Anda di halaman 1dari 171

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

OLEH

NAMA : MELA YULIANA

NIM : 08041382025102

KELOMPOK : 12 ( DUA BELAS )

ASISTEN : SARMILA

LABORATURIUM MIKROBIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

OLEH

MELA YULIANA

NIM . 08041382025102

Telah di terima dan di setujuo sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir
semester praktikum mikrobiologi

Indralaya 20 November 2020

Mengetahui

Asisten

SARMILA

NIM .08041181823016

Dosen Pengampu I Dosen Pengampu II

Dra. Hary Widjajanti,M.Si Dra.Elisa Noernawati,M.Si

NIP .196112121987102001 NIP.16750427000122001

Dosen Pengampu

Dwi Hardestyariki.M.Si

NIP. 198812112919122012

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nya,
Laporan Tetap Praktikum Mikrobiologi ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Tidak lupa juga shalawat serta salam kepada Nabi besar Muhammad SAW atas
selesainyalaporan tetap ini sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester
Praktikum Mikrobiologi. Dalam penulisan laporan ini, penulis mendapat banyak
bantuan dari berbagai pihak sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya
dan tanpa kesulitan yang berarti. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebasar- besarnya kepada para dosen pengampu dan kakak asisten yang telah
meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing praktikan, serta teman-teman
yang telah banyak membantu memberikan saran serta pendapat.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
sehingga dapat menjadi salah satu referensi kegiatan pembelajaran. Penulis
menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
perbaikan laporan ini di masa mendatang.
Indralaya November 2020

Penulis

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ..............................................................................................

Kata Pengantar ......................................................................................................

Daftar Isi................................................................................................................

Pendahuluan ..........................................................................................................

Materi Praktikum ..................................................................................................

1. Pengenalan Alat dan Bahan.......................................................................

2. Sterilisasi.............................................. ......................................................

3. Medium.....................................................................................................

4. Teknik Pemindahan Biakan Mikroba Secara Aseptik...............................

5. Isolasi Bakteri dari Suatu Campuran... .......................................................

6. Mengenal Bentuk-bentuk Koloni Bakteri dalam Bermacam-macam


Medium.....................................................................
7. Pengecatan dan Morfologi Bakteri..............................................................

8. Pembuatan Kultur dan Morfologi Jamur Benang........................................

9. Kuantitasi Mikrobia Hitungan Mikroskopis Langsung...............................

10. Kuantitasi Mikroba Hitungan Cawan.......................................................

11. Pengaruh Unsur-unsur Ekologi Terhadap Pertumbuhan Bakteri.............


12. Disinfektan dan Disinfeksi.......................................................................
13. Analisa Air Secara Mikrobiologis...........................................................
Daftar Pustaka .......................................................................................................

Lampiran ...............................................................................................................

Cover ....................................

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PENDAHULUAN

Laboraturium berasal dari bahasa yunani yang berarti tempat kerja dalam
perkembangnya,khusus dalam kegiatan penelitian ilmiah .laboraturium adalah sebuah
tempat atau ruangan dimana di dalamnya berisi sebuah alat alat laboraturium yang
mana di sana hampir lengkap biasanya alat laboraturium digunakan oleh seseorang
penguji untuk menguji hasil eksperimen mereka menggunakan alat alat tersebut
biasanya hal yang di uji adalah ilmu di bidang fisika, kimia ,biologi atau masih banyak
bidang ilmu lainnya (Hertinawati ,2015)

Ilmu mikrobiologi adalah pengamatan semua organis berukuran kecil dalam


bentuk uniseluler, multiseluler, dan aseluler seperti organisme mikroskopis,
pertumbuhan alga, parasit, protozoa, archaea, virus, sering dilakukan penelitiansecara
teratur dalam bidang ilmu mikrobiologi. Pengkajian ilmu mikrobiologi telah dimuali
sejak lensa pembesar pertama kali ditemukan dan telah mengalami kemajuan pesat
baru-baru ini. Ilmu mikroba sangat membantu dalam berbagai bidang ilmu seperti
farmasi, kedokteran, paleontologi, agribisnis, gizi dan kesehatan, dan makanan
menurut Fibriana dan Amalia (2016).
Sterilisasi adalah interaksi yang dilakukan untuk membunuh semua
mikroorganisme yang ada, sehingga saat menggunakan media tidak ada
mikroorganisme yang dapat berkembang dan menggandakan. Sterilisasi harus
memiliki kemampuan untuk membunuh mikroorganisme yang paling tahan spora,
mikroba. Beberapa konsentrat laboratorium, misalnya, penelitian kultur dan biologi
molekuler membutuhkan kondisi dan kondisi yang sangat steril menurut Istini (2020).

Media didefinisikan sebagai suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi dan
berguna untuk menumbuhkan suatu mikroorganisme baik dalam melakukan kulturisasi
setiap bakteri, jamur, dan mikroorganisme lain. Media dapat digunakan menumbuhkan
mikroorganisme dengan baik apabila telah memiliki syarat tertentu antara lain
mempunyai kelembaban yang cukup, kadar pH serta oksigen sesuai dan baik, media
steril maupun media harus memiliki kandungan nutrisi yang baik dan mudah digunakan

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
bagi mikroorganisme. Unsur-unsur yang harus ada pada mikroorganisme guna proses
pertumbuhan, antara lain karbon, nitrogen, unsur non logam dan unsur logam. Untuk
jenis media pertumbuhan suatu mikroorganisme terdiri dari media cair, media kental
serta media semi padat (Juriah dan Sari, 2018).
Dalam suatu pertumbuhan mikroba hal yang sangat di perhatikan dalam
kehidupanya yaitu kelembapan suatu lingkungan agar mikroba dapat hidup dan
menyesuiakan dengan keadaan lingkungan dan memperlancar metabolisme dan
perkembang biakan mikroba , juga harus mengandung karbon, mineral, sumber vitamin
dan gas), tekanan osmotik harus isotonik, keasaman atau pH umumnya netral, tetapi ada
juga yang basa, suhu harus wajar dan steril. penurunan pH medium dapat menggunakan
asam laktat, asam sulfat, atau asam fosfat, tetapi pada penambahan asam tersebut wajib
dilakukan pada medium yang steril.Gunawan (2019 )

Isolasi yakni sesuatu metode mengambil mikroorganisme yang ada di dalam serta
menumbuhkannya dalam sesuatu medium buatan. Prinsip dari isolasi suatu mikroba
memisahkan tipe tipe mikroba dari jenis jenis mikroba. Isolasi kuman ataupun biakan
yang terdiri dari satu tipe mikroorganisme diketahui selaku biakan murni ataupun
biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu berbagai mikroorganisme diketahui
selaku biakan kombinasi, bila cuma terdiridari 2 tipe mikroorganisme, yang dengan
sengaja dipelihara satu sama lain dalam asosiasi, dikenal selaku biakan 2 tipe ,Pelcazar
(2016).

menyebabkan infeksi pada mata. Pada pewarnaan Gram terdapat 2 jenis bakteri yaitu
Gram positif dan Gram negatif. Tujuan dari pewarnaan Gram ini yaitu untuk
mempermudah melihat bakteri secara mikroskopik, memperjelas ukuran dan bentuk
bakteri, melihat struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, dan menghasilkan
sifat-sifat fisik serta kimia khas dari bakteri dengan zat warna. Dalam pewarnaan, bakteri
Gram positif berwarna ungu sedangkan bakteri Gram negatif berwarna merah.22 Bakteri
memiliki bebe-rapa bentuk yaitu bacillus (batang), coccus (bulat), dan spirilum (lengkung).
Bakteri yang berbentuk bacillus dibagi atas diplo-bacillus dan tripobacillus. Pada bentuk
coccus dibagi atas monococcus, diplo-coccus, sampai staphylococcus (bentuknya mirip
buah aIVnggur). Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah meleng-kung dan

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
tidak melengkung.( waliyo 2008)

Jamur benang yaitu jamur yang dapat membentuk miselium dan berbagai bentuk spora.
Jamur benang yang mana tergolong dalam golongan fungi yang membentuk jaringan
miselium dan spora yang tampak tetapi tidak dapat membentuk badan buah yang
mikroskopis. Jamur dapat berkembang biak dengan dua cara yaitu seksual dan aseksual.
Berdasarkan spora seksualnya sebagai contoh yaitu Ascomycetes yang memebentuk spora
seksual dalam struktur tertentu yang disebut askus. Sedangkan berdasarkan spora
aseksualnya adalah Basidiomycetes yang memebentuk seksual dalam basidium. Morfologi
dan penataan spora aseksual berperan dalam identifikasi jamur (Gandjar, 2016).

pada koloni memiliki bervariasi, mulai dari sebesar ujung jarum, yaitu kira- kira
pecahan mm (diameternya) sampai 5-10 mm. Walaupun koloni suatu mikrobia
mempunyai ciri-ciri diameter, bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya
diameter tersebut. Misalnya hanya koloni-koloni yang menyebar saja yang dapat diukur,
karena koloni-koloni ini cenderung memilki diameter yang lebih besar daripada koloni
yang bertumpuk-tumpuk. Hal ini disebabkan karena persaingan pada koloni yang
menyebar lebih kecil dari persaingan yang terjadi pada koloni yang bertumpuk-tumpuk
dan kurang mendapat hambatan dari zat-zat hasil sampingan (Irwan,2020).
Mikroorganisme merupakan salah satu makhluk hidup yang di mana memiliki ukuran
yang sangat kecil dan terdiri dari sel tunggal dan bersel banyak. Kuantifikasi populasi
mikroorganisme sering dilakukan untuk mendapatkan jumlah dari kuantitatif dapat berupa
penentuan jumlah sel dan penentuan massa sel Proses penghitungan bakteri dapat dilakukan
dengan beberapa metode baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa koloni
yang dikelompokkan bersama dalam satu koloni membentuk satu koloni besar, menghitung
jumlah koloni sebagai satu koloni diragukan. Serangkaian koloni string yang muncul
sebagai garis tebal dihitung sebagai satu koloni (Mubarokah, 2017).
Tidak jarang di telinga Pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah sel atau massa
sel. Pada suatu Mikrobia memerlukan syarat-syarat tumbuh untuk mendukung
pertumbuhannya. Dalam kehidupannya, mikrobia selalu berinteraksi dengan
lingkungannya dan jasad-jasadhidup lainnya. Menurut (Soemarno, 2009). Oleh karena itu,
ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikrobia yaitu fakotr abiotik yaitu faktor

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
yang bersifat kimia dan fisik serta faktor biotik yaitu faktor yang merupakan interaksi
dengan organisme lain. Faktor abiotik dan faktor .biotik
Desinfektan dimana suatu zat kimia yang mana dapat digunakan untuk melaksanakan
desinfeksi. Seringkali di sebut mirip hal ini digunakan istilah antiseptik, tetapi pengertian
desinfeksi dan desinfektan biasanya ditujukan terhadap benda-benda mati, seperti lantai,
piring, pakaian-pakaian. Menurut ( irianto 2016 )Adapun hal yang dapat mempersulit yaitu
Zat-zat yang menghambat pembiakan mikroorganisme dengan tiada membunuhnya
dinamakan antiseptik. Antiseptik dan desinfektan dapat berupa zat-zat yang hampir sama
tetapi berbeda dalam cara penggunaannya

Air adalah bahan yang pertrama yang paling kita butukan di mana mahluk hidup
sangat memerlukan air untuk kelangsungan hidupnya yang mana air memiliki suatu
fungsi dalam setiap organisme di mana untuk melarutkan senyawa organic di mana
menstabilkan suhu tubuh dan di mana dapat melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat
seluler. Dalam hal ini dapat beberapa suatu masalah yang mana harus di hadapi di
mana semakin tinggi tinggkat pencernaan air
,terkhusus untuk memenuhi kebutuhandalam persyaratan yang mana telah di tetapkan.
Dimana pengelolahan air minum atau air minum isi ulang yang mana sangat rentan
terhadap kontaminasi dari berbagai mikroorganisme terutama bakteri Coliform (
Cambpell,N,A. 2002 )

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAPORAN AKHIR

ACARA 1

Nama/NIM: Mela Yuiana / 08041382025102 Kelompok :12 ( Dua Belas )

Asisten : Sarmila Tanggal : 8 September 2021

I. Judul : Pengenalan Alat Dan Bahan Mikrobiologi

II. Tujuan : Untuk mengetahui prinsip kerja, fungsi alat dan cara penggunaan
alat-alat mikrobiologi

III. Prinsip Dasar

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari semua makhluk mikroskopik


tentang mahluk hidup seperti bakteri, microfungi, kapang, mikroalga, protozoa, dan
chaea. Selain itu, virus merupakan makhluk mikro aseluler sehingga sering dikaji
dalam ilmu mikrobiologi meskipun tidak dapat sepenuhnya dikatakan sebagai
makhluk hidup. Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan
berkembang menjadi ilmu yang multi disipliner. Dapat di aplikasikan ke dalam
kehidupan sehari hari karna ilmu mikrobiologi sangat erat di bidang Kimia,
Biologi,Farmasi serta masih banyak lagi (Fibriana et al., 2016).
Laboraturium berasal dari bahasa yunani yang berarti tempat kerja dalam
perkembangnya,khusus dalam kegiatan penelitian ilmiah .laboraturium adalah
sebuah tempat atau ruangan dimana di dalamnya berisi sebuah alat alat
laboraturium yang mana di sana hampir lengkap biasanya alat laboraturium
digunakan oleh seseorang penguji untuk menguji hasil eksperimen mereka
menggunakan alat alat tersebut biasanya hal yang di uji adalah ilmu di bidang fisika,
kimia ,biologi atau masih banyak bidang ilmu lainnya (Hertinawati ,2015)

dalam memudahka berlangsungnya suatu praktikum praktikan harus tau dulu jenisjenis
alat pada laboraturiun agar pratikan mampum menggunakannya agar tidak terjadi hal hal

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
yang tidak di inginkan dalm suatu pratikum

Dalam suatu pratikum seseorang atau praktikan harus lebih tau dulu prosedur pekerjaan
agar tidak terjadinya kontaminasi pada saat pratikum dan di harapkan menggunakan alat
pelindung seperti jas lab,sapu tangan (Heranni,2015)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
IV.Metode Praktikum 4.1

4.1Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu 8 september 2021, pukul 13.00
WIB sampai 15.00 WIB. Bertempat dilaboratorium Mikrobiologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

4.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu laptop serta bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah data dari asisten.

4.3. Cara Kerja

Tahap kerja dalam pengenalan alat dan bahan mikrobiologi, yaitu


dipersiapkan alat dan bahan yang akan diamati secara menyeluruh, setelah semua
alat dan bahan siap dilakukan pengamatan terhadap alat dan bahan mulai dari nama
alat dan bahan, fungsi atau kegunaan alat dan bahan serta cara kerja alat dan cara
menggunakan bahan yang benar atau sesuai prosedur agar tidak terjadi kesalahan
yang dapat menyebabkan kecelakaan selama praktikum dilaksanakan.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
V.Hasil dan Pembahasan
5.1. Hasil
5.1.1. Alat
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil sebagai
berikut :

Keterangan :
1 1. Lensa okuler
2. Tabung mikroskop 7. Diafragma
3. Revolver 8. Pemutar halus
4 4. Lensa objektif 9. Pemutar kasar
5
5. Meja Mikroskop
6. Kaki Mikroskop
8
7

1 Keterangan :
1. Plunger button
2
2. Tip ejector
3 3. Shaft

4 4. Penunjuk Volume
5. Mikro tip
5

1 Keterangan :
1. Blower
2. Panel kendali
3. Lampu LED/UV
4. Ruang kerja

2
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Keterangan :
1. Advance controler
2. Plug

Keterangan :
1. Glass doors
2. Piringan timbanga
3. LCD
4. Tombol pengaturan
1

1 Keterangan :
1. Panel operasi
2
2. Panel layar
3 3. Lid handle
4. Lid open/close
4
5. Katup uap
5 6. Layar tekanan
7. Exhaust bottle
6

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Keterangan :

a. Control button

b. Finger support

c. Enjection button

d. Volume display

e. Tip ejector

Mikropipet

5.2 BAHAN
No Nama Bahan Fungsi
1 Akuades berfungsi sebagai pencampur zat pada saat melakukan
percobaan di laboratorium, sebagai reagen, dan
tentunya sebagai pembersih dari alat-alat laboratorium.
2 Alkohol digunakan untuk sterilisasi dan kerja aseptis. Biasa
disemprotkan pada meja kerja, udara dan tangan
3 Nutrient Agar nutrient agar berfungsi sebagi media untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakkan bakteri.
4 Nutrient Broth Nutrient broth berfungsi sebagai media Pengayakan dan
pembiakan bakteri
5 PDA PDA (Potato Dextrose Agar) berfungsi sebagi media
pertumbuhan jamur di laboratorium karena memilki pH
yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum didapatkan data bahwa alat dan bahan yang ad
di dalm laboratorium mikrobiologi memiliki fungsi serta kegunaan yang berbeda
sesuai dengan percobaan yang dilakukan, menurut Hafsan (2014), Otoklaf
(Autoclave)sendiri merupakan alat sterilisasi berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan prinsip
dalam suatu kerja dimana hal ini menggunakan suatu uap air yang panas di mana
hal ini di lakukan agar bisa membunuh mikroba yang mana terletetak pada alat atau
bhan yang di gunakan dalam setiap percobaan maupun suatu riset

Mikroskop yang memberikan perbesaran yang membuat kita dapat


melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.
dengan prinsip kerja yakni memantulkan cahaya melalui cermin, lalu
diteruskan sampai lensa objektif. Neraca analitik berfungsi untuk menimbang suatu
bahan yang akan digunakan untuk sampel dalam suatu pratikum. Prinsip kerjanya
yaitu dengan penggunaan suatu tegangan listrik yaitustavolt dan dilakukan
peneraan terlebih dahulu sebelum digunakan kemudian bahan diletakkan pada
neraca lalu dilihat angka yang tertera pada layar. Dalam memuat suatu neraca
adapun beban yang boleh ditimbang apabila penimbang dilakukan dengan
dayayang maksimum penimbang menghasilkan kesalahan perubahan dan suatu
ketepatan neraca tergantung pada titik beratnya dan panjang lengan serta ketajaman
pisaunya (Otander,2006)

Inkubator adalah alat yang berfungsi untuk menginkubasi mikroba pada


suhu yang terkontrol selain itu dalam alat inkubator di mana memiliki fungsi
dalam hal menyimpan suatu medium sel kultur, inkubator memiliki prinsip kerja
yaitu dengan memasukan atau menyimpan biakan murni mikroorganisme,
kemudian mengatur suhunya, biasanya hanya dapat diatur diatas suhu tertentu
(Zhu et al., 2015).

