Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Navicula sp. merupakan jenis fitoplankton yang digunakan sebagai pakan

alami bagi beberapa biota yang dibudidayakan karena memberikan pertumbuhan

yang baik. Navicula sp. dipilih sebagai pakan dalam budidaya karena sifat hidupnya

yang menempel pada substrat sehingga sesuai dengan cara makan organisme bentos

yang dibudidayakan. Dimana benthos nanti yang akan dimakan oleh larva ikan atau

larva udang.

Komposisi dari Navicula sp. itu sendiri yaitu mengandung protein 48%, lemak

19%, karbohidrat 16% dan mineral 12,1 %.

Navicula sp. merupakan salah satu diatom yang digunakan sebagai pakan

alami pada fase post larva hingga juvenile. Navicula sp. memiliki kandungan protein

yang sangat tinggi (± 48%) dan ini sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan organisme

budidaya. Ketidakstabilan produksi yang disebabkan oleh kualitas inokulan Navicula

sp. yang tidak sama untuk setiap periode kultur, merupakan salah satu faktor

penyebab minimnya stock pakan alami larva. Salah satu alternatif untuk mengatasi

hal tersebut yaitu mengoptimalkan pemurnian kultur Navicula sp.. Dalam kultur

Navicula sp. juga harus memperhatikan aspek reproduksinya sehingga akan

mendukung faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dari Navicula sp. yang

akan dikultur. Oleh karena itu, aspek reproduksi Navicula sp. penting diketahui

terlebih dahulu sebelum melakukan kultur Navicula sp..

1.2. Tujuan
2

Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk mengetahui aspek reproduksi

dari Navicula sp. yang mecakup cara perkembangbiakan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi reproduksi Navicula sp.. Selain itu juga mengetahui morfologi

Navicula sp., dan teknik kultur Navicula sp. skala laboratorium.


3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Klasifikasi dan Morfologi Navicula sp.

Klasifikasi Navicula sp. yaitu Kingdom : Plantae, Phylum : Bacillariophyta,

Kelas : Bacillariophyceae, Ordo : Naviculates, Family : Naviculaceae, Genus :

Navicula dan Spesies : Navicula sp..

Gambar 1. Navicula sp.


Ciri-ciri Navicula sp. yaitu raphed pennate dengan perahu berbentuk sel

secara tunggal atau pita. Katup yang simetris, bulat, akut atau berbentuk kepala.

Tubuh Navicula sp terdiri atas dua bagian yaitu kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka).

Di antara kotak dan tutup terdapat celah yang disebut rafe.

Navicula, Alga ini dikenal sebagai diatomae atau ganggang kersik karena

dinding sel tubuhnya mengandung zat kersik. Kersik merupakan komponen penting

dalam plankton. Navicula sp hidup di air tawar dan di laut.

2.2. Reproduksi Navicula sp.

Reproduksi atau perkembangbiakan Navicula sp. terbagi menjadi 2 yaitu :


4

a. Perkembangbiakan vegetatif Navicula dengan membelah diri. Setiap inti diatomae

membelah menjadi dua, diikuti pembagian sitoplasma menjadi dua bagian.

Selanjutnya, dinding sel Navicula memisah menjadi kotak dan tutup. Pada sel

anakan, baik kotak maupun tutup akan berfungsi menjadi tutup, dan masing-

masing akan membentuk kotak baru. Dengan demikian setiap sel anakan yang

berasal dari kotak akan mempunyai ukuran lebih kecil daripada sel asalnya.

Peristiwa ini berlangsung berulang kali.

b. Perkembangbiakan generatif Navicula berlangsung dengan konjugasi. Bila ukuran

tubuh Navicula tidak memungkinkan untuk mengadakan pembelahan lagi, inti

selnya akan mengalami meiosis dan menghasilkan gamet. Gamet itu kemudian

akan meninggalkan sel dan setelah terjadi pembuahan di dalam air akan

menghasilkan zigot. Zigot selanjutnya tumbuh menjadi sel Navicula baru dan

membentuk tutup dan kotak baru.

