JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016 M / 1437 H
III.Hasil dan Pembahasan
A. Jaringan Mersitem
III.1. Foto daun Pteris vitata adaksial
Foto Literatur
Dapat dilihat pada daun bagian atas dan bawah Pteris vittata terdapat
stomata yang berbentuk bulat kecil yang tersebar di dalam selnya. Dapat dilihat
dengan jelas pada gambar bahwa stomata lebih banyak pada daun bagian bawah
dibandingkan pada daun bagian atas. Menurut Bates (2003) fungsi stomata
sebagai celah pada tumbuhan dalam pertukaran gas dan penguapan pada
tumbuhan. Oleh karena itu stomata terletak pada permukaan daun dan dibawah
permukaan daun. Khusus untuk daun mengapung stomata lebih banyak pada
bagian atas permukaan daun, sedangkan pada tumbuhan darat, stomata lebih
banyak terletak pada bagian bawah daun. Hal ini berfungsi dalam mengurangi
penguapan.
Menurut Nugroho dkk (2006) klasifikasi dari spesimen tumbuh Zea mays
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Graminae
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays
Pada permukaan daun jangung adaksial terdapat epidermis dan stomata
epidermis pada daun jagung terletak pada epidermis sebelah atas, dan memiliki
ukuran yang lebih besar dari pada ukuran sel epidermis sekitarnya. Menurut
Djazuli (2010), Jaringan ini menutupi permukaan organ-organ tumbuhan seperti
batang, akar, daun, bunga, dan buah. Jaringan ini tersusun atas sel-sel yang saling
terikat kuat dan rapat yang berfungsi sebagai pelindung fisik dan mengurangi
terjadinya penguapan air. Stomata yang ada pada daun jagung tersebar secara
merata di kedua sisi epidermis (epidermis atas dan epidermis bawah) atau disebut
juga dengan amfistomata. Menurut Badami dan Amzeri (2010), Pada daun jagung
(Zea mays) yang merupakan tumbuhan monokotil yang hidup di daratan memiliki
bentuk stomata yang memanjang dengan bagian ujung membesar, berdinding
tipis, dan berbentuk kecil dibagian tengah yang membuktikan bahwa pada
daun jagung terdapat modifikasi epidermis berupa stomata yang berbentuk halter
(memanjang). Selain itu daun jagung memiliki tipe stomata yang sel penjaga
sejajar dan stomatanya tersusun berderet sejajar dengan permukaan epidermis.
B. Jaringan Parenkim
III.5. Foto tangkai daun Eichornia crassipes (eceng gondok)
Foto Literatur
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Commelinales
Famili : Pontederiaceae
Genus : Eichhornia
Spesies : E. crassipes
Untuk pengamatan pada sayatan daun eceng gondok didapatkan jaringan
epidermis yang memiliki stomata dengan jumlah yang banyak serta jaringan
parenkim yang tersusun rapat dengan bentuk sel yang besar. terlihat ruang antar
sel dan jaringan parenkim, dengan rincian sel-selnya besar dan letaknya jarang,
serta selnya berbentuk seperti segi enam. Menurut Hamim dkk (2006), Jaringan
parenkim merupakan jaringan dasar yang ditemukan hampir semua bagian (organ)
tumbuhan. Jaringan parenkim ini terdiri dari sel hidup. Sedangkan berdasarkan
fungsinya jaringan parenkim pada tangkai daun enceng gondok merupakan
jaringan parenkim penyimpan udara atau aerenkim.
Foto Literatur
Perbesaran 40x10
Sumber : (Ningsih, 2011)
Gambar Tangan Keterangan
1. Jaringan parenkim
2. Bagian palisade
3. Bagian bunga karang
4. epidermis
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Nymphaeales
Famili : Nymphaeaceae
Genus : Nymphaea
Spesies : Nymphaea sp.
Pada tangkai daun teratai yang telah diamati terdapat beberapa jaringan
atau sel yaitu terdiri dari jaringan sel parenkim, parenkim spons, rongga udara
atau aerenkim, korteks, dan parenkim palisade. Jaringan parenkim pada tangkai
teratai berbentuk persegi banyak, yang berfungsi untuk menyimpan bahan
makanan sebagai proses fotosintesis. Menurut Sasmita dkk (2006), jaringan yang
berperan sebagai penguat pada batang bunga teratai berupa sklereid yang
memiliki tipe asterosklereid.