Laminar Air Flow di mana hal ini memiliki suatu fungsi dan pengerjaanya

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
secara aseptis prinsip dari suatu laminar air flow di mana suatu udara di tuapkan
dengan syarat sterill sampai konsisten Mikropipe berfungsi untuk mengambil atau
mentransfer larutan secara tepat dalam skala µL yang pada ujungnya terdapat tip
untuk tempat larutan. (Sanders, 2012). Prinsip kerja dari mikropipet yaitu memipet
atau mengambil larutan reagen dalam skala µL dengan bantuan microtip dan
microtube. fungsi secara aseptis karena mempunyai pola pengaturan dan
penyaringan aliran udara sehingga aseptis dan aplikasi sinar UV beberapa
jam sebelum digunakan. Prinsip Kerja Laminar Air Flow secara singkat adalah
dengan cara

Dalam suatu laboratorium ada bahan yang terbuat dari kaca yaitu alat-alat
gelas yang mana digunakan untuk mengukur wadah suatu praktikum, Sedangkan
peralatan non gelas adalah peralatan yang tidak terbuat dari kaca seperti cawan,
porselin mortal, pinset,plat tetes yang terbuat dari kayu serta tabung-tabung reaksi.
Pinset terbuat dari besi anti karat yang digunakan sekali pakai, hal ini seperti kertas
lakmus dan kertas saring yang hanya bisa digunakan dalam satu kali
pakai.(Sutrisna,2012).

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
VI. Kesimpulan

Berdasarkan pratikum yang telah di dapat maka kesimpulanya sebagai berikut

1. Inkubator adalah alat dimana memiliki fungsi untuk menginkubasi mikroba


pada suhu yang terkontrol

2. Menggunakan uap air yang panas dengan prinsip kerja otoklap

3. Lensa objektif adalah lensa yang bisa memantulkan cahaya melalui cermin

4. Menimbang bahan atau sample menggunakan neraca analitik

5. Mikroskop adalah alat yang bisa melihat benda dengan ukuran kecil

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAPORAN AKHIR
ACARA 2

Nama/NIM:MELA YULIANA / 08041382025102 Kelompok :12


Asisten: SARMILA Tanggal : 15 September 2021

I. Judul :Sterilisasi

II. Tujuan : Untuk memahami cara sterilisasi dengan menggunakan autoklaf


dalam kondisi aseptis.

III. Prinsip Dasar


Ilmu mikrobiologi adalah pengamatan semua organis berukuran kecil dalam
bentuk uniseluler, multiseluler, dan aseluler seperti organisme mikroskopis,
pertumbuhan alga, parasit, protozoa, archaea, virus, sering dilakukan penelitiansecara
teratur dalam bidang ilmu mikrobiologi. Pengkajian ilmu mikrobiologi telah dimuali
sejak lensa pembesar pertama kali ditemukan dan telah mengalami kemajuan pesat
baru-baru ini. Ilmu mikroba sangat membantu dalam berbagai bidang ilmu seperti
farmasi, kedokteran, paleontologi, agribisnis, gizi dan kesehatan, dan makanan
menurut Fibriana dan Amalia (2016).
Sterilisasi adalah interaksi yang dilakukan untuk membunuh semua
mikroorganisme yang ada, sehingga saat menggunakan media tidak ada
mikroorganisme yang dapat berkembang dan menggandakan. Sterilisasi harus
memiliki kemampuan untuk membunuh mikroorganisme yang paling tahan spora,
mikroba. Beberapa konsentrat laboratorium, misalnya, penelitian kultur dan biologi
molekuler membutuhkan kondisi dan kondisi yang sangat steril menurut Istini (2020).
Autoklaf diharapkan untuk membunuh endospora, karena sel-sel ini dapat dibunuh

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
pada suhu 100˚C yang merupakan batas air pada faktor tekanan lingkungan yang khas.
Pada 121˚C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, sedangkan organisme
mikroskopis vegetatif dapat dibunuh hanya dalam 6-30 detik pada 65˚C. Bagian-
bagian yang terdapat dalam autoklaf, khususnya

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
bejana faktor pengepresan, ruang air, ruang uap, komponen pemanas yang dapat
menggelembungkan air sehingga menjadi uap, katup uap untuk menghilangkan
udara yang terperangkap, katup pengaman untuk menghilangkan kelebihan uap,
sensor suhu termometer dan ukuran kendala untuk menentukan tekanan dalam
autoklaf menurut Winarsih et al (2020).
Perkiraan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf
mencapai 121°C. Jika bahan yang dibersihkan tebal atau berat, perpindahan panas
ke dalam autoklaf akan berputar kembali, menghasilkan pemanasan total yang
lama untuk memastikan bahwa semua bahan berada pada 121°C selama 10 hingga
15 menit. Waktu yang lebih lama juga diperlukan ketika volume tinggi cairan
harus diautoklaf karena volume tinggi memerlukan waktu yang lama untuk
mencapai suhu sterilisasi. performa autoklaf dicoba dengan pointer organik,
misalnya bacillus sterothermophillus menurut alqum danTarsono (2019).
Autoklaf mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan autoklaf adalah
waktu yang dibutuhkan untuk proses sterilisasi lebih cepat dan dapat membunuh
jasad mikroorganisme terutama karena panas basah dapat menyebabkan
denaturasi protein, termasuk enzim – enzim di dalam sel dari mikroorganisme.
Kekurangan autoklaf adalah terdapat tetesan uap air yang mengenai alat dan
bahan yang disterilisasi dan pada saat memakai autoklaf, autoklaf tidak dapat
ditinggalkan untuk mengerjakan hal lain menurut Winarsih et al (2020).

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
IV.Metode Praktikum

4.1.Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu15september2021, pukul 13.00 WIBsampai
15.00 WIB. Bertempat dilaboratorium Mikrobiologi, FakultasMatematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya. Dan UJAN MAS.
4.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu kertas A4, tutup toples, pena/ pulpen,
botol air, karet gelang, laptop serta bahan yangdigunakan dalam praktikum ini adalah data
dari asisten.
4.3. Cara Kerja
Cara kerja sterilisasi dengan menggunakan autoclave. Alat-alat atau bahan yang akan
disterilkan disiapkan terlebih dahulu. Untuk medium harus ditutup dengan kapas, sedang
untuk alat-alat gelas (petridish dan pipet ukur) dibungkus dengan kertas terlebih dahulu.
Mula-mula autoclave di isi aquades kemudian angsang dipasang. Alat atau bahan diletakan
di atas angsang. Kran untuk mengeluarkan uap air dibuka. Setelah air mendidih kran
ditutup. Temperatur akan naik hingga 121 °C dan tekanan juga naik. Temperatur dan
tekanan dipertahankan tetap seperti di atas selama 15-30 menit. Apabila sterilisasi telah
selesai aliran listrik diputus, dan ditunggu sampai tekanan 0 dan bahan alat yang telah steril
diambil.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
V. Hasil dan Pembahasan
5.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil sebagai berikut :
NO ALAT STERILISASI PRINSIP KERJA
Autoclav Prinsip kerja autoklaf
menggunakan panas dari uap air,
yang biasanya menggunakan suhu
121oC, tekanan 15 psl atau 2 bar
selama 2 menit, untuk membunuh
1.
dan juga menghilangkan kotoran
ataupun mikroba yang terdapat
pada alat-alat dan juga bahan
yang akan digunakan dalam
sebuah praktikum.

NO ALAT YANG DISTERILISASI KETERANGAN

Cawan petri

Cawan petri yang telah


1 dibungkus menggunakan kertas
sebelum proses sterilisasi.

Tabung Reaksi

Tabung reaksi yang telah


2 dibungkus menggunakan kertas
sebelum proses sterilisasi.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Pipet Volume

Pipet volumentri yang telah


3 dibungkus menggunakan kertas
sebelum proses sterilisasi.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa sterilisasi merupakan metode yang
digunakan untuk membersikan alat dan bahan dari kontaminan mikroba. Alat-alat di
laboratorium memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda- beda, menurut Hafsan
(2014), autoclave sendiri merupakan alat sterilisasi untuk berbagai macam alat dan
bahan yang digunakan dalam mikrobiologi dengan menggunakan uap air panas
bertekanan.
Sterilisasi menggunakan autokaf sendiri adalah proses pembersihan alat dengan
menggunakan tekanan uap tinggi. Beberapa alat dan bahan yang akan digunakan untuk
percobaan harus steril. Menurut Istini (2020), sebelum dilakukan sterilisasi, alat dan
bahan harus dilapisi terlebih dahulu untuk melindungi alat dan bahan dari keretakan
akibat faktor tekanan dan suhu yang tinggi dari autoklaf yang digunakan untuk
pembersihan dan agar pada saat alat dibuka tidak ada kontaminan. Beberapa alat yang
dapat digunakan untuk membungkus peralatan dan bahan yang akan didesinfeksi antara
lain kertas A4 atau HVS, aluminium dan dapat juga menggunakan kertas dan karet
gelang sebagai penutup.
Sterilisasi dan desinfeksi merupakan teknik yang digunakan untuk mensterilkan
peralatan laboratorium, menurut Athena et al.,(2020). Disinfeksi adalah proses
pengurangan jumlah mikroorganisme ke tingkat bahaya yang lebih rendah pada
permukaan yang ditunjukkan oleh kontaminasi oleh mikroorganisme dengan
menggunakan bahan (disinfektan) yang dapat berfungsi untuk mengendalikan,
mencegah, bahkan menghancurkan mikroorganisme berbahaya. Digunakan untuk
dekontaminasi permukaan benda dan udara.Sedangkan sterilisasi membunuh semua
mikroorganisme atau mikroba baik yang berbahaya maupun tidak, termasuk sporanya
pada benda dan permukaan, Lebih sering digunakan untuk makanan, dan medis dan
obat-obatan.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan hasil sebagai


berikut.
1. Sterilisasi berguna untuk membersikan dan membunuh
mikroorganisme yang dapat menyebabkan kontaminan pada alat dan
bahan yang akan digunakan.
2. Pembungkusan alat sebelum dilakukan sterilisasi bertujuan untuk
melindungi alat dari keretakan akibat tekanan uap tinggi dari autoklaf.
3. Disinfeksi digunakan untuk mengurangi kontaminan pada alat mulai
dari tingkat bahaya sampai yang lebih rendah pada permukaan alat.
4. Sterilisasi dengan autoklaf memiliki kekurangan seperti waktu yang
diperlukan cukup lama.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAPORAN AKHIR
ACARA 3

I.Judul : Medium
II. Tujuan : Untuk mengetahui bagaimana cara membuat medium yang disterilisasi dan
tanpa disterilisasi
III. Dasar Teori
Mikrobiologi didefinisikan sebagai studi tentang mikroorganisme, yang meliputi
organisme mikroskopis bersel satu. Ini termasuk eukariota seperti jamur dan protista, serta
prokariota seperti bakteri dan alga tertentu. Mikrobiologi juga termasuk studi virus, yang
secara teknis tidak diklasifikaiskan sebagai organisme hidup tetapi mengandung materi
genetik. Penelitian mikrobiologi mencakup semua aspek mikroorganisme seperti perilaku
mereka, evolusi, ekologi, biokimia, dan fisiologi, serta bersama dengan patologi penyakit yang
ditimbulkannya (Sumampouw, 2019).
Pertumbuhan mikroba sering kali dinyatakan secara singkat sebagai kemampuan untuk
menghasilkan 2 sel baru dan hidup. Sel dikatakan hidup bila dapat menghasilkan sel baru.
Bila tidak mempunyai kemampuan ini, Maka sel dinyatakan tidak hidup atau mati. Analisis
pertumbuhan bakteri dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu, membandingkan jumlah sel,
berat kering, konsentrasi protein atau nitrogen dan kekeruhan, atau dengan cara kuantitasi
mikroba (Dwidjoseputro, 2016).
Media didefinisikan sebagai suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi dan berguna
untuk menumbuhkan suatu mikroorganisme baik dalam melakukan kulturisasi setiap bakteri,
jamur, dan mikroorganisme lain. Media dapat digunakan menumbuhkan mikroorganisme
dengan baik apabila telah memiliki syarat tertentu antara lain mempunyai kelembaban yang
cukup, kadar pH serta oksigen sesuai dan baik, media steril maupun media harus memiliki
kandungan nutrisi yang baik dan mudah digunakan bagi mikroorganisme. Unsur-unsur yang
harus ada pada mikroorganisme guna proses pertumbuhan, antara lain karbon, nitrogen, unsur
non logam dan unsur logam. Untuk jenis media pertumbuhan suatu mikroorganisme terdiri
dari media cair, media kental serta media semi padat (Juriah dan Sari, 2018).

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
IV. Metode Praktikum
4.1. Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu 15 september 2021, pukul 13.00 WIB.
Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.
4.2. Alat dan Bahan
Untuk Praktikum kali ini alat yang digunakan adalah bisa berupa wadah sesuai dengan
jenis medium. Untuk bahan agar nutrisi (Nutrien Agar) / N A berupa Agar-agar 15 gram,
Aquades 1000 ml, daging tanpa lemak 500-gram dan Pepton 5 gram, dan sedangkan untuk
agar kentang dekstrosa atau Potato Dextrose Agar (PDA) menggunakan bahan agar-agar 15
gram, Aquades 1000 ml, dekstrosa 10-gram dan kentang 200 gram.
4.3. Cara Kerja
Cara kerja pada medium agar nutrisi yaitu bersihkan daging dari lemak, dan dicuci. Hal
pertama yang dilakukan adalah daging dimasak dengan 1000 ml aquades, biarkan mendidih
sampai 15-25 menit kemudian air kaldu disaring dan filtrate disimpan dalam lemari es selama
2 jam. Endapan dibuang, kaldu dicairkan dan disaring lagi. Lalu larutkan pepton dan agar-agar
kedalam kaldu sampai rata kemudian dipanaskan. Setelah itu saring dengan menggunakan
kapas atau kain saring yang bersih. Lalu masukan ke dalam tabung reaksi 10 ml untuk
medium agar tegak dan 5 ml untuk medium agar miring, sumbat dengan kapas jangan terlalu
padat dan jangan terlalu longgar. Tahap terakhir sterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 0C
dan tekanan 15 lbs selama 15 menit.
Cara kerja pada medium agar kentang dekstrosa yaitu yang pertama kentang dicuci bersih,
dipotong kecil-kecil, dimasak selama 1 jam. Volume air dijaga tetap dengan menambahkan
aquades. Yang kedua kemudian disaring, ke dalam filtrat dimasukan dekstrosa dan agar-agar,
panaskan sampai semuanya larut. Yang ketiga tuangkan ke dalam tabung reaksi sesuai dengan
kebutuhan, sumbat dengan kapas. Yang keempat sterilkan dengan menggunakan autoklaf
dengan suhu 121 0C, tekanan 15 lbs selama 15 menit.
V. Hasil dan Pembahasan
5.1. Hasil

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5.1.1.Bentuk-Bentuk Medium
No. Bentuk Medium Gambar Medium Keterangan
1. Agar lempeng 1. Cawan petri
1 2. Medium agar
2

2. Agar Tegak 1 1. Tabung reaksi


2. Medium agar
2

3. Agar Miring 1 1. Tabung reaksi


2. Medium agar

5.1.2.Contoh Medium Selektif


No. Medium Komposisi Mikroorganisme yang

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
dihambat

1. Easin Methylen Blue - Pepton Mikroorganisme


- Laktosa Escherichia coli
- Dipotassium hydrogen
phosphat
- Eosin Y
- Methylene blue
- Agar 15 gram

2. Mannitol Salt Agar Bacto ekstrak daging, bacto Mikroorganisme


(MSA) pepton, NaCl, bacto phenol staphylococci
red, manitol dan bacto agar.

3. Medium tellurite-glycine Agar base darah (oxoid), Mikrooganisme


kalium tellurite dan sistin. staphylococcus

5.1.3.Contoh Medium Differensial


No. Medium Komposisi Kegunaan

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
1. Sulfide Indole Motility - Trypton 20 gram Untuk tes kemampuan
(SIM) - Peptone6,1 gram organisme untuk
- Ferrous Ammonium
melakukan beberapa hal
Sulfat 0,2 gram
- Sodium thiosulphate 0,2 yaitu mengurangi sulfur,
gram menghasilkan indole dan
- Agar 3,5 gram, pH dari
berjalan melalui agar-agar.
media ini adalah 7,3 ± 0,2
pada suhu 25o C.

2. Triple Sugar Iron Agar - 3 gram ekstrak daging Untuk melihat


(TSIA) sapi, kemampuan
- 3 gram ekstrak yeast,
mikroorganisme dalam
- 20 gram pepton,
memfermentasikan gula.
- 1 gram glukosa,
- 10 gram laktosa, Medium TSIA
- 10 gram sukrosa, mengandung 3 macam
- 5 gram NaCl, gula, yaitu glukosa,
- 0,2 gram ferri sulfat, laktosa, dan sukrosa.
- 0,3 gram sodium
thiosulfat,
- 0,024 phenol red, dan
- 13 gram agar.
3. MacConkey Agar - peptone(Pancreatic digest Untuk mengisolasi bakteri
(MAC) of gelatin 17 gram, batang gram negatif
- Proteose peptone( meat
berdasarkan kemampuan
and casein) 3gram,
bakteri memfermentasi
- Lactose monohydrate
10gram, dan laktosa atau
- Bile salts 1,5gram tidak,terutama untuk
famili Enterobacteriaceae
dan genus Pseudomonas.

5.1.4.Tiga Contoh Medium Diperkaya


No. Medium Komposisi Penggunaan

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
1. Selenite F Broth - Casein enzymic Digunakan untuk isolasi
hydrolysate 5 salmonella dan shigella
gm/L
- Lactose 4 gm/L
- Sodium
Phosphate 10
gm/L
- Sodium
hydrogen selenite
(NaHSeO3)
gm/L
2. Alkaline Peptone water Medium untuk mengisolasi
- Peptone 10 gram dan memperkaya jumlah
- Sodium chloridae
bakteri Vibrio cholera dan
20 gr
- Water 1 liter spesies Vibrio lainnya yang
berasal dari sampel
makanan, air dan klinis.

