JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKHNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016
Hasil dan Pengamatan
1. Jaringan Meristem
N GAMBAR HASIL GAMBAR LITERATUR GAMBAR TANGAN
O
1 Daun Jagung (Zea mays)
Sayatan Membujur
Perbesaran 4x10
(Dokumentasi, 2016) (Oktavia, 2015)
Keterangan :
1 = Epidermis Atas 5 = Jaringan Pengangkut
2 = Epidermis Bawah 6 = Kloroplas
3 = Rongga Udara 7 = Parenkim Pallisade
4 = Stomata 8 = Parenkim Spons
Berdasarkan pengamatan, sel meristem yang teramati pada daun jagung (Zea mays)
ini berupa sel yang terdapat pada bagian tengah dalam bagian daun yang di sekitarnya di
kelilingi oleh bagian-bagian sel yang memanjang saling menyatu, di lindungi oleh sel
epidermis pada bagian atas dan bawah, klorofil, rongga udara di bagian tengah, stoma dengan
lingkaran hitam di sekelilingnya, parenkim spons, parenkim palisade serta jaringan
pengangkut berupa xylem dan Floem.
Jaringan yang di temukan pada sel meristem ini beragam dan memiliki tempat
keberadaan yang berbeda. Menurut Supeksa (2011), daun pada Jagung (Zea mays) ini
tersusun atas jaringan epidermis, daging daun (mesofil) dan berkas pengangkut. Pada
kenampakan melintang, sel epidermis daun yang terletak paling luar dilapisi oleh selapis
kutikula. Mesofil daun yang terdiri dari sel-sel parenkim, spons parenkim dan parenkim
palisade seperti halnya pada daun tumbuhan dikotil. Sel meristem ini termasuk lateral karena
berada sejajar dengan organ tempat jaringan tersebut di temukan. Bentuknya memanjang dan
terdapat pada penampang daun membujur.
Stomata yang di temukan pada sel meristem berada di kedua lapisan epidermis, baik
atas maupun bawah secara merata dengan di batasi oleh suatu lapisan penjaga. Menurut
Mahanto (2012), Stomata yang ada pada daun Zea mays tersebar secara merata di kedua sisi
epidermis (epidermis atas dan epidermis bawah) atau disebut juga dengan amfistomata.
Stomata di batasi oleh dua sel penjaga yang memiliki klorofil Di bawah jaringan epidermis,
terdapat jaringan mesofil yang memenuhi bagian tengah pada daun tersebut.
(Perbesaran 10x10)
Syatan Membujur
(Perbesaran 10x10)
(Dokumentasi, 2016) (Saritha, 2007)
Keterangan :
1= Pericyle 4= Protoxylem
2= Endodermis 5= Floem
3= Ground Tissue 6= Metaxylem
Berdasarkan pengamatan pada daun Pteris vitta ini, sel meristem yang teramati
terdapat pada daun di bagian ujung. jaringan lain yang teramati yang mengelilingi sel
meristem yaitu terdapat Pericyle, endodermis, ground tissue, protoxylem, floem serta
metaxylem. Selain itu terlihat pula struktur dari jaringan meristem bentuk yang khas dengan
letak jaringan meristem yang teramati berada di bagian dalam setelah lapisan epidermis dan
periderm. Menurut Campbell (2008) menyatakan bahwa jaringan meristem primer pada
Pteris vittata merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio. Terdapat pada
ujung batang dan ujung akar. Meristem yang di ujung batang dan ujung akar disebut
meristem apikal. Tipe apical ini terletak di bagian ujung tumbuhan dengan bentuk yang khas.