Foto Literatur
Melintang
Perbesaran 40x10
Membujur
Sumber : (Purnawarman, 2015)
Perbesaran 40x10
Gambar Tangan Keterangan
1. Dinding sel
2. Aktinenkim
3. Parenkim spons
4. Parenkim palisade
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberals
Famili : Cannaceae
Genus : Canna
Spesies : Canna sp.
Berdasarkan pegamatan yang dilakukan terhadap daun tasbih dapat
terlihat sel parenkim yang berbentuk agak membulat memanjang dan saling
terangkai satu dengan yang lain sehingga sel-sel parenkim tersebut berbentuk
seperti rantai yang tersusun antara satu sel dengan sel yang lain terletak sangat
rapat. Dinding selnya terlihat, sedangka vakuolanya tidak terlihat. Jenis parekim
yang ada pada daun tasbih merupakan parenkim palisade, parenkim spons, dan
aktinenkim. Dibagian bentuk selnya sangat kecil dan berwarna agak kecoklat-
coklatan, lalu perbedaanya antara bentuk sel parenkim dengan yang lainnya itu
adalah terdapatnya berkas pembuluh yang dimana bentuknya itu lebih besar dari
pada parenkim dan bagian noktah perbedaanya agak putih seakan-akan ada
ruangan yang agak besar. Menurut Sasmita dkk (2006), Struktur parenkim pada
bunga tasbih berbentuk polihedral segi enam.Sel-sel parenkim korteks pteolus
bunga tasbih sel-selnya tampak lebih rapat sehingga ruang antar selnya lebih
kecil.
Foto Literatur
Membujur
Perbesaran 40x10
Sumber : (Mazaya, 2009)
Gambar Tangan Keterangan
1. Jaringan parenkim
2. Lamela
3. Butiran amilum
4. Sitoplasma
Pada pengamatan sel parenkim yang terdapat pada biji jarak adalah
jaringan parenkim, lamela, butiran amilum dan sitoplasma. Letak parenkim pada
sel ini kurang begitu jelas dikarenakan terlalu tebalnnya dalam melakukan
penyayatan sehingga jaringan parenkim masih tertutupi oleh jaringan epidermis,
tetapi meskipun tertutupi oleh jaringan epidermis penempakan dari jaringan
parenkim masih bisa terlihat, karena jaringan ini memiliki ciri-ciri yaitu menurut
Salisbury (2001) menyatakan bahwa ciri-ciri jaringan parenkim yaitu Sel-selnya
hidup, berukuran besar dan tipis, umumnya berbentuk segi enam, Memiliki
banyak vakuola, Letak inti sel mendekati dasar sel, Mampu bersifat meristem,
Memiliki ruang antar sel, Parenkim yang memliki klorofil disebut klorenkim, oleh
karena itu dengan ciri-ciri tersebut maka jaringan akan nampak dengan jelas
meskipun tertutupi oleh jaringan yang lain.
Foto Literatur
Melintang
Perbesaran 10x0,25
Sumber : (Irza, 2011)
Melintang
Perbesaran 10x0,25
Gambar Tangan Keterangan
1. Parenkim penimbun
2. Pembelahan Sel-sel parenkim
a. Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Saccharum
Spesies : Saccarum sp.
Pada batang tebu yang telah diamati terdiri dari beberapa jaringan atau
sel, yaitu jaringan parenkim, didnding sel, parekim palisade, dan epidermis.
Epidermis terletak dibagian sisi paling luar. Dinding sel terletak dibagian tengah
dekat dengan jaringan parenkim. Sedangkan pada parenkim palisade terletak di
dekat jaringan epidermis yang berbentuk membulat seperti rongga udara. Fungsi
parenkim palisade sebagai tempat fotosintetis yang utama dan sel-sel memanjang
yang terdapat pada daun tepat di bawah jaringan epidermis karena terdapat banyak
mengandung klorofil di jaringan lainnya, dengan bentuk yang bulat
memanjang/lonjong yang bersejajar seperti tiang/pagar dan dalam parenkim
palisade ini terdapat di sel klorofil atau zat hijau daun. Parenkim pagar berfungsi
sebagia tempat dalam berfotosintetis. Menurut Salisbury (2001) bahwa jaringan
parenkim pada batang tebu yang mendominasi adalah jaringan parenkim
penimbun.