3. Tetrathionate broth - Pepton 10 gr Pengayaan selektif untuk


- Laktosa 10 gr mengisolasi typhi dan
- Brillant green salmonella lainya dari
0,0133 gr kotoran
- Oxgall 20 gr
- Aquadest 1000
ml

5.2. PEMBAHASAN
Suatu medium dapat dikatakan baik apabila medium tersebut memenuhi syarat-syarat
tertentu. Menurut Juariah dan Sari (2018),menyatakan bahwa syarat- syarat medium yang baik
yaitu memiliki kelembapan yang cukup, kadar ph dan oksigen masing-masing harus sesuai

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
dan baik. Medium harus memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Unsur-unsur tersebut mencakup karbon, nitrogen, unsur non logam yang
meliputi sulfur dan fosfor sedangkan untuk unsur logam meliputi Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg,
dan Fe, vitamin, air, dan energi. Selain itu, bahan yang dibutuhkan pun juga harus
mengandung nutrisi yang diperlukan dalam pertumbuhan mikroorganisme meliputi
karbohidratn dan protein.
Aluminium foil digunakan saat memasak medium. Menurut Hafsan (2014), menyatakan
bahwa Aluminium foil digunakan untuk menutup erlenmeyer ataupun botol saat memasak
medium. Erlenmeyer dapat dibungkus dengan aluminum foil guna menghindari kontaminasi
bagian leher botol maupun erlenmeyer dari mikroorganisme maupun bakteri. Peralatan yang
digunakan dalam memasak medium harus steril bagian dalamnya sedangkan bagian luarnya
harus didesinfeksi menggunakan beberapa senyawa antimikroba yang mencakup etanol dan
sodium hipoklorit sedangkan peralatan yang digunakan untuk mengambil harus disterilisasi
juga dengan cara yang tepat. Peralatan tidak boleh mengandung sisa dari beberapa senyawa
yang tertinggal karenanya dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan mikroorganisme.
Alat magnetic stirrer mempunyai kegunaan dalam memasak medium. Menurut Junaidi et
al. (2020), mengemukakan bahwa magnetic stirrer termasuk alat kontrol yang merupakan
suatu instrumen dengan cara mengendalikan suatu kecepatan putar, dan mengontrol
temperatur maupun mengontrol pergerakan lainnya. Magnetic stirrer merupakan suatu alat
yang merupakan pencampur fluida dalam skala mikro. Medan magnet pada alat tersebut
berputar sehingga mengakibatkan satu batang magnet tunggal maupun susunannya dapat
diputar dengan cepat dalam suatu cariran maupun larutan. Magnetic stirrer memiliki suatu
pengaturan kecepatan pengaduk dan waktu yang dapat melakukan pengadukan sampel dengan
kecepatan pengaduk hingga 3000 rpm dan pengatur waktu selama 60 menit.
Magnetic stirrer mempunyai komponen-komponen yang terlibat dalam prinsip kerja alat
tersebut. Menurut Irsyad et al. (2016), menyatakan bahwa sistem pengaduk menggunakan
komponen berupa magnet yang diputar oleh motor DC dan magnet yang berputar diletakkan
di dalam wadah. Alat magnetic stirrer yang dilengkapi dengan pengaturan kecepatan
pengaduk dan pengaturan waktu ini dapat melakukan proses pengadukan sampel dengan
kecepatan pengaduk hingga sekitar 3000 Rpm dan pengatur waktu selama 60 menit lamanya.
Setelah melakukan pengaturan kecepatan pengaduk serta pengaturan waktu, alat tersebut

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
dibiarkan bekerja hingga buzzer berbunyi yang berarti menandakan pengadukan dari sampel
telah selesai sesuai dengan lama waktu yang telah ditentukan.
Media agar lempeng, media agar miring dan media agar tegak termasuk ke dalam media
padat (Nutrient Agar). Menurut Sakinah et al. (2019), menyatakan bahwa media merupakan
substrat yang memiliki kegunaan untuk menumbuhkan maupun mengembangbiakkan suatu
bakteri atau mikroorganisme. Media padat Nutrient Agar memiliki kandungan komposisi agar
kurang lebih sebesar 15 %. Media padat juga dapat digunakan dalam mempelajari koloni
kuman serta digunakan sebagai isolasi untuk memperoleh biakan murni yang akan
dibutuhkan. Media juga dapat berfungsi untuk menumbuhkan mikroba dengan melakukan
isolasi maupun inokulasi mikroba serta berguna sebagai uji fisiologi dan biokimia terhadap
suatu mikroba.
Media NA (Nutrient agar) berupa media yang berbentuk serbuk dan warnanya putih
namun apabila setelah digunakan akan memiliki bentuk padat karena terdapat di dalamnya
terdapat kandungan agar sebagai pemadatnya. Menurut Thohari et al. (2019), menyatakan
bahwa komposisi penting yang terdapat dalam media agar berupa karbohidrat dan protein dari
ekstrak daging dan pepton yang sesuai dengan kebutuhan sebagian besar setiap bakteri.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5.2. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Syarat medium yang baik yaitu memiliki kelembapan yang cukup, kadar ph dan oksigen
yang sesuai dan baik.
2. Peralatan yang digunakan dalam memasak medium harus steril bagian dalamnya,
sedangkan bagian luarnya didesinfeksi menggunakan senyawa antimikroba agar terjaga
kesterilannya.
3. Magnetic stirrer merupakan alat yang mengendalikan kecepatan putar serta mengontrol
temperatur.
4. Media agar lempeng, media agar miring dan media agar tegak termasuk ke dalam media
padat (Nutrient Agar).
5. Media merupakan substrat yang memiliki kegunaan untuk menumbuhkan maupun
mengembangbiakkan suatu bakteri atau mikroorganisme.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAPORAN AKHIR

ACARA 4

Nama / NIM : Mela Yuliana/08041382025102 Kelompok:12 (dua belas)


Asisten : sarmila Tanggal: 22 September 2021

I. Judul : Teknik Pemindahan Biakan Mikroba Secara Aseptik


II. Tujuan :
2.1.Dari percobaan ini diharapkan mahasiswa mampu untuk menguasai
teknik pemindahan bakteri dari suatu wadah ke wadah yang lain secara
aseptik.
III. Prinsip Dasar:
Reproduksi tempat hidup mikroba membutuhkan tempat yang sangat baik
dan bergizi sesuai ke utuhan mikroba. Media adalah bahan yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroba, yang tersusun dari campuran nutrisi atau zat nutrisi.
Selain untuk menumbuhkan mikroba, media juga dapat digunakan untuk isolasi,
perbanyakan, pengujian sifat fisiologis, dan untuk menghitung jumlah mikroba.
perhitungan bakteri digunakan untuk menghitung jumlah koloni bakteri yang
tumbuh pada suatu media pembiakan.Wardhani ,( 2020)
Dalam suatu pertumbuhan mikroba hal yang sangat di perhatikan dalam
kehidupanya yaitu kelembapan suatu lingkungan agar mikroba dapat hidup dan
menyesuiakan dengan keadaan lingkungan dan memperlancar metabolisme dan
perkembang biakan mikroba , juga harus mengandung karbon, mineral, sumber
vitamin dan gas), tekanan osmotik harus isotonik, keasaman atau pH umumnya
netral, tetapi ada juga yang basa, suhu harus wajar dan steril. penurunan pH
medium dapat menggunakan asam laktat, asam sulfat, atau asam fosfat, tetapi
pada penambahan asam tersebut wajib dilakukan pada medium yang
steril.Gunawan (2019 )

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Untuk komposisi kimianya, media dapat dibagi menjadi Media sintetik,
Medium IH yang komposisi kimianya diketahui secara pasti, digunakan untuk
mempelajari kebutuhan nutrisi mikroba. Media non-sintetis (kompleks) adalah
media yang komposisi kimianya tidak pasti, digunakan untuk membudidayakan
dan mempelajari taksonomi mikroba. Menurut Putri (2018), mikroba memiliki
kemampuan memecah senyawa kompleks menjadi sederhana.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
IV. Metode Praktikum
4.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari rabu, 22 September 2021, pukul 13.00
WIB sampai 15.00 WIB. Ujanmas.Kota Muara Enim, Sumatera Selatan.
4.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah satu rak tabung rekasi,
satu tabung agar miring NA, dua tabung rekasi kosong bersumbat, dan tiga tabung
berisi NA. sedangkan bahan yang diperlukan pada praktikum ini adalah biakan
murni Esherichia coli dan Staphlococcus aureus yang terdapat pada agar miring,
dan juga jarum ose.
4.3. Cara Kerja
Adapun langkah kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu,
pertama sediakan 2 tabung reaksi, satu berisi medium steril dan tabung satunya
berisi biakan murni. Kedua, panaskan jarum ose diatas pembakar Bunsen sampai
seluruh kawatnya berpijar merah dan dipegang dengan tangan kanan, biarkan
jarum ose mendingin selama 30 detik sebelum dipakai untuk mencegah matinya
bakteri yang akan dipanaskan. Kemudian angkatlah sumbat ke-2 satu per satu.
Mulailah dengan sumbat tabung yang terdekat dengan tangan tangan kanan
dengan cara melingkarkan jari kelingking disekitarnya. Lalu angkatlah sumbat
tabung 1 dengan jari manis dengan gerakan yang sama, jangan dari arah belakang
tabung tetapi diantara ke-2 tabung. Gerakan berputar biasanya memudahkan
lepasnya sumbat dari mulut tabung. Panaskan mulut ke-2 tabung yang tidak
bersumbat tersebut dengan cara melakukannya bolak- balik sebanyak 2x diatas
api. Setelah itu masukkan jarum ose ke dalam tabung yang berisi biakan murni
Eschericha coli atau Staphylococcuc aureus ambil sedikit lalu masukkan kedalam
tabung ke-2 yang berisi medium steril. Panaskan kembali mulut ke-2 tabung
tersebut diatas api dan tutup kembali masing- masing tabung reaksi seperti sedia
kala, sebaiknya sumbat tabung yang terdekat dengan tangan kanan.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
V. Hasil dan Pembahasan
5.1. Hasil

No. Nama Alat dan Bahan Gambar Fungsi


1. Jarum Ose Berfungsi untuk
menginokulasi
mikrobia dari
suatu media ke
media lainnya.

2. Tabung Reaksi Berfungsi untuk


uji biokimiawi dan
memelihara
mikroba.

3. Cawan Petri Berfungsi sebagai


tempat pembiakan
mikroorganisme.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4. Alkohol Berfungsi untuk
menghidrolisis
ikatan protein
mikroorganisme,
sehingga proses
pembunuhan
mikroorganisme.

5. Pembakar Spritus Berfungsi untuk


membakar zat atau
memanaskan
larutan.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5.2. Pembahasan
Pada praktikum ini, bahan yang digunakan adalah biakan murni E.coli dan
S. aureus. Pada saat isolasi atau pemindahan biakan bakteri ke dalam agar miring
perlu dilakukan dengan cara yang aseptis. Kondisi aseptik adalah kondisi yang
dirancang untuk mencegah kontaminasi oleh mikroorganisme, pirogen, atau
partikel dalam peralatan, wadah, dan bentuk sediaan selama proses pencampuran.
Menurut Oetari (2018), teknologi aseptik didefinisikan sebagai proses kerja yang
meminimalkan kontaminasi mikroba dan dapat mengurangi risiko paparan pejabat
publik. Kontaminan dapat masuk ke area aseptik dari alat kesehatan, sediaan obat,
atau personel.

Pembakar bunsen adalah pembakar pertama yang dapat menghasilkan


nyala api premix. Alat ini menggunakan prinsip terus menerus mengatur aliran
campuran udara-gas-bahan bakar. Ketika sejumlah energi panas ditambahkan ke
aliran campuran, campuran mulai bereaksi dengan konsentrasi atau kualitas
tertentu yang disebut campuran dan kemudian menyala menciptakan cahaya
terang yang terlihat seperti nyala api atau nyala api. Pemanas merah memanas
langsung di atas api bunsen sampai menyala merah. Sering digunakan untuk
mensterilkan alat sederhana seperti jarum. Menurut Lailatussyifa (2020), media
harus dituangkan di dekat api bunsen untuk menghindari kontaminasi

Teknik pemindahan biakan mikroba secara aseptis untuk mencegah


kontaminan. Menurut Untari (2011), dengan menggunakan teknik cawan gores
dari pemindahan mikroba, terlebih dahulu harus di usahakan agar semua alat alat
yang ada sangkut pautnya dengan medium dari pekerjaan inokulasi itu benar
serta terhindar dari mikroorganisme yang tidak di ingiin kan

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Desinfeksi kimia dapat dilakukan dengan disinfektan. Bahan yang mengandung
desinfektan adalah alkohol. Alkohol 70% dapat menghidrolisis ikatan protein
mikroorganisme, sehingga proses pembunuhan mikroorganisme lebih baik. Menurut
Hafsan (2014), untuk auto-aseptic penyemprotan alkohol 70% pada tigan, sedangkan
untuk lingkungan aseptik memastikan meja bebas dari kotoran dengan cara
menyemprotkan alkohol 70% pada meja. Kemudian meminimalkan gerakan, jarak, dan
eksposur.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
VI. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, telah didapat kesimpulan
sebagai berikut:
1. Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Bakteri tersebut sangat baik
dalam penelitian
2. Biakan murni digunakan untuk mengamati dan mengidentifikasi
mikroorganisme tertentu.
3. Metode cawan gores dilakukan untuk teknik aseptis yang mencegah
kontaminan masuk
4. Dalam pratikum bahan yang di butuhkan yaitu alkohol,cawan petri,
jarum ose, pembakar spritus, dan tabung reaksi.
5. Alkohol 70 % mampu menghidrolisis ikatan protein mikroorganisme,
dapat pembunuhan mikroorganisme lebih baik.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAPORAN AKHIR

ACARA 5

Nama/NIM ; Mela Yuliana/08041382025102 Kelompok : 12 ( dua belas)

Asisten : Sarmila Tanggal : 22 september 2021

I. Judul : Isolasi Bakteri Dari Suatu Campuran

II. Tujuan : Mempelajari cara-cara mengisolasi bakteri dari suatu campuran


dengan teknik cawan gores.

III.Prinsip Dasar
Isolasi yakni sesuatu metode mengambil mikroorganisme yang ada di dalam
serta menumbuhkannya dalam sesuatu medium buatan. Prinsip dari isolasi suatu
mikroba memisahkan tipe tipe mikroba dari jenis jenis mikroba. Isolasi kuman
ataupun biakan yang terdiri dari satu tipe mikroorganisme diketahui selaku biakan
murni ataupun biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu berbagai
mikroorganisme diketahui selaku biakan kombinasi, bila cuma terdiridari 2 tipe
mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain dalam asosiasi,
dikenal selaku biakan 2 tipe ,Pelcazar (2016).
Prinsip dari isolasi mikroba yakni memisahkan satu tipe mikroba dengan
mikroba yang lain yang berasal dari kombinasi beragam mikroba. Isolasi kuman
dicoba dengan tata cara tuang, tata cara guratan, tatacara miring, serta tata cara
tegak. Persyaratan utama untuk isolasi serta kultivasi fage dimana wajib
terdapatnya keadaan optimum dalam keadaan perkembangan organisme inangnya.
Dalam bakteriofage yang sangat baik dari sumbernya serta sangat utama yaitu
habitat inang. Sebagian metode yang digunakan dalam metode isolasi kuman,
fungi, serta khamir dengan tata cara garis, tata cara tuang, sebar, tata cara
penuangan, dan micromanipulator. 2 antara lain yang sangat sering di dilakukan
dan digunakan antara lain metode cangkir tuang serta cangkir gores( joseputro,
2018).

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
I.V Metode Praktikum
4.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 22 September 2021, pukul
13.00 WIB sampai 15.00 WIB, bertempat di Laboratorium
Mikrobiologi, Fakultas Matatika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sriwijaya Ujanmas . Muara Enim.

4.2 Alat dan Bahan


Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu,
Suspensi campuran Eschercia coli, dan Staphylococcus aureus, cawan
nutrien agar, lup inokulasi, jarum ose dan medium agar miring NA.

