Anda di halaman 1dari 23

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul “Anatomi Hewan


Vertebrata” di susun oleh
nama : Muhammad Alwi Asmar
Nim : 1812040001
kelompok : I (Satu)
kelas : Pendidikan Fisika A
telah diperiksa atau dikoreksi oleh asisten atau koordinator asisten dan dinyatakan
diterima.

Makassar, November 2018


Koordinator Asisten, Asisten,

Sunarto A. Sura’ Sunarto A. Sura’


NIM. 1414041002 NIM. 1414041002

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

Drs. H. Abd. Muis M.Si


NIP.196409131990111001
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 
Semua benda pasti mempunyai struktur dan bagian-bagian. Begitu juga
manusia, hewan, dan tumbuhan. Manusia tersusun atas beberapa sistem organ
yang merupakan gabungan dari beberapa organ yang menjalankan fungsinya
masing-masing, contohnya pada sistem pernapasan, organ-organ yang bekerja
adalah hidung, tenggorokan, paru-aru dan lain sebagainya. Tumbuhan juga
tersusun dari bagian-bagian yang mempunyai fungsi masing-masing, contohnya
epidermis, korteks, xilem, floem dan lain sebagainya. Hewan juga demikian,
tersusun dari beberapa sistem organ yang menjalankan fungsinya. Manusia,
tumbuhan, dan hewan mempunyai banyak perbedaan dan terdapat pula
persamaan. Hewan yang satu dan lainnya juga pasti memiliki perbedaan struktur
dan fungsi, karena terdapat beberapa macam klasifikasi hewan, contohnya
vertebrata dan invetrebrata. Begitu juga tumbuhan, terdapat pula banyak
pengklasifikasian, contohnya tumbuhan dikotil dan monokotil.
Ilmuan adalah seseorang yang selalu ingin tahu dan melakukan pembuktian
untuk menjawab rasa ingin tahunya. Untuk mengikuti jejak para ilmuan
mahasiswa juga dapat melakukan pembuktian atau survei langsung, tidak hanya
mengandalkan gambar yang tersedia di buku-buku. Oleh sebab itu dilakukan
percobaan untuk mengamati anatomi hewan dan anatomi tumbuhan misalnya.
Salah satu hewan vertebrata yang mudah diamati anatominya adalah katak
sawah (Rana cancarivora). Selain itu katak sawah juga mudah diperoleh dan
mudah dipelihara. Katak (Rana cancarivora) tergolong hewan amfibi, yaitu
hewan yang hidup pada dua lingkungan yang berbeda yaitu di darat dan di air.
Katak memiliki alat-alat tubuh yang sesuai dengan lingkungannya yaitu didarat
dan diair serta mengalami metamorphosis dari telur, berudu, katak muda sampai
katak dewasa. Anatomi katak sawah (Rana cancarivora) dapat memberikan
gambaran secara umum organ-organ utama pada hewan vertebrata.
Praktikum kali ini, praktikan diharapkan mampu melihat perbedaan antara
katak jantan dan katak betina. Selain sistem organ, praktikan juga mengamati
bagian dorsal atau morfologi luar dari tubuh katak. Agar katak dapat
membedakan secara umum antara katak dengan hewan vertebrata lainnya.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengenali bentuk,
warna, dan letak organ, serta hubungannya dengan organ lain pada suatu sistem
organ.
C. Manfaat Praktikum
Adanya praktikum mengenai anatomi hewan vertebrata mahasiswa dapat
mengetahui organ dan sistem organ yang ada dalam tubuh hewan vertebrata serta
mengetahui bagian-bagian dari organ tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tubuh hewan terdiri atas berbagai organ. Organ-organ Yang bekerja sama
dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk sistem organ. Dalam
praktikum ini akan dilakukan pengamatan susunan anatomi tubuh katak sawah (Rana
cancarivora) anatomi katak dapat memberikan gambaran umum organ-organ utama
pada hewan vertebrata. Pengamatan anatomi suatu hewan diperlukan pembedahan
untuk memudahkan mengamati bentuk, kedudukan dan hubungannya dengan orang
lain. Yang akan diamati pada praktikum ini adalah sistem pencernaan, peredaran
darah, pernapasan, ekskresi, dan reproduksi (Tim Penyusun, 2016).
Terdapat sekitar 52.000 spesies vertebrata, jumlah yang relatif kecil jika
dibandingkan dengan, katakanlah, 1 juta spesies serangga di Bumi. Walaupun
vertebrata kurang memiliki keanekaragaman spesies, mereka memiliki disparitas
(disparity), yaitu kisaran perbedaan karakteristik yang luas seperti massa tubuh.
Vertebrata mencakup hewan-hewan terberat yang pernah berjalan di daratan, yaitu
dinosaurus pemakan-tumbuhan yang berbobot sekitar 40.000 kg (lebih berat dari 13
truk pikap). Mereka juga mencakup hewan terbesar yang pernah ada di bumi, yaitu