Foto Literatur
Melintang
Perbesaran 10x40
Gambar Tangan Keterangan
1. Jaringan epidermis
2. Parenkim palisade
3. Jaringan parenkim
4. Dinding sel
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Asphodelaceae
Genus : Aloe
Spesies : Aloe vera L.
Pada daun lidah buaya yang sudah di amati terdapat beberapa jaringan
dan sel, yaitu terdiri dari jaringan epidermis, parenkim palisade, jaringan
parenkim, dan dinding sel. Jaringan parenkin pada daun lidah buaya berbentuk
membulat dan memiliki lapisan yang tebal. Lapisan tebal tersebut merupakan
lapisan berair. Tipe dari jaringan parenkim lidah buaya dan kaktus bertipe jaringan
parenkim air, hal ini dikarenakan tumbuhan lidah buaya dan kaktus kebanyakan
tumbuh pada tempat yang gersang. Hal ini sesuai dengan Damayanti (2007) yang
menyatakan bahwa parenkim air banyak dijumpai pada tumbuhan xerofit dan
epifit sebagai penyimpan air untuk menghadpi kekeringan.
Foto Literatur
Perbesaran 40x10 Sumber : (Antum, 2010)
Gambar Tangan Keterangan
1. Dinding sel
2. Kolenkim
3. Epidermis
4. Sklerenkim
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Genus : Allium
Spesies : A. sativum
Pada bawang putih terlihat beberapa berbedaan dengan kolenkim dan
sklerenkim. ciri khas pada kolenkim dan sklerenkim pada kebanyakan tumbuhan
terutama bawang merah yaitu dengan adanya jaringan yang berfungsi untuk bahan
makanan yang bisa diolah oleh manusia. Beberapa jaringan dan sel pada
tumbuhan ini terdiri dari dinding sel, kolenkim, epidermis, dan sklerenkim.
Menurut Hendriyani (2009) menyatakan bahwa jaringan sklerenkim pada umbi
bawang putih yaitu berupa sklereid. Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel yang
bersifat mati dan seluruh bagian dinding selnya mengalami penebalan. Korteks,
perisikel, serta di antara xylem dan floem merupakan letak pada jaringan
sklerenkim. Bagian keras biji dan buah berupa sklereida merupakan jaringan
sklerenkim pada bagian keras biji da buah.
Foto Literatur
Melintang
Perbesaran 10x0,25
Gambar Tangan Keterangan
1. Sel kolenkim
2. Sel skelerenkim
3. Floem
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : A. graveolens
Pada pengamatan tangkai daun sledri terlihat adanya jaringan epidermis
jaringan pembuluh dan kolenkim. Kolenkim pada tangkai daun seledri
mempunyai bentuk bulat dengan penebalan pada sudut-sudutnya, hal terebut
menjadi lebih jelas ketika sel tersebut berbatasan dengn sel lainnya. Kolnkim yang
seperti ini disebut kolenkim tipe angular. Menurut Hidayat (2005), menerangkan
kolenkim tipe angular merupakan tipe yang mengalami penebalan dinding sel
terdapat pada sudut sel yang memanjang mengikuti sumbu sel. Hal tersebut
dikuatkan pula oleh Nugroho (2006), menerngkan bahwa kolenkim anguler ,
penebalan dinding terdapat pada sudut sel.
