DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2 Ketua : Fadhila Nurmaulida (10) Anggota: Desi Fatmala Sari (07) Elma Herdelia (08) Fina Febrianti (11) Resty Jayanty (23)
KELAS IX C SMPN 2 GARUT
Latar Belakang
Ikan atau bahasa ilmiahnya adalah pisces secara umum termasuk hewan bertulang belakang (vertebrata). Ikan adalah hewan berdarah dingin (polikilotermis). Suhu tubuhnya selalu mengikuti suhu lingkungannya sehingga suhu badannya turun naik bersama-sama dengan turun naiknya suhu sekitarnya. Ikan berkembang biak dengan cara bertelur. Ikan mengeluarkan telurnya di dalam air, demikian pula ikan jantan mengeluarkan spermanya di dalam air, sehingga pembuahan terjadi diluar tubuh induknya. Pembuahan yang terjadi diluar tubuh induknya disebut dengan pembuahan eksternal. Berdasarkan tulangnya ikan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: a. Ikan bertulang rawan Contohnya: Ikan Hiu, Ikan Cucut, Ikan Pari b. Ikan bertulang sejati: Contohnya: Ikan Mas, Ikan Mujair, Ikan Kakap, Ikan Bandeng, Ikan Tawes Semua ikan hidup di air, baik air tawar maupun air laut. Kulit tubuhnya bersisik dan berlendir untuk memudahkan gerakan didalam air. Ikan mempunyai sirip yang berfungsi untuk keseimbangan badan dan menentukan arah gerak di dalam air. Sirip dibagi menjadi dua, yaitu sirip tunggal (contoh: sirip punggung, sirip ekor, dan sirip belakang)dan sirip ganda atau berpasangan (contoh: sirip dada dan sirip perut). Selain itu ditubuh ikan terdapat gurat sisi yang berfungsi untuk mengetahui tekanan air disekelilingnya. Ikan menggunakan insang yang terletak dikepalanya untuk bernafas. Cara ikan bernafas adalah sebagai berikut, air masuk melalui rongga mulut kemudian masuk dalam insang, saat air ada didalam insang, oksigen yang terlarut dalam air diserap oleh pembuluh darah pembuluh darah kecil yang terdapat dalam insang dan karbondioksida dalam darah dikeluarkan ke air. Air keluar dari rongga insang ketika tutup insang membuka dan begitu terus menerus. Ikan juga mempunyai gelembung renang yang terletak diantara tulang belakang dan perut, berhubungan dengan kerongkongan. Darah pada dinding gelembung dapat memasukan udara kedalam gelembung dan mengeluarkan udara dari gelembung itu sehingga sehingga berat ikan dapat berkurang atau bertambah sehingga ikan dapat naik dan turun didalam air. Dari masing-masing karakteristik yang dimiliki ikan, ditemukan satu pemikiran bahwa suhu juga berpengaruh dalam proses hidup ikan. Biasanya suhu berperan penting terhadap adaptasi fisiologi ikan. Penyesuaian fungsi alat-alat tubuh terhadap keadaan lingkungan ini yang kemudian menyangkutkan operkulum sebagai salah satu organ tubuh yang ikut berperan penting.
EKSPERIMEN I Tujuan : Mengetahui pengaruh perubahan temperature terhadap kecepatan membuka dan menutupnya operculum
Alat dan bahan : 1. Tiga toples 2. Stopwatch 3. Thermometer 4. Air hangat 5. Es batu 6. Tiga ekor ikan mas 7. Buku Kerja
Langkah kerja : 1. Mengisi masing-masing dengan air (Toples A diisi dengan air biasa, toples B diisi dengan air hangat, toples C diisi dengan air dicampur es batu) 2. Temperature air diukur dengan thermometer
3. Ikan dimasukan ke dalam toples A, B, C,
Ikan di toples A Ikan di toples B Ikan di Toples C
4. Memperhatikan operculum ikan. Menghitung berapa kali tutup insang membuka dalam 1 menit. Mengulang langkah ini sebanyak dua kali dan mencatat hasilnya dalam buku kerja
Tabel Pengamatan
Toples Jumlah membuka dan menutupnya overculum per menit Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 Rata2 Kelas 1 2 Rt2 1 2 Rt2 1 2 Rata2 1 2 Rata2 1 2 Rata2 1 2 Rata2 A (24 o C) 116 113 114 93 87 90 76 82 79 114 109 112 73 80 77 110 112 111 97 B (34 o C) 127 118 122 74 69 72 48 59 54 161 148 154 97 130 114 100 130 115 105 C (18 o C) 94 82 88 120 114 117 59 53 56 96 93 95 67 80 74 86 98 92 87
Analisis :
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan didapat bahwa frekuensi me mbuka s er t a me nut upnya oper cul um pada i kan mas t er j adi l ebi hsering pada setiap kenaikan suhu. Dalam toples a yang berisi air yang bersuhu 25 o C jumlah ikan menutup dan membuka tutup ingsangnya bergerak normal (tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat) karena gerakan molekul air pada suhu ini tidak terlalu cepat dan tidak lambat sehingga jumlah kosentrasi oksigen yang terlalut tidak terlalu banyak . jadi ikan bernafas dengan normal untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh. Dalam toples B yang berisi air yang bersuhu 35 o C jumlah ikan menurun dan membuka tutup insangnya bergerak cepatena gerakan molekul air pada suhu ini bergerak cepat, sehingga oksigen yang akan terlarut dalam air terhalang oleh gerakan molekul tersebut. Sehingga kosentrasi oksigen yang terlalu dalam air sedikit, sehingga ikan menggerakan insangnya cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuhnya Dalam toples C yang berisi air yang bersuhu 18 o C jumlah ikan menutup dan membuka insang bergerak lambat karena gerakan molekul airnya lambat sehingga jumlah oksigen yang terlarut dalam air banyak pula, jadi dengan bernafas lambat pun ikan dapat memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuhnya.
Pertanyaan : a. Diantara ikan A, B, C, ikan manakah yang rata-rata membukanya operculum per menit paling banyak ? mengapa demikian ? jelaskan pendapatmu ? b. Di antara ikan A, B, C, ikan manakah yang rata-rata membukanya operculum per menit paling sedikit ? mengapa demikian? Jelaskan pendapatmu c. Bagaimana hubungan antara pernapasan ikan dengan temperature lingkungannya ? d. Nyatakan kesimpulanmu dalam buku kerjamu
Jawab : a. Ikan di Toples B, karena gerakan molekul air pada suhu ini bergerak cepat, sehingga oksigen yang akan terlarut dalam air terhalang oleh gerakan molekul tersebut. Sehingga kosentrasi oksigen yang terlalut dalam air sedikit, dan ikan menggerakan insangnya cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuhnya b. Ikan di toples C, karena gerakan molekul airnya lambat sehingga jumlah oksigen yang terlarut dalam air banyak pula, jadi dengan bernafas lambat pun ikan dapat memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuhnya c. Pernapasan ikan sangat dipengaruhi oleh temperature lingkungannya. Karena temperaturelingkungannya itu mempengaruhi gerakan molekul air, jika temperature tinggi gerak molekul air cepat dan jika temperature rendah gerak molekul air lambat. Ketika gerak molekul cepat, oksigen susah untuk terlarut sehingga ikan saat bernapas lebih banyak dan cepat membuka operculumnya, sedangkan jika gerak molekulnya lambat oksigen mudah terlarut dalam air dan ikan pun lebih lambat membuka operculumnya
d. Kesimpulan : Ikan beradaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi fisiologi ikan salah satunya berhubungan dengan system respirasi. Pada adaptasi ini terlihat dari gerakan operculum ikan. Adapatasi ini dipengaruhi oleh temperature dan keadaan lingkungannya. Dengan adanya penurunan temperatur, maka terjadi penurunan metabolisme pada ikan yang mengakibatkan kebutuhan oksigen menurun, sehingga gerakannya (operculumnya) melambat. Penurunan oksigen juga dapat menyebabkan kelarutan oksigen di lingkungannya meningkat.