4.3 Cara Kerja


Langkah awal tulis nama kelompok, no. kegiatan, tanggal pada
tutup cawan petridish dan pada bagian bawahnya bagilah seluruh area
menjadi 4 sektor. Kemudian dengan berpedoman pada gambar di
bawah goreslah biakan campuran yang disediakan pada cawan petri.
Dengan tutup terletak di sebelah atas dansektor 0 di sebelah kiri. Kocok
tabung berisi biakan campuran dengan gerakan kesamping. Gunakan
lup inokulasi, pindahkanlah secara aseptik satu lup penuh biakan
campuran bakteri pada sektor 0 dan goreskanlah lup bolak-balik (2-3
X) di satu permukaan agar. Kemudian perhatikan permukaan agar dapat
terlukai oleh lup, oleh karena itu goreslah tanpa tekanan yang keras
namun mantap. Lanjutkan goresan ke sektor I. Dan putarlah cawan
petri sehingga sektor I di sebelah kiri. Lakukan penggoresan biakan
bakteri ke sektor II dan III dan jangan lupa memijarkan kembali lup anda
setiap kali pindah sektor. Lakukan kembali penggoresan yang sama
pada cawan petri kedua. Lalu Inkubasikan biakan tadi pada suhu 30°C
selama 48 jam.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
V.HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 HASIL

No Metode Gambar Keterangan


Isolasi
1.
Streak plate
(cawan 1. cawan petri
1
gores)
2. Biakan E.coli
2 dan S.Aureus

2. Spread
Plate 1. cawan petri
(cawan 1
2. Biakan E.coli
sebar)
2 dan S.Aureus

3. Pour plate 1. cawan petri


1
(cawan 2. Biakan E.coli
tuang) 2 dan S.Aureus

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum pada isolasi bakteri suatu campuran
didapatkan hasil pembahasan bahwasannya, isolasi mikroba beberapa cara
yaitu metode goresanatau streak plate, tuangatau pour plate, sebar atau spread
plate, pengenceran atau dilution plate, agar miring, agar tegak, dan
micromanipulator.Streak Plate teknik isolasi bakteri dimana menggunakan
ujung kawat imokulasi yang mana akan membawa bakteri digoreskan pada
permukaan agar dalam cawan petri sampai kenah seluruh permukaan. Metode
cawan gores yang dilakukan dengan baik di mana hal ini menyebabkan
terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang
umum sekali dilakukan ialah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan
sebaik untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang
baik, Suetarto (2016)
Efek kontaminasi dalam pemakaian tata cara cangkir gores terletak dikala
mengambil biakan serta sterilisasi stik kaca yang kurang optimal. Di mana hal
ini sangat membuka berpeluang berikan kontaminasi kala mencelupkan cutton
swab di media kultur, sehingga kehati- hati melaksanakannya. Lain dengan
tata cara tuang, metode ini terbilang sederhana, sekali pengambilan dengan
mikropipet kemudian di tuangkan ke cangkir petri, pengunaan mikropipet bisa
di katakan cuma sekali pemakaian sehingga kontaminasi bisa diminimalkan
seniati et al, (2017).
Tipe bakteri yang digunakan pada pengamatan kali ini memakai bakteri
Escherichia coli serta staphylococus aureus serta kedua bakteri ini berbeda.
Wujud bakteri Escherichia coli berupa semacam tabung serta staphylococus
aureus berupa semacam serangkaian anggur. Escherichia coli tercantum
kedalam bakteri gram negative yang membolehkan keberadaan kontaminasi
feses pada permukaan wc. Sebaliknya bakteri staphylococus aureus tercantum
kedalam bakteri gram positif serta banyak diisolasi. Menurut Ammi .S ( 2015)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
I. Kesimpulan

1. metode goresan, tuang, sebar, pengenceran, agar miring, agar


tegak, dan micromanipulator.metode ini yang di gunakan saat
pratikum
2. steknik goresan radian, langsung, dan kuadran.teknik ini di
lakukanuntuk isolasi
3. Saat pengambilan biakan dimana hal yang dilakukan kurang
oftimal hal ini yang mengakibatkan terjadinya Efek kontaminasi
4. Escherichia coli tercantum ke dalam gram negative
5. bakteri staphylococus aureus tercantum kedalam bakteri gram
positif serta banyak diisolasi.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAPORAN AKHIR
ACARA 6
Nama/NIM: Mela Yuliana / 08041382025102 Kelompok : 12 ( Dua Belas )
Asisten : Sarmila Tanggal : 29 September 2021

I. Judul : Mengenal Bentuk-bentuk Koloni Bakteri dalam Bermacam-macam


Medium
II. Tujuan :Mempelajari dan mengenal bentuk bentuk koloni bakteri di
bermacam macam medium, terutama medium padat
III. Prinsip Dasar
pada koloni memiliki bervariasi, mulai dari sebesar ujung jarum, yaitu kira-
kira pecahan mm (diameternya) sampai 5-10 mm. Walaupun koloni suatu
mikrobia mempunyai ciri-ciri diameter, bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi besarnya diameter tersebut. Misalnya hanya koloni-koloni yang
menyebar saja yang dapat diukur, karena koloni-koloni ini cenderung memilki
diameter yang lebih besar daripada koloni yang bertumpuk-tumpuk. Hal ini
disebabkan karena persaingan pada koloni yang menyebar lebih kecil dari
persaingan yang terjadi pada koloni yang bertumpuk-tumpuk dan kurang
mendapat hambatan dari zat-zat hasil sampingan (Irwan,2020).
Permukaan koloni bervariasi tergantung kepada spesiesnya dan tekstur
permukaan ini ada yang licin (smooth), kasar (rough), granuler, atau mukoid
(berlendir). Koloni spesies tertentu ada permukaanya yang keriput (wrinkled).
Semua koloni-koloni kultur murni pada piring petri, mempunyai persamaan jenis
permukaan, akan tetapi kita harus mengingat bahwa beberapa kultur murni dapat
menunjukkan variasi permukaan. Pada umumnya prmukaan koloni memiliki 3
macam bentuk yaitu: S (smooth), licin, bundar, konveks; R (rough), kasar, datar,
bergerigi; dan M (Mucoid), berlendir, basah, kadang-kadang bersatu, lembut, dan
tebal(Aryaldi et al., 2020).
Koloni bakteri dimana suatu kumpulan dari bakteri yang membentuk suatu

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
kelompok. Bentuk koloni berbeda-beda tiap spesies dan merupakan ciri khas bagi
suatu spesies tertentu. Sifat-sifat yang diperlukan dalam menentukan identifikasi
suatu spesies misalnya seperti besar kecilnya koloni, mengkilat tidaknya, halus

kasarnya permukaan, dan warna koloni. Kebanyakan bakteri mempunyai warna


yang keputih-putihan, kelabu, kekuning-kuningan, atau hampir bening, tetapi ada
juga spesies yang mempunyai pigmen warna yang lebih tegas.menurut Yusdiani
et al.(,2016) Hal yang warna dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti
temperatur, pH, dan oksigen bebas. Ada beberapa spesies yang memerlukan
fosfat, ada juga yang memerlukan sulfat untuk menimbulkan pigmentas

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
IV.Metode Praktikum

4.1.Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu 29 september 2021, pukul 13.00 WIB sampai
15.00 WIB. Ulak bandung, dan dilaboratorium Mikrobiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.
4.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan nutrient agar, jarum ose, lup
inokulasi, pembakar bunsen, dan tabung reaksi. Sedangkan bandigunakan dalam praktikum
ini adalah Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan medium agar miring NA.
4.3 Cara Kerja
Pertama, medium nutrien agar tegak diinokulasi secara aseptik dengan biakan bakteri
memakai jarum inokulasi secara tusukan sampai ke dalam medium. Selanjutnya, medium
nutrien agar miring diinokulasi secara aseptik dengan biakan bakteri memakai jarum
inokulasi secara goresan yang lurus. Medium nutrien cair diinokulasi secara aseptik dengan
biakan bakteri memakai ose. Kemudian untuk membuat biakan bakteri secara taburan,
medium nutrien agar yang telah dicairkan didinginkan sampai temperatur 50 C kemudian
diinokulasi dengan biakan bakteri secara aseptik, kemudian tabung dikocok dan dituangkan
ke dalam petridish secara aseptik. Selanjutnya untuk membuat biakan bakteri secara
goresan, medium nutrien agar yang telah dicairkan didinginkan sampai temperatur 50 oC
kemudian ditungakan ke dalam petridish. Setelah medium membeku diinokulasi dengan
biakan bakteri dengan cara menggoreskan jarum ose yang telah mengandung bakteri di atas
medium secara berulang-ulang. Setelah semua inokulasi siap, inkubasi pada suhu kamar 48
jam

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
IV. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan maka didapatkan hasil sebagai
berikut
5.1.1. Stab culture (NA Tegak)
Spesies Bakteri : Escherichia coli Keterangan :
1. Echinulate

5.1.2. Slant culture (NA Miring)


Spesies Bakteri : Escherichia coli Keterangan :
1. Speanding

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Spesies Bakteri : Staphylococcus aureus Keterangan :
1. Speanding

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5.1.3. Streak culture (Metode Cawan Gores)
Spesies Bakteri : Escherichia coli Keterangan :
1. Elevasi
2. Tepian
3. Bentuk
4. Warna

Spesies Bakteri : Staphylococcus aureus Keterangan :


1. Elevasi
2. Tepian
3. Bentuk
4. Warna

5.1.4. Tabel Morfologi Escherichia coli


No. Ciri Escherichia coli
Koloni Streak culture (Metode Cawan Gores)
1. Bentuk Smooth
2. Elevasi Convex
3. Tepian Flat
4. Warna Putih tulang

5.1.5. Tabel Morfologi Staphylococcus aureus


No. Ciri Staphylococcus aureus
Koloni Streak culture (Metode Cawan Gores)
1. Bentuk Circular
2. Elevasi Smooth
3. Tepian Filamentaous

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4. Warna Putih susu sedikit cream

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa dalam melihat bakteri memilik
cara seperti streak culture, slant cuture, dan shake culture, cara cara tersebut
dugunakan untuk melihat warna, bentuk, elevasi, serta tepian dari bakteri yang
akan diamati, setelah bakteri berhasil ditumbuhkan maka dapat dilihat bentuk,
warna, tepian, dan elevasinya dengan menggunakan mikroskop agar dapat terlihat
dengan jelas. Beberapa hal yang harus diperhatikan selama praktikum yaitu proses
penumbuhan yang harus dilakukan dengan steril agar tidak terjadi kontaminan
serta cara penggoresan pada teknik streak culture supaya media agar tidak robek
dan mikroba mudah diamati ( Yuadiani et al.,2016 )
Dalam percobaan ini memakai empat jenis teknik yaitu, streak culture, slant
culture, stab culture dan shake culture. Menurut Damayanti et al (2020), Metode
spread plate atau cawan sebar adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara pat menuangkan stok kultur
bakteri di atas media yang telah padat, Sedangkan angka pemeriksaan pada
metode pour plate atau metode tuang metode ini adalah suatu teknik untuk
menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara mencampurkan
media yang masih cair dengan stok kultur bakteri, sehingga sel-sel tersebut
tersebar merata dan diam dengan baik di permukaan agar atau di dalam agar.
Medium cair hanya mengandung nutrien-nutrien yang dilakukan dalam
aquades, contoh medium cair adalah Nutrient Broth (NB), glukosa broth, dan lain
Medium ini hanya dapat digunakan untuk perbanyakan (propagasi)
mikroorganisme dalam jumlah besar, uji fermentasi, dan berbagai uji lain.
Menurut Yusniar et al (2017), Media cair ini cocok digunakan untuk pembenihan
diperkaya sebelum disebar kedalam media padat, serta medium ini tidak cocok
untuk isolasi mikroba dan tidak dapat dipakai untuk mempelajari koloni bakteri
karena bentuk bakteri tidak terlihat jelas dan susah untuk diamati sehingga
medium ini hanya digunakan untuk melihat kebutuhan oksigen dari bakteri yang
sedang diamati.
Terdapat berbagai macam medium yang digunakan dalam percobaan kali ini

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
yaitu Medium NA Tegak, Miring, Cair dan Medium agar dalam tabung reaksi.
Media NA banyak mengandung sumber nitrogen sehingga media ini banyak

kasarnya permukaan, dan warna koloni. Kebanyakan bakteri mempunyai warna


yang keputih-putihan, kelabu, kekuning-kuningan, atau hampir bening, tetapi ada
juga spesies yang mempunyai pigmen warna yang lebih tegas.menurut Yusdiani
et al.(,2016) Hal yang warna dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti
temperatur, pH, dan oksigen bebas. Ada beberapa spesies yang memerlukan
fosfat, ada juga yang memerlukan sulfat untuk menimbulkan pigmentas

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAPORAN AKHIR

ACARA 7
Nama/ Nim : Mela Yuliana / 08041382025102 Kelompok : 12 ( Dua

belas )Asisten :Sarmila Tanggal : 6 oktober

2021

I.Judul : Pengecatan dan morfologi bakteri

II .Tujuan : Mempelajari kegunaan pengecatan untuk mempertinggi kontras antara sel

danSekelilingnya dan mengamati ciri ciri tertentu mikroba

III . Prinsip Dasar

Isolat bakteri yang di dapat diamati morfologi koloni dengan melihat bentuk
koloni, warna, tepian dan elevasi pada medium agar lempeng, agar tegak dan agar
miring. Sedangkan morfologi sel di tentukan dengan melihat olesan biakan yang sudah
diwarnai dibawah mikroskop dan melihat bagaimana bentuk sel, sifat gram dan
kemampuan membentuk spora dari bakteri (Pelczar dan Chan, 2006).

menyebabkan infeksi pada mata. Pada pewarnaan Gram terdapat 2 jenis bakteri
yaitu Gram positif dan Gram negatif. Tujuan dari pewarnaan Gram ini yaitu untuk
mempermudah melihat bakteri secara mikroskopik, memperjelas ukuran dan bentuk
bakteri, melihat struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, dan
menghasilkan sifat-sifat fisik serta kimia khas dari bakteri dengan zat warna. Dalam
pewarnaan, bakteri Gram positif berwarna ungu sedangkan bakteri Gram negatif
berwarna merah.22 Bakteri memiliki bebe-rapa bentuk yaitu bacillus (batang), coccus
(bulat), dan spirilum (lengkung). Bakteri yang berbentuk bacillus dibagi atas diplo-
bacillus dan tripobacillus. Pada bentuk coccus dibagi atas monococcus, diplo-coccus,
sampai staphylococcus (bentuknya mirip buah anggur). Khusus pada spirilum hanya
dibagi dua yaitu setengah meleng-kung dan tidak melengkung.( waliyo 2008)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
IV. METODE PRATIKUM

4.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 06 Oktober 2021, pukul 13.00 WIB
sampai 15:00 WIB. Bertempat di laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.
4.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Gelas benda dan gelas penutup,
Petridish steril, Jarum ose, Lampu spiritus. Bahan yang digunakan untuk pengecatan
gram adalah Biakan murni Bacillus subtilis dalam medium nutrien cair umur 24 jam.
Biakan murni Escherchia coli dan Staphylococcus aureus dalam medium cair 24 jam,
Larutan cat hucker’s kristal-violet, mordan lugol iodine, larutan pencuci dan cat
safranin. Bahan untuk pengecatan spora Biakan murni Bacillus subtilis pada agar miring
72 jam. Larutkan cat Leoffler’s methylene blue, safranin 0,5% malachite green 5%,
asam cuka 5%, aquadest.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4.1 Cara Kerja Pengecatan Gram
Langka pertama bersihkan gelas benda dengan alkohol hingga bebas lemak,
kemudian panaskan di atas api. Kemudian ambil secara aseptik 1 ose suspensi bakteri
Escherchia coli atau Staphylococcus aureus dan letakan pada gelas benda. Ratakan
isolat bakteri itu. Lalu kering-anginkan, kemudian fiksasi di atas nyala api. Setelah
dingin bubuhkan cat utama sebanyak 2-3 tetes dan diamkan selama 1 menit. Cuci
dengan air mengalir, kemudian keringkan. Tetesi dengan larutan mordan dan biarkan
selama 1 menit, cuci dengan air mengalir lalu keringkan. Kemudian cuci dengan larutan
peluntur selama 30 menit, selanjutnya cuci dengan air mengalir dan keringkan. Beri
larutan zat penutup selama
2 menit. Cuci dengan air mengalir dan keringkan. Kemudian amati preparat dengan
mikroskop perbesaran kuat dengan minyak emersi. Bakteri gram + berwarna violet,
gram – berwarna merah, lalu Gambar hasil-hasil pengecatan bakteri dengan keterangan
mengenai bentuk sel, warna dan reaksi pengecatan.

Pengecatan Spora
Langka pertama bersihkan gelas benda dengan alkohol, kemudian panaskan di
atas nyala api. Ambilah 1 ose aquades secara aseptik letakan di atas gelas benda.
Kemudian ambil pula secara aseptik 1 ose biakan bakteri Bacillus subtilis dan
campurlah sehingga menjadi suspensi yang homogen. Kemudian keringkan, setelah itu
fiksasi di atas api. Teteskan larutan cat malachite green berlebihan dan biarkan ½ - 1
menit. Kemudian dipanasi diatas nyala api sampai menguap selama ½ menit. Cat yang
berlebihan cuci dengan air mengalir selama 30 detik dan keringkan. Bubuhkan larutan
cat safranin selama 30 detik. Cuci dengan air mengalir dan keringkan. Amati dengan
mikroskop perbesaran kuat dengan minyak imersi. Spora yang terlepas tampak hijau,
spora yang masih terdapat didalam sel tampak transparan, sedangkan sel vegetatif
bewarna merah. Gambar hasil pengamatan dan tentukan letak spora (sentral, terminal
atau sub terminal).

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil yang didapatkan pada percobaan ini sebagai berikut:


5.1.1. Pewarnaan Gram

No. Gambar Keterangan


1 1. Bakteri Streptococcus aureus

Streptococcus aureus
2 1. Bakteri Escherichia coli

Escherichia coli

5.1.2. Pewarnaan Spora

No. Gambar Keterangan


1. 1. Spora bakteri Bacillus subtilis

Bacillus subtilis

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5.2 PEMBAHASAN
Identifikasi bakteri dapat dilakukan dengan berbagai metode, baik secara konvensional
maupun yang lebih spesifik secara molekuler. Identifikasi secara konvensional dapat
dilakukan dengan pengamatan ciri morfologi, pewarnaan Gram, maupun dari aktivitas
enzimatik. Teknik molekuler untuk identifikasi spesies suatu bakteri salah satunya adalah
dengan menggunakan analisis 16S rRNA. 16S rRNA berupa sekuens untuk mengidentifikasi
bakteri dari urutan pasangan basanya, sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat
(Kusumawati 2014). Kemiripan urutan basa nukleotida gen 16S rRNA mampu digunakan
untuk mengidentifikasi bakteri sampai pada tingkat spesies (Armougom dan Raoult (2009).
Sifat variatif suatu basa dapat digunakan untuk melihat galur dalam spsesies yang sama.
Urutan basa 16S rRNA dapat memperlihatkan derajat persamaan yang rendah pada suatu
taksa

Pada pengecatan endospora digunakan bakteri Bacillus subtilis dengan menggunakan


larutan Malacyt green dan safranin dengan tujuan untuk mengetahui sel positif dan warna
spora. Bacillus subtilis mempunyai bentuk koloni monococus dengan warna bakteri merah
atau sel positif dan warna hijau menunjukkan sporanya. Menurut Kurniawan (2010),
prinsip dari pengecatan endospora diantaranya pemanasan akan mengembangkan lapisan
luar spora sehingga warna utama masuk ke dalam spora sehingga berwarna hijau. Melalui
pendinginan warna utama terperangkap di dalam spora dengan pencucian zat warna utama
yang ada pada sel vegetatif terlepas sehingga pada sata pewarnaan kedua atau safranin, sel
vegetatif akan berwarna merah.
Dalam pengecatan gram positif digunakan bakteri Staphylococcus aureus dengan menggunakan
empat jenis larutan diantaranya kristal violet sebagai cat utama, alkohol asam sebagai pencucian dan
safranin sebagai zat penutup dan larutan iodium. Staphylococcus aureus bersifat gram positif karena
mengikat dengan erat cat utama kristal violet yang berwarna ungu. Staphylococcus aureus
menghasilkan warna ungu dengan bentuk koloni monobacillus, diplobacillus dan stereptobacillus.
Menurut Tryana (2018), bakteri gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan
karenanya kelihatan berwarna ungu tua jika dilihat dengan menggunakan mikrosko

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
. KESIMPULAN

VI. Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan


kesimpulansebagai berikut :

1 bakteri gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya
kelihatan berwarna ungu tua jika dilihat dengan menggunakan mikroskop.

