Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PLANKTONOLOGI

TENTANG PLANKTON

NAMA : SAFTARADIKA JANUPRASTYA


NIM : 185080500111024
KELAS : B01

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena penulis bisa
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah planktonologi yang berjudul “Historis
plankton (fitoplankton dan zooplankton)” dengan baik.

Tugas makalah ini berisi tentang sejarah keberadaan plankton yang


mencakup fitoplankton dan zooplankton. Terdapat juga mengenai morfologi dan
habitat pada masing-masing fitoplankton dan zooplankton.

Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki kekurangan dari segi


penulisan dan bahan pustaka. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Sabtu, 30 Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. v
BAB 1 ................................................................................................................................ 6
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 6
1.1. Latar belakang ................................................................................................ 6
1.2. Tujuan ............................................................................................................... 6
BAB 2 ................................................................................................................................ 7
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 7
2.1. Sejarah plankton ............................................................................................ 7
2.2. Morfologi dan habitat plankton (fitoplankton dan zooplankton) ....... 7
2.2.1 Fitoplankton............................................................................................. 8
2.2.2 Zooplankton............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Fitoplankton .................................................................................................. 8

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Spesies Plankton ............................................................................................ 16

v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Plankton merupakan organisme yang berukuran mikro bahkan ada


yang lebih kecil lagi yang hidup melayang-layang di permukaan air.
Gerakannya sangat dipengaruhi oleh arus air karena plankton geraknya
pasif, selain itu plankton merupakan hewan dan tumbuhan renik yang
hanyut dilaut. Nama plankton berasal dari kata Yunani “planet” yang berarti
pengembara.istilah plankton pertama kali diterapkan untuk organisme
dilaut oleh Victor Hensen direktur Ekspedisi Jerman pada tahun 1887.

Plankton sendiri digolongkan menjadi dua jenis yaitu fitoplankton dan


zooplankton. fitoplankton memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sinar
matahari sebagai sumber energi dalam aktivitas kehidupannya.
Sementara itu, zooplankton berkedudukan sebagai konsumen primer
dengan memanfaatkan sumber energi yang dihasilkan oleh produser
primer.Pada air yang produktif sebagian besar kaya dengan fitoplankton.
Fitoplankton banyak ditemukan pada zona eufotik. Zona eufotik adalah
daerah pada kedalaman air tertentu yang intensitas sinarnya cukup untuk
melakukan fotosintesis.

1.2. Tujuan
1. Mengetahui sejarah plankton
2. Mengetahui morfologi plankton
3. Mengetahui habitat plankton

6
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah plankton

Sejarah penemuan plankton pertama kali ditemukan oleh Antony


van Leuwenhoek dengan menciptakan mikroskop sederhana pada tahun
1676.Ia membuktikan bahwa dalam air,baik air tawar maupun air laut
terkandung kehidupan yang begitu kaya akan keanekaragaman hayati,
termasuk berbagai tumbuhan renik yang tak pernah diketahui orang
sebelumnya. Hal ini merupakan temuan dasar berkembangnya
planktonologi yang mempelajari segala aspek kehidupan plankton.
Kemudian, G.V. Thomson pertama kali mengoleksi plankton dengan
menggunakan jarring halus dan melakukan pengamatan berkala di
islandia tahun 1828.Lalu disusul oleh Johannes Muller di Jerman yang
mulai mengadakan kajian taksonomi tahun 1845.kajian mengenai
plankton mulai diperluas. Istilah “plankton” sendiri diperkenalkan oleh
Victor Hensen tahun 1887 yang berasal dari Bahasa Yunani planktos yang
berarti mengembara.ia juga memulai penelitian plankton secara kuantitatif
hingga ia dijuluki juga sebagai bapak planktonologi kuantitatif. Dari situ
diletakkan fundamental yang lebih kokoh untuk pengembangan
planktonologi lebih lanjut (Nontji,2008).

2.2. Morfologi dan habitat plankton (fitoplankton dan zooplankton)

organisme plankton dapat dibedakan menurut: cara memperoleh


makanan; kehidupan alamiah dan ukuran. Klasifikasi plankton menurut
cara memperoleh makanannya memberikan pembagian plankton yang
disebut fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton (plankton nabati) adalah
kumpulan organisme plankton, dengan memanfaatkan unsur-unsur hara,
sinar matahari dan karbon dioksida, dapat memprodukdi materi organik.
Sedangkan zooplankton adalah kumpulan organisme plankton yang
bersifat heterotrofik, yang mana untuk hidupnya membutuhkan materi
organik dari organisme lainnya, khususnya fitoplankton.

7
2.2.1 Fitoplankton
Fitoplankton adalah jenis diatom yang beberapa mengandung
minyak (fatty oils) yang ringan dalam selnya sehingga dapat mengurangi
berat jenisnya dan menambah daya apungnya. Diatom juga beradapasi
morfologi untuk tetap melayang dengan beberapa cara yaitu :

a) Tipe kantong, yakni dimiliki oleh diatom berukuran relatif besar


dengan kandungan cairan ringan dalam selnya. Contohnya
Coscinodiscu. Bentuknya juga menyerupai cakram seperti pada
Planktoniella yang membentuk jalur zigzag sehingga tidak
langsung terjun kedasar air ketika tenggelam
b) Tipe jarum atau rambut, berbentuk ramping memanjang seperti
pada Rhizosolenia. Dapat juga membentuk rantai panjang saling
bertautan seperti Nitzschia seriata
c) Tipe pita, yang memiliki sel-sel lebar pipih dan saling bertautan
mirip pita seperti pada Fragillaria dan Climacodium.

Fitoplankton banyak ditemukan pada zona eufotik. Zona eufotik


adalah daerah pada kedalaman air tertentu yang intensitas sinarnya
cukup untuk melakukan fotosintesis. Hal tersebut juga dialami oleh
mikroorganisme fitoplankton yangmerupakan produsen utama makhluk
hidup yang dikonsumsi oleh zooplankton dan beberapa jenis ikan serta
larva yang masih muda.

Gambar 1. Fitoplankton
Komponen plankton berukuran < 20 |im: a-bakteri heterotrofik; b-
cyanobakteri; c-bakteri dan pikoflagellata heterotrofik; d-bakteria dan
pikoflagellata autotrofik; e, g, h-nanoflagellata autotrofik; I-diatom; f,
j, k-nanoflagellata heterotrofik.
Berdasarkan cara makan, plankton dibedakan atas dua
kelompok besar yaitu plankton hewan atau hewani (zooplankton) dan
plankton tumbuhan atau nabati (fitoplankton). Menurut Omori dan
Ikeda Fitoplankton digolongkan berdasarkan ukuran, yaitu

8
A. Ultra nanoplankton, berukuran < 2 m,
B. Nanoplankton berukuran antara 2-20 µm,
C. Mikroplankton memiliki ukuran 20-200 µm
D. Mesoplankton berukuran 200 µm – 2 mm
E. Makroplankton yang memiliki ukuran 2 mm- 20 mm
F. Mikronekton memiliki ukuran 20 – 200 mm
G. Megaplankton (Plankton gelatin) yaitu plankton berukuran
> 0,2 mm 3

2.2.2 Zooplankton
Zooplankton adalah rantai terbesar dan paling penting dalam transportasi
energi di dalam lingkungan laut mulai dari organisme autotrof seperti diatom
dan flagellata fotosintesis sampai ke predator seperti anjing laut, tuna, hiu, dan
paus. Distribusinya yang sangat luas dari 0 meter sampai dasar lautan yang
terdalam, tanpa memperdulikan faktor cahaya, suhu, arus, dan ketersediaan
makanan. Hidup juga di perairan tawar, sungai-sungai, kolam, dan di lumut-
lumut. Dalam hal ketersediaan makanan si kecil ini mampu mengkonsumsi
ampas dan sisa kotoran dari makhluk lain, karena bersifat detritus.

Berdasarkan daur hidupnya zooplankton dibagi menjadi 3


kelompok menurut (Nontji, 2008) yaitu:
1. Holoplankton
Plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai plankton, mulai
dari telur, larva, hingga dewasa. Contohnya Kopepoda, Amfipoda, dll.
2. Meroplankton
Plankton dari golongan ini menjalani kehidupannya sebagai plankton
hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap
sebagai telur dan larva saja, beranjak dewasa ia akan berubah menjadi
nekton. Contohnya kerang dan karang.
3. Tikoplankton
Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena biota ini
dalam keadaan normalnya hidup di dasar laut sebagai bentos. Namun
karena gerakan air ia bisa terangkat lepas dari dasar . (Nontji, 2008).

9
Menurut Arinadi et al, (1997), Zooplankton dapat dikelompokkan
berdasarkan ukurannya menjadi lima sebagai berikut :
1. Mikropankton
Mempunyai ukuran 20-200 μm dan organisme utamanya yaitu Ciliata,
Foraminifera, Nauplius, Rotifera, Copepoda
2. Mesoplankton
Mempunyai ukuran 200μm - 2 m dan organisme utamanya yaitu
Cladocera, Copepoda, Larvacea.
3. Makroplankton
Mempunyai ukuran 2-20 mm dan organisme utamanya yaitu Pteropada,
Copepoda, Euphausiid, Chaetognatha
4. Mikronekton
Mempunyai ukuran 20-200 mm dan organisme utamanya yaitu
Chepalopoda, Euphausiid, Sargestid, Myctopid
5. Megaloplankton
Mempunyai ukuran >20 mm dan organisme utamanya yaitu Scyphozoa,
Thaliacea

Menurut Baru (2001), sebagian besar zooplankton


menggantungkan sumber nutrisinya pada materi organic, baik berupa
fitoplankton maupun detritus.

Menurut Owen ( 1975 ), Orthopospat larut dalam air. Fungsi fosfat


antara lain untuk:
• Pembedahan sel pertumbuhan
• Metabolisme karbohidrat
• Mempercepat kematangan sel

Menurut Andayani ( 2005 ), senyawa perairan mengandung total


organik yang lain. Phospat dihidrolisa menjadi bentuk orto dan kelarutan
fosfat organik diuraikan menjadi orthofosfat melalui aktivitas mikrobial.

Pemilihan suhu yang optimal untuk budidaya pada pembesaran


tergantung dari tipe morfologinya, small type dan long type juga berbeda
dalam kebutuhanya terutama suhu optimal untuk pertumbuhannya. Suhu
optimal antara 15-25oC. pada umumnya peningkatan suhu didalam

10
batas-batas optimal biasanya mengakibatkan aktivitas reproduksi juga
meningkat (Ekawati, 2005).

Banyaknya cahaya yang menembus permukaan laut dan


menerangi lapisan permukaan air laut setiap hari dan perubahan
intensitas dengan bertambahnya memiliki peranan penting dalam
menentukan pertumbuhan fitoplankton (juga zooplankton yang ada
didalamnya) (Rommimohtarto dan Juwono, 2001).

Berdasarkan daur hidupnya zooplankton dibagi menjadi 3


kelompok menurut (Nontji, 2008) yaitu:
1. Holoplankton

Plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai plankton,


mulai dari telur, larva, hingga dewasa. Contohnya Kopepoda, Amfipoda,
dll.
2. Meroplankton

Plankton dari golongan ini menjalani kehidupannya sebagai


plankton hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni
pada tahap sebagai telur dan larva saja, beranjak dewasa ia akan
berubah menjadi nekton. Contohnya kerang dan karang.
3. Tikoplankton

Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena


biota ini dalam keadaan normalnya hidup di dasar laut sebagai bentos.
Namun karena gerakan air ia bisa terangkat lepas dari dasar dan
terbawa arus mengembara sementara sebagai plankton. Contohnya
kumasea (Nontji, 2008).

Menurut Arinadi et al, (1997), Zooplankton dapat dikelompokkan


berdasarkan ukurannya menjadi lima sebagai berikut :
1. Mikropankton

11
Mempunyai ukuran 20-200 μm dan organisme utamanya yaitu
Ciliata, Foraminifera, Nauplius, Rotifera, Copepoda

2. Mesoplankton

Mempunyai ukuran 200μm - 2 m dan organisme utamanya yaitu


Cladocera, Copepoda, Larvacea.
3. Makroplankton

Mempunyai ukuran 2-20 mm dan organisme utamanya yaitu


Pteropada, Copepoda, Euphausiid, Chaetognatha
4. Mikronekton

Mempunyai ukuran 20-200 mm dan organisme utamanya yaitu


Chepalopoda, Euphausiid, Sargestid, Myctopid
5. Megaloplankton

Mempunyai ukuran >20 mm dan organisme utamanya yaitu


Scyphozoa,Thaliacea

Beberapa filum hewan terwakili di dalam kelompok zooplankton


(Arinardiet.al.,1997) :

1. Protozoa

Kingdom Protista terdiri dari protozoa, berukuran kecil, dari fauna


bersel tunggal sampai dengan beberapa filum, beberapa jenis terkenal
sebagai bentuk yang dijumpai di lautan adalah foraminifera, radiolaria,
zooflagellata dan ciliata. Protozoa dibagi dalam empat kelas yaitu:
rhizopoda, ciliata, flagelata, dan sporozoa (Sachlan, 1982).
2. Arthropoda

Filum arthropoda adalah bagian terbesar zooplankton dan hampir


semuanya termasuk kelas Crustacea. Crustacea berarti hewan-hewan
yang mempunyai shell terdiri dari chitine atau kapur, yang sukar
dicernakan. Salah satu subklasnya yang penting bagi perairan adalah
Copepoda yang merupakan Crustacea holoplanktonik berukuran kecil
yang mendominasi zooplankton di semua laut dan samudera

12
(Nybakken,1992).
3. Moluska

Dalam dunia hewan, filum moluska adalah nomor dua terbesar


(Nybakken, 1992). Moluska bertubuh lunak, tidak beruas-ruas dan
tubuhnya ditutupi oleh cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat.
Cangkang tersebut berguna untuk melindungi organ dalam dan isi
rongga perut, tetapi ada pula moluska yang tidak bercangkang. Antara
tubuh dan cangkang terdapat bungkus yang disebut mantel. Reproduksi
terjadi secara seksual dengan fertilisasi internal.
4. Coelenterata

Coelenterata atau Cnidaria adalah invertebrata laut yang pada taraf


dewasa sering dijumpai. Biota-biota dalam filum ini meliputi hydra, ubur-
ubur, anemon laut dan koral (Nybakken, 1992). Coelenterata mempunai
siklus hidup yang menarik. Proses reproduksi aseksual maupun seksual
menunjukkan suatu siklus hidup yang terkait dengan periodeplanktonik.
5. Chordata

Anggota filum Chordata yang planktonik termasuk dalam kelas


Thaliacea dan Larvacea, memiliki tubuh agar-agar dan makan dengan
cara menaring makanan dari air laut. Larvaceae membangun cangkang
di sekelilingnya dan memompa air agar melalui suatu alat penyaring di
dalam cangkang ini terus menerus dibangun dan ditanggalkan
(Nybakken,1992).
6. Chaetognatha

Chaetognatha adalah invertebrata laut dengan jumlah spesies


relatif sedikit tetapi sangat berperan terhadap jaring-jaring makanan di
laut. Biota ini memiliki ciri-ciri antara lain bentuk tubuh memanjang seperti
torpedo, transparan, organ berpasangan pada masing-masing sisi,
memiliki bagian caudal yang memanjang sirip dan kepala dengan
sepasang mata dan sejumlah duri melengkung di sekeliling mulut

13
Phylum Nama umum Contoh
Cyanophyceae Blue-green algae

Tricodesimium sp

Chryosophyceae Yellow-brown algae


include silicoflagellates

Dictyocha sp

Haptophyceae Yellow-brown algae


include coccolithophores

Coccolithus sp
Bacillariophyceae Diatoms, usually yellow-
brown

Biddulphia sp

14
Chlorophyceae Green algae, green
flagellates

Dunaliella sp
Prasinophyceae Green flagellates

Halosphaera sp
Euglenaphyceae Green flagellates

Euglena sp
Cryptophyceae Algae of various colours

Cryptomonas sp

15
Dinophyceae Dinoflagellates, usually
yellow- brown

Ceratium sp

Tabel 1. Spesies Plankton

16
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Zakcky Sahab, Telaah Perbandingan Sebaran Burayak


Planktonik Terutama Avertebrata Bentik Dari Goba-Goba Pulau Pari,
(Jakarta: PT. Waca Utama Pramesti, 1986) hlm.8
Andayani, Sri. 2005. Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan
.Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya : Malang
Arinardi et all., 1997. Plankton; Fitoplankton dan Zooplankton.
Andersen, J.H., L. Schluter, dan G. Aertebjerg. 2006. Coastal
eutrophication: recent development in definitions and implication for
monitoring strategis. Journal of Plankton Research, 28 (7): 621-628.

Anugrah Notji. Plankton Laut. (Jakarta: LIPI Press, 2008), hlm.49.

Arinardi et all., 1997. Plankton; Fitoplankton dan Zooplankton. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

Ekawati, A. W. 2005. Budidaya Makanan Alami. Fakultas Perikanan


Universitas Brawijaya. Malang.

Lagus, A., J. Suomela, G. Wethoff, K. Heikkila, H. Helminen, dan J.


Sipura. 2004. Species-specific Differences in Phytoplankton
Responses to N and P Enrichment and TheN:P ratio in The
Archipelago Sea, Northern Baltic Sea. Journal of Plankton
Research., 26 (7), 779-798.

Nontji, Anugerah. 2008. Plankton Laut. Jakarta : LIPI Press

Nugraha, M.F.I., Sumiarsa., G.S., Hanafi., A., & Septory R. 2007. Pola
sebaran horizontal copepoda di Perairan Gondol Bali. Pengembangan
Iptek Perikanan dan Kelautan Berkelanjutan dalam Mendukung Pem-
bangunan Nasional. Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan.
Fakultas Perikanan dan ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Badan Penerbit
Uni- versitas Diponegoro, hlm. 9-17.
Nybakken, James W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis.
Jakarta Gramedia
Romimohtarto, Kasijan. 1999. Biologi Laut Ilmu Pengetahuan Tentang

17
Biota Laut. Jakarta : LIPI.

Sahala Hutabarat, Pengantar Oseanografi (Jakarta: UI Press, 1985),


hlm. 107.

Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Semarang : UNDIP


Sládeček, V., 1983. Rotifers as indicators of water quality. -
Hydrobiologia 100: 169–201.

Wiadnyana NN, T Sidabutar, K Matsuoka, T Ochi, M Kodama dan Y


Fukuyo. 1996. Note on the occur- rence of Pyrodinium
bahamense in eastern Indone- sian waters. In: Yasumoto T,
Oshima Y and Y Fukuyo (Eds.) Harmful and Toxic Algal Blooms.
Intergovermental Oceanographic Commission of UNESCO, 53-
56.

Widianingsih dan Hadi Endrawati, Buku Ajar Planktonologi, (Semarang:


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro,
2008) hlm. 8

18

Anda mungkin juga menyukai