paus biru, yang massanya lebih dari 100.000 kg. Di ujung spektrum yang lain, sejenis
ikan yang ditemukan pada 2004 hanya memiliki panjang 8,4 mm dan massa kira-kira
100 miliar kali lebih kecil daripada paus biru (Campbell, 2010).
Vertebrata adalah anggota Filum kordata (chordata). Kordata adalah hewan
bilateria (bersimetri bilateral), dan berada di dalam Bilateria. Mereka tergolong ke
dalam klad hewan yang dikenal sebagai Deuterostomia. Deuterostom yang paling
diketahui, selain vertebrata, adalah ekinodermata, kelompok yang mencakup bintang
laut dan bulu-babi. Akan tetapi, dua kelompok deuterostomata invertebrata,
sefalokordata dan urokordata, berkerabat lebih dekat dengan vertebrata dibanding
dengan invertebrata yang lain. Bersama dengan lampre dan vertebrata, kedua
kelompok tersebut membentuk kordata (Campbell, 2010).
Amphibi merupakan hewan berdarah dingin dengan kelembaban kulit yang
tinggi, tubuhnya tidak tertutupi rambut ataupun bulu, dan memiliki kamampuan
hidup di air dan di darat sesuai namamya. Amphibia yang berasal dari bahasa Yunani
yaitu amphi yang berarti dua dan bios yang berarti hidup. Pada umumnya amphibi
memiliki siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua di daratan. Adanya
perpindahan habitat dari perairan ke daratan tersebut menyebabkan adanya
perubahan pola-pola penyesuaian hidup pada lingkungan air dan daratan. Pada saat
hidup di air, amphibi bernafas dengan insang dan bergerak dengan cara
berenang (Nila, 2016).
Amfibi merupakan jenis vertebrata pertama yang berevolusi untuk kehidupan di
darat. Amfibi juga dikatakan sebagai nenek moyang reptile. Hampir semua amfibi
memiliki kulit yang tipis dan halus. Dari semua jenis amfibi yang ada, katak dan
kodok merupakan jenis amfibi yang mudah dikenali (Deric,2012)..
Jenis-jenis katak yang bersifat akuatik ataupun semi-akuatik selalu melakukan
pergerakan pindah tempat untuk menjauhi atau mendekati perairan. Berdasarkan
penelitian Inger, jenis-kenis katak asli hutan yang bersifat semi-akuatik dapat
melakukan perpindahan tempat sampai lebih dari 200 meter dari perairan, sedangkan
jenis yang bersifat semi-arboreal dapat berada lebih dari satu meter di atas vegetasi
sekitar perairan. Dari penelitian Inger pada tujuh jenis katak asli hutan yang kerap
dijumpai yang bersifat akuatik, semi-akuatik dan semi arboreal di Borneo tidak
mengkaitkan faktor-faktor lingkungan terhadap distribusi horizontal dan vertikal.
Untuk mengetahui dampak faktor lingkungan terhadap pergerakan individu katak,
maka dilakukan pengamatan terhadap jenis-jenis non-hutan yang hidup di lahan
basah Ecology Park, Kampus LIPI. Tiga jenis katak mendominasi lahan basah
Ecology Park, yaitu Rana erythraea, R. Nicobariensis dan Occidozyga lima.
Kelimpahan ketiga jenis katak tersebut sangat berasosiasi kuat dengan beberapa jenis
vegetasi lahan basah yang tumbuh di sekitar dan di dalam perairan danau. Bila dilihat
dari habitatnya, R. Erythraea dan R. Nicobariensis bersifat semi-akuatik dan
semiarboreal, mereka kadang kala dijumpai pada habitat tanpa air atau diatas
vegetasi yang tumbuh disekitar danau (Kurniati, 2011).
R. nicobariensis adalah jenis kodok yang distribusinya sangat luas di Asia
Tenggara yaitu mulai dari Thailand bagian selatan, Semenanjung Malaysia,
Kepulauan Nicobar, Filipina, Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Jenis kodok ini
termasuk dalam kelompok jenis non-hutan, yang banyak dijumpai pada hasil
modifikasi manusia. Areal Ecology Park di Cibinong merupakan suatu ekosistem
lahan basah yang dibuat pada tahun 2000. Habitat ini telah dihuni 11 jenis kodok
yang termasuk dalam kelompok non-hutan. Melihat ekosistem lahan basah di areal
Ecology Park yang masih relatif baru, maaka aada kemungkinan bahwa fauna
amfibia yang ada diarea ini berasal dari beebagai populasi di sekitarnya atau dari
lokasi lain. Dari 11 jenis kodok yang dijumpai di Ecology Park, salah satunya, yaitu
R. Nicobariensis mempunyai distribusi vertikal yang luas, mulai dari 0 meter sampai
1500 meter dari permukaan laut (Astusi, 2010).
BAB III
METODE PRATIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/ Tanggal : Jumat, 16 November 2018
Pukul : 15.50 s/d 17.30 WITA
Tempat : Lab. lantai 3 Timur Jurusan Biologi FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan


1. Alat:
a) Botol pembunuh 1 buah
b) Baki bedah 1 buah
c) Gunting 1 buah
d) Pinset 1 buah
e) Jarum 8 buah
f) Skalpel 1 buah
2. Bahan:
a) Katak sawah 1 ekor
b) Kapas secukupnya
c) Kloroform/eter secukupnya

C. Langkah Kerja
1. Pengamatan luar
a. Mematikan katakk
Segumpal kapas diambil (sebesar ruas empu jari tangan), lalu dibasahi
dengan eter/kloroform, lalu dimasukkan ke dalam botol pembunuh, segera
pula dimasukkan katak ke dalam botol tersebut,ditutup dengan rapat. Dan
dibiarkan sampai katak mati.
b. Katak yang sudah tidak bergerak dikeluarkan lalu diletakkan di atas baki
bedah.
c. Diamati bagian luar katak
1) Mata, kelopak, selaput tidur
2) Lubang hidung luar
3) Tympanum (i), selaput tidur
4) Celah mulut
5) Tungkai depan
a) Lengan atas (Branchium)
b) Lengan bawah (Ante branchium)
c) Telapak (Manus)
d) Jari-jari (Digiti)
6) Tungkai belakang
a) Paha (femur)
b) Betis (crus)
c) Telapak bersatu (pes)
d) Jari-jari berselaput renang
7) Kloaka (menentukan letaknya)
8) Meraba permukaan kulit dan memperhatikan warnanya
d. Gambar dari arah punggung dan member nama bagian-bagian tersebut di
atas
2. Pembedahan
a. katak diletakkan di atas baki bedah. Keempat kakinya diaku dengan jarum
pada lilin, sehingga tidak mudah goyang.
b. Dengan pinset, dijepit membujur kulit bagian perut dekat paha, angkat
sedikit,lalu digunting melintang kulit di bawah pinset, sehingga terbentuk
celah pada kulit perut.
c. Melalui celah kulit itu, dimasukkan ujung gunting yang tumpul dan kulit
digunting ke arah kepala sampai gunting tertumbuk. Membalik ke celah
tadi, digunting ke arah pangkal kedua paha.
d. Di unting kulit ke arah samping kiri dan kanan, sehingga kulit perut bias
tersingkap. Diperiksa perlekatan kulit pada jaringan otot. Hanya pada
tempat tertentu kulit melekat pada otoo, sehingga terbentuk semacam
kantong (saccus).
e. Diperhatikan pula bagian tengah perut otot perut. Tampak garis putih
membujur sepanjang otot perut (disebut linea alba).
f. Dijepit pinset otot perut di smaping linea alba, dan gunting melintang,
sehingga terbentuk celah. Dimasukkan ujung gunting yang tumpul ke
dalam celah otot perut dan memulai menggunting ke arah kepala sampai
bawah rahang. Dilanjutkan pengguntingan sampai pangkal paha.
g. Disingkap jaringan otot perut ke samping kiri dan kanan terbuka rongga
perut dan tampak jeroan.
3. Pengamatan Sistem Pencernaan
a. Celah mulut dibuka dengan scalpel dan pinset, sehingga rongga mulut
terbuka. Diamati bentuk gigi, diraba jari gerigi pada rahang atas dan gigi
vorner pada langit-langit.
b. Dengan pinset menrik lidahnya keluar, diamati bentuk dan perlekatannya
(catat).
c. Dilanjutkan pengamatan rongga perut yang berisi jeroan. Digamati bentuk
dan warnanya:
1) Hati sebelah kanan, ada berapa lobus, mencari kantong empedu,
bagaimana warnanya.
2) Lambung di sebelah kiri hati, angkat sedikit akan tampak duodenum
dan pankreas.
3) Runut terus usus halus sampai usus tebal. Memperhatikan
pertemuannya.
4) Rektum yang belok ke kloaka.
4. Pengamatan Sistem Peredaran Darah
a. Arah kepala dari hati, tampak jantung dalam selaput
b. Selaput pembungkus jantung ditusuk dengan jarum atau ujung scalpel
sampai pecah, diamati bentuk dan bagian:
1) Bilik (ventrikel)
2) Serambi (atrium) kiri dan kanan
3) Pembuluh nadi utama( trunkus arteriosus) yang keluar dari ventrikel
kemudian bercabang menjadi dua aorta (kiri dan kanan)
c. Digambar bagian jantung dan memberi nama bagian tersebut di atas
5. Pengamatan Sistem Pernafasan
a. Perhatikan bagian sebelah kanan hati dan sebelah kiri lambung, tersembul
bagian paru-paru.
b. Dengan sedotan limun yang ujungnya dimasukkan dalam lubang pangkal
tenggorokan (membuka mulut), ditiup pangkalnya perlahan, maka akan
menggembung paru-paru. Diamati bentuk dan warna paru-paru, pembuluh
darah pada paru-paru.
c. Jantung dilepaskan dengan gunting, sehingga tampak batang tenggorok
(trakea).
d. Dibuat gambar bagan sistem pernafasan katak
6. Pengamatan Sistem Ekskresi dan Reproduksi (Urogenitalia)
a. Organ-organ pencernaan dilepaskan, mulai pada lambung sampai pada
rectum, serta mesentrium (jaringan kaki) yang memegangnya.
b. Akan tampak sepasang ginjal bolat lonjong melekat pada bagian belakang
ringga perut. Selanjutnya mengamati:
1) Ginjal dengan kelenjar adrenal (garis keputihan)
2) Badan lemak (corpus adiposum) kekuningan berjumbai
3) Saluran ginjal (ureter) dari ginjal munuju ke kantong kemih
c. Pada katak jantan ureter ini disebut juga ductus urospermaticus. Testis
terletak di sebelah atas ginjal, bulat lebih kecil berhubungan dengan ginjal
malalui vas deferensiia.
d. Pada katak betina, ada sepasang ovarium akan tampak oviduct berupa
saluran berkelok-kelok putih, bermuara pada kloaka sedang ujungnya
berupa corong (ostium) ada di dekat jantung.
e. Membuat gambar bagian sistem urogenitalia katak. Member nama bagian-
bagiannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan Gambar Pembanding

Morfologi Katak
Sawah

Keterang
an:
1. Lubang
hidung
2. Mata
3. Digiti
4. Lengan
5. Tympaniom
6. Femur
7. Crus
8. Selaput
renang

Hasil Gambar Pembanding Keterangan :


Pengamatan
Anatomi katak 1. Paru-paru
sawah 2. Lambung
3. Telur
4. Usus
5. Ginjal
6. Hati
7. Jantung

a. Anatomi Organ Sistem Pencernaan


Gambar Praktikan Gambar Pembanding Keteran
gan
Lambung 1.
esophag
us
2.
dinding
lambung
3.
lapisan
otot
polos
4.
pylorus
5.duode
num
Usus Halus 1.
duodenu
m
2.
jejunum
3. ileum

Usus Besar 1. kolon


transver
sum
2. kolon
asenden
3. kolon
sigmoid
4. kolon
desende
n
5.
sekum
6.
rectum
7. usus
buntu
Empedu 1.
kantung
empedu
2.
saluran
empedu
3. batu
empedu

Pankreas 1.
saluran
empedu
2.
kepala
pancreas
3.
kelenjar
pankreat
ik
4.
lobules
5. ekor
6. badan
pankreas
Ginjal 1.
korteks
2.
medulla
3. ureter

Hati 1. lobus
kanan
2. lobus
kiri
Badan Lemak
Badan
lemak

b. Anatomi Organ Sistem Peredaran Darah


Gambar Praktikan Gambar Praktikum Keteran
gan
Jantung 1.
serambi
kanan
2.
serambi
kiri
3. bilik

c. Anatomi Organ Sistem Pernapasan


Gambar Praktikan Gambar Praktikum Keteran
gan
Paru-paru 1. trakea
2. paru-
paru
kanan
3. paru-
paru kiri

d. sistem urogenital pada katak


Gambar praktikan Gambar Keterangan
praktikum
jantan 1. badan lemak
2. aorta
3. testis
4. saluran
sperma
5. ginjal
6. ureter
7. kandung
kemih
8. kloaka
betina 1. badan lemak
2. ovarium
3. oviduk
4. ginjal
5. uteri
6. kandung
kemih
7. kloaka

B. Pembahasan
Vertebrata adalah subfilum dari Chordata, mencakup semua hewan yang
memiliki tulang belakang yang tersusun dari vertebra. Tubuh vertebrata
mempunyai tipe simetri bilateral dan bagian organ dalam atau endoskeleton,
khusus bagian otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak (kranium). Bagian
terluar tubuh vertebrata berupa kulit yang tersusun atas epidermis (lapisan luar)
dan dermis (lapisan dalam). Kulit vertebrata ada yang tertutup dengan bulu ada
juga yang tertutup dengan rambut.
Vertebrata terdiri dari lima kelas yaitu pisces, amphibian, reptile, aves dan
mamalia. Pada praktikum kita mengamati anatomi tubuh amfibi khususnya katak
sawah (Rana cancarivora).
Amfibi merupakan hewan yang dapat hidup pada dua habitat, yaitu di darat
dan di air, namun tidak semua jenis amfibi hidup didua tempat kehidupan.
Beberapa jenis katak, salamander, dan caecilian ada yang hanya hidup di darat.
Namun habitatnya secara keseluruhan dekat dengan air dan tempat yang lembab
seperti rawa dan hutan hujan tropis. Hewan ini bernapas dengan insang dan paru-
paru dan memiliki suhu badan poikiloterm, berkembang biak dengan bertelur
(ovivar) dan pembuahan terjadi di luar tubuh (eksternal). Contohnya adalah katak
sawah (Rana cancarivora).
Tubuh katak terdiri dari kepala dan badan. Pada bagian kepala terdapat mulut,
sepasang mata, selaput tidur, selaput pendengaran dan lubang hidung. Masing-
masing memiliki fungsi tertentu. Misalnya, selaput tidur yang memiliki fungsi
untuk melindungi mata pada saat berenang sedangkan selaput pendengaran
berfungsi sebagai alat pendengar. Katak memiliki kulit yang kasar dan kering.
Bagian anggota gerak atas pada katak meliputi: lengan atas, lengan bawah,
telapak dan jari-jari. Adapun sepasang ekstremitates pasterioris meliputi paha,
betis, telapak bersatu dan jari-jari selaput renang.
Mulut pada katak berfungsi sebagai tempat makanan pertama kali diolah. Di
dalam mulut terdiri dari beberapa bagian yang meliputi; nares externa, gigi
maxilla, celah kerongkongan, epiglotis, celah eustachius, nares interna, dan gigi
volmer.
Sistem pencernaan pada katak yaitu, rongga mulut, kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar dan kloaka. Usus katak relatif pendek, hal ini disesuaikan
dengan makanannya yaitu serangga. Kelenjar pencernaan terdiri dari gelambir.
Tiga gelambir dibagian dorsal dan gelambir kanannya terdapat kantung empedu.
Katak bernafas dengan paru-paru. Paru-paru berhubungan dengan udara luar
melalui dua bronkus, trakea yang mengandung tali-tali vocal, lalu pulmo dari
lorong-lorong nasal. Pernapasan juga dilakukan dengan kulit terutama ketika
tidur.
Alat ekskresi utama pada katak yaitu ginjal. Ginjal bermuara pada kloaka.
Sistem ekskresi dimulai dari kelenjar adrenalin yang berperan dalam memicu