2. Escherichia coli termasuk ke dalam bakteri negatif karena bewarna merah ungu,
morfologinya kokobasil dan bentuk batang cenderung panjang.

3. Bacillus subtillis termasuk ke dalam bakteri gram positif karena berwarna ungu,
morfologinya basil ada yang tebal dan ada juga yang tipis

. 4. Staphylococcus aureus termasuk ke dalam bakteri gram positif karena berwarna


ungu,morfologinya stafilokokus dan berbentuk bulat

5. bakteri gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya
kelihatan berwarna ungu tua jika dilihat dengan menggunakan mikroskop.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAPORAN AKHIR

ACARA 8

Nama/NIM ; Mela Yuliana/08041382025102 Kelompok : 12 ( dua belas)

Asisten : Sarmila Tanggal : 6 Oktober 2021

I Judul : Pembuatan Kultur Dan Pengamatan Morfologi Jamur


BenangSecara Mikroskopis.

II. Tujuan : Untuk mengetahui dan mempelajari struktur morfologi dari jamur benang

III. Prinsip Dasar:

Jamur yang mana merupakan suatu mikroorganisme eukariot heterotrof, tidak dapat
melakukan fotosintesis yang berkembang biak dengan spora yang khas. Beberapa jamur
merupakan organisme yang uniseluler, menurut (Putri, 2018).tetapi kebanyakan jamur
membentuk filamen yang merupakan sel vegetatif yang dikenal dengan sebutan miselium.
Miselium adalah kumpulan hifa atau filamen yang menyerupai tube. Fungi juga dapat
dideskripsi sebagai organiusme yang tidak berklorofil, bersifat parasitik dan saprofitik, bersel
tunggal atau banyak menyerupai struktur vegetatif

Jamur benang yaitu jamur yang dapat membentuk miselium dan berbagai bentuk spora.
Jamur benang yang mana tergolong dalam golongan fungi yang membentuk jaringan
miselium dan spora yang tampak tetapi tidak dapat membentuk badan buah yang
mikroskopis. Jamur dapat berkembang biak dengan dua cara yaitu seksual dan aseksual.
Berdasarkan spora seksualnya sebagai contoh yaitu Ascomycetes yang memebentuk spora
seksual dalam struktur tertentu yang disebut askus. Sedangkan berdasarkan spora aseksualnya
adalah Basidiomycetes yang memebentuk seksual dalam basidium. Morfologi dan penataan
spora aseksual berperan dalam identifikasi jamur (Gandjar, 2016).

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
IV. Metode Praktikum

4.1. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum berupa gelas benda dan gelas penutup, jarum
ose, lampu spritus, dan petridish steril. Bahan yang digunakan pada praktikum berupa biakan
jamur dari hasil isolasi, jamur pada tempe, jamur pada oncom, medium PDA, dan alcohol
96%.
4.2. Cara Kerja

Dibersihkan gelas benda dan gelas penutup. Dicelupkan gelas benda dan gelas penutup
dalam alcohol dan bakar diatas lampu spritus. Diteteskan 1 tetes medium PDA pada tengah
gelas benda dan tunggu hingga memadat. Dipanaskan jarum ose diatas lampu spritus dan
dinginkan sebentar, kemudian dengan menggunakan jarum ose, diambil biakan jamur dan
diletakkan pada bagian tengah medium PDA kemudian ditutup dengan gelas penutup.
Dimasukkan air steril pada petridish steril dan berilah penyangga yang juga steril. Diletakkan
gelas benda yang telah diinokulasi dengan biakan jamur diatas penyangga. Diinkubasikan
dalam suhu kamar selama 2 x 24 jam. Diamati dibawah mikroskop. Digambar dan diberi
keterangan selengkap mungkin.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 HASIL

Berdasarkan praktikum yang telah di laksanakan di dapat hasil sebagai


berikut
No. Deskripsi Morfologi Jamur Gambar Nama Jamur
1. Jamur Rhizopus oryzae atau Rhizopus oryzae
1
jamur yang ada di tempe
mempunyai sporangium 2
berbentuk bulat dan berwarna
hitam, sporangiofor, dan hifa 3
tidak bersekat, serta jamur
yang bersifat multiseluler.
Keterangan:
1. Hifa
2. Sporangium
3. Sporangiofor
2. Jamur Neurospora sitophila Neurospora
atau jamur pada oncom 1 sitophila
memiliki konidium dan hifa
yang bersekat, serta termasuk
2
jamur multiseluler.

Keterangan:
1. Konidium
2. Hifa

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
3. Jamur Rhizopus stolonifer Rhizopus stolonifer
atau jamur roti memiliki ciri
sporangium yang bulat dan 1

berwarna hitam, 2
sporangiofor, dan hifa yang
3
tidak bersekat serta termasuk
jenis jamur uniseluler. Keterangan:
1. Sporangiofor

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2. Sporangium
3.Hifa

1.1.1. Metode Asam Laktat


No. Deskripsi Morfologi Gambar Nama Jamur
Jamur
1. Jamur Rhizopus Rhizopus oryzae
oryzae atau jamur 1
yang ada di tempe
mempunyai
sporangium berbentuk
bulat dan berwarna
hitam, sporangiofor, 2
dan hifa tidak
bersekat, serta jamur
yang bersifat Keterangan:
multiseluler. 1. Sporangium
2. Sporangiofor

2. Jamur Neurospora Neurospora sitophila


sitophila atau jamur
pada oncom memiliki 2
konidium dan hifa
yang bersekat, serta 1
termasuk jamur
multiseluler.

Keterangan:
1. Konidium
2. Hifa

3. Jamur Rhizopus Rhizopus stolonifer


stolonifer atau jamur
yang adapada roti 2
memiliki ciri
1
morfologi sporangium
yang bulat dan
3
berwarna hitam,
sporangiofor, dan hifa
Keterangan:
yang tidak bersekat 1. Sporangium

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
serta termasuk jenis 2. Sporangiofor
3. Hifa

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5.2. Pembahasan

Berdasarkan praktikum mengenai pengamatan morfologi jamur benang pada tempe


(Rhizopus sp) dan jamur yang terdapat pada oncom (Neurospora sp) didapatkan bahwa pada
kedua jamur tersebut termasuk kelompok jamur benang atau disebut juga dengan kapang
karenapada jamur-jamur ini memiliki hifa sebagai ciri khas dari jamur benang. bahwa hifa
termasuk suatu bagian dari tubuh jamur yang berbentuk seperti benang-benang dandari
kumpulan hifa tersebut membentuk miselium. Menurut Ngatirah (2017),

Teknik yang digunakan pada percobaan ini disebut sebagai teknik Heinrich's Slide
Culture(HSC) yang mana teknik ini menggunakan pengamatan secara makroskopis. Praja
dan Aditya (2017), menyatakan bahwa teknik isolasi Heinrich's Slide Culture (HSC)
dilakukan dengan carameletakkan jamur benang pada kaca objek yang dikelilingi dengan
kapas yang telah dibasahi dengan aquades untuk menciptakan suasana lembab pada cawan
petri, karena jamur dapat tumbuh pada suasana yang lembab. Teknik Heinrich's Slide
Culture (HSC) ini mudah untuk dilakukan namun hasil dari penggunaan teknik ini kurang
makimal karena kemungkinan jamur tidak tumbuh dengan baik

Pada pengamatan morfologi jamur benang Rhizopus sp dapat dilihat hifa dengan tipe
sporangiosfor dan sporangium. Menurut Hidayatullah (2018), Rhizopus sp di mana memiliki
koloni berwarna keputihan yang dapat berubah menjadi abu kecoklatan atau bahkan menjadi
coklat kekuningan. Hifa Rhizoid bias ditemui pada jamur benang ini memiliki warna coklat
yang bercabang dengan posisi yang berlawanan arah dengan sporangiofor dan juga dapat
muncul langsung dari stolon tanpa rhizoid. Sporangiofor dapat berjumlah satu atau
berkelompok dan menyerupai garpu, dinding berduri, berwarna coklat gelap hingga coklat
kehitaman.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
VI. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1 sangat bergantung pada medium yang menyediakan karbohidrat, Jamur tidak memiliki
klorofilsehingga memiliki makhluk konsumen dan protein,vitamin, dan persenyawaan kimia
lainnya.

2. Pada pengamatan morfologi jamur benang Rhizopus sp dapat dilihat hifa

3. Pada Jamur benang di mana dapat membentuk miselium dan berbagai bentuk spora

4. Fungi termasuk juga dapat organisme yang tidak berklorofil,

5. Jamur mendapatkan energi dengan menyerap unsur yang dibutuhkan oleh lingkungan
hidupnya melalui sistem hifa.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAPORAN AKHIR
ACARA 9

Nama/Nim: Mela Yuliana/08041382025102 Kelompok: 12 (dua belas )

Asisten : Sarmila Tanggal : 13 Oktober 2021

I. Judul : Kuantitas mikrobia hitungan mikroskopis langsung


II. Tujuan: Mengenal konstruksi hemasitometer dan menggunakannya untuk
menghitung sel khamir dengan bantuan mikroskop.
III. Prinsip Dasar
Mikroba adalah mikroorganisme yang memiliki kemampuan bertahan hidup
yang sangat baik, mikroba ini dapat ditemukan hampir di mana saja di permukaan
bumi. Mikroba dapat beradaptasi dari lingkungan yang sangat dingin hingga relatif
panas, dari lingkungan asam hingga basa. Berdasarkan peranannya, mikroba dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu mikroba menguntungkan dan mikroba
merugikan (Adryan et al., 2017).
Mikroorganisme merupakan salah satu makhluk hidup yang di mana memiliki
ukuran yang sangat kecil dan terdiri dari sel tunggal dan bersel banyak. Kuantifikasi
populasi mikroorganisme sering dilakukan untuk mendapatkan jumlah dari
kuantitatif dapat berupa penentuan jumlah sel dan penentuan massa sel Proses
penghitungan bakteri dapat dilakukan dengan beberapa metode baik secara
langsung maupun tidak langsung. Beberapa koloni yang dikelompokkan bersama
dalam satu koloni membentuk satu koloni besar, menghitung jumlah koloni
sebagai satu koloni diragukan. Serangkaian koloni string yang muncul sebagai
garis tebal dihitung sebagai satu koloni (Mubarokah, 2017).

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
IV. Metode Praktikum
4.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 13 Oktober 2021, pukul 13.00
WIB sampai 15.00 WIB. Desa ulak bandung Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

4.2. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini suspensi khamir
(yeast), Counting Chamber (Bilik Hitung) dan Pipet.

4.3. Cara Kerja


Bersihkan permukaan Counting Chamber dengan secarik kertas lensa yang
dibasahi setetes air suling dan juga kaca penutupnya. Letakan kaca penutup di
atas permukaan Counting Chamber. Kocoklah suspensi sel khamir baik-baik
dan dengan menggunakan pipet ambillah suspensi sebanyak 0,1 – 0,5 ml.
Cermat taruhlah pipet pada lekukan berbentuk V pada tepi kaca tutup dan
biarkan ruang terpenuhi suspensi secara kapiler. Usahakan agar cairan tidak ada
yang masuk di antara kaca penutup danpenyangga kaca penutup. Bila sampai
terjadi maka seluruh prosedur harus diulang kembali dari awal. Taruh Counting
Chamber di atas pentas mikroskop dengan hati-hatilalu amati dengan objektif
berukuran lemah dan hitunglah jumlah selnya.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
V. Hasil dan Pembahasan
5.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai
berikut:
5.1.1 Gambar ChountingChamber

0 4

2 2

5.1.2 Rumus Perhitungan Jumlah Sel


∑(kotak I+...+kotak V) 25
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 ∑ 𝑠𝑒𝑙 =
× 𝑜,1 𝑚𝑚 3
5

0+4+2+2 25
= ×
𝑜, 1 𝑚𝑚3
5

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
10 25
= ×
5 𝑜, 1 𝑚𝑚3

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5
= 10 ×

0,1 × 10−3

5
= 10 ×

10−4𝑚𝐿

= 50 × 104

= 5,0 × 105 𝑠𝑒𝑙/𝑚𝐿

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5.2. Pembahasan

Pada suatu Koloni bakteri yang dikultur menggunakan metode cawan sebar
dengan dryglasky memiliki ukuran koloni yang besar dan cenderung bergerombol
atau menggumpal, berbeda dengan hasil modifikasi metode cawan sebar
menggunakan ose bulat yang ukuran koloninya lebih kecil dan terpisah. Hal ini
dapat mempengaruhi hasil perhitungan jumlah koloni E.coli yang tumbuh, karena
hasil perhitungan koloni pada metode cawan sebardengan dryglasky lebih sedikit
dibandingkan metode cawan sebar yang memakai ose bulat. Menurut Kadri et al.,
(2015)

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapat hasil bahwa beberapa


faktor yang dapat mempengaruhi hasil perhitungan jumlah koloni bakteri di
antaranya pengenceran seri dan metode atau teknik kultur yang digunakan. Sri et
al., (2018) Berdasarkan uji coba pada sampel-sampel yang tidak dapat dilakukan
perhitungan atau disebut spreader dengan meningkatkan faktor pengenceran
hingga 10-10, koloni bakteri yang tumbuh pada luas permukaan media berkurang
dibandingkan jumlah koloni yang tumbuh dari sampel dengan faktor pengenceran
10-3, tetapi masihmengelompok atau bertumpuk antara satu koloni dengan koloni
lainnya
. Perhitungan yang dilakukan secara langsung dapat menentukan jumlah
mikroorganisme, dalam suatu bahan pada waktu tertentu tanpaperlakuan terlebih
dahulu, sedangkan perhitungan mikroorganisme dengan metode tidak langsung
harus terlebih dahulu melakukan perlakuan tertentu sebelum melakukan
perhitungan. Menurut Domina (2018) Metode mikroskopis langsung ini dengan
menggunakan alat hemositometer memiliki keuntungan berupa pelaksanaannya
cepat dan tidak memerlukan banyak peralatan, dapat menghitung jumlah sel yang
hidup maupun yang mati tergantung dari pewarna yang digunakan,Selain itu cepat
dalam menghasilkan data karena langsung ditung pada waktu itu juga.
Kelemahannya tidak dapat membedakan sel-sel yang hidup dari sel-sel yang
mati. Metode perhitungan ini dapat dilakukan dengan menghitung hanya

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
seperempat dari preparat dengan mengalikan hasil perhitungan dengan empat. Padasetiap
kotak yang di amati diketahui bahwa setiap kotak tersebut terdapat koloni bakteri yang
dihitung. Menurut Domina (2018) Perhitungan dengan menggunakancounting chamber
memakai alat yang dinamakan hemasitometer dasar perhitungannya dengan cara
menepatkan 1 tetes suspensi biakan mikroba pada lat tersebut

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pratikum yang telah dilaksanakan, maka didapat
kesimpulan

1. Pada metode ini tidak dapat membedakan sel-sel yang hidup dari sel-selyang
mati.
2. Fungsi dari hemsitometer ini untuk menghitung koloni bakteri atau
mikroorganisme mikroba dengan cara menggunakan garis atau kotak yang
dibagi yang dilakukan dengan cepat.
3. Mikroorganisme merupakan salah satu makhluk hidup yang di mana memiliki
ukuran yang sangat kecil dan terdiri dari sel tunggal dan bersel banyak
4. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapat hasil bahwa beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi hasil perhitungan jumlah koloni bakteri di antaranya
pengenceran seri dan metode atau teknik kultur

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAPORAN AKHIR
ACARA 10

Nama/Nim: Mela Yuliana /08041382025102 Kelompok: 12 (dua belas )

Asisten : Sarmila Tanggal : 13 Oktober 2021

I. Judul : Kuantitas mikroba hitungan cawan


II. Tujuan: 1. Melatih melakukan pengenceran serial dan menentukan
konsentrasi suspensi bakteri dengan metode hitungan cawan
2. Mampu mengisolasi dan menanam mikroba dengan metode
pour plate (cawan tuang) dan spread plate (cawan sebar).

