Ibaz Juangsih
1157020034
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG
DJATI
BANDUNG
2016
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Arthropoda berasal dari bahasa yunani, yaitu artho yang berarti
ruas dan podos berarti kaki. Jadi arthropoda berarti hewan yang kakinya
beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki
yang berbuku-buku hewan ini memiliki ju,lah spesies yang saat ini telah
diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthopoda hidup
di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter, sedangkan yang
hidup di darat sampai ketinggian 6000 m (Rizky, 2014).
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan
mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya.
Arthopoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthopoda biasa
ditemukan di air laut, air darat, air tawar dan lingkungan udara, termasuk
berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Hampir 90% dari seluruh jenis
hewan yang diketahui adalah arthropoda. Arthopoda memilikibeberapa
karakteristik yang membedakan dengan filum yang lain yaitu, anggota
tubuh bersegmen, segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah
yang jelas, amggota tubuh bersegmen berpasangan (asal penamaan
Arthopoda). Secara berkala mengalir dan diperbarui sebagai pertumbuhan
hewan, ekskersi dengan insang atau trakea seperti spirakel dan tidak ada
silia atau nefridia (Yulipriyanto, 2010).
Dalam klasifikasi terdapat kingdom/dunia animalia (hewan).
Kingdom animalia dapat dibagi menjadi beberapa filum yaitu filum
fermes dan filum Arthopoda. Di bumi ini keanekaragaman hewan sangat
beragam jenisnya. Oleh karena itu, kita perlu mengklasifikasikannya.
Klasifikasi bertujuan untuk mempermudah mengenal objek yang
beranekaragam dengan cara melihat atau mencari persamaan dan
perbedaan ciri pada sifat objek tersebut (Rizky, 2014).
Ukuran tubuh Arthopoda sangat beragam, beberapa diantaranya
memiliki panjang dari 60 cm, namun kebanyakan berukuran kecil.
Begitupula dengan bentuk Arthopoda. Hewan Arthopoda memiliki bentuk
tubuh bilateral, tripoblastik dan dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi
lapisan kutikula yang merupakan rangka luar (Susilowarno, 2005).
Menurut Yulipriyanto (2010), Arthopoda memiliki sistem
pencernaan yang sempurna (memiliki anus). Mulut dilengkapi dengan
rahang. Sistem peredaran darahnya terbuka dan darahnya berwarna biru,
karena mengandung disebabkan oleh hemosianin (bukan hemoglobin).
Sistem pernapasannya ada yang berupa trakea, insang, paru-paru buku,
atau melaui permukaan seluruh tubuhnya organ ekskresinyaberupa tubulus
malpighi yang bermuara pada usus belakang. Reproduksi dilakukan
denagan perkawinan, tapi ada juga hewan yang melakukan parthogenesis.
Parthenogenesis adalah proses perkembangan embrio dari telur yang tidak
dibuahi. Jenis kelaminnya terpisah (gonokiri) artinya ada hewan jantan dan
hewan betina. Sistem pernafasannya tangga tali. Arthropoda memiliki
empat kelas. Diantaranya yaitu:
1. Kelas Myriapoda
2. Kelas Crustaceae
3. Kelas Arachinida
4. Kelas Insekta
Arthopoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya
adalah Pripetus di Afrika Selatan. Arthopoda mungkin salah satunya yang
dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu terjal di peginungan yang
tinggi. Semua anggota filum ini mempunyai tubuh ruas-ruas dan kerangka
luar yang tersusun dari kitin. Rongga tubuh utama disebut hemocoel.
Hemocoel terdiri dari sejumlah ruangan kecil yang di pompa oleh
jantung-jantung terletak pada sisi dorsal daru tubuhnya (Rizky, 2014).
Berbagai jenis Arthopoda memberikan keuntungan dan kerugian
bagi manusia. Peran Arthopoda yang menguntungkan manusia misalnya di
bidang pangan dan sandang yaitu sumber makanan yang mengandung
protein tinggi, penghasil madu dan bahan industri kain sutera. Sementara
yang merugikan manusia diantarannya sebagai vektor perantara penyakit
bagi manusia, menimbulkan gangguan pada manusia dan juga hama
tanaman pangan dan industri.
Adapun yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan ini yaitu
untuk mengamati hewan-hewan yang tergolong Arthopoda serta
mendeskripsikan dan menyusun klasifikasinya.
I.2 Tujuan
Untuk memahami keragaman Arthropoda dan perbedaan prinsip
antara serangga dan Arthropoda lain.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Familia : Lampyridae
Genus : Pteroptyx
Foto Literatur
(Susilowarno, 2005)
(Sugiyarto, 2007)
(Dokumen Pribadi, 2016)
Menurut Anwar (2007), klasifikasi kelabang adalah :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Chilopoda
Ordo : Scolopendromorpha
Famili : Scolopendridae
Genus : Scolopendra
Spesies : Scolopendra gigantea
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Myriapoda
Ordo : Chilopoda
Famili : Scolopendridae
Genus : Scolopendra
Spesies : Scolopendra gigantea
(Maharani, 2009)
(Dokumen Pribadi, 2016)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Penaeidae
Genus : Penaeus
Spesies : Penaeus monodon
Udang merupakan hewan yang termasuk ke dalam kelas
Crustaceae. Udang yang diamati merupakan jenis udang, udang memiliki
kulit cangkang yang keras, dan memiliki dua pasang antena. Pada bagian
kepala dilindungi oleh cangkang kepala atau carapace. Pada bagian
depannya bentuknya meruncing dan melengkung huruf S (cucuk
kepala/rostrum). Pada udang ini terdapat sepasang mata majemuk, lima
pasang kaki jalan (kaki 1,2,3 pencepit/chela). Bagian perut tertutup oleh
6 ruas dan lima pasang kaki renang.
