Anda di halaman 1dari 7

Mia Berlia

230110130007
Perikanan A
Lab FHA
PRAKTIKUM 1
Pengaruh Perubahan Suhu Panas dan Suhu Dingin Media Air
Terhadap Membuka & Menutup Operculum Benih Ikan Mas

I. Landasan Teori
Ikan adalah makhluk hidup yang hidup di dalam air dan berdarah dingin
atau poikiloterm artinya dapat menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu lingkungan
atau air dimana ia berada. Ikan bernafas terutama dengan menghirup udara dari air
dan menyerap O2 dengan menggunakan insang yang terdapat pada bagian kanan
dan kiri kepalanya. Selain itu, sewaktu-waktu ikan mengambil udara dari
permukaan air, jika udara di dalam air kurang.
Ikan mas termasuk famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri umum,
badan ikan mas berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping (Compresed)
dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal), dan dapat di sembulka, di
bagian mulut di hiasi dua pasang sungut, yang kadang-kadang satu pasang di
antaranya kurang sempurna dan warna badan sangat beragam (Susanto,2007).
Ikan mas dapat di klasifikasikan secara taksonomi (Susanto, 2007) sebagai
berikut:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Pisces

Ordo

: Cyprinifomes

Famili

: Cyprinidae

Genus

: Cyprinus

Species

: Cyprinus carpio

Tubuh ikan mas digolongkan (3) tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor.
Pada kepala terdapat alat-alat seperti sepasang mata, sepasang cekung hidung

yang tidak berhubungan dengan rongga mulut, celah-celah insang, sepasang tutup
insang, alat pendengar dan keseimbangan yang tampak dari luar (Cahyono, 2000).
Ikan mas dapat tumbuh normal dengan suhu 20oC-25oC dan pH air antara 7-8
(Herlina,2002).
Dalam biologi, operculum (Latin untuk "tutupnya kecil") telah digunakan
untuk menggambarkan beberapa ciri-ciri anatomi yang berbeda, pada hewan, pada
manusia dan bahkan pada tumbuhan.
Operculum dari tulang ikan adalah tulang keras flap yang menutupi dan
melindungi insang. Pada sebagian besar ikan, di tepi belakang kasar operculum
menandai pembagian antara kepala dan tubuh. Operculum terdiri dari empat
tulang yang menyatu; yang opercle, preopercle, interopercle, dan subopercle.
Tampaknya ini berasal dari celah insang terpisah meliputi dari elasmobranch
ancester dari teleost ikan. Posterior tepi operculum dilengkapi dengan fleksibel,
berusuk struktur yang bertindak sebagai meterai untuk mencegah aliran air balik
selama respirasi. Morfologi fitur anatomis ini sangat bervariasi antar spesies. Pada
beberapa spesies, dapat mendorong operculum air dari rongga buccal melalui
insang.
Untuk beberapa ikan, operculum sangat penting dalam mendapatkan
oksigen. Ini membuka sebagai menutup mulut, menyebabkan tekanan di dalam
ikan menurun. Air kemudian mengalir menuju tekanan rendah di insang ikan
lamel, memungkinkan beberapa oksigen akan diserap dari air.
Ikan bertulang rawan tidak memiliki operculum. Tanpa operculum,
metode lain untuk mendapatkan air ke insang yang diperlukan, seperti ventilasi.
Perubahan suhu yang mendadak sering menjadi penyebab kematian ikan.
Perubahan yang kecil pada suhu lingkungan akan menyebar dengan cepat ke
seluruh tubuh ikan sebagai efek perpindahan panas melalui kapiler kulit dan
kapiler insang.

Suhu air dan respirasi pada ikan


Suhu adalah derajat panas suatu benda dalam hal ini air. Suatu benda
dikatakan memiliki suhu tinggi apabila mengandung kalor atau panas yang tinggi.
Begitu pula sebaliknya suatu benda memiliki suhu yang rendah apabila
mengandung kalor dalam jumlah sedikit. Air yang memiliki suhu tinggi akan
memiliki kandungan oksigen yang berbeda dengan air yang memiliki suhu lebih
rendah. Hal ini akan mempengaruhi laju respirasi ikan sebagai biota air.
1. Pernapasan
Pernapasan

adalah

proses

pengikatan

oksigen

dan

pengeluaran

karbondioksida oleh darah melalui permukaan alat pernapasan. Proses pengikatan


oksigen tersebut dipengaruhi struktur alat pernapasan, juga dipengaruhi perbedaan
tekanan parsial O2 antara perairan dengan darah. Perbedaan tersebut
menyebabkan gas-gas berdifusi ke dalam darah atau keluar melalui alat
pernapasan.
Ikan bernapas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran
tipis berwarna merah muda dan selalu lembab. Bagian terluar dari insang
berhubungan dengan air, sedang bagian dalam berhubungan erat dengan
kapilerkapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan tiap
filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat
pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga memungkinkan O2
berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar.
Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan
tutup insang (operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes)
insangnya tidak mempunyai tutup insang.
Salah satu contoh ikan bertulang sejati yaitu ikan mas. Insang ikan mas
tersimpan dalam rongga insang yang terlindung oleh tutup insang (operkulum).
Perhatikan gambar 1, Insang ikan mas terdiri dari lengkung insang yang tersusun
atas tulang rawan berwarna putih, rigi-rigi insang yang berfungsi untuk menyaring
air pernapasan yang melalui insang, dan filamen atau lembaran insang. Filamen
insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah muda

karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah dan merupakan cabang dari
arteri insang. Di tempat inilah pertukaran gas CO2 dan O2 berlangsung.

