Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FISIOLOGI REPRODUKSI IKAN


IKAN MUJAIR ( Orechromis mossambicus )

Disusun oleh :

Ahmad Nur Hidayat (185080500111002)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah S.W.T. karena berkat rahmad


dan ridha-Nya Makalah Mata Kuliah Fisiologi Reproduksi Ikan dapat
diselesaikan. Laporan ini disusun secara sistematis dan berisi materi–materi
yang penulis kaji dari beberapa sumber jurnal maupun buku Fisiologi Reproduksi
Ikan. Selain itu, makalah ini juga disusun sebagai bahan referensi khususnya
bagi mahasiswa maupun masyarakat umum mengenai siklus hidup dan siklus
reproduksi dari ikan mujair ( Oreocromis mossambicus )
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan. Apabila terdapat
kata-kata yang kurang berkenan, baik dari segi isi maupun penulisan, penulis
memohon maaf. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis butuhkan demi
perbaikan makalah ini untuk kedepannya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
pembaca.

Malang, 4 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
IKAN MUJAIR ( Orechromis mossambicus )....................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II 1
PEMBAHASAN....................................................................................................1
2.1 Siklus Hidup Ikan Mujair ( Oreochromis mossambicus) 1
2.2 Siklus Reproduksi Ikan Mujair ( Oreochromis mossambicus) 2
2.3 Perilaku Pemijahan Ikan Mujair ( Oreochromis mossambicus) 2
2.4 Spawning Ground dan Fekunditas Ikan Mujair ( Oreochromis
mossambicus) 3
2.5 Strategi Pemijahan Ikan Mujair ( Oreochromis mossambicus) 3
BAB III.................................................................................................................. 5
PENUTUP............................................................................................................ 5
3.1 Kesimpulan 5
3.2 Saran 5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................6

iii
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia yang merupakan negara kepulauan memiliki wilayah laut lebih

luas dari daratannya. Luas daratan Indonesia sekitar 1.900.000 km2, luas laut

teritorial mencapai 3.100.000 km2 dan luas ZEEI mencapai 2.700.000 km2.

Dengan demikian wilayah laut Indonesia mencapai sekitar 73,1 % dari seluruh

wilayah Indonesia. Di dalamnya terdapat lebih dari 17.504 pulau dengan garis

pantai sepanjang 81.000 km yang merupakan garis pantai terpanjang kedua di

dunia setelah Kanada (Gunawan, 2009). Kekayaan laut yang dimiliki Indonesia

sangat banyak. Laut Indonesia mengandung banyak sumber daya yang beragam

baik yang dapat diperbaharui seperti perikanan, terumbu karang, hutan

mangrove, rumput laut, dan plasma nutfah lainnya ataupun sumber daya yang

tidak dapat diperbaharui seperti minyak dan gas bumi, barang tambang, mineral,

serta energi kelautan seperti gelombang dan angin. Salah satu aspek perikanan

yang sangat memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia

adalah perikanan air tawar

Ikan mujair mempunyai bentuk badan pipih dan bulat, kepala bagian atas

cembung, sirip dada hampir sama atau lebih panjang dari panjang kepala, sirip

perut sampai ke dubur. Warna kebanyakan abu-abu dan sebagian hitam.

Panjang total ikan mujair jantan berkisar antara 30-40 cm dan ikan betina

berkisar antara 25-33 cm (Webb et al. 2007). Bobot maksimum 1.130 g dan umur

maksimum mencapai 11 Tahun. Rumus sirip meliputi D.XVIII.13, P.16, V.16,

A.17 dan

1
C.18. Ikan mujair hidup berkelompok di daerah reservoir, sungai, rawa

dan aliran anak sungai yang masih dipengaruhi oleh pasang. Ikan ini juga

mempunyai kisaran terhadap salinitas yang lebar, baik pada perairan tawar

maupun laut (Philippart & Ruwet 1982 in Henna et al. 2005).

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana siklus hidup Ikan Mujair ( Oreochromis mossambicus)?
2. Bagaimana siklus reproduksi Ikan Mujair ( Oreochromis mossambicus)?
3. Bagaimana perilaku pemijahan Ikan Mujair ( Oreochromis mossambicus)?
4. Bagaimana spawning ground Ikan Mujair ( Oreochromis mossambicus)?
5. Bagaimana strategi pemijahan Ikan Mujair ( Oreochromis mossambicus)?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui siklus hidup Ikan Mujair ( Oreochromis mossambicus)
2. Untuk mengetahui siklus reproduksi Ikan Mujair (Oreochromis
mossambicus)
3. Untuk mengetahui perilaku pemijahan Ikan Mujair (Oreochromis
mossambicus)
4. Untuk mengetahui spawning ground Ikan Mujair (Oreochromis
mossambicus)
5. Untuk mengetahui strategi pemijahan Ikan Mujair (Oreochromis
mossambicus)

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Siklus Hidup Ikan Mujair ( Oreochromis mossambicus)


Ikan mujair akan matang secara seksual setelah usia 3 bulan atau lebih

(ukuran sekitar 10 cm, berat 60-100 gram). Menjelang reproduksi, ikan mujair

jantan akan berubah warna menjadi lebih gelap (hitam pekat). Sebelum kawin,

ikan mujair jantan akan mencari dasar air berpasir pada kedalaman kurang dari 1

m sebagai tempat ideal sarang mereka. Lokasi dengan vegetasi lebih disukai,

agar sarang mereka tidak mudah terdeteksi oleh predator. Ikan mujair jantan

kemudian membuat lubang dangkal berdiameter 30 cm untuk tempat mujair

betina meletakkan telur. Setelah sarang disiapkan, mujair jantan akan

menjalankan aksinya untuk meyakinkan mujair betina untuk mengikutinya

kembali ke sarang.

Mujair betina akan mengeluarkan sekitar 100-600 telur ke lubang sarang

yang telah disiapkan. Mujair jantan lalu membuahi telur-telur itu dengan

menyemprotkan sperma mereka ke arah sarang yang telah terisi telur. Setelah

dibuahi, mujair betina akan menyimpan telur-telurnya di dalam mulut mereka

(mouthbrooding) hingga anak mereka menetas dan siap dilepaskan ke alam liar.

Selama menjaga telur/anak di dalam mulutnya, mujair betina jarang makan.

Telur akan menetas sekitar 3-5 hari setelah dibuahi dan akan terus

berlindung di mulut ibu mereka selama 14 hari sebelum mereka dapat berenang

bebas di perairan lepas. Setelah keluar dari mulut ibu mereka, anak ikan mujair

(berukuran sekitar 9 mm) akan belajar hidup mandiri dan berkumpul bersama

anak ikan mujair lainnya di perairan dangkal. Sementara sang ibu akan kembali

ke kelompok dewasa dan mencari pasangan lagi. Mujair betina dapat bertelur

lagi setelah jeda waktu satu bulan

1
2.2 Siklus Reproduksi Ikan Mujair ( Oreochromis mossambicus)
De Silva (1991) menyatakan bahwa perkembangbiakan ikan mujair dalam

12 reservoir adalah menguntungkan, karena juvenil ikan akan berekspansi ke

zona litoral selama musim hujan untuk memanfaatkan sumber makanan.

Pemijahan meningkat selama periode musim kemarau, ketika penurunan tinggi

air relatif kecil dari bulan ke bulan hingga mencapai tingkat kedalaman air

minimum dari reservoir. Pemijahan ikan mujair di waduk Selorejo diperkirakan

tersebar pada perairan waduk bagian selatan (dekat muara Sungai Konto). Hal

itu sesuai dengan profil dasar perairan yang diinginkan oleh ikan mujair untuk

membuat sarang yaitu lumpur berpasir (Wardoyo & Sukimin 1978 in Amir 1995).

2.3 Perilaku Pemijahan Ikan Mujair ( Oreochromis mossambicus)


Pertukaran sinyal kimia antara organisme dianggap bentuk komunikasi

tertua. Sebagai molekul messenger, feromon mengatur interaksi sosial antara

individu sejenis, misalnya, daya tarik seksual antara jantan dan betina. Ikan

mengandalkan feromon untuk memicu respon sosial dan untuk

mengkoordinasikan perilaku reproduksi pada jantan dan betina. Para ilmuwan di

Pusat Sains Kelautan di Universitas Algarve di Faro, Portugal, dan di Institut Max

Planck untuk Ekologi Kimia di Jena, Jerman, kini telah mengidentifikasi molekul

sinyal dalam urin Ikan Tilapia Mozambik jantan (Oreochromis mossambicus):

feromon ini meningkatkan produksi hormon dan mempercepat pematangan oosit

pada reproduksi betina. Oleh karena itu, ikan nila Mozambik adalah salah satu

spesies ikan pertama di mana struktur kimia feromonnya telah diidentifikasi dan

dasar biologis dari aktivitasnya dijelaskan.

Perilaku sosial ikan tilapia Mozambik (Mujair) asli Afrika

Selatan ini sangatlah kompleks. Ranking hierarkis yang ketat antara jantan yang

berjuang arena pacaran. Dengan mulut

2
mereka, mujair jantan membuat galian pasir di tengah arena dengan tujuan untuk

menarik betina bertelur di sarang tersebut. Pada saat yang sama, mereka

bertindak agresif untuk menjaga jantan lain agar menjauh. Jantan yang

dominan terlihat buang air kecil lebih sering dan menyemprotkan jumlah yang

lebih besar dari urin di dalam air selama perkelahian dibandingkan dengan

saingan mereka. Urin mengandung feromon yang mengurangi perilaku agresif

pada jantan lain. Senyawa ini juga memikat betina ke sarang dan memodifikasi

status hormonal mereka dengan mempercepat pematangan oosit.

2.4 Spawning Ground dan Fekunditas Ikan Mujair ( Oreochromis


mossambicus)
fekunditas total adalah jumlah telur yang terdapat di dalam ovary yang

akan dikeluarkan pada waktu memijah. Jumlah telur dalam ovary menunjukkan

potensi reproduksi ikan. Besarnya fekunditas satu spesies ikan antara lain

dipengaruhi factor luar seperti lingkungan dan ketersediaan makanan bagi calon

induk tersebut, sedangkan factor dari dalam antara ain genetis, panjang, berat

dan umur ikan tersebut (Wootton, 1979; Royce, 1984). Habitat pemijahan

(spawning ground) bagi ikan nila hamper di semua bagian Rawa Pening

terutama di tempat yang lebih jernih dan yang kaya pakan alami ikan.

2.5 Strategi Pemijahan Ikan Mujair ( Oreochromis mossambicus)


Pada spesies ikan jumlah oosit (fekunditas), perkembangan oosit dan tipe

pemijahan yang berbeda-beda antar spesies merupakan strategi reproduksi yang

dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan gen. Tiap spesies ikan memiliki strategi

reproduksi yang berbeda-beda. Hal ini sangat berhubungan dengan sistem

pemijahan, jumlah partner, habitat dan waktu pemijahan. Strategi reproduksi

3
yang dilakukan oleh ikan bertujuan untuk memaksimalkan kelangsungan hidup

dari keturunannya yang berhubungan dengan ketersediaan energi dan umur

induknya.

Pada kebanyakan spesies ikan yang hidup di laut jenis strategi yang

dikembangkan meliputi tipe pemijahan iteroparous yaitu pemijahan dilakukan

lebih dari satu kali ovulasi, gonochoristic yang menggambarkan bahwa antara

ikan jantan dan betina terpisah organ kelaminnya dan proses terjadinya

pemijahan di luar tubuh induknya tanpa adanya penjagaan oleh induk (non

parental care)

4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

. Ikan mujair akan matang secara seksual setelah usia 3 bulan atau lebih

(ukuran sekitar 10 cm, berat 60-100 gram). Menjelang reproduksi, ikan mujair

jantan akan berubah warna menjadi lebih gelap (hitam pekat).

perkembangbiakan ikan mujair dalam 12 reservoir adalah menguntungkan,

karena juvenil ikan akan berekspansi ke zona litoral selama musim hujan untuk

memanfaatkan sumber makanan.

3.2 Saran

Penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Perlu adanya

kajian lebih lanjut terhadap ikan mujair dengan bantuan dari pihak yang lebih

memahami, dosen, teman-teman serta pembaca sekalian. Penulis berharap

dengan disusunnya makalah ini dapat membantu pembaca dalam menambah

ilmu mengenai klasifikasi, siklus hidup, silkus reproduksi, dan pemijahan ikan

mujair.

5
DAFTAR PUSTAKA

D’Cotta, Pepey, E., Tine, M., Ouattara, N.,Baroiller, J.F., Bezault, E., Durand,

J.D.,Bonhomme, F., Charmatier, G., Morissens,P., Poivey, J.P., &

Chevassus, B. 2006.Adaptation to extreme salinity variationsin tilapias.

Symposium COA/INRA.Scientific Cooperation in Agriculture,Tainan

(Taiwan R.O.C.), November 7-10,2006, p. 275-280.Desyanti, Hadi, Y.S.,

Yusuf, S., & Santoso, T.2007. Keefektivan beberapa spesies cendawan

entomopatogen untuk mengendalikan rayap tanah Coptotermes gestroi

WASMANN (isoptera: Rhinotermitidae) dengan Metode Kontak Umpan.

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, 5(2): 68-77.

Fujaya. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Rineka

Cipta Jakarta, 179 hlm.

Gustiano, R. 2007. Perbaikan mutu genetik ikan nila. Kumpulan Makalah Bidang

Riset Perikanan Budidaya, Simposium Kelautan dan Perikanan. Jakarta,

6 hlm.

Gustiano, R. 2008. Varietas baru ikan budi daya air tawar: Ikan nila BEST (Bogor

Enhanced Strain Tilapia). Warta Plasma Nutfah Indonesia, 20: 3-6.

Kamal, A.H. Md. M. & Mair, G.C. 2005. Salinity tolerance in superior genotypes of

tilapia, Oreochromis mossambicus and their hybrids. Aquaculture, 247:

189-201.

Karsi, A. & Yildiz, H.Y. 2005. Secondary stress response of nile tilapia,

Oreochromis niloticus, after direct transfer to different salinities. Tarim

Bilimleri Dergisi, 11(2): 139-141.

6
Nugon, R.W. 2003. Salinity tolerance of juvenile of four varieties of tilapia. Thesis.

The School of Renewable Natural Resources Lousiana State University,

69 pp.

Anda mungkin juga menyukai