Anda di halaman 1dari 6

Acc1: 05/03/2024

Acc2: 07/03/2024
Acc3: 07/03/2024
ACC+: 07/03/2024
PEMBAHASAN

PENGENALAN ZOOLOGI LAUT, INVERTEBRATA DAN VERTEBARATA

1.1 ZOOLOGI LAUT


Zoologi berasal dari dua kata Yunani diantaranya zoion, yang artinya adalah “hewan” sedangkan
logos, yang artinya “studi tentang”. Jadi dapat atau bisa disimpulkan bahwa definisi zoologi ini ialah salah
satu ilmu yang mempelajari mengenai hewan, baik itu seperti perkembangan embrio, evolusi, distribusi
ekologi, perilaku, serta klasifikasi hewan (Maya & Nur 2021).
Zoologi adalah salah satu cabang biologi yang mempelajari mengenai struktur, fungsi, perilaku, dan
juga evolusi hewan. Ilmu ini antara lain melingkupi biologi molekuler, anatomi perbandingan, etologi,
psikologi hewan, biologi evolusioner, ekologi perilaku, paleontologi serta taksonomi. Kajian dari ilmiah zoologi
ini juga dimulai sejak sekitar abad ke-16 (Maya & Nur 2021).
Zoologi adalah ilmu yang memopelajari ragam macam binatang hal tersebut juga sangat di perlukan
manusia disebabkan karena untuk mengetahui segala jenis hewan yang bisa atau dapat dimakan, kesehatan
hewan serta masih banyak hal lagi, zoologi pun sangat cocok pada bidang dokter hewan. Adapun tujuan ini
adalah untuk mengetahui manfaat dari hewan baik itu sebagai sumber makanan atau juga pengendali hama
(Maya & Nur 2021).
Adapun tujuan ialah untuk mengetahui manfaat dari hewan baik itu sebagai sumber makanan atau
juga pengendali hama. Selain dari itu, dari zoologi juga bisa atau dapat dikembangkan di dalam ilmu
pengobatan. Dibawah ini merupakan manfaat lain di dalam mempelajari zoologi diantaranya sebagai dasar
ilmu untuk ilmu pengetahuan lain, mengetahui juga hewan yang bisa atau dapat dibudidayakan, melestarikan
hewan yang akan terancam punah,membasmi hewan yang menjadi wabah penyakit, untuk dapat
mengetahui segala macam hewan yang dapat dimakan (Maya & Nur 2021).

1.2 Hewan Invertebrata


Invertebrata merupakan kelompok binatang yang tidak mempunyai tulang belakang. Invertebrata,
mencakup 95% dari semua jenis hewan yang telah diidentifikasi, merupakan hewan yang persebarannya
paling luas dengan keunikan setiap ekosistem. Invertebrata digunakan sebagai bioindikator karena
mempunyai sifat hidup yang relatif menetap dalam jangka waktu yang lama, sifat infertebrata tersebut yang
memungkinkan untuk merekam kualitas suatu perairan (Lutfi et al., 2018).
Invertebrata terbagi kedalam beberapa filum yaitu: Arthropoda Mollusca, Echinodermata, Annelida,
Polifera, Coelenterata, Nemathelminthes, dan Platyhelminthes. Di Indonesia, kurang lebih terdapat 1.800
spesies yang termasuk ke dalam filum Invertebrata. Karakteristik biota indikator pencemaran adalah: mudah
diidentifikasi; mudah diambil untuk dijadikan sampel; pola distribusi biota cosmopolitan, mudah menyerap
atau penyimpan bahan pencemar; dan peka terhadap perubahan lingkungan (Lutfi et al., 2018).
Invertebrata mempunyai tiga aspek fungsi dalam lingkungan yaitu sebagai bioindikator, ekonomi
penting konsumsi, dan komoditas koleksi. Invertebrata bioindikator merupakan biota yang mempunyai
pengaruh langsung ke lingkungan. Kelimpahan jumlah invertebrata di suatu perairan sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor kimia dan fisika yang terdapat pada lingkungan tersebut (Lutfi et al., 2018).
Beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah suhu, kuat arus, pH dan terjadinya runoff
sungai yang membawa beberapa bahan kimia yang dihasilkan dari daratan. kadar pencemar fisika kimia
dalam ekosistem perairan dapat menyebabkan turunnya diversitas hewan invertebrate. Kelimpahan jumlah
invertebrata di suatu perairan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor kimia dan fisika yang terdapat pada
lingkungan tersebut (Lutfi et al., 2018).
Acc1: 05/03/2024
Acc2: 07/03/2024
Acc3: 07/03/2024
ACC+: 07/03/2024
1.2.1 Protoreater nodosus
Bintang laut merupakan salah satu spesies dari kelas asteroidea,dan dikelompokkan ke dalam
filum echinodermata. filum echinodermata terdiri atas kurang lebih 6000 spesies dan semuanya hidup di air
laut. Secara umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri. Hewan ini memiliki kemampuan
autotomi sertaregenerasi bagian tubuh yang hilang, putus atau rusak. Semua hewan yang termasuk
dalam kelas ini bentuk tubuhnya simetri radial dan kebanyakan mempunyai endoskeleton dari zat
kapur dengan memiliki tonjolan berupa duri (Setyowati, 2017).

Klasifikasi
Kingdom: Animalia
Phlyum: Echinordemata
Class: Asteroidea
Ordo: Valvatida
Family: Oriasteridae
Genus: Protoreaster
Spesies: Protoreaster nodosus (Fajri, 2021).

Ciri - Ciri
Ciri pada spesimen Protoreaster nodosus adalah memiliki warna putih, terdapat warna hitam pada
ujung lengan dan duri-duri tajam (spikula) pada bagian dorsal yang berfungsi untuk pertahan diri dari
ancaman spesies lain, warna putih akan memudar ketika dikeringkan menjadi oranye. tubuh berbentuk
simetri radial, lebar dan keras, kaki tabung (tube feet) berwana oranye, anus terdapat pada bagian dorsal.
terdapat 1 madreporit berada pada bagian dorsal berbentuk lingkaran dan berlubang, lingkar kanal pusat
pada bagian ventral. memiliki lima jumlah lengan. spesimen ini ditemukan pada habitat padang lamun (Fajri,
2021).
Hal ini sesuai dengan (Mappetahang et al., 2018) menyatakan bentuk tubuhnya simetri radial,
memiliki lima lengan dengan ukuran 17-20 cm. pada bagian dorsal terdapat duri atau tanduk yang berwarna
hitam dan ujung lengannya yang berwarna hitam. Pada Protoreaster nodosus terdapat 1 madreporit berada
pada bagian dorsal dengan rataan diameter ukuran 2,9 mm berbentuk lingkaran dan berlubang, lingkar kanal
pusat dengan diameter 4,7 mm, duri (spikula) pada bagian ventral dengan rata-rata panjang duri 1.4 cm.
Memiliki lima jumlah lengan dengan panjang rata rata 5,88 (Mappetahang et al., 2018).

Pengamatan
Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan di laboratorium zoologi laut adalah Asteroidea
memiliki lengan sebanyak 5 berbentuk bintang, memiliki panjang 20 cm juga terdapat duri – duri kecil tumpul
dan permukaan kulit berwarna coklat selanjutnya anus dari bintang laut terdapat di tengah dan mulut yang
berada dibawah.
Adapun setelah di gambar pada bintang laut bagian tubuh terbagi menjadi dua dorsal dan ventral
pada bagian tengah tubuh terdapat madreporit, yaitu lempeng berpori yang berfungsi sebagai sistem
penyaringan air. Di bagian bawah tubuh terdapat mulut yang dikelilingi oleh lempeng ambulakral. Kaki tabung
berwarna putih terlihat jelas di antara lempeng ambulakral.

1.3 Hewan Vertebrata


Istilah vertebrata berasal dari kata Latin yaitu vertebratus (Pliny), yang berarti gabungan dari tulang
belakang. hal ini erat kaitannya dengan kata vertebra yang mengacu pada salah satu tulang segmen tulang
belakang. karakteristik dan definisi vertebrata tersebut adalah tulang punggung, dimana notochord
Acc1: 05/03/2024
Acc2: 07/03/2024
Acc3: 07/03/2024
ACC+: 07/03/2024
(komposisi batang kaku dan seragam) yang ditemukan disemua chordates telah digantikan oleh serangkaian
tersegmentasi elemen yang kaku (vertebrae), dipisahkan oleh sendi (diskus intervebralis, berasal
embryonically dan evolusi dari notochor). Namun beberapa vertebral terdiri dari banyak tulang individu saling
berhubungan dengan cakram intervertebralis. Disk vertebra ini dan invertebralis menyediakan fleksibilitas
dan gerakan pada tulang belakang (Hocking, 2014).
Hewan vertebrata adalah hewan dengan tulang punggung internal atau tulang belakang. Ada lebih
dari 85.000 spesies hewan vertebrata yang hidup di alam ini seperti amphibi, burung, ikan, mamalia, dan
reptile. Hewan darat yang paling besar ditemukan adalah vertebrata. vertebrata adalah hewan multiseluler
yang kalau diusut dari fase ebrionya, ia mempunyai tiga lapisan jaringan yaitu di sebelah luar disebut
ectoderm, ditengan mesoderm, dan di dalam yang membatasi rongga usus dinamakan entoderm. (Hocking,
2014).
Vertebrata atau yang kita sebut sebagai hewan bertulang belakang, merupakan salah satu subfilum
dari tiga filum yang tergolong filum chordata. Subfilum lainnya adalah tunikata dan cephalochordate. subfilum
vertebrata memiliki delapan kelas yang masih hidup hingga saat ini yaitu cephalaspidomorphi, mixini,
chodrichythes (hiu dan pari), Osteichtyes (ikan bertulang), amphibia, reptilian, aves (burung), dan mammalia
(Leksono & Hakim 2021).
Hewan vertebrata merupakan subfilum dari chordata, mencakup semua hewan yang memiliki
tulang belakang dan hewan vertebrata memiliki jenis-jenis jaringan, sel-sel penyusun jaringan ikat,
jaringan otot, jaringan saraf. jenis hewan yang memiliki tulang belakang pada tubuhnya. Selain itu, hewan
vertebrata juga memiliki tengkorak untuk melindungi otak mereka (Singa et.al, 2021).

1.3.1 Eretmochelys Imbricata


Penyu merupakan reptil yang hidup di laut serta mampu bermigrasi dalam jarak yang jauh. Jenis
penyu yang ditemukan di Indonesia berjumlah 6 jenis dari 7 jenis penyu yang ada di dunia. Penyu yang
ditemukan di Indonesia yaitu penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu
lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu pipih (Natator depressus)
dan penyu tempayan (Caretta caretta) (Novita Sari 2018).

Klasifikasi
Kingdom: Animalia
Phlyum: Chordata
Class: Reptilia
Ordo: Testudinata
Family:Cheloniidae
Genus: Eretmochelys
Spesies: Eretmochelyd imbricts (Richayasa, 2015).

Ciri – Ciri
Penyu sisik dikenal di beberapa tempat dengan nama penyu genteng, penyu kembang, penyu
katungkara, wau atau kadang-kadang disebut sisik saja. Dalam istilah Inggris dikenal dengan sebutan
"hawksbill turtle" yang artinya penyu berparuh elang (Richayasa, 2015). Ciri – ciri Penyu Sisik (Eretmochelys
imbricata) yang dapat dilihat dari Karapasnya yang menumpuk seperti sisik selain itu penyu sisik memiliki ciri
khas moncong berbentuk paruh, rahang atas melengkung ke bawah dan relatif tajam seperti burung elang
(Nanda 2022).
Penyu sisik dapat ditemukan di beberapa tempat yang umumnya berada di daerah tropis Samudra
Hindia, Pasifik, dan Atlantik.karena memiliki nilai ekonomis sangat tinggi, seperti untuk membuat hiasan,
maka penyu sisik sering diburu dan dieksploitasi sehingga statusnya kini terancam punah dan dilindungi
Acc1: 05/03/2024
Acc2: 07/03/2024
Acc3: 07/03/2024
ACC+: 07/03/2024
Penyu jenis ini adalah pemakan terumbu karang yang tidak sehat sehingga terumbu karang menjadi sehat
kembali (Afifah 2019).
Acc1: 05/03/2024
Acc2: 07/03/2024
Acc3: 07/03/2024
ACC+: 07/03/2024
Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium zoologi laut, ditemukan bahwa penyu sisik memiliki
cangkang yang mirip dengan sisik ikan dan memiliki warna kuning, hitam, dan kecoklatan. Selain itu, penyu
sisik juga memiliki paruh yang tajam dan meruncing dengan rahang agak besar. Paruh yang sangat runcing
ini memungkinkan penyu sisik untuk mencapai makanannya yang tersembunyi di celah-celah seperti spons.
Adapun cangkang yang keras sebagai pelindung penyu sisik selanjutnya terdapat tungkai depan
yang berfungsi sebagai alat dayung dan tungkai belakang berfungsi sebagai alat pengendali dan kemudi,
kemudian cangkang bawah sebagai penutup pada bagian dada dan perut. bagian kepala penyu sisik kecil
dan memanjang dengan paruh yang sempit dan runcing.
Acc1: 05/03/2024
Acc2: 07/03/2024
Acc3: 07/03/2024
ACC+: 07/03/2024
DAFTAR PUSTAKA

Afifah A.N., Sabila F., Hardi O.S., 2019. Analisis karakteristik habitat penyu sisik taman nasional kepulauan
seribu, pulau pramuka, kabupaten kepulauan seribu, provinsi dki Jakarta. Jurnal Siliwangi. Vol. 5.no
1: 23-24

Fajri M. D. 2021. Isolasi dan identifikasi molecular bakteri simbion bintang laut (protoreaster nodosus)
sebagai penghasil senyawa antibakteri. Tesis. Universitas Hsanuddin, Makasaar.

Khalid, A.M., Primawati S.P., Nofisulastri. 2021. Studi karakterisasi morfologi asteroidea di pesisir pantai gili
gede. Jurnal Pendidikan Biologi Fakultas Universitas Hamzanwadi. Vol. 6. no 2 : 68-75.

Luthfi, O. M., Dewi, C. S., Sasmitha, R. D., Alim, D. S., Putranto, D. B. D., & Yulianto, F. 2018. Kelimpahan
invertebrate di Pulau Sempu sebagai indeks bioindicator, ekonomis penting konsumsi, dan
komoditas koleksi akuarium. JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research). Vol. 2. no, 3: 137-
148.

Maya, Nur. 2021. Sistem Vertebrata. Widina Persada Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Maya, S., & Nurhidayah. 2020. Zoologi Invertebrata. Widina Bhakti Persada Bandung, Jawa Barat.

Nanda, Sutisna M., Yusidarta I., Sugara A., Johan Y., 2022. Teknik pelestarian penyu sisik (eretmochelys
imbricate) pulau kelapa balai taman nasional kepulauan seribu. Seminar Hasil Penelitian Kelautan
dan Perikanan Universitas Bengkulu.

Piter D., Angkouw D. S., Losung F. 2019 Potensi antibakteri bintang laut dari perairan pantai kelurahan
tongkaina manado. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. Vol. 7 no.3: 168-170.

Rachman D., Kusarthono E., W., Santosa W., G. 2019. Kecocokan habitat bertelur penyu sisik
eretmochelys imbricate, linnaeus, 1766 (reptilia: cheloniidae) di balai taman nasional laut kepulauan
seribu, jakarta. Journal of Marine Research. Vol. 8. no. 2: 168-176.

Richayasa A. 2015. Karakteristik habitat peneluran penyu sisik (eretmachelys imbricata) di pulau geleang,
karimunjawa. Skripsi. Universitas Negeri Malang. Semarang.

Suhendra, Putri R., M., S. 2020. Kajian asam amino dan asam lemak dari bintang laut (protoreaster
nodosus). Marinade. Vol.3 no. 1: 89-101.

Septina, B. 2021. Modul Taksonomi Vertebrata (Kelas Amphibia) (Doctoral Dissertation, UIN Raden Intan
Lampung)

Yumi A., Bulan E., D. 2022. Struktur komnunitas bintang laut pada ekosistem terumbu karang di perairan
tihi-tihi kota bontang. Tropical Aquatic Sciences. Vol. 1. no. 2: 67-74.

Anda mungkin juga menyukai