Gambar 2. Struktur Perkembangbiakan Navicula sp.


Faktor penting dalam reproduksi Navicula sp. adalah intensitas cahaya karena

merupakan faktor penting dalam proses fotosintesis. Selain intensitas cahaya yaitu

zat hara anorganik terutama yang diperlukan yaitu nitrat (NO3), fosfat (PO4).
5

Disamping itu silikat (SiO2) juga merupakan salah satu zat hara yang diperlukan dan

mempunyai pengaruh terhadap proses pertumbuhan, karena dinding selnya dibentuk

oleh silikat (SiO2).

Pertumbuhan Navicula sp. sangat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur

hara/nutrient. Tanpa ususr hara, sel tidak dapat membelah dan ketika unsur hara

tersedia populasi sel mulai meningkatkan.

Siklus hidup Navicula sp. yaitu 1-21 hari dengan puncak pertumbuhan

tertinggi pada hari ke-8 dan hari ke-15. Sehingga dapat diketahui bahwa Navicula sp.

mengalami puncak pertumbuhan setelah hari ke-8. Bila Navicula mati, dinding selnya

akan mengendap membentuk tanah diatom yang kaya zat kersik.

2.3. Teknik Budidaya Navicula sp.

Dalam budidaya Navicula sp. skala Laboratorium yang harus kita lakukan

adalah sebagai berikut :

a. Persiapan Wadah

Wadah yang digunakan adalah media Okinawa yang telah disterilkan

menggunakan autoclave selama 30 menit dengan suhu 1210C dengan tekanan 2 atm.

Kualitas air diatur sesuai dengan syarat pertumbuhan optimum yaitu suhu 18 0C, pH

8,5 dan salinitas 32 ppm.

b. Pembuatan media

Masukkan air laut steril keerlemenyer bervolume 1000ml sebanyak 600ml

degan salinitas 32ppm. Tambahkan larutan bahan kimia (NH 4)2SO4, Na3PO4, CaCO3,

Na2SiO3 dan klewat+32 sebanyak 0,6 ml dengan menggunakn pipet tetes.

c.Pemasukan Bibit
6

Masukkan bibit Navicula sp. dari kultur murni sebanyak 0,6 ml kedalam

elemenyer dengan kepadatan awal mencapai 60.000 sel/ml. Kemudian erlemenyer

ditutup dengan alumunium foil dan diletakkan tepat dibawah lampu TL yang

digunakan yaitu 20-60 watt dan intensitas cahayanya 5000-15000 lux.


7

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Navicula sp. merupakan

pakan alami yang termasuk kedalam phytoplankton dan tergolong dalam diatome

karena memiliki silikat serta merupakan ganggang kersik. Navicula sp. memiliki

struktur tubuh yang terdiri dari 2 bagian yaitu hipoteka dan epiteka. Reproduksi

Navicula sp. ada 2 yaitu secara vegetative dan generative atau seksual dan aseksual.

Reproduksi Navicula sp dipengaruhi oleh intensitas cahaya, Nitrat (NO3), fosfat (PO4)

dan silikat (SiO2). Sedangkan untuk teknik budidaya atau kulturnya, tahap-tahapnya

adalah persiapan wadah, pembuatan media dan pemasukan bibit atau inokulan.
8

DAFTAR PUSTAKA

Asriyana dan Yuliana. 2012. Produktivitas Perairan. Bumi Aksara. Jakarta, 277 hal.
BBL Lampung. 2002. Budidaya Fitoplankton dan Zooplankton. Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya. Departemen Kelautan dan Perikanan. Bandar Lampung.
Nontji. 2008. Plankton Laut. LIPI Press. Jakarta. 331 hal.
Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia. Jakarta.
Rostini, I. 2007. Kultur Fitoplankton Chlorella sp. dan Tetraselmis chuii pada Skala
Laboratorium. Universitas Padjajaran. Jatinangor (tidak dipublikasikan).

Anda mungkin juga menyukai