III. Prinsip Dasar


Mikroorganisme yaitu diamana suatu makhluk hidup yang berukuran sangat
kecil. Pengamatan pada mikroba tidak dapat digunakan dengan mata telanjang atau
secara langsung, namun harus menggunakan alat bantu yang disebut dengan
mikroskop. Selain pengamatan, mikroorganisme ini juga dapat dihitung. Jumlah
mikroorganisme dapat dihitung dengan berbagai cara, tetapi pada dasarnya dapat
dibagi menjadi dua macam perhitungan, yaitu perhitungan langsung dan tidak
langsung. Menurut yudianingsih 2017 .Perhitungan langsung dapat menentukan
jumlah mikroorganisme dalam suatu bahan pada waktu tertentu tanpa perlakuan
terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme diketahui dengan metode tidak
langsung, terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan
suatu perhitungan
. Metode penghitungan cawan yaitu metodepenghitungan yang hampir bisa di
bilang cukup lama dikenal yang banyak digunakan dalam mikrobiologi makanan.
Nurhayati, 2018 .Metode penghitungan cawan ini memiliki beberapa keunggulan,

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
yaitu kemampuan menghitung jumlah bakteri bila terlalu banyak. Metode ini juga
membutuhkan waktu yang lama dikarenakan hasil dari hitung cawan ini biasanya
diperoleh setelah 1 sampai 3 hari, koloni yang bergabung menjadi kumpulan besar
koloni dapat dihitung satu

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
IV. Metode Praktikum
4.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 13 Oktober 2021, pukul 13.00 WIB
sampai 15.00 WIB. Desa ulak bandung Kec ujanmas Kab. Muara Enim , Fakultas
Matematikadan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

4.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu Biakan Eschercia coli
dalam nutrien broth, Biakan Staphylococcus aureus dalam nutrient broth. 3 botol
blanko pengencer 99 ml, 1 botol blanko pengencer @ 90 ml, Pipet 1 ml dan 0,1
mlyang steril, Batang kaca penyebar, Alkohol 95% dalam gelas piala, Cawan yang
berisinutrient agar (NA), Tabung yang berisi NA cair, Petridish kosong yang steril,
Alat penghitung koloni model Quebec dan Penghitung mekanis.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4.3 Cara Kerja
4.3.1. Pengenceran (Serial Dilution)
Siapkanlah pengenceran serial kemudian kocoklah suspensi E. coli sampai
rata, lalu secara aseptik diambil 1 ml sampel dan dimasukan ke dalam blanko
pengencer 1 :100 lalu dikocok sebanyak 25 kali Lalu pipetlah 1 ml sampel dari botol
1 : 100 ke botol1 : 10000, dan kemudian dikocok lagi. Ulangi lagi untuk botol
blanko 1 : 100.000 dan 1 : 1.000.000. Tandai petridish yang berisi agar nutrien
dengan tulisan 1: 200.000;1:1.000.000; 1:2.000.000 dan 1:10.000.000.
4.3.2. Penanaman Mikroba Menggunakan Metode Spread Plate
(Cawan Sebar)
Pindahkan 0,1 mL suspensi berisi bakteri (dari hasil pengenceran) secara
aseptiske permukaan media yang telah memadat dalam cawan petri menggunakan
pipet. Kemudian sterilisasi spreader/batang bengkok/batang Drigalsky dengan cara
dicelupkan dalam alkohol 95% kemudian dibakar dengan dilewatkan diatas api,
biarkan spreader dingin. Tebarkan/sebarkan kultur bakteri dengan spreader secara
merata dan biarkan sampai permukaan agar mengering. Setelah semua memadat
cawanpetridish kita balikan, dan kemudian diinkubasikan pada 37 o C selama 24
jam

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4.3.3. Penanaman Mikroba Menggunakan Metode Pour Plate
(Cawan Tuang)
Teteskan 1 ml suspensi sel kedalam cawan petri kosong yang telah steril secaraaseptis.Tuangkan media
agar yang hangat (suhu 45 – 50 oC) ke cawan yang telah berisisuspensi bakteri tersebut dan tutup.
Homogenkan campuran media dan suspensi dengancara goyangkan atau putar cawan petri secara
perlahan membentukangka delapan (8) di atas meja yang rata dalam kondisi aseptis. Setelah agar
memadat cawan petri diinkubasi dengan posisi terbalik pada suhu kamar ataupun inkubator selama 24
jam. Dan amati pertumbuhannya

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
V. Hasil dan Pembahasan
5.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai
berikut:
5.1.1. Hasil pengamatan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
No Suspensi Gambar Pengenceran Jumlah Keterangan
Koloni
1. Escherichia coli 10-5 320 TBUD

10-6 292 Memenuhi RSC

10-7 335 TBUD

2. S. aureus 10-5 176 M emenuhi RSC

10-6 301 TBUD

10-7 - Kontaminasi

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5.1.2 Hasil Perhitungan Perhitungan

pada Eschirichia coli

SPC = Jumlah koloni x 1


𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛

Pour plate Escherichia coli

SPC = 292 x 1
10−6

SPC = 292 x 106


SPC = 29,2 x 107
SPC = 2,9 x 108 mL
SPC = 2,9 x 109 CFU/mL

Perhitungan pada Staphylococcus aureus

SPC = Jumlah koloni x 1


𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛

Pour plate Staphylococcus aureus

SPC = 176 x 1
10−5

SPC = 176 x 105


SPC = 1,76 x 107
SPC = 1,8 x 108 mL
SPC = 1,8 x 108 CFU/mL

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5.2. Pembahasan
Pada pratikum kali ini didapat bahwa. Kuantitasi mikroba hitungan cawan
atau plate count pada praktikum kali ini dilakukan dengan dua cara antara lain
pour plate dan spread plate Prinsip dari metode hitungan cawan ini
menumbuhkan sel mikroba yang masih hidup pada metode agar, sehingga sel
mikroba tersebut akan berkembang. Dalam praktikum kali ini digunakan metode
hitungan cawan dikarenakan pada metode hitungan cawan ini diperlukan
pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar di dalam cawan petri.
Setelah diinkubasi akan terbentuk koloni pada cawan tersebut yang dimana koloni
tersebut berjumlah banyak sehingga dapat dihitung. Rosmania & Yanti., (2020)
Dalam hal ini ada Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan koloni
bakteri pada umumnya yaitu dipengaruhi oleh asupan nutrisi, suhu, pH, air, dan
oksigen.Faktor yanng mempengaruhi pertumbuhan mikroba adalah Tingkat
keasaman (pH) Kebanyakan mikroba tumbuh baik pada pH sekitar netral dan pH
4,6 – 7,0 merupakan kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan
kapang dan khamir dapat tumbuh pada pH yang lebih rendah. Lalu, Suhu
merupakan salah satu factor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
mikroba (Rieny.2017)
Perhitungan koloni bakteri dilihat pada metode ini sehingga dapat tersebar
merata pada bagian permukaan media yang di mana sehingga lebih mudah
dilakukan pertumbuhan atau perhitungan koloni. Didapat suatu hasil yang baik
pengenceran yanglebih rendah, sampel yang diduga menunjukan hasil uji adanya
pertumbuhanmikoba dan pada pengenceran yang lebih tinggi, sampel yang diduga
menunjukan hasil uji tidak adanya pertumbuhan mikroba Menurut Arsandi et al.,
(2017)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
sampel dari setiap pengenceran ke dalam cawan Petri kosong kemudian
menuangkan media yang masih cair sehingga media bercampur dengan sampel.
Langkah selanjutnya adalah memutar cawan petri mengikuti pola angka. Menurut Diani
et al., (2018) Tujuan dari pengenceran bertingkat adalah mengurangi jumlah mikroba
dalam cairan. Penentuan derajat pengenceran tergantung pada perkiraan jumlah
mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1:9 untuk sampel pengenceran
pertama hingga selanjutnya sehingga didapat 1/10 sel mikroorganisme dari pengenceran
sebelumnya.
Metode hitung cawan ini juga memiliki kekurangan yaitu perhitungan kumpulan
sel bakteri dapat salah dihitung sebagai koloni tunggal sehingga dilaporkan sebagai
CFU/mL daripada sel/mL. Selain itu metode ini membutuhkanwaktu yang lama karena
hasil hitung cawan ini biasanya diperoleh setelah 1-3 hari. Menurut Soesetyaningsih
(2020) Metode hitung cawan dibedakan menjadi beberapa cara yaitu metode tuang (pour
plate), metode sebaran (spread plate), dan metode drop plate.

Menurut Widyastuti (2017) Metode tuang merupakan metode isolasi bakteri yang
dimana setelah dilakukan pengenceran bertingkat dimana isolasi bakteri tersebut
dilakukan dengan menggunakan teknik pengenceran bertingkat yang kemudian
selanjutnya dilakukan teknik isolasi metode tuang, Jumlah organisme yang ada dalam
sampel asli dihitung dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor
pengenceran pada cawan tersebut Metode spread plate atau cawan sebar merupakan
suatu teknik yang dimana dilakukan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalam
media agar dengan cara pat menuangkan stok kultur bakteri di atas media yang telah

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Kesimpulan

Berdasarkan hasil pratikum yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan


sebagai berikut.
1. Prinsip dari metode hitungan cawan ini menumbuhkan sel mikroba yang
masihhidup pada metode agar, sehingga sel mikroba tersebut akan berkembang.
2. Digunakan metode hitungan cawan dikarenakan pada metode hitungan cawan
ini diperlukan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar di dalam
cawan petri.
3. bakteri. Dalam hal ini ada Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
koloni bakteri pada umumnyayaitu dipengaruhi oleh asupan nutrisi, suhu, pH, air,
dan oksigen.
4. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada
perkiraan jumlah mikroba dalam sampel.
5. Kuantitasi mikroba hitungan cawan atau plate count pada praktikum kaliini
dilakukan dengan dua cara antara lain pour plate dan spread plate

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAPORAN AKHIR
ACARA 11

Nama / NIM : Mela Yuliana / 08041382025102 Kelompok : 12 ( Dua Belas )

Asisten : Sarmil Tanggal : 27 okto 2021

I. Judul : Pengaruh Unsur-Unsur Ekologi Terhadap Pertumbuhan Bakteri


II.Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh berbagai macam unsur unsur

Ekologi terhadap pertumbuhan bakteri

III Prinsip Dasar


Pada saat terjadinya perubahan di lingkungan yang mana dapat mengakibatkan
suatu perubahan sifat morfoligi dan mikroba .dapat dilihat dari suatu faktor salah
satunya lingkungan yang mana ini sangat penting dalam pengendalian suatu mikroba
.dalam hal ini mikroba memerlukan suatu kondisi lingkungan sesuai kondisi
lingkunganya . menurut ( Rafai et al,2020 ). Dapat dilihat dari segi faktornya
bahwasanya pertubuhan mikroba dapat berubah paktor abiotik baik secara fisik maupun
kimia dan faktor biotik dimana melalui kehidupan akseknik dan adanya asosiasi
kehidupan faktor faktor yang mana diantaranya abiotik PH,Kebutuhan ,Air, Tekanan
osmosis
Tidak jarang di telinga Pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah sel atau
massa sel. Pada suatu Mikrobia memerlukan syarat-syarat tumbuh untuk mendukung
pertumbuhannya. Dalam kehidupannya, mikrobia selalu berinteraksi dengan
lingkungannya dan jasad-jasadhidup lainnya. Menurut (Soemarno, 2009). Oleh karena
itu, ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikrobia yaitu fakotr abiotik yaitu
faktor yang bersifat kimia dan fisik serta faktor biotik yaitu faktor yang merupakan
interaksi dengan organisme lain. Faktor abiotik dan faktor .biotik

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
IV. Metode Praktikum
4.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 27 Oktober 2021, pukul 13.00
WIB sampai 15.00 WIB. Bertempat di laboratorium mikrobiologi, Fakultas
Matematikadan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.
4.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan berupa 2 tabung medium NA, 2 buah cawan petri
steril, mata uang dari tembaga dan pinset. Bahan yang digunakan berupa
biakan bakteri gram positif Staphylococcus aureus dan bakteri gram negatif
Escherechia coli dan 2 tabung air steril.
4.3. Cara Kerja
Dibakar mata uang logam sehingga steril dan ditempatkan mata uang
tersebut ditengah – tengah cawan petri yang steril. Dicampur dan
disuspensikan biakan bakteri dalam air steril, dua jenis bakteri dalam dua
tabung air steril yang berbeda. Lalu, dicampurkan beberapa tetes air steril
yang telah di inokulasikan dengan biakan bakteri kedalam medium NA
yang telah mencair dan telah didinginkan kira – kira 45 derajat celcius.
Dituangkan medium NA yang telah diinokulasi dengan biakan bakteri
kedalam cawan petri yang telah berisi mata uang logamtadi dan dibiarkan
membeku. Disimpan pada suhu kamar selama 48 jam. Digambar dan diukur
diameter zona penghambatan yang terjadi dan dibandingkan antara 2 jenis
bakteri biakan yang dibuat.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
V. Hasil Dan Pembahasan
5.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan didapatkan hasil sebagai
berikut :
5.1.1. Pengaruh Daya Oligodinamik Terhadap Pertumbuhan

Bakteri
Perhitungan :
Dik : Diameter Logam, Hl = 2,4
Vl = 2,4
• Total diameter koin = Hl + Vl
2
= 2,4 + 2,4
2
= 2,4

Dik : Diameter Logam, Hl = 3


Vl = 2,9
D1 = 3,1
D2 = 3

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
• Diameter zona hambat dan koin (Non Simetris) = (Hl + Vl) + (D1
+ D2)
2
= (3 + 2,9) + (3,1 + 3)
2
= 12
4
=3

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
• Total zona hambat = 3 - 2,4

= 0,6 cm = 6 mm
5.1.2 Gambar Pengaruh
pH TerhadapPertumbuhanBakteri

No. Bakteri Ph 3 Ph 7 Ph 11

1. Staphylococcus
aureus

- + -

5.1.3. Gambar Pengaruh Tekanan Osmose Terhadap


PertumbuhanBakteri
No. Bakteri 1% 3% 5%

1. Staphylococcus
aureus

+
+ +

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapat hasil pada pengaruh daya
oligodinamik terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli terdapat zona hambat yang
terbentuk 6 mm, hal ini menandakan bahwa koin yang mengandung logam tembaga
mempengaruhi pertumbuhan bakteri Selain logam berat, ada ion-ion lain yang dapat
mempengaruhi kegiatan fisiologi mikroba, yaitu ion sulfat, tartrat, klorida, nitrat dan
benzoate yang dapat mengurangi pertumbuhan mikroba . Menurut Fifendy dan Biomed
(2017), logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au dan Pb pada kadar rendah dapat bersifat
beracun. Logam berat mempunyai daya oligodinamik, yaitu daya bunuh logam berat
pada kadar rendah.
Dilihat dari segi waktu setiap waktunya bisa berbeda pada Temperatur yang
cocok untuk bakteri setelah pengamatan dengan suhu optimum karena jika suhu
terlalu rendah atau tinggi dapat merusak protein yang terdapat dalam sel bakteri
sehingga fisiologi dan metabolismenya terganggu, dimana di lihat struktur lipid
enzim tidak dapat bekerja pada derajat keasaman yang terlalu asam maupun basa.
Menurut Imamuddin (2018) dalam hal ini dimana bisa dilihat Terdapat pula daya
oligodinamik berupa zona hambat dengan menggunakan logam berat untuk
menghambat pertumbuhan bakteri, pada gaya oligodinamik menggunakan nutrient
agar dan uang logam sebagai media.ternyata dimana Uang logam yang baik
digunakan yang mengandung banyak unsurlogam. Di tinjau dari penelitian logam
berat memiliki daya oligodinamik yang mampu membunuh bisa tidak menyangka
menghambat pertumbuhan pada saat mikroorganisme.
Selain faktor abiotik, pertumbuhan bakteri juga dapat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Menurut Wignyanto (2020), faktor biotik yang memengaruhi
pertumbuhan bakteri antara lain, seperti mutualisme, antagonisme dan sinergisme.
Mutualisme atau hubungan antara mikroba yang saling menguntungkan.
Antagonisme suatu hubungan antara mikroba yang saling berlawan

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
VI. Kesimpulan
Dari hasil kita praktikum maka di dapatkan hasil sebagai berikut :

1. Pada saat terjadinya perubahan di lingkungan yang mana dapat mengakibatkan


suatuperubahan sifat morfoligi dan mikroba

2. Pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh faktor abiotik dan faktor biotik

3. Dalam suatu Kandungan tekanan osmotik NaCl yang terlalu tinggi bakteri
akanmengalamiplasmolisis
4. dilihat dari logam berat memiliki daya oligodinamik yang mampu
membunuhbisa tidak menyangka menghambat pertumbuhan pada saat
mikroorganisme.
5. Pada jenis Uang logam yang baik digunakan yang mengandung banyak
unsurlogam

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAPORAN AKHIR

ACARA 12

Nama / NIM : Mela Yuliana / 08041382025102 Kelompok : 12 ( dua belas )

Asisten : Sarmila Tanggal : 03 November 2021

I. Judul : Desinfeksi Dan Desinfektan

II. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh dan besarnya zona hambat


oleh penggunaan desinfeksi dan desinfektan terhadap
pertumbuhanmikroorganisme.

III. Prinsip Dasar :

Desinfektan dimana suatu zat kimia yang mana dapat digunakan untuk melaksanakan
desinfeksi. Seringkali di sebut mirip hal ini digunakan istilah antiseptik, tetapi pengertian
desinfeksi dan desinfektan biasanya ditujukan terhadap benda-benda mati, seperti lantai, piring,
pakaian-pakaian. Menurut ( irianto 2016 )Adapun hal yang dapat mempersulit yaitu Zat-zat
yang menghambat pembiakan mikroorganisme dengan tiada membunuhnya dinamakan
antiseptik. Antiseptik dan desinfektan dapat berupa zat-zat yang hampir sama tetapi berbeda
dalam cara penggunaannya

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Alkohol sering disebut zat yang paling efektif yang mana dapat diandalkan sabagai senyawa
untuk sterilisasi dan desinfektan. Senyawa alkohol mendenaturasi protein dengan jalan
dehidrasi, dan juga merupakan suatu pelarut lemak. Oleh karena itu, membran sel akan menjadi
rusak, dan enzim-enzim akan diinaktifkan oleh senyawa alkohol. Etanol murni dimana daya
bunuhnya terhadap suatu mikroorganisme. Alkohol (50-70 %) biasanya banyak dipergunakan
sebagaidesinfektan (Pratiwi, 2016).

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4.1. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan, diantaranya botol vial, bunsen, cawan petri, drigalsky,
mikropipet 0,5-10 mikrolit, paper disk, pinset steril, pipet serologis 1 mL steril, dan tabung
reaksi steril. Bahan yang diperlukan pada praktikum berupa alkohol, aquades, betadine,
baycline, biakan Eschericia coli, biakan Staphylococcus aureus, cloromphenicol, detergen,
hand wash, MHA steril, spiritus, tetrasiklin, dan wipol.