(Perbesaran 10x10)
Bagian Bawah
(Dyana, 2012)
(Perbesaran 10x10)
(Dokumentasi, 2016)
Keterangan :
1= Meristem Lateral
2= Jaringan Gabus
3= Sel Pembelahan
(Perbesaran 25x10)
Bagian Bawah
(Hidayat, 2000)
(Perbesaran 25x10)
(Dokumentasi, 2016)
Keterangan :
1= Meristem Lateral
2= Meristem Apikal
3= Sel Pembelahan
Menurut Hidayat (2000) Jaringan merisistem yangterdapat pada daun sidaguri merupakan
merisistem apikal karena letaknya berada dibagian ujung dimana sel-sel merisistem ini
berfungsi untuk pembelahan sel sehingga pada bagian ujung batang akan tampak cepat
melakukan pembelahan sehingga batang akan terlihat tinggi dan juga selain merisistem apikal
juga terdapatmerisistem lateral yangmerupakan organ kambium dimana pada bagian ini
kambium terletak dibagian setelah jaringan epidermis dan terlihat sangat tipis dikarenakan
sel-sel mengalami diferenisasimemjadi kambium gabus oleh karena itu merisistem lateral
pada bagian ujung batang kurang terlihat
2. Jaringan Parenkim
NO GAMBAR HASIL GAMBAR LITERATUR GAMBAR TANGAN
1 Tangkai daun eceng
gondok (Eichornia
crassipes)
Bagian Dalam
(Perbesaran 10x10)
Bagian Luar
(Perbesaran 10x10)
(Dokumentasi, 2016)
(Firza, 2011)
Keterangan :
1= Jaringan Meristem
2= Jaringan Parenkim
Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan pada tangkai daun Eceng gondok
(Eichoria crassipes) dapat teramati adanya jaringan meristem, jaringan parenkim serta
rongga-rongga udara sebagai penyimpan udara dalam sel tumbuhan. Rongga yang teramati
ini berbentuk melingkar pada jaringan tangkainya. Selain itu, teramati pula jaringan meristem
pada bagian ujung tangkai.
Menurut Nasir (1993), tangkai daun Eceng Gondok menggembung dikarenakan
secara anatomis pada jaringan parenkim batangnya mempunyai rongga-rongga udara yang
disebut jaringan aerenkim atau jaringan parenkim udara. Hal ini dikarenakan rongga-rongga
berisi udara tersebut digunakan untuk meringankan tubuh tumbuhan (Eceng Gondok)
sehingga dapat mengapung di air. Berbeda dengan tangkai daun tumbuhan yang hidup di
permukaan tanah yang secara umum tangkai daunnya padat berisi jaringan-jaringan yang
tidak menyimpan atau mengandung udara. Justru jaringan parenkimnya kebanyakan
mengandung cadangan makanan dan air, dan tentu saja tidak menggembung seperti eceng
gondok.
(Perbesaran 10x10)
Sayatan Membujur
(Perbesaran 10x10)
(Dokumentasi, 2016)
(Gleen, 2008)
Keterangan :
1= Epidermis 3= Jaringan Parenkim
2= Parenkim Air 4= Dinding Sel
Berdasarkan pengamatan terhadap tangkai Aloe vera dalam sayatan melintang dan
membujur, teramati sel parenkim yang pada bagian tubuh selnya di dominasi oleh beberapa
ruang sel yang berfungsi untuk menyimpan cadangan air sehingga dari susunan struktur
jaringan yang teramati berbentuk melebar. Dari struktur ini dapat di katakana pula bahwa
sebagian besar sel parenkim yang di milikinya memang di alih fungsikan untuk menyimpan
cadangan air. Dari penjelasan ini dapat di katakan bahwa tipe parenkim berdasarkan fungsi
pada tangkai Aloe vera ini tergolong ke dalam parenkim aerenkim. Berbentuk seperti ruang
yang berisi cairan yang melebar dengan bentuk yang tergolong palisade.
Menurut Salisbury (2005), menyatakan bahwa parenkim air merupakanParenkimyang
berfungsi untukmenyimpan air. Cth : tumbuhan xerofit (sel besar, dinding tipis,vakuola besar
ditengah berisi air, cth: kaktus, lidah buayadll) Selain menemukan jaringan parenkim air
ditemukan pula jaringan-jaringan yang lain seperti jaringan epidermis, yang berada di sebelah
luar dari jaringan parenkim dan hampir menutupi keseluruhan jaringan parenkim pada
tumbuhan, dengan adanya jaringan parenkim air ini maka tumbuhan akan menyimpan banyak
cadangan air ketika terjadinya kekeringan.
(Perbesaran 10x0,25)
Sayatan Membujur
(Perbesaran 10x0,25)
(Dokumentasi, 2016) (Firza, 2011)
Keterangan :
1= Parenkim Penimbun
2= Sel Pembelahan pada Parenkim
Berdasarkan pengamatan terhadap batang pada tebu ini, jaringan parenkim yang
teramati terlihat dengan struktur yang jelas. Di mana keberadaan dari parenkim ini di
selubungi atau di kelilingi oleh butir-butir pati yang mendominasi daerah sekeliling sel
parenkim dan biasanya berfungsi sebagai tempat penyimpan cadangan makanan yang di
perlukan sel. Jaringan parenkim yang termati tergolong ke dalam parenkim penimbun,
terletak di bagian batang tumbuhan serta di dominasi oleh pati sehingga dapat di kategorikan
sebagai parenkim penimbun. Menurut Sober (2002), menyatakan bahwa berdasarkan
fungsinya, jaringan parenkim yang tergolong ke dalam Parenkim penimbun memiiki fungsi
untuk menyimpan cadangan makanan. Contohnya yaitu tumbuhan xerofit (denga sel yang
besar, dindingtipis, vakuola besar di tengah berisi air). Parenkim ini berentuk seperti ruang-
ruang yang saling menyatu untuk dapat menyimpan cadangan makanan yang di butuhkan
oleh sel.
(Perbesaran 10x10) (
(Dokumentasi, 2016) Tammar,2013)
Keterangan :
1= Parenkim 3= Butiran Amilum
2= Lamela 4= Sitoplasma
Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan terhadap biji jarak, dapat teramati. Sel
parenkim yang tergolong ke dalam parenkim penimbun karena berupa struktur yang
meingkar dengan ruang sel di dalamnya dan terhitung banyak di ruang-ruang selnya. Di lapisi
pula oleh sel epidermis di sekeliling parenkim dengan struktur yang melingkar. Selain itu
dapat teramati vakuola dalam jumlah yang cukup banyak, berukuran besar, dinding selnya
tipis dan memiliki ruang-ruang di dalamnya. Menurut Salisbury(2005), menyatakan
bahwa ciri-ciri dari jaringan parenkim pada biji jarak ini yaitu Sel-selnya tergolong hidup,
berukuran besar dan tipis,umumnya berbentuk segi enam, Memiliki banyak vakuola, Letak
inti sel mendekati dasarsel, Mampu bersifat meristem, Memiliki ruang antar sel.
(Perbesaran 10x0)
Sayatan Membujur
(Perbesaran 10x10)
(Dokumentasi, 2016)
(Nurdin, 2016)
Keterangan :
1= Parenkim Bintang
2= Parenkim Palisade
(Perbesaran 10x10)
(Dokumentasi, 2016) (Oktavia, 2015)
Keterangan :
1= Sel Parenkim Spons 3= Sel idioblast
2= kristal jarum (rafid) 4= Stomata
Berdasakan pengamatan, jaringan parenkim yang teramati berupa suatu struktur yang
melingkar dan di kelilingi oleh suatu sel di sekitarnya. Jika di lihat, bentuk dari sel ini berupa
lingkaran yang tidak teratur dengan ruang sel yang lebih besar di banding bentuk sel aslinya.
Sel parenkim ini di ambil dari sampel tangkai pada teratai, jadi dapat di katakana bahwa letak
dari sel parenkim pada tangkai teratai ini yaitu di sekitar batangnya.
Menurut Oktavia (2015), tipe dari sel parenkim pada tangkai teratai (Nymphaea sp.)
ini tergolong ke dalam tipe aerenkim. Bentuknya berupa struktur yang melingkar yang di
keliling dengan Kristal jarum (rafid) memanjang yang di sebut dengan sel idioblast di sekitar
sel parenkimnya. Selnya berbentuk melingkar sebab sesuai dengan fungsi keberadaanya yaitu
sebagai penyimpan udara di dalam sel untuk keberlangsungan hidupanya di dalam air
sehingga bentunya membulat serupa kantung udara.
Hal ini di perkuat kembali oleh Batygina (2009), bahwa jenis parenkim Aerenkim ini
merupakan parenkim udara yang terdapat ruang antar selnya, berfungsi untuk aerasi atau
pertukaran antar gas pada tumbuhan air dan untuk mengapung pada permukaan air. Bentuk
sel yang dimiliki berupa struktur tak teratur dengan ruang antar sel yang lebih besar di
banding ukuran sel parenkimnya. Selain itu, sel parenkim pada teratai ini dapat di temukan di
daerah batang yang terdapat pada empulur dan diantara epidermis serta pembuluh angkut
(Perbesaran 10x10)
Sayatan Membujur
(Perbesaran 10x10)
(Dokumentasi, 2016) (Tammar, 2013)
Keterangan :
1= Dinding Sel 3= Jaringan Kolenkim
2= Karotenoid 4= Jaringan Sklerenkim
Perbesaran 10x0,25
(Dokumentasi, 2016) (Hidayatullah, 2014)
Keterangan :
1= Dinding Sel 3= Epidermis
2= Kolenkim 4= Sklerenkim
Keterangan :
1= Jaringan Parenkim
2= Jaringan Meristem
3= Jaringan Sklerenkim
KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan, dapat di simpulkan bahwa jaringan
tumbuhan yang teramati yaitu jaringan meristem, parenkim, kolenkim serta sklerenkim.
