhaeta yang hidup
dipalung laut dalam, pada suhu lebih dari 80. Meskipun demikian, untuk hidup secara

1
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUMATERA UTARA
normal, sebagian besar hewan memilki kisaran suhu yang lebih sempit dari kisaran
suhu tersebut, sekalipun suhu tubuh kebanyakan hewan dipengaruhi oleh lingkungan
luarnya, kenyataan menunjukkan bahwa burung dan mamalia dapat mengubah suhu
lingkungan eksternal berubah-ubah. Perubahan suhu tubuh berpengaruh terhadap
energi kinetik yang dimiliki oleh setiap molekul zat sehingga peningkatan suhu tubuh
akan memeberikan peluang yang lebih besar berbagai partikel zat untuk saling
bertumbukan ( Lantu. 2010).
Oksigen merupakan salah satu parameter kualitas air yang sangat penting
dalam budidaya ikan. Oksigen yang dikonsumsi digunakan untuk mengoksidasi zat-
zat makanan untuk menghasilkan energi. Oleh karena itu laju metabolisme biasanya
ditunjukkan dengan tingkat konsumsi oksigen per unit waktu. Dalam budidaya ikan
semakin intensif tingkatan budidayanya akan semakin tinggi padat penyebaran dan
tingkat pemberian pakannya. Pada padat penebaran yang tinggi, kekurangan oksigen
sering terjadi akibatnya oksigen menjadi faktor pembatas (Rostim, 2000).
Suhu yang optimal bagi pertumbuhan ikan tropis berkisar antara 25 oC-32oC.
Semakin tinggi suhu semakin cepat perairan mengalami kejenuhan akan oksigen yang
mendorong terjadinya difusi oksigen dari air ke udara, sehingga konsetrasi oksigen
terlarut dalam perairan semakin menurun. Sejalan dengan itu, konsumsi oksigen pada
ikan menurun dan berakibat menurunya metabolisme dan kebutuhan energi.
Peningkatan suhu perairan sebesar 10 oC, menyebabkan terjadinya peningkatan
konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sebanyak dua sampai tiga kali lipat
(Effendi,2003).

2
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUMATERA UTARA

IV. ALAT DAN BAHAN :


Dalam pelaksanaan praktikum digunakan alat-alat dan bahan sebagai berikut:
1. Alat
No Nama Alat Jumlah
1. Termometer 1 buah
2. Cup/wadah plastic 8 buah
3. Stopwatch 1 buah
4. Pena 1 buah
5. Buku 1 buah
6. Kamera hp 1 buah

2. Bahan
No Nama bahan Jumlah
1. Ikan mas koi 6 ekor
2. Air hangat Secukupnya
3. air dingin/ es Secukupnya

V. PROSEDUR KERJA :
Dalam percobaan, langkah-langkah yang diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Disediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Diisi wadah dengan air secukupnya (± ½ volumenya), lalu mengukur suhunya dengan
termometer dan dicatat suhu awalnya.
3. Diambil 3 ekor ikan mas koi dan masukkan kedalam wadah yang sudah berisi air hangat
dengan suhu 33oC, 36 oC, 39 oC dengan masing-masing berisi satu ikan dalam tiap suhu yang
berbeda.
4. Setelah dimasukkan kewadah yang berisi suhu berbeda dilihat pergerakan ikan tersebut, dan
dicatat berapa kali operculumnya terbuka.
5. Diisi wadah dengan air dingin, diukur suhu awalnya menggunakan termometer.
6. Dimasukkan masing-masing 3 ekor ikan mas koi didalam satu wadah yang bersuhu 27oC di
bawah suhu kamar, dan pada percobaan kedua dengan air dingin dgn suhu 24oC, dan terakhir
suhu 21oC. Masing-masing ikan dimasukkan pada suhu yang berbeda.
7. Dihitung jumlah tiap pembukaan operculum pada masing-masing ikan tersebut.

3
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUMATERA UTARA

VI. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN :


a. PENGAMATAN
No Gambar/Hasil Keterangan
1 Pada suhu 33 oC dengan air
hangat . Terlihat ikan masih
keadaan lincah dan belum
mengalami kematian
maupun kesetresan dan
pembukaan operculum
sebanyal 190 kali.

2 Pe pada saat suhu 36oC


pergerakan ikan dengan air
hangat mulai melama
danmengalami
kesetresan.Terhitung
operkulum yang terbuka
sebanyak 140 kali

3 Pada suhu 39oC dengan air


hangat , pergerakan ikan
mulai melama dan

4
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUMATERA UTARA
operculum yang terbuka 98
kali, terlihat ikan
mengalami kestressan dan
ikan mengalami kematian
dihari itu juga.

4 Ikan dengan air dingin


bersuhu 21 oC
Ikan mengalami pergerakan
sangat cepat sehingga
pembukaan operculum 156
kali

5
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUMATERA UTARA
Pada suhu 24oC mengalami
gerak tutup buka operculum
yang sedikit yaitu 143
kali/1 jam nya. Ikan
mengalami pergerakan
yang masih normal dan
terlihat masih bugar.
DanPada suhu 27oC
dengan air dingin/es.
Terlihat bahwa membuka
dan menutup operculum
sebanyak 143 kali, dan
terlihat ikan masih lincah
bergerak dan tidak
mengalami gangguan pada
saat dipindah ke air dingin.

b. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang telah dilakukan dengan merubah suhu media air ikan sesuai dengan
yang diinginkan hal tersebut tentu berpengaruh terhadap pernafasan dan metabolisme ikan
tersebut. Dalam keadaan suhu normal metabolisme maupun tingkah laku ikan akan berjalan
dengan normal juga. Namun bila terjadi perubahan suhu, respon yang diberikan oleh ikan
akan menunjukan penyesuaian metabolisme tubuhnya terhadap lingkungan untuk
mempertahankan hidupnya.
Suhu di perairan dapat mempengaruhi kelarutan dari oksigen. Apabila suhu
meningkat maka kelarutan oksigen berkurang. Oksigen sebagai bahan pernafasan dibutuhkan
oleh sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Oleh sebab itu kelangsungan hidup ikan
ditentukan oleh kemampuannya memperoleh oksigen yang cukup dari lingkungannya.
Berkurangnya oksigen terlarut sudah tentu akan berpengaruh terhadap fisiologi respirasi ikan.