Gambar 1
Gas O2 diambil dari gas O2 yang larut dalam air melalui insang secara
difusi. Dari insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh
jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung.
Dari jantung menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi
secara terus-menerus dan berulang-ulang.
Mekanisme pernapasan ikan bertulang sejati meliputi dua tahap yakni fase
Inspirasi dan Ekspirasi.
1. Fase Inspirasi atau pengambilan udara/ pemasukan udara dari air kedalam
insang. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Celah mulut tetap
tertutup. Bila tutup insang bergerak kesamping dan selaput tutup insang tetap
menempel pada tubuh maka rongga mulut bertambah besar, tekanan udaranya
berkurang, atau lebih menjadi kecil dari tekanan udara luar. Bila celah mulut
membuka maka air atau udara akan masuk kerongga mulut.
2. Fase ekspirasi atau pengeluaran karbondioksida dan gas-gas lain dari insang
ke air. Setelah air masuk kedalam rongga mulut, celah mulut menutup, tutup
insang bergerak mendekati sumbu tubuh atau kembali keposisi semula, selaput
insang membuka sehingga air keluar melalui celahtersebut. Pada saat air
keluar bersentuhan dengan lembaran insang saat itulah oksigen berdifusi
kedalam kapiler darah, sedangkan karbondioksida berdifusi dari darah

kedalam air. Jadi, pertukaran karbondioksida dan oksigen terjadi pada fase
ekspirasi.
II. ALAT & BAHAN
Dalam pelaksanaan praktikumini digunakan alat-alat dan bahan sebagai
berikut :
2.1. Alat :
Beaker glass sebagai ikan untuk ikan yang akan diamati
Wadah plastic sebagi tempat ikan sebelum dan setelah diamati
Water bath sebagai penangas air
Termometer Hg / alcohol untuk mengukur suhu air
Hand counter untuk menghitung bukaan operculum
Timer / stopwatch untuk mengamati waktu
Freezer sebagai tempat pembuat es batu
Palu/martil untuk memecah bongkahan es batu
2.2. Bahan :

Benih ikan mas sebanyak 10 ekor

Stok air panas untuk mengubah suhu air sesuai perlakuan

Stoke es balok untuk mengubah suhu air sesuai perlakuan

III. CARA KERJA


Dalam percobaan ini langkah-langkah yang harus diperhatikan antara lain :
1. Siapkan sebuah beaker glass 1000 ml sebagai wadah perlakuan dan dua wadah
plastik sebagai tempat ikan yang belum dan yang sudah diamati
2. Ambil sebanyak 10 ekor benih ikan mas dari akuarium stok, lalu masukkan ke
dalam salah satu wadah plastic yang telah diberi media air.
3. Isi beaker glass dengan air secukupnya ( volumenya ), lalu ukur suhunya
dengan thermometer dan catat hasilnya.
4. Pengamatan akan dilakukan dengan tiga perlakuan yaitu :
a. T1 = untuk suhu kamar ( . 0,5 C)

b. T2 = untuk suhu 3 C di atas suhu kamar


c. T3 = untuk suhu 6 C di atas suhu kamar
5. Masukkan satu persatu ikan uji ke dalam beaker glass yang sudah diketahui
suhunya (perlakuan a) kemudian hitung banyaknya membuka & menutup
operculum ikan tersebut selama satu menit dengan menggunakan hand counter
dan stop watch sebagai penunjuk waktu dan diulang sebanyak tiga kali untuk
masing masing ikan. Data yang diperoleh dicatat pada kertas lembar kerja
yang telah tersedia.
6. Setelah selesai dengan ikan uji pertama dilanjutkan dengan ikan uji berikutnya
sampai ke sepuluh ikan tersebut teramati. Ikan yang telah diamati dimasukkan
ke dalam wadah plastik lain yang telah disediakan
7. Setelah selesai dengan perlakuan a, dilanjutkan dengan perlakuan b dengan
mengatur suhu air pada beaker glass agar sesuai dengan suhu yang diinginkan
dengan cara menambah air panas dari water bath sedikit demi sedikit.
Usahakan pada saat pengamatan berlangsung suhu air turun pada kisaran
toleransi 0,5 C. Pengamatan selanjutnya sama seperti pada point 5.
8. Setelah selesai dengan perlakuan b, dilanjutkan dengan perlakuan c dengan
mengatur suhu air pada beaker glass agar sesuai dengan suhu yang diinginkan
dengan cara menambah air panas dari water bath sedikit demi sedikit.
Usahakan pada saat pengamatan berlangsung suhu air turun pada kisaran
toleransi 0,5 C. Pengamatan selanjutnya sama seperti pada point 5.

DAFTAR PUSTAKA
Lili,Walim,dkk.2013.Modul petunjuk praktikum fisiologi hewan air.Bandung
Asrianti.2013.Pengaruh suhu terhadap aktivitas organisme.
http://asriantiokc.blogspot.com/2013/05/pengaruh-suhu-terhadapaktivitas.html. (Diakses pada tanggal 8 Oktober 2013 pukul 14.20 WIB)
Sholhah,Alfiatus.2013.Hubungan suhu air dan DO dengan aktivitas ikan mas
(Cyprinus carpio L.)
http://alfibelajarbiologi.blogspot.com/2013/05/hubungan-suhu-air-dando-dengan.html. (Diakses pada tanggal 8 Oktober 2013 pukul 15.15
WIB)

Anda mungkin juga menyukai