Karakteristik meristem yang teramati meliputi tipe jaringan, letak keberadaan, bentuk serta
fungsi keberadaa. Sampel tanamannya berupa daun jagung, daun tembakau, daun sidaguri
dan rhizome Pteris vittata. Karakteristik Parenkim yang teramati meliputi tipe jaringan
berdasarkan fungsi, tipe jaringan berdasarkan bentuk serta bentuk struktur jaringan. Sampel
tanamannya berupa tangkai teratai, tangkai aloe vera, tangkai eceng gondok, daun canna sp,
biji jarak dan batang tebu. Karakteristik kolenkim dan sklerenkim yang teramati meliputi
bentuk dari struktur jaringan serta fungsi keberadaannya. Kedua sel ini dapat di bedakan
menjadi jaringan yang termasuk ke dalam sel hidup dan sel mati. Sampel tanamannya berupa
batang sambucus nigra, batang seledri dan umbi bawang putih.
Daftar Pustakka
Batygina TB. 2009. Embryology of Flowering Pants Teminology and Concepts. Enfield, New
Campbell, Neil A. 2008. Biologi Edisi ke delapan Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Dyana. 2012. Anatomi daun. (available) [http://pgsdipa.wordpress.com]. Diakses pada
tanggal 19/10/2016 Pukul 21.00 WIB.
Firdaus, Ramdan. 2001. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bogor : IPB Press.
Firza. 2011. Sel Tumbuhan. (available) [http://adesahy.blogspot.co.id/2011/02/sel-
tumbuhan.html]. Diakses pada 18/10/2016 pukul 09.00 WIB.
Gleen Doherty. 2008. Anatomi Lidah Buaya. (available) [http://www.microscopuk.org].
Diakses pada 19/10/2016 Pukul 13:26.
Hampshire USA: Science Publishers.
Hidayat. 2000. Anatomi Tumbuhan. Bandung : ITB. Mandiyya. 2015. (available).
[Mandiyya.blogspot.com]. Diakses pada tanggal 19 oktober 2016 pukul 21.30 WIB.
Hidayatullah, Muhammad. 2014. Mengamati sel bawang merah dan bawang putih.
(available)
[http://hidayatstylee.blogspot.co.id/2014/09/vbehaviorurldefaultvmlo.html]. Diakses
pada 19/10/2016 Pukul 13:17 WIB.
Kimbal, J.W. 1983. Biologi jilid 1 Edizi ke 5. Jakarta : Erlangga.
Mahanto, Agni. 2012. Anatomi Zea mays. (available)
[http://quintwinism.blogspot.co.id/2012/12/anatomi-zea-mays.html] Di akses pada
20/10/2016 Pukul 21:06 WIB.
Nasir, Muhammad. 1993. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Yogyakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Nurdin, Ali. 2016. (available) [http://mine-coretankecil.blogspot.co.id/]. Diakses pada
tanggal 20/10/2016 pukul 05.45 WIB.
Oktavia, novia. 2015. Preparat daun Jagung (Zea mays). (available)
[http://novipradikaningrum.blogspot.co.id/]. Di askes pada 19/10/2016 Pukul 13:26
WIB.
Salisbury, F. B.2005. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
SarithaPujari.2007. Anatomi Tumbuhan. (available) [http://wearethe3.blogspot.co.id/]
Diakses pada 19/10/2016 Pukul 13:26.
Shifa, Anisa. 2011. Karakteristik Sel Tumbuhan. (available)
[http://wearethe3.blogspot.co.id/]. Di akses pada 21/10/2016 Pukul 17:00 WIB.
Sober, Anu. 2002.Sel Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Supeksa, Ketut. 2011. Anatomi Daun Jagung. (Available)
[https://supeksa.wordpress.com/2011/06/28/anatomi-daun-jagung/]. Di akses Pada
20/10/2016 Pukul 19:23 WIB.
Sutrian. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan tentang sel dan jaringan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Tammar. 2013. Anatomi Sel Tumbuhan. (available) [http://wearethe3.blogspot.co.id/].
Diakses pada18/10/2016 pukul 11.00 WIB.