emosi dan memicu aliran darah yang kencang. Paru-paru juga termasuk sistem
ekskresi pada katak. Terdapat pula bledder yang berwarna abu-abu.
Katak memiliki sistem peredaran darah tertutup dan ganda, jantung katak
terdiri atas tiga ruang, yaitu serambi kiri, serambi kanan dan bilik. Karena jantung
katak hanya mempunyai satu bilik maka darah yang banyak mengandung oksigen
dan karbon dioksida masih bercampur dalam bilik jantung.
Alat reproduksi pada katak yaitu:
1. Pada katak jantan, berupa sepasang testis berbentuk oval berwarna keputih-
putihan, terletak disebelah anterior dari ren. Disebelah klranial testis melekatlah
corpus adiposum, suatu zat lemak yang berwarna kekuning-kuningan, sedang
disebelah median dataran testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut vasa
eferensia yang bermuara pada saluran kencing, kemudian menuju kloaka.

2. Pada katak betina, sistem reproduksinya disebut ovarium yang dibawahnya


terdapat saluran yang berkelok-kelok putih yang bermuara pada kloaka. Pada
hewan yang telah dewasa kadang-kadang terdapat ovarium yang berwarna hitam
dan putih berbintik-bintik. Pada ovarium juga terdapat corsum adiposum yang
berwarna kekuning-kuningan. Ovum yang telah masak menembus dinding
ovarim untuk masuk ke oviduk. Selanjutnya ovum menuju ke kloaka

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan setelah melakukan praktikum ini, kita dapat mengetahui
sistem oragan yang terdapat pada hewan vertebrata yang diwakili oleh kodok
yaitu; sistem pencernaan terdiri dari rima oris, faring, lambung, usus, dan berakhir
dikloaka. Sistem sirkulasi terdiri dari jantung yang terbagi menjadi dua atrium dan
satu ventrikel. Sistem respirasi terdiri atas trakea, paru-paru yang mempunyai
bronkus. Sistem ekskresi utama pada kodok yaitu sepasang ginjal yang terletak di
belakang yang bermuara pada kloaka. Sistem reproduksi terdiri dari: pada kodok
jantan, yaitu testis, vasa eferensia dan bermuara dikloaka. Pada kodok betina,
yaitu ovarium yang didalamnya terdapat ovum dan oviduk yang bernuara di
kloaka.
B. Saran
Adapun saran saya yaitu :
1. Untuk praktikan
Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati dalam melakukan pembelahan agar
organ yang diamati tidak rusak.
2. Untuk asisten
Diharapkan agar asisten dapat meningkatkan bimbingannya sehingga
praktikan bisa melakukan pengamatan dengan baik dan benar.
3. Untuk laboran
Sebaiknya laboran lebih melengkapi segala alat praktikum yang dibutuhkan
guna memperlancar jalannya kegiatan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Dwi. 2010. Keragaman Genetik Amfibia Kodok (Rana nicobariensis) di


Ecologi Park, Cibinong Berdasarkan Sekuan DNA dari Mitokondria d-loop.
Jakarta: Puslit Biologi-LIPI.

Campbell. 2010. Biologi Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga

Deric ( Depok Reptile Amphibi Community). 2012. Memilih dan Memelihara Jenis
Reptil dan Amphibi Paling digemari. Jakarta Selatan: PT Agro Media
Pustaka.

Kurniati, Hellen. 2011. Pengaruh Dinamika Faktor Lingkungan Terhadap Sebaran


Horisontal dan Vertikal Katak. Cibinong: Puslit Biologi-LIPI.

Tim Penyusun Biologi Umum. 2018. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Makassar:
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan IPA UNM.

Zuqistya, Nila. 2016.Vertebrata. Jakarta: UIN Syarif hidayatullah.


LAMPIRAN

Pertanyaan
1. Mengapa katak digolongkan ke dalam kelas amphibi ?
2. Mengapa warna katak mudah berubah-ubah? Faktor apakah yang biasa
perubahan itu ?
3. Dimanakah melekat pangkal lidah katak? Apakah manfaat bagi katak dengan
melekatkan lidah seperti itu ?
4. Hati dan pancreas bukan saluran pencernaan, tetapi masuk dalam sistem
pencernaan. Mengapa demikian ?
5. Apa sebabnya katak tidak dapat melakukan pernapasan perut? Bagaimanakah
cara katak menarik dan mengeluarkan napas ?
6. Jelaskan mengapa dikatakan darah bersih dan darah kotor dalam jantung katak
bercampur ketika meninggalkan jantung?
7. Pada katak terjadi fertilisasi internal atau eksternal? Jelaskan mengapa demikian!

Jawaban
1. Katak digolongkan kedalam kelas amphibi karena katak dapat hidup di dua
tempat, yaitu katak muda hidup di dalam air dan katak dewasa hidup di darat.
2. Warna kulit katak berubah-ubah karena katak mempunyai kromatophor (sel
pigmen) yang terdiri atas :
a) Xantopras mengandung pigmen kuning.
b) Melanfora mengandung pigmen melanin menyebabkan warna coklat dan
hitam.
c) Guanfora mengandung kristal guanin yang menyebabkan warna biru.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan perubahan ini adalah :
a) Intern
b) Ekstern
3. Pangkal lidah katak melekat pada ujung crinial dari rahang bawah, manfaat nya
adalah agar lidah katak cepat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsanya.
4. Hati dan pankreas bukan merupakan saluran pencernaan, tetapi termasuk dalam
sistem pencernaan karena pada hati dan pankreas terdapat enzim yang dapat
melumatkan makanan sehingga dapat dicerna oleh usus halus.
5. Katak tidak dapat melakukan pernafasan perut karena katak tidak terdapat tulang
rusuk dan sekat rongga dan mekanisme pernafasannya hanya diatur oleh otot-otot
rahang bawah dan otot perut.
Cara katak menarik dan mengeluarkan nafas adalah :
a) Inspirasi, apabila rongga mulut mengecil maka udara masuk ke celah-
celah terbuka menuju ke paru-paru dan terjadi pertukaran gas sehingga
oksigen di ikat oleh darah yang ada didalam kapiler dinding paru-paru.
b) Eksresi, apabila rongga mulut mengecil, maka udara didalam paru-paru
yang banyak mengandung karbondioksida keluar melalui koana.
6. Darah bersih dan darah kotor dalam jantung katak bercampur ketika
meninggalkan jantung karena hanya memiliki satu ventrikel (bilik) sehingga
darah dari tubuh yang akan keluar melalui aorta bercampur.
7. Pada katak terjadi vertilisasi eksternal karena pada katak pembuahan terjadi di
luar tubuh.

Anda mungkin juga menyukai