6
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUMATERA UTARA
Kebutuhan oksigen pada ikan sangat dipengaruhi oleh umur, aktivitas, serta kondisi
perairan. Semakin tua suatu organisme, maka laju metabolismenya semakin rendah. Selain itu
umur mempengaruhi ukuran ikan, sedangkan ukuran ikan yang berbeda, membutuhkan
oksigen yang berbeda pula. Ikan akan mengalami stres ketika berbeda media air saat
dipindahkan dari wadahnya. Ikan kadang mengalami perbedaan lingkungan yang drastis
sehingga menjadi stres. Oleh sebab itu biasanya dilakukan aklimatisasi sehingga ikan dapat
beradaptasi perlahan-lahan terhadap kodisi lingkungan barunya.
Pada praktikum yang kami lakukan dengan suhu air hangan dan air dingin:
a. Membuka operculum ikan mas koi pada suhu 33oC dengan air hangat
Pada percobaan atau perlakuan pertama yaitu pada suhu 33oC membuka dan menutupnya
operculum ikan mas sebanyak 190 kali. Terlihat pergerakan ikan masih lincah dan belum
merasa stres mungkin karena suhunya masih terasa dingin.
b. Membuka operculum ikan mas koi pada suhu 36oC
Pada perlakuan kedua dengan perubahan suhu dari 33oC menaik menjadi 36oC, membuka dan
menutupnya operculum ikan mengalami penaikan sehingga ikan tersebut mengalami
kestrsesan pada saat dimasukkan ke dalam wadah yang bersuhu 36, pergerakan ikan pun
semangkin lama sehingga operculum yang dihitung menjadi 140
c. Membuka operculum ikan mas koi pada suhu 39oC dengan air hangat
Pada percobaan atau perlakuan pertama yaitu pada suhu 39oC membuka dan menutupnya
operculum ikan mas sebanyak 98 kali. Terlihat ikan mengalami stres setelah dipindahkan ke
air hangat, dan ikan pun mengalami kematian dihari itu juga. Hal tersebut mungkin
diakibatkan karena ikan dipindahkan dari tempat awalnya Sehingga membuka dan menutup
operculumnya belum stabil terlebih airnya juga hangat.

d. Membuka operculum ikan mas pada suhu 27oC dengan air dingin/es
Pada perlakuan ini, suhu air diturunkan menjadi lebih dingin dari suhu sebelumnya, dan
ketika satu persatu ikan dimasukan kedalam media air tersebut, jelas terlihat bahwa membuka
dan menutupnya operculum sebanyan 143 kali, terlihat pergerakan ikan masih bugar dan
normal hal ini disebabkan tidak mengalami gangguan terhadap suhu lingkungannya.
e. Membuka dan menutup operculum ikan mas pada suhu 24oC
Pada perlakuan yang kelima yaitu menurunnya suhu air menjadi 24oC. Keadaan operculum
saat ikan dimasukkan kedam wadah dengan suhu 24oC mengalami gerak tutup buka
operculum yang sedikit yaitu 143 kali/1 jam nya. Ikan mengalami pergerakan yang masih
normal dan terlihat masih bugar. Hal ini karena ikan tidak mengalami gangguan terhadap
perubahan suhu lingkungan sehingga ikan tetap beraktifitas secara normal.
f.Aktifitas ikan pada suhu 21 oC
keadaan operculum saat ikan dimasukkan ke dalam air dingin yang bersuhu 21 oC mengalami
gerak tutup operculum sebanyak 156 kali. Ikan mengalami pergerakan yang sangat cepat. Hal
ini karena metabolisme ikan menjadi meningkat karena suhu yang dingin.

7
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUMATERA UTARA

VII. KESIMPULAN :
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
suhu sangat berpengaruh terhadap aktifitas organisme. Ikan mas koi memiliki
kecepatan penggunaan oksigen yang lebih banyak pada suhu maksimum
dibandingkan pada suhu saat optimum dan minimum, karena pada suhu yang tinggi
konsentrasi okeigen terlarut semakin berkurang sehingga ikan menggerakkan
operculum lebih cepat.

VIII. DAFTAR PUSTAKA :


Campbell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Effendi. 2003. Biologi Dasar. Medan: Unimed press.
Isnaeni.2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta:Kanisius
Lantu, S. 2010. Osmoregulasi pada Hewan Akuatik. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol 6.
No.(1):46-50.
Rostim, Asep. 2000. Tingakat Konsumsi Oksigen Ikan Air Tawar. Yogyakarta: Kanisius.

Medan, 10 Oktober 2019


Dosen/Asisten Praktikan

8
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUMATERA UTARA

(.........................................................) (...........................................................)
NIP/NIM: NIM:

Anda mungkin juga menyukai