4.2. Cara Kerja


4.2.1. Pengujian Daya Disinfeksi Zat-Zat Kimia Terhadap Bakteri dengan Paper Disk
Adapun cara kerja yang dilakukan yakni, pertama MHA steril dipadatkan. Diinokulasikan
0,1 mL suspensi bakteri uji. Suspensi bakteri uji diratakan. Ditetesi zat-zat kimia (disinfektan)
sebanyak 10 µl ke paper disk. Terakhir, diinkubasi selama 24 jam dan dilakukan pengukuran
zona hambat yang terbentuk.
4.2.2. Pengujian Daya Antibiotik Terhadap Bakteri dengan Paper Disk
Adapun cara kerja yang dilakukan yakni, pertama MHA steril dipadatkan. Diinokulasikan
0,1 mL suspensi bakteri uji. Suspensi bakteri uji diratakan. Ditetesi zat antibiotic sebanyak 10
µl ke paper disk. Terakhir, diinkubasi selama 24 jam dan dilakukan pengukuran zona hambat
yang terbentuk.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1. Hasil
4.1.1. Hasil Uji Disinfeksi Zat Kimia Terhadap Escherichia coli
No. Zat Disinfeksi Foto Pengamatan Luas Zona Hambat
(mm)
1. Betadine

7,87 mm

2. Sunlight

Tidak Membetuk Zona


Hambat
3. Bayclin

7,75 mm

4. Wipol
1,25 mm

5. Alkohol
8,37 mm

6. Sabun Cuci
Tangan Tidak Membetuk Zona
Hambat

Perhitungan :
-Wipol
Dik : DC = 10 mm
D1 = 11 D5 = 14

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
D2 = 11 D6 = 10
D3 = 10 D7 = 12
D4 = 12
Dit: Luas Zona Hambat Wipol ........ ?
Jawab:
Luas Zona Hambat= (D1-DC)+ (D2-DC)+(D3-DC)+(D4-DC)+(D5-DC)+(D6-DC)+(D7-DC)+(D8-DC)
8
= (11-10) + (11-10) + (10-10) + (12-10) + (14-10) + (10-10) + [12-10)
8
= 1,25 mm
-Bayclin
Dik : DC = 10 mm
D1 = 18 D6 = 16
D2 = 18 D7 = 18
D3 = 16 D8 = 20
D4 = 18
D5 = 10
Dit: Luas Zona Hambat Bayclin. ........ ?
Jawab:
Luas Zona Hambat= (D1-DC)+ (D2-DC)+(D3-DC)+(D4-DC)+(D5-DC)+(D6-DC)+(D7-DC)+(D8-DC)
8
= (18-10) + (18-10) + (16-10) + (18-10) + (10-10) + (16-10) + [18-10) + (20-
10)
8
= 7,75 mm
-Alkohol
Dik : DC = 10 mm
D1 = 20 D6 = 10
D2 = 19 D7 = 20
D3 = 16 D8 = 14
D4 = 22
D5 = 18

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Dit: Luas Zona Hambat Alkohol. ....... ?
Jawab:
Luas Zona Hambat= (D1-DC)+ (D2-DC)+(D3-DC)+(D4-DC)+(D5-DC)+(D6-DC)+(D7-DC)+(D8-DC)
8
= (20-10) + (19-10) + (16-10) + (22-10) + (18-10) + (10-10) + [20-10) + (20-
10)
8
= 8,37 mm
-Betadine
Dik : DC = 10 mm
D1 = 23 D6 = 18
D2 = 21 D7 = 18
D3 = 16 D8 = 12
D4 = 18
D5 = 17
Dit: Luas Zona Hambat Betadine .........?
Jawab:
Luas Zona Hambat= (D1-DC)+ (D2-DC)+(D3-DC)+(D4-DC)+(D5-DC)+(D6-DC)+(D7-DC)+(D8-DC)
8
= (23-10) + (21-10) + (16-10) + (18-10) + (17-10) + (18-10) + [18-10) + (12-
10)
8
= 7,87 mm

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4.1.2. Hasil Uji Disinfeksi Zat Kimia Terhadap Staphylococcus aureus
No. Zat Disinfeksi Foto Pengamatan Luas Zona Hambat
(mm)
1. Betadine

3 mm

2. Sunlight

17,75 mm

3. NaOCl

Tidak Membetuk Zona


Hambat
4. Wipol
Tidak Membetuk Zona
Hambat

5. Alkohol
Tidak Membetuk Zona
Hambat

6. Sabun Cuci
Tangan Tidak Membetuk Zona
Hambat

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Perhitungan:
-Betadine
(Simetris)Dik : DC
= 6 mm
D1-D8= 9 mm
Dit: Luas Zona Hambat Betadine .........?
Jawab:
Luas Zona Hambat= (D1-DC)+ (D2-DC)+(D3-DC)+(D4-DC)+(D5-DC)+(D6-DC)+(D7-DC)+(D8-DC)
8
=
8
(
9
-
6
)
8
= 3 mm

-Sunlight
(Asimetris)Dik :
DC = 6 mm
D1 = 28 D6 = 23
D2 = 20 D7 = 28
D3 = 25 D8 = 20
D4 = 24
D5 = 22
Dit: Luas Zona Hambat Sunlight. ....... ?
Jawab:
Luas Zona Hambat= (D1-DC)+ (D2-DC)+(D3-DC)+(D4-DC)+(D5-DC)+(D6-DC)+(D7-DC)+(D8-DC)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
8
= (28-6) + (20-6) + (25-6) + (24-6) + (22-6) + (23-6) + [28-6) + (20-6)
8
= 17,75 mm

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4.1.3. Hasil Uji Antibiotik Terhadap Escherichia coli
No. Zat Disinfeksi Poto Pengamatan Luas Zona Hambat (mm)
1. CLF 7 mm

2. TS 22,25 mm

Perhitungan :
-Antibiotik CLF
Dik : DC = 6
mm
D1-D8= 13 mm
Dit: Luas Zona Hambat Antibiotik CLF......... ?
Jawab:
Luas Zona Hambat= (D1-DC)+ (D2-DC)+(D3-DC)+(D4-DC)+(D5-DC)+(D6-DC)+(D7-DC)+(D8-DC)
8
=
8(13-6)
8
= 7 mm
-Antibiotik TS
Dik : DC = 6
mm
D1 = 2,3 D6 = 2,8
D2 = 4 D7 = 2,5
D3 = 2.7 D8 = 2,4

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
D4 = 2.8
D5 = 3,1
Dit: Luas Zona Hambat Antibiotik TS. ....... ?

Jawab:
Luas Zona Hambat= (D1-DC)+ (D2-DC)+(D3-DC)+(D4-DC)+(D5-DC)+(D6-DC)+(D7-DC)+(D8-DC)
8
= (2,3-6) + (4-6) + (2,7-6) + (2,8-6) + (3,1-6) + (2,8-6) + (2,5-6) + (2,4-6)
8
= 22,25mm

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4.1.3. Hasil Uji Antibiotik Terhadap Staphlococcus aureus
No. Zat Disinfeksi Poto Pengamatan Luas Zona Hambat (mm)
1. CLF 38,5mm

2. TS 57,75mm

Perhitungan:
-Antibiotik CFS
Dik : DC = 10
mm
D1 = 48 D6 = 50
D2 = 50 D7 = 52
D3 = 44 D8 = 46
D4 = 50
D5 = 48
Dit: Luas Zona Hambat Antibiotik cfs. ....... ?
Jawab:
Luas Zona Hambat= (D1-DC)+ (D2-DC)+(D3-DC)+(D4-DC)+(D5-DC)+(D6-DC)+(D7-DC)+(D8-DC)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
= (48-10) + (50-10) + (44-10)+ (50-10) + (48-16) + (50-10) + (52-10) + (46-
10)
8
= 38.5 mm

-Antibiotik TS
Dik : DC = 10
mm
D1 = 72 D6 = 62
D2 = 70 D7 = 68
D3 = 68 D8 = 72
Anti D4
= 64D5 =
68
Dit: Luas Zona Hambat Antibiotik TS. ....... ?
Jawab:
Luas Zona Hambat= (D1-DC)+ (D2-DC)+(D3-DC)+(D4-DC)+(D5-DC)+(D6-DC)+(D7-DC)+(D8-DC)
8
= (72-10) + (70-10) + (68-10) + (64-10) + (68-10) + (62-10) + (68-10) + (72-10)
8
= 57,75mm

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil dari suatu praktikum dimana telah dilaksanakan bahwa daya disenfeksi
dan antibiotik dimana untuk mengetahui pengaruh terhadap pertumbuhan bakteri . adapun
berbagai macam macam disenfektan di mana di gunakan dalam percobaan ini dimana terdapat
zat yang digunakan baik zat kimia maupun zat antibiotik .dimana suatu usaha untuk
memusnahkan mikro organisme di mana mengunakan disenfektan yaitu zat kimia yang
digunakan untuk mendisinfeksi dimana di sebut dengan disenfeksi ( Irianto 2016 )

Dalam hal ini di mana mekanisme penghambat terhadap pertumbuhan bakteri di mana
oleh senyawa zat kimia dan antibiotik .dalam mekanisme penghambat di mana dapat berupah
perusak dinding sel dimana dengan mengunakan suatu cara penghambat pembentukanya atau
bisa saja di ubah setelah selesai terbentuk suatu perubahan permeabilitas membrane sitoplasma
sehinggah dapat menyebabkan keluar suatu bahan makanan dari dalam sel di mana perubahan
molekul protein dan asam nukleat . dapat dilihat penghambat kerja enzim dan penghambat
sintetis asam nukleat dan protein ( Amimah 2018 )

Pada pratikum yang dilakukan kali ini di mana menggunakan metode paper disk yang
mana metode ini memiliki prinsip yang mana bahan atau sampel yang mana akan di jadikan anti
mikro dimana di rendam dalam suatu cakram kemudian di letakan di atas media pembenihan
agar saaat di oleskan dengan bakteri yang akan di uji dan setelah di inkubasi di mana
menggunakan suhu sekitar 37⸰ di mana 18-24 jam .dalam metode di fusi di mana menggunakan
cakram terus di lakukan dengan cara kertas cakram sebagai media di mana untuk menyerap
bahan anti mikroba dimana di jenuhkan kedalam suatu bahan uji setelah kertas cakram di
mana di letakan pada permukaan di mana media agar yang telah di inokulasi dengan
menggunakan biakan uji ( Nurhayati et al ,2020 )

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
VI. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Desinfektan dimana suatu zat kimia yang mana dapat digunakan untuk
melaksanakandesinfeksi
2. Pada pratikum yang dilakukan kali ini di mana menggunakan metode paper disk
3. mekanisme penghambat terhadap pertumbuhan bakteri di mana oleh senyawa zat
kimiadan antibiotic
4. Alkohol sering disebut zat yang paling efektif yang mana dapat diandalkan
sabagaisenyawa untuk sterilisasi dan desinfektan.
5. dalam metode di fusi di mana menggunakan cakram

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAPORAN AKHIR

ACARA 13

Nama/NIM ; Mela Yuliana/08041382025102 Kelompok : 12 ( dua belas)

Asisten : Sarmila Tanggal : 6 November 2021

I Judul : Analisis air secara mikrobiologis

II. Tujuan : 1.Memahami masing masing prinsip pada tahap uji akhir secara mikrobiologis

2. Mampu melakukan uji air secara mikrobiologis dengan benar


3. Mampu menyimpulkan hasil uji air berdsarkan tiga tahapan pengujian dengan benar
III. Prinsip Dasar
Air adalah bahan yang pertrama yang paling kita butukan di mana mahluk hidup sangat
memerlukan air untuk kelangsungan hidupnya yang mana air memiliki suatu fungsi dalam
setiap organisme di mana untuk melarutkan senyawa organic di mana menstabilkan suhu
tubuh dan di mana dapat melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler. Dalam hal ini
dapat beberapa suatu masalah yang mana harus di hadapi di mana semakin tinggi
tinggkat pencernaan air
,terkhusus untuk memenuhi kebutuhandalam persyaratan yang mana telah di tetapkan.
Dimana pengelolahan air minum atau air minum isi ulang yang mana sangat rentan terhadap
kontaminasidari berbagai mikroorganisme terutama bakteri Coliform ( Cambpell,N,A. 2002 )
Persyaratan mikrobiologis untuk air bersih yaitu tidak mengandung bakteri pathogen
dan para sitik yang namana mengggaungu kesehatan . standar baku E. coli mencapai 200
MPN per 100ml , sedangkan standar mutuh air laut atau sungai untuk biotanya berdasarkan
parameter mikrobiologi harus dilakukan setiap tahunya apabila pencemaran yang mna di
akibatkan E. coli dapat di atasi agar tidak merusak biota laut dengan mengganggu kesehatan
manusia ( sunarti 2015)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
VI. Metode Praktikum
4.1. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari rabu, 10 November 2021 pada pukul 13.00 sampai
dengan
15.00 WIB. Praktikum dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi jurusan Biologi,
FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya, Indralaya.

4.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitugelas objek, inkubator 30-320C dan 350C,
jarum ose, mikroskop, pipet 1 ml dan 10 ml.Sedangkan, bahan yang digunakan dalam
praktikum ini yaitucontoh air (air kali, air sumur, air isi ulang, air PDAM, dan lain-lain
disesuaikan tiap kelompok tidak sama); 3 tabung Lactose Broth (dauble strength) a 10 ml +
tabung Durham; 6 tabung Lactose Broth (single strength) + tabung Durham a 10 ml; 1 agar
cawan EMB (Eosin Methylene Blue) Agar; 1 tabung Tryptone Broth; 1 tabung Proteose
Broth (Medium MR-VP); 1 tabung Kaser Citrate Medium; 3 tabung medium NA miring;
Pereaksi Kovac; Pewarnaan metil merah; Larutan 5 % alfa neftol; Larutan 40 % KOH; satu
set Pewarna Gram, satu set pewarna endospora.

4.3. Cara Kerja


4.3.1. Uji Penduga Koliform
Cara kerja pada percobaan uji penduga koliform, yaitu semua tabung diinkubasikan
pada suhu 350 C selama 24-48 jam. Diamati pembentukan gas di dalam tabung Durham, dan
tabung dinyatakan positif jika pembentukan gas sebanyak 19 % atau lebih di dalam tabung
Durham. Dihitung MPN penduga sesuai dengan tabel MPN 3 seri, jika sampel diencerkan
maka nilai MPN tabel dikalikan faktor pengenceran yang di tengah

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
.
4.3.2. Uji Penguat Koliform
Cara kerja pada percobaan uji penguat koliform, yaitu dengan menggunakan jarum
ose. Diinokulasi contoh dari tabung MPN yang menunjukan uji penduga positif (terbentuk
gas) masing-masing pada agar cawan EMB dengan goresan kuadran. Dinkubasikan semua
tabung pada suhu 350C selama 24 jam. Pada agar EMB dapat dibedakan antara koloni
koliform fekal (E. coli) dan koliform non-fekal. Koloni fekal mempunyai diameter yang lebih
besar (1.0-3.0 mm) berwarnamerah muda dan bagian tengahnya berwarna gelap seperti mata
ikan.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4.3.3. Uji Pelengkap Koliform
Cara kerja pada percobaan uji lengkap koliform, yaitu dipilih masing-masing satu
koloni yang mewakili koliform fekal dan satu koloni yang mewakili koloni koliform non-
fekal dari EMBA. Masing-masing ditumbuhkan dalam medium NA miring dan medium LB +
tabung durham dan diinkubasi 2 x 24 jam pada suhu 350C. Dibuat pewarnaan gram dari
masing- masing koloni tersebut pada NA miring, dan diamati pertumbuhan (kekeruhan dan
terbentuknya gas) pada medium Lactose Broth + tabung Durham. Koloni yang menunjukan
reaksi gram negatif berbentuk batang, tidak membentuk spora dan membentuk gas di dalam
Lactosa Broth merupakan uji lengkap adanya koloni koliform.
4.3.4. Uji Tambahan : Uji Kualitatif Koliform
Cara kerja pada percobaan uj itambahan: uji kualitatif koliform, yaitu uji yang
dilakukan untuk mengetahui jenis koliform yang terdapat di dalam contoh adalah uji IMViC,
dari suspensi bakteri yang dibuat pada percobaan no.4 masing-masing diinokulasi
menggunakan jarum ose ke dalam 3 tabung yang masing- masing berisi medium yang
berbeda yaitu Tryptone Broth, MR-VP Broth (Proteose Broth) dan Koser Citrate Medium.
Semua tabung diinkubasikan pada suhu 35oC selama 2 hari, kecuali sisa medium MR-V P
untuk uji merah metil dimana inkubasi diperpanjangsampai 5-7 hari.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
V. Hasil dan Pembahasan
5.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
5.1.1. Uji Penduga Koliform

Indikator Gas
Sample Gambar
Seri A Seri B Seri C

Air Sungai 10 mL + + +

Air Sungai 1 mL + + +

Air Sungai 0,1 mL + + +

Total 3

Nilai MPN >24,00

Air Mineral 10 mL + - -

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Air Mineral 1 Ml - - -

Air Mineral 0,1 mL - - -

Total 3

Nilai MPN < 0.036

5.1.2. Uji Penguat Koliform


Contoh :

Gambar 1. Morfologi Koloni pada


medium EMBA

Keterangan :
1: Koloni Fekal (Berwarna Hijau Metalic)
2: Koloni Non-Fekal (Berwarna Merah Muda)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5.1.3. Uji Lengkap Koliform

Koloni Sifat Gram Bentuk Sel

Koloni Fekal (Berwarna Hijau Metalic)

Gram Negatif Bulat

Koloni Non-Fekal (Berwarna Merah Muda)

Gram Negatif Batang

5.1.4. Uji Kualitatif Koliform IMViC

Reaksi IMViC Koloni Hijau Metalic Koloni Merah Muda

Indol + +

Merah Metil + +

Voges Proskauer + +

Sitrat + +

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5.1 Pembahasan .