Morfologi dari genus penaeus yang termasuk decapoda, tubuhnya
terdiri atas dua bagian yaitu bagian kepala (cephalothorax) dan bagian
perut (abdomen). Semua bagian badan beserta anggota-anggotanya
terdiri atas ruas-ruas (segmen). Cephalothorax terdiri atas 13 ruas yaitu
kepala yang terdiri 5 ruas dan dada 8 ruas, dan pada bagian perut terdiri
atas 6 ruas. Tiap ruas badan mempunyai sepasang anggota badan yang
beruas-ruas pula. Seluruh tubuhnya tertutup oleh kerangka luar yang
disebut eksoskeleton yang terbuat atas chitin. Kerangka mengeras,
kecuali pada sambungan-sambungan antara dua ruas tubuh yang
berdekatan, sehingga memudahkan udang untuk bergerak (Kontara &
Nurdjana, 2001).
Secara morfologis tubuh udang terdiri dari dua bagian, bagian
kepala dan bagian dada (cephalothorax) serta bagian perut (abdomen).
Udang windu hidup di dasar perairan, tidak menyukai cahaya terang dan
Bersembunyi di lumpur pada siang hari,bersifat kanibal terutama dalam
keadaan lapar dan tidak ada makanan yang tersedia, mempuyai ekskresi
amonia yang cukup tinggi dan untuk pertumbuhan diperlukan pergantian
kulit (moulting) (Sumeru dan Suzy Anna, 2002). Pada saat proses
pergantian kerangka baru inilah udang tumbuh dengan pesatnya dan
menyerap air lebih banyak sampai kulit luar yang baru mengeras (Dahril
dan Muchtar Ahmad, 2005). Pergantian kulit merupakan indikator dari
pertumbuhan udang, semakin cepat udang berganti kulit berarti
pertumbuhan semakin cepat pula.
4. Arachnida
Laba-laba
Foto Literatur
(Maharani, 2009)
(Dokumen Pribadi, 2016)
Laba-laba merupakan kelompok hewan yang termasuk ke dalam
kelas Arachnida. Ciri khusus yang paling utama pada laba-laba adalah
perutnya menghasilkan cairan sutera yang berfungsi untuk membuat
jaring dalam menjebak mangsanya. Hewan ini memiliki 2 pasang mulut
(kerileva dan pedil pupus), terdapat sistem saraf tangga tali dan terdiri
dari sepalothorax serta abdomen. Pada abdomen diujungnya terdapat
bagian yang ukuran kecil dan lonjong yaitu spinerets dan anaturbercla.
Tak seperti serangga yang memiliki tiga bagian tubuh, laba-laba
hanya memiliki dua. Segmen bagian depan disebut cephalothorax atau
prosoma, yang sebetulnya merupakan gabungan dari kepala dan dada
(thorax). Sedangkan segmen bagian belakang disebut abdomen (perut)
atau opisthosoma. Antara cephalothorax dan abdomen terdapat
penghubung tipis yang dinamai pedicle atau pedicellus (kamal, 2008).
Laba-laba pembuat jaring sering ditemukan di ranting pohon dan
juga merayap di permukaan tanah. Menurut Herlinda (2014), Laba laba
pembuat jaring masih ditemukan di permukaan tanah adalah Araneidae
dan Tetragnathidae. Menurut Barrion (2004), meskipun laba-laba mampu
beradaptasi di berbagai habitat bahkan dapat hidup di gurun, puncak
gunung, gua, terowongan dan di bawah permukaan air, laba-laba sangat
sensitif terhadap gangguan yang terjadi di lingkungannya. Gangguan di
lingkungan tempat hidup laba-laba yang berdampak negatif terhadap
kelimpahan laba-laba, antara lain: penebangan hutan untuk dijadikan
lahan pertanian dan karena faktor alam , seperti gunung meletus dan
badai. Kamal (2008) menyatakan bahwa, keanekaragaman spesies
umumnya akan meningkat sejalan dengan meningkatnya,keragaman
struktur habitat.
V. Kesimpulan
Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang
bervariasi. Pada tiap segmen tubuh terseburt terdapat sepasang kaki yang
beruas. Segmen bergabung membentuk bagian tubuh , yaitu Kaput
(kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Ciri lain dari Arthropoda
adalah adanya kutikula keras yang membentukrangka luar
(eksoskeleton). Kesoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh
sel kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar E.K. 2007. Pengambilan contoh tanah untuk penelitian fauna
tanah dalam Rasti et.al, (eds) Metode Analisis Biologi Tanah. Balai
besar libang sumberdaya lahan pertanian badan penelitian dan
pengembangan pertanian departemen pertanian 2007.
Barrion AT & Litsinger JA. 2004. Taxonomy of rice insect pest and their
arthropod parasites and predators. In: Heinrichs EA (Eds.).
Biology and Management of Rice Insects. International Rice
Research Institute, Philippines. Vol. 2(3) : 13362.
EK. Anwar dan Esantosa. 2011. Uji efektifitas metoda sampling dan
kepadatan fauna tanah di lahan pertanian organik sayuran daratan
tinggi. Jurnal Bio. Vol. 22(2) : 213-220.