Foto Literatur
Perbesaran 40x10 Sumber : (Ulfayani, 2012)
Gambar Tangan Keterangan
1. Dinding sel
2. Karotinoid
3. Sitoplasma
4. Kolenkim
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Dipsacales
Familia : Caprifoliaceae
Genus : Sambucus
Species : Sambucus nigra
Pada batang Sambucus nigra terdapat beberapa jaringan dan sel, yaitu
diantaranya dinding sel, karotinoid, sitoplasma dan kolenkim. Jaringan kolenkim
berfungsi untuk menyokong tumbuhan agar kuat. Bentuk dari jaringan kolenkim
pada batang Sambucus nigra yang terlihat berbentuk melintang dan termasuk ke
dalam kolenkim lamelar (kolenkim lempeng). Menurut Ruzin (2009), kolenkim
lamelar (kolenkim lempeng), penebalan dinding sel terutama pada dinding
tangensial (sejajar permukaan organ), sehingga pada irisan melintang terlihat
seperti papan yang berderet deret, contohnya pada korteks batang Sambucus
nigra.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Ayyin. 2014. Sel Protoplasmik dan non-protoplasmik. [dikutip pada hari Rabu
tanggal 14 Oktober 2016 pukul 14.02 WIB], tersedia di
http://ayyinmodif.blogspot.co.id/.
Badami K dan A. Amzeri .2010. Seleksi In Vitro untuk toleransi terhadap
kekeringan pada jagung (Zea Mays L.) dengan Polyethylene Glycol
(PEG). Agrovigor. Vol. 3(1): 23-31.
Bates L. S. 2003. Rapid Determination of Free Proline for Water-Stress Studies.
Plant and Soil. 39: 205-207.
Damayanti F. 2007. Analisis Jumlah Kromosom Dan Anatomi Stomata Pada
Beberapa Plasma Nutfah Pisang (Musa Sp.) asal Kalimantan Timur.
BIOSCIENTIAE. 4(2): 53-61.
Djazuli M. 2010. Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Pertumbuhan Dan
Beberapa Karakter Morfo-Fisiologis Tanaman Nilam. Bul. Littro. Vol.
21(1): 817.
Foris. 2011. Komponen-komponen nonprotoplasma dalam Sel Tumubuhan.
[diakses pada hari Rabu tanggal 14 Oktober 2016 pukul 15.42 WIB],
tersedia di http://justforeuis.blogspot.com/.
Hamim, D. Soepandie, M. Yusus. 2006. Beberapa karakteristik morfologi dan
fisiologi kedelai toleran dan peka terhadap cekaman kekeringan.
Hayati. Vol. 1(3): 30-40
Hidayat, E.B., 2005. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB
Irza, Nurzaeni,. 2011. Sel Tumbuhan dan Pigmen. [diakses pada hari rabu tanggal
14 Oktober 2016 pukul 17.09 WIB], tersedia di
http://ochinokurosaki.blogspot.co.id/.
Jiang Y dan B. Huang. 2001. Physiological Responses to Heat Stress Alone or in
Combination with Drought: A Comparison between Tall Fescue and
Perennial Ryegrass. HORTSCIENCE. Vol. 36(4):682686.
Jumin, H.B. 2002. Ekologi Tanaman Suatu Pendekatan Fisiologi. Jakarta: Rajawali
Press
Mazaya. 2009. All About the Cells, [Diakses pada hari Sabtu tanggal 24 Oktober
2016 pukul 18.00 WIB], tersedia di http://flickriver.com
Ningsih, W. 2011. Biologi Sel. [diakses pada hari Rabu tanggal 14 Oktober 2016
pukul 16.58 WIB], tersedia di http://winiedoank.blogspot.co.id/.
Nugroho, L. Hartanto dkk. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.
Jakarta : Penebar Swadaya.
Purnawan, Leo. 2015. Bagian - bagian dalam Sel. [diakses pada hari Rabu tanggal
14 Oktober 2016 pukul 17.45 WIB], tersedia di
http://bagianbagianselhidupdantakhidup.blogspot.co.id/
Ruzin S.E. 2009. Plant Microtechnique and Microscopy. Oxford University Press.
New York.
Salisbury F.B and W.C. Ross. 2001. Plant Physiology, 4th Ed. Wadsworth Publishing
Company. California
Sasmita P, B.S. Purwoko, dan S. Sujiprihati. 2006. Evaluasi Pertumbuhan dan
Produksi Padi Gogo Haploid Ganda Toleran Naungan dalam Sistem
Tumpang Sari. Bul. Agron. Vol. 34(2) 79 86
Ulfayani, I. 2012. Sharing Ilmu Biologi, [Diakses pada hari Sabtu tanggal 24
Oktober 2016 pukul 21.40 WIB], tersedia di
http://biologid.blogspot.com