Dalam praktikum yang berjudul analisis air yang mana praktikum ini dapat di dapatkan
hasil bawahsanya diketahui bahwa uji penduga pada air yang mana terdapat Kaliform yang
mana memiliki gelembung yang mana tandanya air telah terjadi kontaminasi oleh bakteri
coliform sehinggah pada saat itu dan seterusnya tidak dapat di pakai . dan pada air mineral
yang mana tidak terdapat gelembung yang mana menandakan tidak atau bebas dari
kontaminasi kecuali pada air mineral yang yang memiliki sampel Seri A sampel 10 ml yang
mana terdapat gelembung hal ini yang mana terdapat kontaminasi . dalam hal ini pada uji
penduga , sampel pada suatu air dimana apabila tabung positif apabila terdapat dan terbentuk
jumlah gelembung gas gas yang terdapat dalam tabung durham

Menurut Darmawan ( 2011) pada bakteri coliform yang mana dalam hal itu memiliki
habitat yang normal di usus manusia maupun hewan bisa juga pada air . Pada bakteri
Colifrom dimana bakteri tersebut di nyatakan sebagai indikator di antara bakteri patogenik
lain . Bakteri coliform fekal yaitu dimana bakteri indikatornya yaitu suatu pencemaran yang
mana dalam hal ini jumlah koloninya pasti berkolerasi yang positif dengan keberadaan
pathogen . bukan saja dalam hal itu selain itudapat mendeteksicolifrom jau lebih murah ,
cepat dan sederhana dari pada mendeteksi bakteri patogenetik lain ,bakteri kelompok dalam
coliform yang mana meliputi semua bakteri kelompok kalifrom meliputi semua bakteri
berbentuk batang ,gram negatif yang mana tidak membentuk spora dan dapat
mempermentasikan laktosa dengan memproduksi gas dan asam pada suhu 37 dengan
waktu kurang 48 jam

Pada analisis pemeriksaan air secara mikrobiologis di mana mengguanaka secara uji
kualitatif , dalam uji tersebut di mana mengguanakan metode IMViC dalam hal tersebut
supspensi bakteri yang di buata masing masing di mana di innokulasi menggunakan jarum
ose ke dalam beberapa tabung yang mana berisi berisi uji indol uji merah metil dan uji voges
proskauer serta uji sitrat.Dimana dalam hal ini E .coli yang terdeteksi menunjukan hasil pada
indol hasilnyapositif pada metil menghasilkan positif , Voges Proskauer menghasilkan positif
juga, dan sitrat menghasilkan positif ( Rahayu 2017 )

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
VI. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut

1. Dalam hal ini pada praktikum Uji kualitatif air secara mikrobiologis terdiri dari
tigatahap, yang meliputi uji penduga, uji penguat dan uji lengkap
2. sampel pada suatu air dimana apabila tabung positif apabila terdapat dan terbentuk
jumlah gelembung gas gas yang terdapat dalam tabung durham
3. Pada bakteri Colifrom dimana bakteri tersebut di nyatakan sebagai indikator di
antarabakteri patogenik lain

4. Dalam praktikum ini menggunakan Metode IMViC terdiri dari uji indol, uji merah
metildan uji voges proskauer serta uji sitrat.
5. coliform yang mana meliputi semua bakteri kelompok kalifrom meliputi semua
bakteriberbentuk batang ,gram negatif yang mana tidak membentuk spora

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
DAFTAR PUSTAKA

Adryan, A., Widyastuti, R., dan Djajakirana, G. 2017. Isolasi dan identifikasi mikroba tanah
pendegradasi selulosa dan pektin dari rhizosfer Aquilaria malaccensis. Jurnal tanah dan
lahan. 1(1): 58-64

Alqum., N. Tarsono. 2019. Pemanfaatan Autoclave Model 1925xSebagai AlatSuling


dengan Model Kondensor Grahamdan Kondensor Allihn untuk Mendukung
Praktikum Mahasiswa diLaboratorium Produksi Tanaman IIPoliteknik Negeri
Lampung. Journal Of Laboratory. 2(1): 34-40.

Ammi, S. 2015. Pembuatan media agar dan sterilisasi. Jurnal Mikrobiologi. 34 hlm

Aminah dan Nopitasari. 2018. Kualitas Gel Pembersih Tangan (Handsanitizer)


dari Ekstrak Batang Pisang dengan Penambahan Alkohol, Triklosan dan
Gliserin yang Berbeda Dosisnya.Jurnal Penelitian Biologi. 4(2) : 61-70.
Aryaldi, R., Saida, dan M. Nontji. 2020. Identification of Morfhology and Solvent test of
Bacterial Phosphate Isolates From theRhizosfhere of Cowpea Plant Vigna
Unguiculata L. Jurnal AGrotekMAS. 2 (1 )1-10.

Arsandi, A., Tamam, B., dan Yuliandari, R. 2017. Jumlah Koloni Pada Media Kultur
Bakteri Yang Berasal Dari Thallus Dan Perairan Sentra Budidaya Kappaphycus
Alvarezii Di Sumenep. Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan. 9(1): 58-64.

Athena, E. Laelasari, T. Puspita. 2020.pelaksanaan Disinfeksi Dalam Pencegahan


Penularan Covid-19dan Potensi Risiko Terhadap Kesehatan Di Indonesia. Jurnal
Ekologi Kesehatan. 19 (1):1-20.
Campbell.N.A .2002.Biologi Edisi Ke Lima Jilid .2 jakarta : erlangga

Darwan .y.2011. uji kandungan bakteri E coli pada air minum isi ulang dari depot air
minumbandung : gadjah madha Universitas press

Domina, A. 2018. Kuantitasi Mikroba Hitungan Cawan. Jurnal Pendidikan Biologi. 7(2) : 76

Damayanti,W.E., M. F. Abadi, dan N. W.D. Bintari. 2020. Perbedaan Jumlah Bakteriuri


Pada Wanita Lanjut Usa Berdasarkan Kultur Mikrobiologi Menggunakan Teknik

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Cawan Tuang Dan Cawan Sebar. The Journal Of Medical Laboratory. 8(1) :1-4

Djais, A. A., C. F. Theodorea. 2019. The Effect of Presto Cooker as anAlternative


Sterilizer Device forDental Equipment.Journal of Indonesian Dental Association.
2(1) : 7-13

Dwijoseputro, D . 2016. Dasar - Dasar Mikrobiologi . Jakarta : Djambatan

Fibriana, F., A. V. Amalia. 2016. Potensi Kitchen Microbiology Untuk Meningkatkan


Keterampilan Teknik Hands-On Dalam Pembelajaran Mikrobiologi.Jurnal Science
Education. 5 (2) : 1210 -1216.
Fibriana,F.,A.V. Amalia. 2016. Potensikitchen Microbiology untuk Meningkatkan
keterampilan Teknik Hands-On Dalam Pembelajaran mikrobiologi. Journal
education science. 5 (2) :1210 – 1216.
Gunawan, A. W., dan Hartanti, A. T. 2019. Biologi dan Bioteknologi CendawanEdisi
4. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Hafsan. 2014. Mikrobiologi Analitik. Makassar: Alauddin University Press


Irianto, K. 2016. Mikrobiologi. Bandung: Yrama Widya.

Irsyad, L. P., Yudianingsih dan Lestari, S. 2016. Perancangan Alat Magnetic Stirrer Dengan
Pengaturan Kecepatan Pengaduk Dan Pengaturan Waktu Pengaduk. Jurnal InFact.
1(2) : 22-28.
Imamuddin, H. 2018. Resistensi Beberapa Isolat Bakteri terhadap Logam Berat (Hg, As, Cd,
Ni, Pt dan Se). Jurnal Biologi Indonesia. 3(2): 161- 167
Irhami, S.N., 2019. Implementasi Pendekatan Konstekstual untuk Meningkatkan Gairah
Siswadalam Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah Negeri 02 Banyumas. Jurnal
Kependidikan. 7 (1) : 30-42
Istini., 2020. Pemanfaatan Plastik Polipropilen Standing Pouch Sebagai Salah
SatuKemasan Sterilisasi Peralatan Laboratorium. Indonesian Journal Of
Laboratory.2 (3) : 41-46
Juariah, S. dan Sari, W. P. 2018. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu Sebagai Media
Altrnatif Pertumbuhan Bacillus sp. Jurnal Analisis Kesehatan Klinikal Sains. 6(1) : 24-
29.
Junaidi, Handayani, H. W., Supriyanto, A. dan Suciyati, S. W. 2020. Kontrol Kecepatan

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
dan Temperatur Teknik Pulse Width Modulation untuk Aplikasi Hotplate Berbasis
Arduino. Jurnal Fisika Flux. 17(1) : 37-43.
joseputro. 2018. Dasar-dasar mikrobiologi. Djambatan. Bandung. 206 halaman
Mubarokah, N. R. 2015. Hematologi : Koagulasi dan Perhitungan Sel Darah Merah dan Sel
Darah Putih. Jurnal Fisiologi Hewan. 1(1) : 1-10.

Nurhayati, L. S., Yahdiyani, N.,dan Hidayatulloh, A. (2020). Perbandingan


Pengujian Aktivitas Antibakteri Starter Yogurt dengan Metode Difusi Sumuran
dan Metode Difusi Cakram. Jurnal teknologi Hasil Peternakan 1(2): 27-42.
Nurhayati. 2018. Analisis Degradasi Polutan Limbah Cair Pengolahan Rajungan
(Portunus Pelagicus) Dengan Penggunaan Mikroba Komersial. Jurnal Ilmiah
Fakultas Teknik. 9(1): 1-13
Pelczar, M.J. dan Chan. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas

Praja , R. N., & Yudhana, A. 2017. Isolasi dan Identifikasi Aspergillus Spp pada Paru-Paru
Ayam Kampung yang Dijual Di Pasar Banyuwangi. Jurnal Medik Veteriner, 1 (1), 6-11.
Putri, A., dan Kusdiyantini, E. 2018. Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat dari pangan
fermentasi berbasis ikan (Inasua) yang diperjual belikan di Maluku : Indonesia. Jurnal
Biologi Tropika. 2(1) : 6-12.

Prayitno. 2010. Sterilisasi. Jakarta: Pustaka Tarbiatuna.


Rahayu ,S.A dan M.H Gumilar 2017 .Uji pencemaran air masyrakat di sekitar margahayu
rayabandung dengan identifikasi dan bakteri E coli IJPST. 4 (2) : 53.

Rifai, M. Rustam., Widowati, Hening., Sutanto, Agus. 2020. Uji Sinergis Konsoria Bakteri
Indigen LCN Berkonsoria Bakteri Tanah di Kebun Percobaan Universitas
Muhammadiyah Metro untuk Penyusunan Panduan Praktikum Mikrobiologi. Jurnal
Biolava. 1(2): 87-95.
Rosmania., dan Yanti, F. 2020. Perhitungan jumlah bakteri di Laboratorium
Mikrobiologi menggunakan metode pengembangan Spektrofotometri. Jurnal
penelitian sains. 22(2): 46-57.

Sanders, E.R. 2016. Aseptic Laboratory Techniques Volume Transfers with Serological
Pipettes and Micropipettors. Journal of Visualized Experiment.6 (3) : 27 -54.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sakinah, A. A. S., Mauboy, R. S. dan Refli. 2019. Penggunaan Media Tepung Limbah
Ikan Cakalang Untuk Pertumbuhan Bakteri Eschericia coli Dan Staphycoccus
aureus. Jurnal Biotropikal Sains. 16(3) : 36-46
Soetarto. 2015. Penuntun praktikum mikrobiologi. UGM Press. Yogyakarta. 168 hlm.

Seniati, Marbiah, & Nurhayati. (2017). Kajian Ujian Konfrontasi Terhadap Bakteri
Pathogen Dengan Menggunakan Metode Sevar, Metode Tuang, dan Metode Gores.
Jurnal Galung Tropika, Vol. 6, No. 1, Hlm. 42-48.

Sunarti ,R,N 2015. Uuji kualitas air sumur dengan menggunakan metode MPN jurnal
pengambilan sampel air ). ( 10): 96- 120

Soesetyaningsih, E., dan Azizah. 2020. Akurasi Perhitungan Bakteri pada Daging Sapi
Menggunakan Metode Hitung Cawan. Jurnal Berkala Saintek. 8(3) : 76.
Sumampouw, O.F. 2019. Mikrobiologi Kesehatan. Yogtakarta: Deepublish
Thohari, N. M., Pestariati dan Istanto, W. 2019. Pemanfaatan Tepung Kacang Hijau Sebagai
Media ALternatif NA (Nutrient Agar) Untuk Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli.
Jurnal Analisis Kesehatan Sains. 8(2) : 725-737.
Tryana, N. 2018. Benefit of red betel as an antibacterial agent againts gram-positif and
gram negative bacteria. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia. 1(1) : 12-20.

Putri, A. O., dan Kusdiyantiani, E. 2018. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat
Dari Pangan Fermentasi Berbasis Ikan (Inasua) Yang Diperjualbelikan di Maluku-
Indonesia. J. Biologi Tropika 1(2): 6-12.

Wardhani, A. K., Uktolseja, J., dan Djohan. 2020. Identifikasi Morfologi dan
Pertumbuhan Bakteri Pada Cairan Terfermentasi Silase Pakan Ikan. Seminar
Naisonal Pendidikan Biologi dan Saintek ke-V.

Winarsih, L. et al., 2020. Mencari Media Pemanas Autoclaveyang Murah dan Bersih.
Indonesian Journal Of

Waluyo L. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. Malang: Universitas


Muhammadiyah Malang Press, 2008.

Yusdiani, D., et al. 2016. Bakteriologi. Jakarta : EGC

Yusniar, Wardiyah, Khairun, N. 2017. Mikrobiologi dan Parasitologi. Jakarta :


Kementrian Kesehatan Republik Indonesi

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Yudianingsih. 2015. Perancangan Alat Perhitungan Bakteri. Jurnal Teknik Informasi.
10(29) : 1-10.

Zhu,. et al., 2015. Culture at a Higher Temperatire MidlyInhibits Cancer Cell Grouth but
Enhances Chemotherapetic Effect byInhibiting Cell-Cell Collaboration. Journal Plos One.
10 (10): 1-1

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAMPIRAN

Autoklaf Mikroskop

Mikropipet Timbangan Analitik

Inkubator Laminar

(Sumber : Materi Praktikum, 2021)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Gambar 1. Autoclaf Gambar 2. Cawan Petri

Gambar 3. Tabung Reaksi Gambar 4. Pipet Volumentri


(Sumber :Dokumentasi Pribadi, 2021).

Pembakar Spiritus
Dokumentasi Pribadi, 2021

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Jarum Ose Dokumentasi Pribadi, 2021

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Tabung Reaksi Cawan Petri
Dokumentasi Pribadi, 2021 Dokumentasi Pribadi, 2021

Alkohol
Dokumentasi Pribadi, 2021

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Spread plate Streak plate
Dokumentasi pribadi,2021 Dokumentasi pribadi,2021

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Pour plate
Dokumentasi pribadi,2021.

Gambar 1. Escherichia coli Gambar 2. Staphylococcus aureus

Stab Culture, NA Tegak Stab Culture, NA Tegak

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021) (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Gambar 3. Escherichia coli Gambar 4. Staphylococcus aureus

Slant Culture, NA Miring. Slant Culture, NA Miring.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021) (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Gambar 5. Escherichia coli Gambar 5. Staphylococcus aureus
Streak Culture. ` Streak Culture,
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021) (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)

Streptococcus aureus

(Sumber :DokumentasiPribadi, 2021)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Bacillus subtilis(Sumber :DokumentasiPribadi, 2021)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Jamur Oncom (Neurosporasitophila) Jamur Roti (Rizhopusstolonifer)

Jamur Tempe
(Rizhopusoryzae)

(Sumber :DokumentasiPribadi, 2021)

Gambar Chounting Chamber


Universitas Sriwijaya

(Sumber :DokumentasiPribadi, 2021)


Gambar 1. E.coli 10-5 Gambar 2. E.coli 10-6

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021) (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)

Gambar 3. E.coli 10-7 Gambar 4. S. aureus 10-5


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021) (Sumber : Dokumentasi Pribadi,
2021)

Gambar 5. S. aureus 10-6 Gambar 6. S. aureus 10-7


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021) (Sumber : Dokumentasi Pribadi,
2021)

Universitas Sriwijaya
Escherichiacoli

Staphylococcus Staphylococcus Staphylococcus


aureusph3 aureusph7 aureusph11

Staphylococcus Staphylococcus Staphylococcus


aureus1% aureus3% aureus5%

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)

Universitas Sriwijaya
Gambar.1 Air Sungai Gambar 2, Koloni Fekal

(Dokumentasi pribadi, 2021) (Dokumentasi Pribadi, 2021)

Gambar 3. Air Kemasan Gambar 4. Koloni Non-Fekal

(Dokumentasi Pribadi, 2021) (Dokumentasi Pribadi, 2021)

Gambar 5. Uji penguat koliform

(Dokumentasi Pribadi, 2021)

Universitas Sriwijaya
.

Universitas Sriwijaya

.
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PENGENALANAN ALAT DAN BAHAN

OLEH :

NAMA : MELA YULIANA

NIM : 08041382025002

KELOMPOK : 12 ( DUA BELAS )

ASISTEN : SARMILA

LABORATURIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021

Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
STRELISASI

OLEH :

NAMA : MELA YULIANA

NIM : 08041382025002

KELOMPOK : 12 ( DUA BELAS )

ASISTEN : SARMILA

LABORATURIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021

Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
MEDIUM

OLEH :

NAMA : MELA YULIANA

NIM : 08041382025002

KELOMPOK : 12 ( DUA BELAS )

ASISTEN : SARMILA

LABORATURIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021

Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
TEKNIK PEMINDAHAN BIAKAN MIKROBA SECARA ASEPTIK

OLEH :

NAMA : MELA YULIANA

NIM : 08041382025002

KELOMPOK : 12 ( DUA BELAS )

ASISTEN : SARMILA

LABORATURIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021

Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
MENGENAL BENTUK BENTUK KOLONI BAKTERI DALAM
BERBAGAI MACAM MEDIUM

OLEH :

NAMA : MELA YULIANA

NIM : 08041382025002

KELOMPOK : 12 ( DUA BELAS )

ASISTEN : SARMILA

LABORATURIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021

Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PENGENCATAN DAN MORFOLOGI BAKTERI

OLEH :

NAMA : MELA YULIANA

NIM : 08041382025002

KELOMPOK : 12 ( DUA BELAS )

ASISTEN : SARMILA

LABORATURIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021

Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PEMBUATAN KULTUR DAN MORFOLOGI JAMUR BENANG

OLEH :

NAMA : MELA YULIANA

NIM : 08041382025002

KELOMPOK : 12 ( DUA BELAS )

ASISTEN : SARMILA

LABORATURIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021

Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
KUANTITAS MIKROBA HITUNGAN MIKROSKOPIS LANGSUNG

OLEH :

NAMA : MELA YULIANA

NIM : 08041382025002

KELOMPOK : 12 ( DUA BELAS )

ASISTEN : SARMILA

LABORATURIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021

Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
KUANTITAS MIKROBA HITUNGAN CAWAN

OLEH :

NAMA : MELA YULIANA

NIM : 08041382025002

KELOMPOK : 12 ( DUA BELAS )

ASISTEN : SARMILA

LABORATURIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021

Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PENGARUH UNSUR UNSUR EKOLOGI TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

OLEH :

NAMA : MELA YULIANA

NIM : 08041382025002

KELOMPOK : 12 ( DUA BELAS )

ASISTEN : SARMILA

LABORATURIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021

Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
DISINFEKSI DAN DISINFEKTAN

OLEH :

NAMA : MELA YULIANA

NIM : 08041382025002

KELOMPOK : 12 ( DUA BELAS )

ASISTEN : SARMILA

LABORATURIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021

Universitas Sriwijaya
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
ANALISA AIR SECARA MIKROBIOLOGIS

OLEH :

NAMA : MELA YULIANA

NIM : 08041382025002

KELOMPOK : 12 ( DUA BELAS )

ASISTEN : SARMILA

LABORATURIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021

Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai