Anda di halaman 1dari 8

1.

Deskripsikan perbedaan anatomi sistem pernapasan antara ikan lele dan ikan
nila, beserta fungsi masing – masing organ
Jawab :

1. Anatomi Pernapasan Ikan Nila

Pernapasan merupakan proses pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida


oleh suatu organisme hidup. Untuk dapat bernapas maka diperlukan organ pernapasan. Pada
ikan, proses pernapasan umumnya dilakukan dengan menggunakan insang (branchia). Insang
ikan juga mengalami perkembangan sebagaimana organ-organ lainnya. Pada stadium larva,
insang belum sempurna dan belum dapat berfungsi. Untuk dapat bernapas, larva ikan
biasanya menggunakan kantung telur (yolk sac) atau pada beberapa ikan tertentu
menggunakan insang luar. Ikan-ikan bertulang sejati memiliki insang yang ditutup oleh
penutup insang (apparatus opercularis). Tutup insang ini terdapat di sebelah kanan dan kiri
bagian belakang kepala. Setiap tutup insang (operculum) terdiri atas:

a.os operculare
merupakan tulang yang paling besar dan letaknya paling dorsal.
b.os preoperculare
merupakan tulang kecil yang melengkung seperti sabit dan terletak paling cranial.
c.os interoperculare
merupakan tulang kecil yang terletak di antara os operculare dan os preoperculare.
d.os suboperculare
merupakan bagian tulang yang terletak paling caudal.
Insang terdiri dari beberapa bagian yaitu:

a. Filamen insang (gill filament), berwarna merah, terdiri dari jaringan lunak, berbentuk
seperti sisir, melekat pada lengkung insang. Banyak mengandung kapiler-kapiler darah
sebagai cabang dari arteri branchialis dan merupakan tempat terjadinya pengikatan oksigen
terlarut dari dalam air.

b. Tulang lengkung insang (gill arch), merupakan tempat melekatnya filamen dan tapis
insang, berwarna putih, dan memiliki saluran darah (arteri afferent dan arteri efferent) yang
memungkinkan darah dapat keluar dan masuk ke dalam insang.

c. Tapis insang (gill rakers), berupa sepasang deretan batang tulang rawan yang pendek dan
sedikit bergerigi, melekat pada bagian depan dari lengkung insang, berfungsi untuk
menyaring air pernapasan.

Mekanisme pernafasan ikan nila :

Pertukaran gas CO2 dan O2 terjadi secara difusi ketika air dari habitat yang masuk melalui
mulut, terdorong ke arah daerah insang. O2 yang banyak dikandung di dalam air akan diikat
oleh hemoglobin darah, sedangkan CO2 yang dikandung di dalam darah akan dikeluarkan ke
perairan. Darah yang sudah banyak mengandung O2 kemudian diedarkan kembali ke seluruh
organ tubuh dan seterusnya.

2. Anatomi Pernapasan Ikan Lele

Sebenarnya alat pernapasan antara ikan nila dan ikan lele hampir mirip yakni terdiri
atas gill arch, gill filaments, dan gill fans.

a. Filamen insang (gill filament), berwarna merah, terdiri dari jaringan lunak, berbentuk
seperti sisir, melekat pada lengkung insang. Banyak mengandung kapiler-kapiler darah
sebagai cabang dari arteri branchialis dan merupakan tempat terjadinya pengikatan oksigen
terlarut dari dalam air.
b. Tulang lengkung insang (gill arch), merupakan tempat melekatnya filamen dan tapis
insang, berwarna putih, dan memiliki saluran darah (arteri afferent dan arteri efferent) yang
memungkinkan darah dapat keluar dan masuk ke dalam insang.

c. Tapis insang (gill rakers), berupa sepasang deretan batang tulang rawan yang pendek dan
sedikit bergerigi, melekat pada bagian depan dari lengkung insang, berfungsi untuk
menyaring air pernapasan.

Namun yang membedakan adalah di ikan lele terdapat alat pernapasan tambahan
yaitu arborescent organ. Arborescent organ berbentuk seperti bunga karang. Alat pernapasan
tambahan ini terletak di bagian atas depan insang. dengan bantuan alat ini Ikan lele dapat
hidup di dalam lumpur atau di dalam air yang memiliki kadar oksigen rendah serta mampu
mengambil udara langsung di lingkungan, ikan lele dapat bertahan hidup di luar air dalam
beberapa jam jika keadaan udara disekitarnya lembab. Lele dilengkapi dengan alat
pernapasan tambahan pada lembar insang kedua dan keempat berupa modifikasi insang
berbentuk bunga yang disebut arborescent organ yang memungkinkan lele untuk mengambil
oksigen langsung dari udara. Karena itulah, lele dapat hidup pada lingkungan perairan dengan
kadar oksigen rendah dan kadar CO 2 tinggi.

Gambar a : Labirin b: Ingsang

Selain itu juga mempunyai Gelembung renang adalah kantong yang berisi udara atau oksigen
dan berada pada rongga tubuh ikan. Gelembung renang memiliki fungsi untuk menjaga
posisi ikan agar dapat mengapung saat berada dalam air sehingga ikan tidak perlu terus
menerus berenang. Ada juga ikan yang memfungsikan gelembung renang seperti layaknya
paru – paru, Meskipun paru – paru pada ikan yang dimaksud dapat menyimpan oksigen akan
tetapi tidak diketahui pasti berapa kapasitas total udara yang dapat ditampung seperti pada
kapasital vital paru – paru manusia. Gelembung udara berada pada tulang punggung
Mekanisme pernapasan ikan dengan gelembung renang

 Oksigen masuk dan berdifusi melalui dinding gelembung renang


 Oksigen lalu masuk melalui jaringan kapiler yang meluas dan udara diambil sebanyak
– banyaknya
 Pada dinding belakang gelembung renang terdapat dinding tipis yang berfungsi
sebagai alat sekresi sisa pernafasan dimana karbondioksida akan dikeluarkan dari
dalam tubuh.

2. Hasil penelitian saudara menunjukan bahwa organ arborescent pada ikan lele
menyebabkan ikan lele lebih tahan terhadap kondisi miskin oksigen dengan ikan nila.
Terangkan mekanisme kerja arborescent pada ikan lele yang menyebkan dapat
bernapas di kondisi miskin oksigen atau air keruh ?

Jawab : Lele dilengkapi dengan alat pernapasan tambahan pada lembar insang kedua dan
keempat berupa modifikasi insang berbentuk bunga yang disebut arborescent organ yang
memungkinkan lele untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Karena itulah, lele dapat
hidup pada lingkungan perairan dengan kadar oksigen rendah dan kadar CO 2 tinggi. Hal ini
terjadi karena pada habitat alamnya suatu waktu bisa terjadi kondisi dimana kandungan
oksigen dalam air berkurang atau sedikit. Sehingga ikan-ikan yang memiliki labirin ini
mudah beradaptasi dengan berbagi kondisi air dan lingkungan dan memiliki daya tahan yang
baik.

Alat pernapasan ini terletak di bagian kepala di dalam rongga yang dibentuk oleh dua
pelat tulang kepala. arborescent berwarna kemerahan dan berbentuk seperti tajuk pohon
rimbun yang penuh kapiler-kapiler darah. Labirin dapat digunakan untuk bernafas pada ikan
lele baik pada air maupun di lumpur. Mekanisme pernapasannya menggunakan labirin yaitu
sebagai berikut :

1. Ketika ikan lele mengambil udara dari lingkungan kemudian oksigen diserap atau
terjadi difusi pada labirin yang banyak kapiler darahnya,
2. Kemudian oksigen tersebut akan diedarkan keseluruh tubuh dalam darah oleh
jantung tahap ini merupakan fase inspirasi
3. Selanjutnya pada fase ekspirasi yaitu pengeluaran CO2, karbondioksida dalam
tubuh akan menuju dan bermuara di insang dan selanjutnya untuk dikeluarkan.
Organ aborescent digunakan ikan lele untuk mengambil oksigen secara langsung di
udara, sedangkan organ insang digunakan untuk mengambil oksigen di dalam air.

3.Jelaskan mekanisme fisiologi perangsangan respirasi pada ikan ?

Jawab : Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi. Pada
fase inspirasi, Bukaan operkulum atau proses ram jet ventilation ikan merupakan proses
penting dalam respirasi ikan. Hal ini karena ikan menelan air dengan mulutnya dan
menekannya melewati insang kemudian keluar melalui lubang di bawah operkulum

Pertama, ikan (atau binatang-binatang air lainnya) harus memompa jumlah air yang
besar pada permukaan tubuh untuk memperoleh sejumlah oksigen yang layak jika tidak maka
akan mengganggu laju metabolisme.O2 dari air masuk ke dalam insang kemudian O2 diikat
oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Bila oksigen telah
berdifusi dalam darah insang, oksigen ditranspor oleh hemoglobin ke kapiler jaringan untuk
digunakan oleh sel. Hemoglobin di dalam sel darah merah memungkinkan darah mengangkut
oksigen 30-100 kali dibandingkan oksigen terlarut dalam darah. Pergerakan oksigen ke dalam
kapiler darah insang disebabkan perbedaan tekanan dari tempat pertama ke tempat lainnya.
Karena tekanan oksigen dalam insang lebih besar dari tekanan oksigen dalam kapiler darah
insang, maka oksigen ditranspor melalui sirkulasi ke jaringan perifer

Sebaliknya pada fase ekspirasi. Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut
menutup. Insang kembali ke kedudukan semula diikuti membukanya celah insang. Air dalam
mulut mengalir melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran insang. Pada
tempat ini terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah melepaskan CO2, C02 yang dibawa
oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan keluar tubuh
.ke dalam air dan mengikat O2 dari air.

4.Dalam kondisi miskin oksigen bagaimana proses metabolisme yang terjadi di


dalam tubuh ikan lele

Oksigen digunakan untuk proses metabolisme, oleh karenanya keberadaan oksigen akan
mempengaruhi proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh organisme. Ketika ikan yang
berada pada medium yang tekanan parsial oksigennya berbeda antara tubuh dan
lingkungannya akan memenuhi kebutuhan oksigennya dengan cara memompa air lebih besar
melalui peningkatan frekuensi pergerakan operkulum. Oleh karena itu, ikan yang tidak
memiliki alat pernapasan tambahan cenderung bergerak lebih aktif. Konsumsi oksigen
dipengaruhi juga oleh kondisi fisiologis ikan tersebut. apabila ikan dikeluarkan dari media
air, insang tidak akan mampu memanfaatkan oksigen karena medium air dan medium udara
berbeda dalam hal kerapatan maupun kekentalannya meskipun sama-sama fluida. Hal ini
akan berpengaruh terhadap tingkah laku ikan untuk merespon perlakuan apabila dikeluarkan
dari media air. Insang ikan akan cendrung lengket dan berkurang kelembabannya apabila
berada di luar media. Umumnya ikan akan mengeluarkan lendir sebagai cara untuk
mempertahankan kelembabannya. Namun ada beberapa jenis ikan yang mempunyai alat
pernapasan tambahan seperti labirin (sepat, betok, gurame), arborescent (lele dan patin),
divertikula (gabus), bukopharinx (belut), maupun kulit (ikan sebelah) yang mampu
memanfaatkan langsung oksigen dari udara sehingga ketahanan ikan-ikan tersebut menjadi
lebih baik.

5. Jelaskan proses terjadinya kematian pada ikan lele yang ditempatkan pada medium
air sumur ?

Jawab : pada medium air sumur ikan lele harus melakukan adaptasi untuk mempertahankan
tekanan osmotic di dalam tubuhnya.Adaptasi dapat dilakukan sepanjang perubahan yang
terjadi dilingkungan tidak terlalu besar dan masih dalam kisaran toleransi yang dapat
diterimanya. Jika perubahan lingkungan terlalu ekstrem kemungkinan ikan lele akan tidak
mampu bertahan hidup di air sumur.
keadaan lingkungan disekitar lele juga tidak sesuai dengan habitan aslinya. Itulah yang
akan terjadi jika menampung lele di air bersih atau air sumur. Air seperti itu tidak disukai
lele, karena habitat lele bukan di hulu sungai yang airnya bersih, tetapi di hilir sungai yang
airnya agak kotor. Air bersih ternyata sangat kesat atau tidak licin bagi tubuh lele yang
memang tak bersisik. Keadaan itu menyebabkan kandungan air dalam kulit terisap oleh air
bersih dan menyebabkan kulitnya terkelupas. Kita tahu bahwa ikan lele membutuhkan lendir
yang diproduksi dari tubuhnya agar dia tidak terluka akibat bersentuhan dengan patil dari
ikan lele yang lainya.

Selain itu, Proses terjadinya kematian pada ikan lele kami disebabkan adanya penyakit
parasiter yang meneyerang tubuh ikan lele. Dimana penyakit parasiter alah penyakit yang
disebabkan oleh adanya parasit yang menyerang pada badan ikan, insang, lendir, maupun
dalam tubuh ikan sendiri. parasit ini dapat berupa protozoa, cacing, udang renik, jamur,
bakteri, dan virus. Lokasi penyerangan pun berbeda- beda, kadang di dalam tubuh, namun
tidak jarang diluar kulit (kulit, ingsang, sirip).

Pada ikan lele yang kami gunakan di dalam penelitian ditemukan adanya bintik putih.
Penyakit bintik putih ini disebabkan oleh protozoa Ichthyopthirius multifiliis Fouquet.
Bentuknya setengah membulat dengan diameter 40 mikron sehingga tak terlihat oleh mata.
Namun keberadanya di badan ikan berjumlah ribuan hingga terlihat bintik – bintik berwarna
putih.

Protozoa ini dengan kelicikannya akan menerobos selaput lendir ikan lele dan akan
menempel pada badan ikan, kemudian menghisap dengan paksa cairan dalam tubuh ikan.
Kadang – kdang yang diserang sirip danjuga insang ikan.

Ikan yang memiliki penyakit ini memiliki gejala sebagai berikut :

1. Banyak menegeluarkan lendir


2. Bagian yang terserang penyakit akan menunjukan adanya bintik – bintik warna
putih
3. Freuensi pernapasan ikan meningkat
4. Ikan sering berenang di permukaan air untuk mengirup udara secara langsung
5. Warna tubuh ikan menjadi pucat.

Bila berlangsung lama dan ikan masih sanggup untuk bertahan maka pertumbuhannya
akan terganggu. Mengingat protozoa ini mengalami beberapa fase dalam hidupnya, maka
cara yang paling efektif untuk memberantasnya adalah dengan memotong siklus hidupnya.
Waktu yang paling tepat untuk membantainya ialah setelah ia memasuki fase post cyste (
setelah membentuk kista), saat ia melepaskan diri dari ikan. Pada saat menyerang ikan/ fase
parasiterini sulit dijangkau oleh obat tanpa merusak lendir ikan, demikan pun saat membelah
diri, karena dilindungi oleh lendir. Selain fase post cyste, dapat pula diberantas saat Pre cyste,
yaitu setelah ia dewasa dan melepaskan diri dari tubuh ikan namun belum membentuk kista.
6.Jelaskan mekanisme pengaturan proses bernapas yang terjadi pada ikan lele dan
pada ikan nila. Bagian manakah dari proses tersebut yang berdapak kepada terjadinya
perlambatan proses bernapas pada ikan nila ?

Jawab :

Cara kerja insang Nila

 Proses pernapasan diawali dengan membukanya mulut ikan kemudian tertutupnya


operkulum. Air yang kaya oksigen akan masuk dan terdorong ke dalam mulut ikan
dan melalui insang.
 Molekul oksigen akan ditangkap oleh Haemoglobin pada jaringan pembuluh darah
dalam insang dan diedarkan ke seluruh tubuh ikan.
 Karbondioksida dan buangan respirasi lainnya juga akan dilepaskan melalui insang.
 Kemuidian ikan akan menutup mulutnya dan membuka tutup insang selanjutnya air
akan mengalir melalui insang.

Cara kerja ingsang Lele

Labirin digunakan untuk bernafas pada ikan baik pada air maupun di lumpur,
mekanismenya yaitu ikan lele mengambil udara dari lingkungan kemudian oksigen diserap
atau terjadi difusi pada labirin yang banyak kapiler darahnya, oksigen tersebut akan
diedarkan keseluruh tubuh dalam darah oleh jantung tahap ini merupakan fase inspirasi,
kemudian pada fase ekspirasi yaitu pengeluaran CO2, karbondioksida dalam tubuh akan
menuju dan bermuara di insang dan selanjutnya untuk dikeluarkan.

Yang menghambat Ikan Nila berhenti bernapas

hal ini kareana adanya kadar CO2 yang terlalu tinggi didalam tubuh..Keberdaan CO2 dapat
menimbulkan gagngguan fisiologis yang penting. CO2 sangat mudah berikatan dengan air
membentuk asam karbonat yang memiliki kekuatan untuk menciptakan kondisi asam. Oleh
karena itu, CO2 yang terbentuk dijaringan harus segera di angkut dan dikeluarkan dari tubuh..

Reaksi pembentukan asam karbonat dapat terjadi dalam jaringan,plasma,maupun didalam sel
darah merah. Pembentukan asam karbonat yang terjadi didalam sel darah merah berlangsung
secara cepat karena didalamnya terdapat enzim karbonat anhydrase yang berperan sebagai
katalis.

Darah mengangkut CO2 dalam beberapa bentuk,yaitu sebagai senyawa karbamino (ikatan
antara CO2 DAN Hb) ,CO2 terlarut dalam plasma,asam karbonat (H2CO3,,hasil reaksi antara
CO2 dan air),ion bikarbonat,dan senyawa bikarbonat.

H2CO3 merupakan senyawa asam yang labil dan mudah terionisasi dengan menghaslkan H+
dan HCO3-.Akan tetapi,transport CO2 dalam bentuk H2CO3 HCO3- sering kali menyebabkan
terjadinya penurunan PH karena keduanya bersifat asam.Keadaan jaringan yang bersifat asam
akan dapat menggau kerja enzim dan aksi metabolism sel.
Oleh karena itu,peluang timbulnya suasana asam harus dihindarkan dengan cara membentuk
senyawa yang bersifat sedikit basa(senyawa bikarbonat).Dalam proses tersebut ,ion HCO3-
akan berikatan dengan ion NA+ dan K+yang terdapat dalam jaringan,membentuk NaHCO3
dan KHCO3(Senyawa bikarbonat)

Pengaturan Respirasi

Pada saat karbondioksida meningkat kemoreseptor di medulla terangsang. Hal ini


menyebabkan impuls syaraf dijalarkan disepanjang serabut eferens ke organ efektor (otot
dada,jantung,dan pembuluh darah).Impuls yang sampai pada organ efektor menimbulkan
proses kompleks yang meningkatkan laju ventilasi dan pelepasan CO2..Impuls yang sampai
ke jantung dan pembuluh darah pada jaringan yang mengalami penimbunan CO2 akan
mendorong timbulnya respons yang akan mempermudah pelepasan CO2 dari tubuh,sekaligus
meningkatkan pemasukan oksigen dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai