Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ DASAR DASAR AKUAKULTUR”

Oleh :

MOH LALONG
O 271 20 068

PRODI S1 AKUALUTUR
JURUSAN AKUAKULTUR
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2


BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................. 3
2.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 3
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................................... 4
2.1. Standar Baku Mutu Kualitas Air Untuk Organisme Berdasarkan SNI.......... 4
2.2. Peranan Pakan Dalam Akuakultur ............................................................... 8
2.3. Jenis Pakan Dalam Kegiatan Akuakulur ..................................................... 9
2.4. Bentuk Pakan Dalam Kegiatan Akuakultur ..................................................... 11
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................................ 12
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 12
3.2. Saran ..................................................................................................................... 12
BAB 1 PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang

Akuakultur adalah usaha pemeliharaan komoditas perairan yang


bertujuan untuk memperoeh keuntungan. Salah satu komoditas budidaya
dalam usaha akuakultur di Indonesia yang unggul dan bernilai ekonomis
tinggi adalah ikan Kerapu Cantang. Pasar ikan Kerapu Cantang tidak
hanya mencakup pasar lokal, melainkan mencakup pasar internasional
pula (Ismi et al., 2014). Pada tahun 2010, ikan Kerapu Cantang pertama
kali ditemukan dari hasil persilangan antara ikan Kerapu Macan (sebagai
induk betina) dan ikan Kerapu Kertang (sebagai induk jantan) pada Balai
Pengembangan Budidaya Air Payau (BPBAP), Situbondo. Sistem
budidaya yang diterapkan dalam pemeliharaan ikan Kerapu Cantang di
daerah Situbondo yaitu sistem Keramba Jaring Apung (KJA). Purba
(1990). menyatakan bahwa keuntungan menerapkan sistem KJA yaitu,
dapat memnfaatkan perairan yang ada sehingga dapat menekan biyaya
produksi, mengurangi predator, populasi ikan mudah dikontrol, mudah
dipindahkan bila terjadi hal yang membahayakan, serta mudah
dipanen.Dalam budidaya tersebut dilakukan intervensi lebih dalam proses
pemeliharaanya agar mampu meningkatkan hasil produksi, seperti
peningkatan padat tebar, peningkatan jumlah pakan, serta peningkatan
penanganan penyakit dan hama. Penanganan budidaya ikan secara intensif,
untuk meningkatkan hasil produksi dapat berpengaruh pada turunnya
kualitas media pemeliharaan, sehingga dapat mengakibatkan stress yang
berujung pada serangan parasit. Penyakit ikan adalah masalah, yang harus
diatasi dalam usaha budidaya ikan.
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Standar Baku Mutu Kualitas Air Untuk Organisme Berdasarkan SNI.

1. Parameter Fisik

Sifat-sifat fisis air adalah relatif mudah untuk diukur dan beberapa

diantaranya mungkin dengan cepat dapat dinilai oleh orang awam.

a. Bau

Air minum yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh

masyarakat. Bau air dapat memberikan petunjuk akan kualitas air. Misalnya, bau

amis dapat disebabkan oleh tumbuhan algae.

b. Rasa

Air minum biasanya tidak memberi rasa / tawar. Air yang tidak tawar dapat

menunjukkan kehadirart berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Rasa

logam/ amis, rasa pahit, asin, dan sebagainya. Efeknya tergantung pula pada

penyebab timbulnya rasatersebut.

c. Suhu

Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar: Tidak terjadi pelarutan

zat kimia yang ada pada saluran/ pipa, yang dapat membahayakan kesehatan.

Menghambat reaksi reaksi biokomia di dalam saluran/ pipa. Mikroorganisma

patoghen tidak mudah berkembang biak, dan bila diminum dapat menghilangkan

dahaga.

d. Warna
Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah

keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna.

Warna dapat disebabkan adanya tannin dan asam humat yang terdapat secara

alamiah di air rawa, berwarna kuning muda, menyerupai urine, oleh karenanya

orang tidak mau menggunakannya. Selain itu, zat organic ini bila terkena khlor

dapat membentuk senyawa- senyawa khloroform yang beracun. Warna pun dapat

berasal dari buangan industri.

e. Jumlah zat padat tersuspensi TSS (Total SuspendedSolid)

Materi yang tersuspensi adalah materi yang mempunyai

ukuran lebih kecil dari pada molekul/ ion yang terlarut.Materi

tersuspensi ini dapat digolongkan menjadi dua, yakni zat

padat dan koloid. Zat padat tersuspensi dapat mengendap

apabila keadaan air ciikup tenang, ataupun mengapung apabila sangat

ringan; materi inipun dapat disaring. Koloid sebaliknya sulit mengendap

dan tidak dapat disaring dengan (filter) air biasa. Materi tersuspensi

mempunyai efek yang kurang baik terhadap kualitas air karena

menyebabkan kekeruhan dan mengurangi cahaya yang dapat masuk

kedalam air. Oleh karenanya, manfaat air dapat berkurang, dan orgartisme

yang butuh cahaya akan mati. Setiap kematian organisme akan

menyebabkan terganggunya ekosistem akuatik. Apabila jumlah materi

tersuspensi ini banyak dan kemudian mengendap, maka pembentukan

lumpur dapat sangat mengangu dalam saluran, pendangkalan cepat terjadi,


sehingga diperiukan pengerukan lumpur yartg lebih sering. Apabila zat-zat

ini sampai dimuara sungai dari bereaksi dengan air yaiig asiri, maka baik

koloid maupun zat terlarut dapat mengendap di muara muara dan proses

inilah yang menyebabkan terbentuknya delta delta. Dapat dimengerti,

bahwa pengaruhnya terhadap kesehatanpun menjadi tidak langsung.

f. Kekeruhan

Kekeruhan air disebabkan oleh adanya zat padat yang tersuspensi, baik

yang bersifat anorganik maubun yartg organic. Zat anorganik, biasanya

berasal dari lapukan batuan dan logam, sedangkan yang organic dapat

berasal dari lapukan tanaman atau hewan. Buangah ihdustri dapat juga

rtleriyebabkah1 sumber kekeruhan. Zat organic dapat menjadi makanan

bakteri, sehingga mendukung perkerhbangbiakannya. Bakteri ini juga

merupakart zat tersuspensi, sehingga pertambahannya akan menambah

pula kekeruhan air. Demikian pula dengan algae yang berkembang biak

karena adanya zat hara N, P, Kakdh mertambah kekeruhan air. Air yang

keruh sulit didesinfeksi, karena mikroba terlindung oleh zat tersuspensi

tersebut. Hal ini tentu berbahaya bagi kesehatan, bila mikroba itu

patogen.(Hefni effendi, 2003)

2. Parameter Kimia

Karakteristik kimia cendrung lebih khusus sifatnya dibandingkan

dengan karakteristik fisis dan oleh karena itu lebih cepat dan tepat untuk

menilai sifat-sifat air dari suatu sampel.


3. Parameter Biologis

Analisis Bakteriologi suatu sampel air bersih biasanya merupakan

parameter kualitas yang paling sensitif. Kedalam parameter mikrobiologis

ini hanya dicantumkan koliform tinja dan total koliform. Sebetulnya kedua

tnacam parameter ini hanya berupa indikator bagi berbagai mikroba yang

dapat berupa parasit (protozoa, metazoa,tungau), bakteri patogen dan

virus. Jumlah perkiraan terdekat (JPT) bakteri coliform/100 cc

airdigunakan sebagai indikator kelompok mikrobiologis. Hal ini tentunya

tidak terialu tepat, tetapi sampai saat ini bakteri inilah yang paling

ekonomis dapat digunakan untuk kepentikngan tersebut. Untuk membuat

air menjadi aman untuk diminum, tidak hanya tergantung pada

pemeriksaan mikrobiologis, tetapi biasanya juga ditunjang oleh

pemeriksaan residu khlor misalnya. ( Hefni effendi,2003).

4. Parameter Radioaktiv

Apapun bentuk radioaktivitas efeknya adalah sama, yakni

menimbulkan

kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan dapat berupa kematian dan
perubahan komposisi genetik. Perubahan genetik dapat menimbulkan
berbagai penyakit seperti kanker dan mutasi. Sinar alpha, beta dan gamma
berbeda dalam kemampuan menembus jaringan tubuh. Sinar alpha sulit
menembus kulit, jadi bila tertelan lewat minuman maka yang terjadi
adalah kerusakan sel-sel pencernaan, sedangkan beta dapat menembus
kulit dan gamma dapat menembus sangat dalam. Kerusakan yang terjadi
ditentukan oleh intensitas sinar serta frekuensi dan luasnya pemaparan.
(Hefni effertdi,2003).

2.2. Peranan Pakan Dalam Akuakultur


Beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan perhitungan konversi dan
efisiensi pakan adalah:

1. Sebagai upaya dalam meningkatkan produktifitas budidaya ikan:

• dapat mengetahui seberapa besar pengaruh pakan yang kita berikan


terhadap pertumbuhan ikan yang kita pelihara.
• dapat mengetahui besaran daya dukung perairan terkait buangan sisa
pakan dan kotoran ikan.
• dapat membantu dalam penentuan pemilihan jenis pakan yang baik
untuk menghasilkan ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas
tinggi.

2. Sebagai upaya dalam meningkatkan keuntungan usaha:

• dapat menghitung biaya yang dikeluarkan dalam pembelian pakan


selama proses pemeliharaan ikan, karena pakan merupakan faktor
penting karena mewakili 40-75% dari biaya produksi dalam budidaya
kan.
• dapat menghindari pemborosan dalam penggunaan pakan.
• dapat mengoptimalkan penggunaan biaya produksi dengan
menggunakan pakan yang baik dan jumlah pakan sesuai kebutuhan
ikan.

Pakan merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan budidaya


ikan, antara lain karena:

1. Ketersediaan pakan yang memadai secara kualitas dan kuantitas akan


berpengaruh terhadap keberhasilan pada ikan dalam sistem produksi,
berupa: ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi.
2. Pakan merupakan faktor penting karena mewakili 40-75% dari biaya
produksi dalam budidaya ikan.

3. Pakan yang berkualitas baik merupakan faktor penting penentu


keberhasilan budidaya ikan secara intensif seperti dalam sistem KJA. Salah satu
cara untuk menekan biaya pakan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan
adalah dengan penggunaan pakan secara efisien baik dalam pemilihan jenis,
jumlah, jadwal dan cara pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan dan
kebiasaan ikan.

2.3. Jenis Pakan Dalam Kegiatan Akuakulur

Pakan istilah lain dari makanan yang dikonsumsi oleh hewan ternak

yang terdiri dari dua jenis yaitu pakan alami dan buatan. Pakan alami

adalah pakan yang di konsumsi oleh organisme yang disediakan secara

alami dari alam yang ketersediaanya dapat dibudidayakan oleh manusia.

Sedangkan, pakan buatan adalah pakan yang dibuat oleh manusia dengan

menggunakan bahan baku yanng mempunyai kandungan gizi yang baik

dan sesuai dengan kebutuhan ikan. Di antara kedua jenis pakan tersebut,

terdapat kelebihan dan kekurangan. Disinilah peranan dari manajemen

pakan yang dalam hal ini adalah pelaku pembudidaya untuk menentukan

kapan penggunaan pakan alami atau buatan.

Pakan alami merupakan pakan baik berupa tumbuhan atau hewan air yang

dalam penyediaannya diperlukan pembudidayaan terlebih dahulu. Pakan

alami biasa disebut dengan fitoplankton dan zooplankton. Berbeda dengan

pakan alami, pakan buatan diartikan sebagai pakan yang dibuat oleh

manusia, berasal dari olahan beberapa bahan yang memenuhi nutrisi tinggi
untuk menunjang pertumbuhan dan perkembang biakan hewan ternak.

Pakan buatan secara umum disebut juga dengan istilah pellet.

Pakan merupakan unsur terpenting bagi kehidupan semua makhluk hidup

termasuk juga dengan ikan yang menggunakan pakan sebagai zat untuk

dalam proses metabolisme. Komposisi pakan ikan sama yaitu memerlukan

kandungan berupa protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.

Pemilihan bahan baku pakan buatan harus memenuhi syarat sebagai

berikut : Mempunyai nilai gizi yang tinggi, mudah dicerna oleh ikan,

harganya relatif lebih murah, mudah diperoleh, tidak mengandung racun

atau zat anti nutrisi, bukan bahan pokok manusia sehingga tidak

merupakan saingan bagi kebutuhan manusia itu sendiri.

Manajemen pakan adalah salah satu cara untuk menunjang keberhasilan

suatu usaha yang dalam hal ini adalah budidaya ikan. Pakan merupakan

faktor penentu keberhasilan budidaya dikarenakan 60 persen modal usaha

digunakan untuk membeli pakan. Pakan adalah unsur penting dalam usaha

meningkatkan pertumbuhan serta kelangsungan hidup ikan. Syarat pakan

buatan yang baik adalah mengandung gizi maksimal untuk ikan, memiliki

rasa yang disukai oleh ikan serta mudah dicerna oleh ikan. Pernana

penting dari pakan adalah kandungan energi yang ada didalamnya. Energi

dari pakan dapat memperbaiki konversi pakan dan pertambahan berat

badan ikan. Ikan membutuhkan energi untuk pertumbuhan, aktivitas hidup

dan perkembangbiakan. Ikan menggunakan protein sebagai sumber energi

yang utama, sumber energi kedua yang digunakan adalah lemak


sedangkan karbohidrat menjadi sumber energi yang ketiga.

2.4.Bentuk Pakan Dalam Kegiatan Akuakultur

Pakan istilah lain dari makanan yang dikonsumsi oleh hewan ternak yang
terdiri dari dua jenis yaitu pakan alami dan buatan. Pakan alami adalah pakan
yang di konsumsi oleh organisme baik berupa tumbuhan atau hewan air yang
disediakan secara alami dari alam yang ketersediaanya dapat dibudidayakan oleh
manusia (diperlukan pembudidayaan terlebih dahulu). Pakan alami biasa disebut
dengan fitoplankton dan zooplankton. Berbeda dengan pakan alami, pakan buatan
diartikan sebagai pakan yang dibuat oleh manusia, dengan menggunakan bahan
baku yanng mempunyai kandungan gizi yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
ikan. Pakan buatan secara umum disebut juga dengan istilah pellet. Pemilihan
bahan baku pakan buatan harus memenuhi syarat sebagai berikut : Mempunyai
nilai gizi yang tinggi, mudah dicerna oleh ikan, harganya relatif lebih murah,
bahan baku mudah diperoleh, tidak mengandung racun atau zat anti nutrisi, bukan
bahan pokok manusia sehingga tidak merupakan saingan bagi kebutuhan manusia
itu sendiri

Di antara kedua jenis pakan tersebut, terdapat kelebihan dan kekurangan.


Disinilah peranan dari manajemen pakan yang dalam hal ini adalah pelaku
pembudidaya untuk menentukan kapan penggunaan pakan alami atau buatan.
Kelebihan yang dimiliki oleh pakan alami dibandingkan dengan buatan, antara
lain adalah:

(a) Harga pakan alami relative lebih murah jika dibandingkan pakan buatan;
(b) Pakan alami umumnya mudah dicerna, nilai gizi pakan alami lebih
lengkap, sesuai dengan tubuh ikan, dan tidak menyebabkan penurunan
kualitas air pada wadah budidaya ikan; dan
(c) Tingkat pencemaran terhadap air kultur akan lebih rendah daripada
menggunakan pakan buatan.
BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pada bidang akuakutur standar baku mutu pada kualitas air untuk
organisme budidaya berdasarkan SNI dan parameternya yaitu parameter
fisik, kimia dan biologi. Peranan pakan dalam kegiatan akuakultur sebagai
upaya dalam meningkatkan produktifitas budidaya ikan dan sebagai upaya dalam
meningkatkan keuntungan usaha. Jenis pakan pada akuakultur terdiri dari dua
jenis yaitu pakan alami dan buatan. Pakan alami adalah pakan yang di
konsumsi oleh organisme yang disediakan secara alami dari alam yang
ketersediaanya dapat dibudidayakan oleh manusia. Sedangkan, pakan
buatan adalah pakan yang dibuat oleh manusia dengan menggunakan
bahan baku yanng mempunyai kandungan gizi yang baik dan sesuai
dengan kebutuhan ikan.
3.2. Saran
Pada bidang akuakultur harusnya sangat diperhatikan beberapa aspek
mengenai standar kualitas air, peranan pakan, jenis pakan dan bentuk pakan.

Anda mungkin juga menyukai