Anda di halaman 1dari 44

IDENTIFIKASI KARAKTER TAKSONOMI INVERTEBRATA

DAN VERTEBRATA

Oleh :

Nama : Setya Aresti Febriani


NIM : B1A020075
Rombongan : VII
Kelompok :1
Asisten : Adinda Fatimah Zahra

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN 1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2021

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Invertebrata adalah hewan tanpa tulang belakang atau vertebra, dan


merupakan yang paling beragam secara biologis di antara hampir 95% populasi
hewan di bumi. Lebih dari 1,3 juta spesies invertebrata ditemukan pada tahun
2009. Di permukaan laut, banyak invertebrata yang berperan penting dalam
ekosistem laut, khususnya ekosistem terumbu karang. Komposisi dan
karakteristik komunitas invertebrata merupakan indikator yang cukup untuk
menunjukkan status komunitas tersebut. Ekosistem terumbu karang merupakan
habitat berbagai jenis biota laut (Luthfi, 2017).
Hewan yang hidup di alam sangat beragam,  spesies dan karakteristiknya.
Menurut sistem tulang punggung,hewan dibagi menjadi vertebrata dan
invertebrata. Vertebrata adalah hewan dengan tulang belakang, sedangkan
invertebrata adalah hewan tanpa tulang belakang. Di belakang kelompok
avertebrata terdapat duri. Avertebrata memiliki morfologi dan struktur anatomi
yang lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok vertebrata. Sistem
pencernaan, pernapasan, dan peredaran darah juga lebih sederhana daripada
vertebrata (Campbell et all, 2004).
Chordata adalah selomata, yaitu hewan yang memiliki selom sejati.
Chordata memiliki perkembangan embrionik deuterostom, yaitu perkembangan
anus di sisi blastopore. Pada dasarnya, chordata (chorda = notochord)
mempunyai struktur yang berbeda pada Invertebrata. Letak sistem saraf chordata
adalah di bagian dorsal, sedangkan pada Invertebrata terletak di bagian ventral.
Berbagai tahap perkembangan. Chordata memiliki notochord, yang merupakan
batang kerangka primitif di bawah sistem saraf pusat. Chordata juga memiliki
lubang-lubang lateral di saluran pencernaan anterior (faring), yaitu celah viseral,
meskipun pada Chordata tingkat tinggi keberadaannya bersifat sementara. Selain
itu Chordata memiliki sistem peredaran darah yang berbeda dengan Invertebrata,
sebab jantung Chordata terletak ventral dari sistem pencernaan makanan dan
darah mengalir dari anterior ke posterior melalui pembuluh dorsal. Sedangkan
pada Invertebrata, jantung terletak dibagian dorsal dan darah mengalir ke arah
anterior pada pembuluh dorsal (Damayanti, 2013)..
Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang belakang.
Tulang belakang berasal dari perkembangan sumbu pendukung primer atau
notochord (chorda dorsalis). Tulang vertebral hanya ada pada masa embrio,
setelah dewasa mengeras menjadi sistem penyokong tubuh sekunder, yaitu tulang
belakang (vertebra). Vertebrata memiliki beberapa ciri, yaitu adanya tulang
belakang yang terbuat dari tulang rawan atau tulang asli, umumnya mempunyai
tingkat aktivitas yang tinggi dan menunjukkan tingkat sefalisasi yang sangat
maju, yaitu akumulasi saraf dan organ sensorik di kepala.( Haendel, 2014).

B. Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah :


1. Mengetahui pengertian dan beberapa contoh dari karakter taksonomi
hewan Invertebrata.
2. Mengetahui karakter morfologi dari beberapa jenis hewan Invertebrata.
3. Mengetahui pengertian dan beberapa contoh dari karakter taksonomi
hewan Vertebrata.
4. Mengetahui karakter morfologi dari beberapa jenis hewan Vertebrata.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Taksonomi adalah disiplin ilmu yang telah lama dikembangkan oleh orang
sebagai metode penggambaran, penggolongan, dan penamaan organisme. Taksonomi
adalah pengelompokan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi
menggunakan sistem klasifikasi untuk mengklasifikasikan tumbuhan atau hewan
dengan struktur serupa, dan kemudian setiap kelompok tumbuhan atau hewan
dipasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewan lain yang memiliki kesamaan
dalam kategori lain (Kurniawan et all, 2015).
Sistematika adalah studi yang lebih komprehensif tentang taksonomi
tradisional, dengan tambahan aspek teoritis dan praktis dari evolusi, genetika, dan
spesiasi. Selain itu, sistematika juga dapat digunakan untuk mempelajari hubungan
evolusioner antara spesies. Latar belakang ini disebut Filogeni (Filogeni). Kategori
taksonomi dapat dibagi menjadi biologis di tingkat atau tingkat klasifikasi (seperti
batas), negara (ordo), suku (famili), genus (genus) dan spesies (spesies).Berdasarkan
yang sama, kita dapat membandingkan perbedaan dan persamaan makhluk
diklasifikasikan. Menurut Simpson (1961), sistematika didefinisikan sebagai
penelitian ilmiah tentang spesies dan keanekaragaman organisme dan beberapa atau
semua hubungan di antara mereka.
Burhanuddin (2010) mengemukakan bahwa tugas utama ahli taksonomi
adalah tiga hal, yaitu mengidentifikasi atau tingkat analisis, mengklasifikasikan atau
tingkat analisis, dan mempelajari faktor pembentukan dan evolusi spesies. Ketiga
tugas klasifikasi ini biasanya tidak dapat dilakukan pada saat yang bersamaan, karena
penelitian evolusioner hanya dapat dilakukan jika tersedia klasifikasi yang
memuaskan. Pada saat yang sama, hanya spesies yang telah diidentifikasi dan
dideskripsikan sebelum dapat diklasifikasikan. Oleh karena itu, klasifikasi suatu
kelompok tertentu dicapai melalui tiga tingkatan (Adisoemarto, 2008; Burhanuddin,
2010), yaitu klasifikasi alfa, beta, dan gamma. Klasifikasi alfa digunakan untuk
menentukan tingkat karakteristik spesies dan nama ilmiahnya; klasifikasi beta
mengklasifikasikan spesies ke dalam kategori yang lebih tinggi, sedangkan
klasifikasi gamma untuk menganalisis variasi intraspesies dan mempelajari tahapan
evolusi.
Karakterisasi adalah kegiatan untuk mengetahui sifat morfologi suatu plasma
nutfah yang dimanfaatkan dalam membedakan antar aksesi, menilai besarnya
keragaman genetik, mengidentifikasikan varietas, dan sebagainya (Bermawie,2005).
Karakter taksonomi digunakan untuk mengidentifikasi atribut unik taksa dan
membedakannya dari taksa lainnya. Atribut ini adalah dasar untuk
mengklasifikasikan organisme ke dalam kelompok tertentu. Ciri dapat berupa warna,
bentuk, dan struktur organ tertentu dalam taksa (Wahid, 2012).
Perairan adalah tempat perlindungan bagi sebagian besar invertebrata. Secara
umum, invertebrata memiliki karakteristik unik, ditemukan di hampir semua badan
air, dan sensitif terhadap lingkungan (dalam hal ini air), sehingga kita dapat melihat
tingkat pencemaran lingkungan. Ada banyak jenis invertebrata, tetapi mereka relatif
mudah diidentifikasi. Semua ciri khas invertebrata dapat digunakan sebagai indikator
kualitas air   (Sulistiyowati, 2018). Invertebrata terdiri dari 8 filum, yaitu: Phylum
Porifera (hewan dengan tubuh berpori), Phylum Coelenterata (hewan dengan tubuh
berongga), Phylum Platyhelminthes (hewan dengan cacing pipih), dan Phylum
Nemathelminthes (hewan cacing yang tubuhnya gilig), Phylum Annelida (hewan
cacing yang bergelang-gelang), Phylum Mollusca (hewan bertubuh lunak), Phylum
Arthropoda (hewan dengan tubuhnya beruas-ruas), dan Phylum Echinodermata
(Hewan tubuhnya berkulit duri) (Campbell et all, 2004).
Echinodermata adalah satu-satunya invertebrata laut yang sebagian besar
hidup di bawah laut. Filum ini berisi sekitar 6.600 spesies yang diketahui, dan
merupakan satu-satunya kelas besar invertebrata deuterostome dari bintang laut
adalah kelas Asteroidea dari Echinodermata. Terdiri dari 1890 spesies, 36 famili,
sekitar 370 genera, dan 5 famili dikenal sebagai Asteroidea, Ophiuroidea,
Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea dan Crinoidea (Maheswaran et al., 2015).
Salah satu hewan termasuk Arthropoda adalah Capung (Orthetrum sabina),
dimana capung tergolong serangga. Capung memainkan peran penting dalam jaring
makanan pertanian. Nimfa Capung dapat memakan spesies berbeda atau spesies dari
spesies yang sama (karnivora) protozoa, jentik nyamuk, krustasea kecil, berudu, ikan
kecil, kumbang dan nimfa. Capung imago dapat memangsa banyak jenis serangga
seperti kutu daun, jangkrik, walang sangit, nyamuk, lalat, dan kupu-kupu, sehingga
dapat menguntungkan pertanian, terutama pertanian organik. Selain itu, capung
dalam jaring makanan menjadi mangsa predator seperti laba-laba, katak, kadal dan
burung pemakan serangga (Dalia dan Leksono, 2014).
Chordata memiliki subfilum yaitu Vertebrata yang mencakup semua hewan
yang memiliki tulang belakang. Tulang-tulang yang menyusun tulang belakang
disebut vertebra. Vertebrata adalah subfilum terbesar dari Chordata. Filum Chordata
memiliki simetri bilateral, tubuh pada dasarnya bersegmen-segmen, saluran
pencernaan sempurna, dan selom berkembang dengan baik. Empat karakteristik dari
Chordata yaitu, tali saraf tunggal, dorsal dan berbentuk pipa, sebuah notokorda,
celah insang di faring dan ekor di belakang. (Jasin, 1989).
Vertebrata memiliki beberapa karakter taksonomi. Vertebrata memiliki rangka
internal yang tersusun atas tulang rawan atau tulang sejati yang menguatkan
notokorda. Tulang rawan atau tulang sejati tersebut merupakan vertebrae yang
mengelilingi notokorda. Notokorda pada vertebrata tingkat tinggi hanya ada pada
awal perkembangan lalu vertebrae akan menggantikannya secara sempurna.
Vertebrata memiliki wadah otak yang tersusun atas tulang rawan atau tulang sejati
yaitu cranium yang membungkus dan melindungi otak, serabut-serabut saraf halus
bagian dorsal membesar di ujung anteriornya. Vertebrata memiliki sepasang mata
yang berkembang sebagai tonjolan yang keluar ke arah lateral dari otak. Vertebrata
memiliki sepasang organ pendengaran yang menjadi organ utama keseimbangan
yang pada vertebrata tingkat rendah disebut cochlea dan mengandung sel-sel yang
sensitif pada vibrasi suara. Sistem sirkulasi vertebrata adalah sistem sirkulasi tertutup
(Campbell et al., 2004).
Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak
tertutupi oleh rambut ataupun sisik dan mampu hidup di air maupun di darat.
Amphibi berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua/rangkap dan Bios
yang berarti hidup. Karena itu Amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai
dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Umumnya Amphibi mempunyai
siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan (Zug, 1993).
Kelas Aves termasuk dalam subfilum Chordata, yang diturunkan dari hewan
berkaki dua. Aves dibagi dalam 29 ordo yang terdiri dari 158 famili. Karakter Aves
diantaranya adalah memiliki tulang belakang, berdarah panas dan berkembangbiak
melalui telur. Tubuhnya tertutup bulu dan memiliki bermacam-macam adaptasi untuk
terbang. Aves memiliki pertukaran zat yang cepat karena terbang memerlukan
banyak energi. Suhu tubuhnya tinggi dan tetap sehingga kebutuhan makanannya
banyak. Homoiotermis, suhu sedikit diatas 40o C. Hampir setiap bagian dari anatomi
aves yang khas termodifikasi dalam beberapa hal untuk meningkatkan kemampuan
terbang. Tulang-tulang aves memiliki struktur internal yang menyerupai sarang
lebah, yang membuat mereka kuat namun ringan. Adaptasi lain yang mengurangi
berat Aves adalah tidak adanya beberapa organ. Aves betina, misalnya memiliki satu
ovarium. Selain itu, aves modern juga tidak bergigi, suatu adaptasi yang mengurangi
bobot kepala (Campbell et al., 2008).
Kata Reptil berasal dari kata reptum yang berarti melata. Kelas Reptilia
adalah kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan
paru-paru. Reptil memiliki karakter vertebrata yang bersisik, fertilisasi internal, telur
bercangkang, dan kulit tertutup sisik. Kulit yang ditutupi sisik akan meminimalkan
kehilangan cairan tubuh, sehingga reptil dapat bertahan di lingkungan darat yang
kering. Secara umum habitat reptil terbagi menjadi 5 yakni terestrial, arboreal,
akuatik, semi akuatik, dan fossorial. Reptil menghuni hampir seluruh permukaan
bumi kecuali antartika. Reptil merupakan hewan yang bergantung pada tipe
habitatnya. Kemungkinan jumlah dan keragaman reptil akan lebih banyak saat
musim hujan (Yudha, et al., 2015).
Mamalia merupakan kelompok tertinggi derajatnya dalam dunia hewan
termasuk dalam kelas ini adalah: tikus, kelelawar, kucing kera, ikan paus, kuda,
kijang, manusia dan lain-lain. Hampir semua tubuhnya tertutup dengan kulit yang
berambut banyak atau sedikit dan berdarah panas (homoioterm). Mamalia hidup
diberbagai habitat mulai dari kutub hingga ekuator, dari dasar laut sampai hutan lebat
dan gurun pasir. Banyak yang hidup secara nokturnal dan banyak juga hidup secara
diurnal. Beberapa pemakan daging dan buah-buahan, dan beberapa sebagai sumber
penyakit. (Jasin, 1992).
Mamalia merupakan salah satu taksa yang memegang peran penting dalam
mempertahankan dan memelihara kelangsungan proses-proses ekologis yang
bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia. mamalia merupakan taksa satwa yang
mempunyai resiko tinggi mengalami kepunahan (Kartono, 2015). Adapun ciri-ciri
khusus dari kelas mamalia adalah tubuhnya biasanya diliputi bulu atau rambut yang
lepas secara periodik, kulitnya banyak mengandung kelenjar, yaitu kelenjar
sebaceous, keringat, bau dan susu. Memiliki empat anggota atau kaki, kecuali anjing
laut dan singa laut tidak memiliki kaki belakang, masing-masing kaki memiliki
kurang lebih 5 jari yang bermacam-macam yang disesuaikan dengan keperluan
berjalan, lari, memanjat, membuat lubang, berenang atau meloncat, jari-jari berkait
tanduk atau berkuku atau berteracak dengan bantalan-bantalan daging. Jantung
sempurna terbagi atas empat ruangan (dua auricular, dua ventricular),
pernapasannya hanya dengan paru-paru. (Campbell et al.,1999).
Pisces memiliki habitat hidup di perairan baik di sungai maupun di laut.
Tubuhnya dilengkapi dengan sirip-sirip yang berfungsi untuk membantu berenang
dan menjaga keseimbangan tubuh. Sirip ikan dibedakan atas sirip punggung, sirip
dada, sirip perut, sirip anal, sirip ekor. Ikan mempunyai gurat sisi yang berfungsi
untuk mengetahui tekanan air. Tubuh ikan ditutupi oleh sisik yang licin dan
berlendir, sehingga dapat bergerak dengan cepat di dalam air. Ikan berkembang biak
dengan cara bertelur (ovipar), namun ada juga yang melalui fertilisasi internal dan
fertilisasi eksternal. Kelas Pisces terdiri dari 2 subkelas yaitu Kelompok ikan
bertulang rawan (Subkelas Chondrichthyes) contohnya ikan bertulang rawan adalah
hiu (Galeocerda sp.) dan Ikan pari (Dasyatis sp.) dan kelompok ikan bertulang sejati
(Subkelas Osteichthyes) contoh ikan bertulang sejati adalah lele (Clarias batrachus)
(Suhardi, 1983).
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Media (cetak, audio, dan video) yang digunakan pada praktikum kali
ini adalah hewan Invertebrata Axinella dissimilis atau spons (Porifera),
Thysanostoma loriferum atau ubur-ubur (Cnidaria), Dugesia gonocephala
atau Planaria (Platyhelminthes), Helicotylenchus sp. (Nematoda), Pheretima
darnleiensis atau cacing tanah (Annelida), Argopecten gibbus atau Kerang
laut (Mollusca), Octopus salutii atau cumi-cumi (Molusca), Otala lactea atau
siput (Mollusca), Ocypode quadrata atau Kepiting (Arthropoda), Dactylotum
bicolor atau belalang pelangi (Arthropoda), Salticus scenicus atau laba-laba
(Arthropoda), Pisaster ochraceus atau bintang laut (Echinodermata), dan
Holothuria sanctori atau teripang (Echinodermata). Hewan Vertebrata Isurus
oxyrinchus (Chondrichthyes), Osteoglossum bicirrhosum (Actinopterygii),
Betta splendens (Actinopterygii), Bufo bufo (Amphibia), Rhacophorus
bipunctatus (Amphibia), Phelsuma klemmeri (Reptilia), Dendroaspis
polylepis (Reptilia), Nisaetus lanceolatus (Aves), Panthera tigris (Mamalia),
dan Hylobates moloch (Mamalia).
B. Metode

Metode yang dilakukan pada praktikum kali ini antara lain:


1. Materi acara praktikum (media cetak/audio/video) yang diunggah di Google
Classroom dipelajari.
2. Karakter pada beberapa spesimen hewan yang telah disiapkan diamati.
3. Proses identifikasi beberapa hewan Invertebrata dan Vertebrata yang telah
disiapkan dilakukan berdasarkan morfologi yang diamati. Deskripsi hasil
identifikasi hewan tersebut akan dibuat.
4. Tabel hasil pengamatan karakter dan identifikasi pada beberapa hewan
dilengkapi.
5. Lembar kerja dilengkapi dalam waktu praktikum.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tabel Karakter dan Sifat Invertebrata


2. Tabel Klasifikasi Spesimen Invertebrata
[Klasifikasi]
Phylum : Porifera (Grant, 1836)
Classis : Demospongiae (Sollas,
1885)
Ordo : Halichondrida (Gray, 1867)
Familia : Axinellidae (Carter, 1875)
Genus : Axinella (Schmidt, 1862)
Silviatav, 2020
Species : Axinella dissimilis
(Bowerbank, 1866)

[Klasifikasi]
Phylum : Cnidaria (Hatschek, 1888)
Classis : Scyphozoa (Gotte, 1887)
Ordo : Rhizostomeae
Familia : Thysanostomatidae
Genus : Thysanostoma (L. Agassiz,
1862)
burdickdr, 2005 Species : Thysanostoma loriferum
(Ehrenberg, 1885)
[Klasifikasi]
Phylum : Platyhelminthes
(Minot,1876)
Classis : Trepaxonemata (Ehlers,
1984)
Ordo : Neoophora (Westblad, 1948)
Familia : Dugesiidae (Ball, 1974)
Genus : Dugesia (Girard, 1850)
Species : Dugesia gonocephala (A.
L. Dugès, 1830)

iris julia, 2021

[Klasifikasi]
Phylum : Nematoda
Classis : Chromadorea
Ordo : Tylenchida
Familia : Hoplolaimidae
Genus : Helicotylenchus
Species : Helicotylenchus sp.
nigel_bell, 2018
[Klasifikasi]
Phylum : Annelida
Classis : Clitellata
Ordo : Opisthopora
Familia : Megascolecidae
Genus : Pheretima (Kinberg, 1867)
Species : Pheretima darnleiensis
markbolnik, 2017
(Fletcher, 1886)

[Klasifikasi]
Phylum : Mollusca
Classis : Bivalvia (Linnaeus, 1758)
Ordo : Ostreoida
Familia : Pectinidae (Rafinesque,
1815)

jadenne, 2021 Genus : Argopecten (Monterosato,


1889)
Species : Argopecten gibbus
(Linnaeus, 1758)
[Klasifikasi]
Phylum : Mollusca
Classis : Cephalopoda (Cuvier,
1797)
Ordo : Octopoda (Leach, 1818)
Familia : Octopodidae (D'Orbigny,
1839-1842 in Férussac and
D'Orbigny, 1834-1848)
Genus : Octopus (Cuvier, 1797)
alphons_ueb, 2020
Species : Octopus salutii (Verany,
1839)
[Klasifikasi]
Phylum : Mollusca
Classis : Gastropoda (Cuvier, 1797)
Ordo : Stylommatophora
Familia : Helicidae
Genus : Otala (Schumacher, 1817)
Species : Otala lactea (Muller, 1774)

arvintamayosa, 2021

[Klasifikasi]
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Crustacea (Brunnich,
1772)
Classis : Malacostraca (Latreille,
1802)
Ordo : Decapoda (Latreille, 1802)
Familia : Ocypodidae (Rafinesque,
1815)
Genus : Ocypode (Weber, 1795)
bigt81, 2021 Species : Ocypode quadrata (J. C.
Fabricius, 1787)
[Klasifikasi]
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Hexapoda
Classis : Insecta
Ordo : Orthoptera
Familia : Acrididae (MacLeay,
1819) 
Genus : Dactylotum (Charpentier,
1843)
Species : Dactylotum bicolor
darwin1, 2021 (Charpentier, 1843)
[Klasifikasi]
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Chelicerata
Classis : Euchelicerata
Ordo : Araneae
Familia : Salticidae (Blackwall,
1841)
jasonfortin11, 2021 Genus : Salticus (Latreille, 1804)
Species : Salticus scenicus (Clerck,
1757)
[Klasifikasi]
Phylum : Echinodermata (Bruguière,
1791)
Classis : Asteroidea (de Blainville,
1830)
Ordo : Forcipulatida (Perrier, 1884)
Familia : Asteriidae (Gray, 1840)
Genus : Pisaster (Müller & Troschel,
1840)
ego18, 2021
Species : Pisaster ochraceus
(Brandt, 1835)
[Klasifikasi]
Phylum : Echinodermata (Bruguière,
1791)
Classis : Holothuroidea
Ordo : Holothuriida (Miller, Kerr,
Paulau, Reich, Wilson, Caravajal &
Rouse, 2017)
Familia : Holothuriidae (Burmeister,
1837)
Genus : Holothuria (Linnaeus, 1767)
mirela88, 2021 1
Species : Holothuria sanctori (Delle
Chiaje, 1824)
3. Tabulasi Data Karakter Taksonomi (Morfologi) Hewan Invertebrata
4. Tabel Karakter dan Sifat Vertebrata
5. Tabel Klasifikasi Spesimen Vertebrata
[Klasifikasi]
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata

Classis : Chondrichthyes
Ordo : Lamniformes
Familia : Lamnidae (Muller and Henle,
1838)
fabio_olmos, 2020 Genus : Isurus (Rafinesque, 1810)
Species : Isurus oxyrinchus (Rafinesque,
1810)
[Klasifikasi]
Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Classis : Actinopterygii

Ordo : Osteoglossiformes

Familia : Osteoglossidae
meenavathyam, 2021
Genus : Osteoglossum (Cuvier, 1829)

Species : Osteoglossum bicirrhosum


(Curvier, 1829)

[Klasifikasi]
Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Classis : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Familia : Osphronemidae (Bleeker,


1859)
phamhongphuc, 2011 Genus : Betta (Bleeker, 1850)

Species : Betta splendens (Regan, 1910)


[Klasifikasi]
Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Classis : Amphibia

Ordo : Anura

Familia : Bufonidae (Gray, 1825)

Genus : Bufo (Garsault, 1764)


anaxvp, 2021
Species : Bufo bufo (Linnaeus, 1758)

[Klasifikasi]
Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Classis : Amphibia

Ordo :Anura

Familia : Rhacophoridae (Hoffman,


1932)
parinyaherp, 2018
Genus : Rhacophorus (Kuhl and Van
Hasselt, 1822)

Species : Rhacophorus bipunctatus


(Ahl, 1927)

[Klasifikasi]
Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Classis : Reptilia (Laurenti, 1768)

Ordo : Squamata (Oppel, 1811)

Familia : Gekkonidae

Genus : Phelsuma (Gray, 1825)


evanheygen, 2011
Species : Phelsuma klemmeri (Seipp,
1991)
[Klasifikasi]
Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Classis : Reptilia (Laurenti, 1768)

Ordo : Squamata (Oppel, 1811)

Familia : Elapidae (F. Boie, 1827)


niallp, 2016 1niallp, 2016
Genus : Dendroaspis (Schlegel, 1848)

Species : Dendroaspis polylepis (Guther,


1864)

[Klasifikasi]
Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Classis : Aves

Ordo : Accipitriformes

Familia : Accipitridae (Vigors, 1824)

Genus : Nisaetus (Hodgson, 1836)


panjigusti, 2018 Species : Nisaetus lanceolatus
(Temminck & Schlegel, 1844)

[Klasifikasi]
Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Classis : Mamalia (Linnaeus, 1758)

Ordo : Carnivora (Bowdich, 1821)

Familia : Felidae (Fischer de Waldheim,


1817)
eshamunsi, 2021
Genus : Panthera (Oken, 1816)

Species : Panthera tigris (Linnaeus,


1758)
[Klasifikasi]
Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Classis : Mamalia (Linnaeus, 1758)

Ordo : Primata (Linnaeus, 1758)

Familia : Hylobatidae (Gray, 1871)

Genus : Hylobates (IIIiger, 1811)

kimchoi, 2019 Species : Hylobates moloch (Audebert,


1798)
6. Tabel Tabulasi Data Karakter Taksonomi (Morfologi) Hewan Vertebrata
B. Pembahasan

Deskripsi invertebrata
Phylum Porifera, (Grant, 186)
Karakter diagnosis dari phylum Porifera yaitu tubuh berpori, tubuh tersusun
atas sel yang terspesial, sesil, dinding tubuh terdiri atas dua lapis, yaitu
pinakosit (lapisan luar) dan koanosit (lapisan dalam). diantara lapisan tersebut
terdapat mesohil (zat berupa gelatin). Kerangka penyusun tubuh berupa
spikula yang berasal dari kapur (CaCO3), silika, dan serabut spongin.
Karakter dasar yaitu merupakan multiseluler, konstruksi tubuh terdiri dari sel,
tidak memiliki simetri tubuh atau asimetri, dan perkembangan embrional
deuterostome.
Calssis Demospongiae (Sollas, 1885)
Karakter diagnosis dari classis Demospongiae yaitu umumnya hidup di
lautan.
Ordo Halichondrida (Gray, 1867)
Familia Axinellidae (Carter, 1875)
Spesies Axinella dissimilis (Bowerbank, 1866)
Karakter diagnosis dari spesies Spesies Axinella dissimilis yaitu spon
bercabang dan berwarna kuning atau orange, memiliki tinggi sekitar 15 cm.

Phylum Cnidaria (Hatschek, 1888)


Karakter diagnosis dari phylum Cnidaria yaitu memiliki knidosit, mengalami
metagenesis, sistem saraf berupa nerve net, memiliki rongga gastrovaskuler,
tidak memiliki sistem respirasi, sirkulasi, dan ekskretori, reduksi aseksual
(polip) dan seksual (medusa). Karakter dasar multiseluler, jumlah lapisan
tubuh diploblastik atau terdiri dari dua lapis, konstruksi tubuh terdiri dari
jaringan, simetri tubuh bilateral, dan perkembangan embrional deuterostome.
Calssis Scyphozoa (Gotte, 1887)
Karakter diagnosis dari classis Scyphozoa memiliki bentuk tubuh dominan
medusa.
Ordo Rhizostomeae.
Familia Thysanostomatidae.
Spesies Thysanostoma loriferum (Ehrenberg, 1885)
Karakter diagnosis dari spesies Thysanostoma loriferum yaitu  memiliki
tentakel berwarna ungu, panjang tentakel berukuran setengah meter, payung
berbentuk kubah dan pinggiran berwarna ungu.

Phylum Platyhelminthes (Minot, 1876)


Karakter diagnosis dari phylum Platyhelminthes yaitu memiliki tubuh pipih
dorsoventral, jumlah lapisan tubuh triploblastik, rongga tubuh aceolom,
sistem pencernaan tidak lengkap (terdapat mulut tetapi tidak terdapat anus),
dan sistem ekskresi berupa protonefridia. Karakter dasar multiseluler, lapisan
tubuh tiga atau triploblastik, konstruksi tubuh terdiri dari organ, simetri tubuh
bilateral, rongga tubuh aceolom, dan perkembangan embrional protostome.
Classis Trepaxonemata (Ehlers, 1984)
Karakter diagnosis dari classis Trepaxonemata yaitu memiliki ginjal yang
belum sempurna dan sperma mempunyai dua flagel.
Ordo Neoophora (Westblad, 1948)
Familia Dugesiidae (Ball, 1974)
Spesies Dugesia gonocephala (A. L. Duges, 180)
Karakter diagnosis dari spesies Dugesia gonocephala yaitu memiliki kepala
yang berbentuk segitiga dan memiliki dua mata.

Phylum Nematoda
Karakter dari phylum Nematoda yaitu memiliki tubuh yang gilig (bulat
memanjang), memiliki alat pencabik yaitu stylet, memiliki lapisan kutikula
yang fleksibel, memiliki pencernaan yang lengkap,  dan mengalami ecdysis
(pergantian kulit). Karakter dasar multiseluler, lapisan tubuh terdiri dari 3
lapis atau triploblastik, konstruksi tubuh terdiri dari organ, simetri tubuh
bilateral, rongga tubuh pseudocoelom, dan perkembangan embrio
protostomes.
Classis Chromadorea
Karakter diagnosis dari classis Chromadorea yaitu memiliki kutikula yang
beruas-ruas diikuti tonjolan dan setae.
Ordo Tylenchida
Familia Hoplolaimidae
Spesies Helicotylenchus sp.
Karakter diagnosis dari spesies Helicotylenchus sp. yaitu memiliki tubuh
yang spiral atau melengkung.

Phylum Annelida 
Karakter diagnosis dari phylum Annelida yaitu mengalami metamerisme,
segmen teratur seperti cincin (annulus), sistem sirkulasi tertutup, memiliki
setae atau lokomosi tubuh, alat ekskresi berupa metanefridia, dan memiliki
hidroskeleton. Karakter dasar multiseluler, jumlah lapisan tubuh triploblastik,
konstruksi tubuh terdiri dari organ, segmentasi tubuh metamer (struktur dan
fungsinya sama), simetri tubuh radial, rongga tubuh ceolom, dan
perkembangan embrional protostomes.
Classis Clitellata
Karakter dari classis clitellata yaitu memiliki sedikit setae atau tidak memiliki
sama sekali.
Ordo Opisthopora
Familia Megascolecidae
Spesies Pheretima darnleiensis (Fletcher, 1886)
Karakter diagnosis dari spesies Pheretima darnleiensis yaitu tubuh berbentuk
silindris dan umumnya banyak ditemukan di Jepang, Asia Tenggara, dan
India.

Phylum Mollusca
Karakter dari phylum Mollusca yaitu memiliki massa viseral, memiliki tubuh
yang lunak, diselimuti oleh mantel, dan beberapa memiliki cangkang luar
(eksoskeleton) atau dalam (endoskeleton) dari kitin atau zat kapur. Karakter
dasar multiseluler, lapisan tubuh triploblastik, konstruksi tubuh terdiri dari
organ, simetri tubuh bilateral, rongga tubuh ceolom, dan perkembangan
embrio protostomes.
Classis Bivalvia (Linnaeus, 1758)
Karakter diagnosis dari Classis Bivalvia yaitu tubuhnya dengan dua cangkang
bersatu di bagian dorsal’
Ordo Ostreoida
Familia Pectinidae (Rafinesque, 1815)
Spesies Argopecten gibbus (Linnaeus, 1758)
Karakter spesies dari Argopecten gibbus yaitu memiliki warna tubuh
kekuningan dengan bercak merah.

Classis Cephalopoda (Cuvier, 1797)


Karakter diagnosis dari classis Cephalopoda yaitu tidak memiliki cangkang
atau cangkang tereduksi.
Ordo Octopoda (Leach, 1818)
Familia Octopodidae (D’Orbigny, 1839-1842)
Spesies Octopus salutii (Verany, 1839)
Karakter diagnosis dari spesies Octopus salutii yaitu dapat hidup di laut
hingga kedalaman 100 meter.

Classis Gastropoda (Cuvier, 1797)


Karakter dari classis Gastropoda yaitu memiliki cangkang yang melingkar
dan gepeng.
Ordo Stylommatophora
Familia Helicidae
Spesies Otala lactea (Muller, 1774)
Karakter diagnosis dari spesies Otala lactea yaitu cangkang berwarna putih
kecoklatan dengan bintik garis gelap.

Phylum Arthropoda
Karakter diagnosis dari phylum Arthropoda yaitu memiliki kaki beruas,
mengalami tagmatisasi, eksoskeleton dari kitin, dan mengalami ecdysis.
Karakter dasar multiseluler, jumlah lapisan tubuh 3 atau triploblastik,
konstruksi tubuh terdiri dari jaringan, segmentasi tubuh tagma (struktur dan
fungsinya beda), simetri tubuh bilateral, rongga tubuh ceolom, dan
perkembangan embrio protostomes.
Subphylum Crustacea (Brunnich, 1772)
Karakter dari subphylum Crustacea yaitu tubuh memiliki cangkang luar
(eksoskeleton) dan memiliki kaki 2 percabangan.
Classis Malacostraca (Latreille, 1802)
Karakter dari classis Malacostraca yaitu karapas berbentuk persegi.
Ordo Decapoda (Latreille, 1802)
Familia Ocypodidae (Rafinesque, 1815)
Spesies Ocypode quadrata (J. C. Fabricius, 1787)
Karakter dari spesies Ocypode quadrata yaitu ukuran pada spesies jantan
lebih besar daripada betina.

Subphylum Hexapoda
Karakter dari subphylum Hexapoda yaitu segmentasi tubuh terbagi menjadi
cepal, thorax, dan abdomen dan memiliki sayap 3 pasang.
Classis Insecta
Karakter dari classis Insecta yaitu umumnya classis Insecta bisa terbang
menggunakan sayapnya.
Ordo Orthoptera
Familia Acrididae (MacLeay, 1819)
Spesies Dactylotum bicolor (Charpentier, 1843)
Karakter dari spesies Dactylotum bicolor yaitu warna tubuh merah, kuning,
hitam dan sayap berwarna hijau pucat.

Subphylum Chelicerata
Karakter dari subphylum Chelicerata yaitu segmentasi tubuh terbagi menjadi
prosoma dan opisthosoma.
Classis Euchelicerata
Karakter dari classis Euhelicerata yaitu memiliki pelat di abdomennya.
Ordo Araneae
Familia Salticidea (Blackwall, 1841)
Spesies Salticus scenicus (Clerck, 1757)
Karakter dari spesies Salticus Scenicus yaitu memiliki panjang tubuh
4mm-7mm.

Phylum Echinodermata (Bruguiere, 1791)


Karakter dari phylum Echinodermata yaitu kulit berduri, memiliki sumbu
oral-aboral, memiliki sistem pembuluh air (water vascular system), sistem
saraf berupa nerve net, nerve ring, dan nerve radial, dan memiliki
endoskeleton. Karakter dasar multiseluler, jumlah lapisan tubuh 3 atau
triploblastik, konstruksi tubuh terdiri dari organ, simetri tubuh radial, rongga
tubuh ceolom, dan perkembangan embrio deuterostome.
Classis Asteroidea (de Blainville, 1830)
Karakter dari classis Asteroidea yaitu mempunyai lempeng pusat sentralis
dan alat penghisap.
Ordo Forcipulatida (Perrier, 1884)
Familia Asteridae (Gray, 1840)
Spesies Pisaster ochraceus (Brandt, 185)
Karakter dari spesies Pisaster ochraceus yaitu memiliki duri putih pendek
dan petal

Classis Holothuroidea
Karakter dari classis Holothuidea yaitu memiliki bentuk tubuh seperti
ketimun.
Ordo Holothuriida (Miller, et all, 2017)
Familia Holothuriidae (Burmeister, 1837)
Spesies Holothuria sanctori (Delle Chiaje, 1824).
Karakter dari spesies Holothuria sanctori yaitu bergerak sangat lambat.

Deskripsi Vertebrata
Phylum Chordata
Karakter dari phylum Chordata yaitu memiliki notochord, perkembangan
embrional  deuterostome, dan memiliki tali saraf.
Subphylum Vertebrata 
Karakter dari subphylum Vertebrata yaitu, memiliki Vertebrae, memiliki
wadah otak (cranium), memiliki rangka internal, memiliki sepasang mata
yang menonjol keluar, memiliki sistem sirkulasi tertutup, memiliki sepasang
organ pendengaran, memiliki perkembangan embrional deuterostome, dan
memiliki notochord.

Classis Chondrichthyes
Karakter dari classis Chondrichthyes yaitu memiliki tulang rawan yang
rangkanya belum terklasifikasi, memiliki celah insang, tipe sisik placoid, dan
memiliki clasper. Karakter dasar yaitu struktur tulang terdiri dari tulang
rawan, organ pernapasan menggunakan insang, fertilisasi terjadi secara
internal yaitu menginjeksikan sperma ke tubuh betina, ekstremitas atau alat
gerak menggunakan sirip, bukaan temporal anapsip atau tidak memiliki
lubang temporal, amnion atau pembungkus embrio anamniota atau tidak ada
(fungsi dari pembungkus embrio untuk mencegah guncangan), dan dan
modifikasi integumen berupa sisik.
Ordo Lamniformes
Familia Lamnidae (Muller and Henle, 1838)
Spesies Isurus oxyrinchus (Rafinesque, 1810)
Karakter dari spesies Isurus oxyrinchus yaitu memiliki sirip ekor simetris dan
ujung moncong yang lancip, dan memiliki gigi seperti gerigi tajam.

Classis Actinopterygii
Karakter dari classis Actinopterygii yaitu memiliki operculum, tipe sisik
ganoid, plakoid, cycloid, dan ctenoid, memiliki swim bladder, dan memiliki
linea lateralis. Karakter dasar memiliki struktur tulang sejati yang rangkanya
sudah terkalsifikasi, organ pernapasan menggunakan insang, fertilisasi terjadi
secara eksternal, ekstremitas menggunakan sirip, bukaan temporal anapsid,
anamniota, dan modifikasi integumen berupa sisik.
Ordo Osteoglossiformes
Familia Osteoglossidae
Spesies Osteoglossum bicirrhosum (Cuvier, 1829)
karakter dari spesies Osteoglossum bicirrhosum yaitu tipe sisik cycloid
dengan tubuh berwarna silver.
Ordo Perciformes
Familia Osphronemidae (Bleeker, 1850)
Spesies Betta splendens (Regan 1910)
karakter dari spesies Betta splendens yaitu memiliki karakter polimorfisme,
memiliki sisik yang overlap, rasio ukuran sirip yang besar dibandingkan
tubuhnya.

Classis Amphibia
Karakter dari classis amphibia yaitu mampu beradaptasi di dua alam, di darat
dan di air, tungkai belakang lebih panjang daripada tungkai depan dan tanpa
ekor, termasuk hewan poikiloterm, termasuk hewan Ovipar. Karakter dasar
struktur tulang sejati, organ pernapasan menggunakan paru-paru, fertilisasi
terjadi secara eksternal, ekstremitas menggunakan tungkai, bukaan temporal
anapsid, anamniota, dan modifikasi integumen berupa kulit.
Ordo Anura
Familia Bufonidae (Gray, 1825)
Spesies Bufo bufo (Linnaeus, 1758)
Karakter dari spesies Bufo bufo yaitu memiliki racun kulit yang kuat, kelenjar
paratiroid menonjol di belakang mata, kulitnya kasar oleh bintil, lompat kecil
karena kaki belakang pendek, dan badannya pendek dan tebal.
Familia Rhacophoridae (Hoffman, 1932)
Spesies Rhacophorus bipunctatus (Ahl, 1927)
Karakter dari spesies Rhacophorus bipunctatus yaitu memiliki mata yang
besar, kulit halus, licin, dan memiliki kelenjar lendir, merupakan hewan
arboreal (hidup di pohon), melompat lebih tinggi karena kaki belakang lebih
panjang, dan badanya slim.

Classis Reptilia (Laurenti, 1768)


Karakter dari classis Reptilia yaitu sisik mengalami keratinisasi, mengalami
ecdysis atau pergantian kulit, termasuk hewan poikiloterm, dan termasuk
hewan Ovipar yaitu bereproduksi dengan bertelur. Karakter dasar struktur
tulang sejati, organ pernapasan menggunakan paru-paru, fertilisasi terjadi
secara internal, ekstremitas menggunakan tungkai, bukaan temporal diapsid
yaitu memiliki 2 lubang temporal, dan amniota (terdapat selaput pembungkus
embrio) modifikasi integumen berupa sisik.
Ordo Squamata (Oppel, 1811)
Familia Gekkonidae
Spesies Phelsuma klemmeri (Seipp, 1991)
Karakter dari spesies Phelsuma klemmeri yaitu memiliki digiti ramping,
lamela atau bantalan berperekat besar di bawah jari kaki, dan memiliki brille.
Familia Elapidae (F. Boie, 1827)
Spesies Dendroaspis polylepis (Gunther, 1864)
Karakter dari spesies Dendroaspis polylepis yaitu ular berbisa (venomous)
dan taring proteroglyphous.

Classis Aves
karakter dari classis Aves yaitu mempunyai bulu, memiliki tarsometarsus,
memiliki sayap dan paruh, termasuk hewan homoiterm, dan termasuk hewan
Ovipar. Karakter dasar struktur tulang sejati, organ pernapasan menggunakan
paru-paru, fertilisasi terjadi secara internal, ekstremitas menggunakan
tungkai, bukaan temporal diapsid, amniota (terdapat selaput pembungkus
embrio) dan modifikasi integumen berupa bulu.
Ordo Accipitriformes
Familia Accipitridae (Vigors, 1824)
Spesies Nisaetus lanceolatus (Temminck & Schlegel, 1844)
Karakter dari spesies Nisaetus lanceolatus yaitu good flyers, memiliki
ketajaman mata yang sangat baik, dan luas pandang mata mencapai 340
derajat.

Classis Mamalia (Linnaeus, 1758)


Karakter dari classis mamalia yaitu memiliki kelenjar mamae, mayoritas
memiliki pinna auricula, mayoritas memiliki rambut, mayoritas mulutnya
sudah rima oris, termasuk hewan homoiterm, dan termasuk hewan vivipar
atau melahirkan. Karakter dasar struktur tulang sejati, organ pernapasan
menggunakan paru-paru, fertilisasi terjadi secara internal, ekstremitas
menggunakan tungkai, bukaan temporal synapsid yaitu hanya memiliki 1
lubang temporal, amniota (terdapat selaput pembungkus embrio) dan
modifikasi integumen berupa rambut.
Ordo Carnivora (Bowdich, 1821)
Familia Felidae (Fischer de Waldheim, 1817)
Spesies Panthera tigris (Linnaeus, 1758)
Karakter dari spesies Panthera tigris yaitu memiliki tipe kaki digitigrade,
terestrial, dan  hewan soliter.
Ordo Primates (Linnaeus, 1758)
Familia Hylobatidae (Gray, 1871)
Spesies Hylobates moloch (Audebert, 1798)
Karakter dari spesies Hylobates moloch yaitu seksual dimorfisme yang tidak
jelas antara jantan dan betina. memiliki tipe kaki plantigrade.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan praktikum dapat disimpulkan bahwa:


1. Hewan Invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang..
Beberapa contoh karakter taksonomi hewan invertebrata yaitu banyak sel
penyusun tubuh, konstruksi tubuh, segmentasi tubuh, simetri tubuh, jumlah
lapisan tubuh, rongga tubuh, dan perkembangan embrional.
2. Karakter morfologi dari beberapa jenis hewan Invertebrata dapat dilihat
dari banyaknya sel penyusun tubuh, konstruksi tubuh, segmentasi tubuh,
simetri tubuh, jumlah lapisan tubuh, rongga tubuh, dan perkembangan
embrionik, serta karakter phylum, karakter subphylum, karakter classis,
dan karakter spesiesnya.
3. Vertebrata merupakan subfilum dari Chordata yang mencangkup hewan
bertulang belakang (Vertebrae). Karakter dari Vertebrata yaitu memiliki
Vertebrae, cranium, rangka internal, sepasang mata menonjol, sistem
sirkulasi tertutup, sepasang organ pendengaran, deuterostome, dan
memiliki notochord.
4. Karakter morfologi dari beberapa hewan Vertebrata dapat dilihat dari tujuh
karakter dasar yaitu struktur tulang, organ pernafasan, fertilisasi,
ekstremitas, bukaan temporal, amnion, dan modifikasi integumen seta
karakter classis, karakter ordo, dan karakter spesies.

DAFTAR PUSTAKA

Adisoemarto, S. 2008. Taksonomi: Asas, Konsep dan Metode. Penerbit Universitas


Bandar Lampung.

alphons_ueb.,2020., iNaturalist.  https://www.inaturalist.org/observations/59437582. 


[Diakses pada 21 September 2021].
anaxvp., 2021, iNaturalist.  https://www.inaturalist.org/observations/96256477.
[Diakses pada 29 September 2021].

arvintamayosa., 021. iNaturalist. https://www.inaturalist.org/observations/95596864. 


[Diakses pada 21 September 2021].

Bermawie, N. 2005. Karakterisasi Plasma Nutfah Tanaman. Buku Pedoman


Pengelolaan Plasma Nutfah Perkebunan. Pusat penelitian dan Pengembangan
Perkebunan, Bogor : 38-52.

bigt81.,2021.iNaturalist.  https://www.inaturalist.org/observations/95601874.  [Diaks


pada 21 September 2021].

burdickde., 2005. iNaturalist. https://www.inaturalist.org/observations/20288250.


[Diakses pada 21 September 2021].

Burhanuddin, A.I.2010. Ikhtiologi: Ikan dan Aspek Kehidupannya. Yayasan Citra


Emulsi.

Campbell, N.,1999. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Campbell, N. A., Reece, J. B.,Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A.,Minorsky,


P. V. & Jakson, R. B., 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.

Campbell, N. A., Reece, J. B. & Mitchell, L. G., 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid
Kedua. Jakarta: Erlangga.

daewin1.,2021.iNaturalist.  https://www.inaturalist.org/observations/95582687.  [Dia


kses pada 21 September 2021].

Dalia, B. P. I & Leksono, A. S., 2014. Interaksi Antara Capung dengan Arthropoda
dan Vertebrata Predator di kepanjen, Kabupaten malang. Jurnal Biotropika,
2(1), pp.26-30.

Damayanti, S., 2013. Sistematika Hewan Vertebrata. Lampung: Pendidikan Biologi


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Raden Intan.

ego138., 2021. iNaturalist. https://www.inaturalist.org/photos/46686559.  [Diakses


pada 21 September 2021].

eshamunshi., 2021, iNaturalist.  https://www.inaturalist.org/observations/94291944.


[Diakses pada 29 September 2021].

evankeygen., 2011. iNaturalist.  https://www.inaturalist.org/observations/42259875.


[Diakses pada 29 September 2021].

fabioolmos., 2020.  iNaturalist. https://www.inaturalist.org/observations/47062579.


[Diakses pada 29 September 2021].
Haendel, M.A., 2014. Unification of multi-species vertebrate anatomy ontologies for
comparative biology in Uberon. Journal of Biomedical Semantics, 5 (21):
1-13.

iris_uns_julia_schlichsteiner.,iNaturalist.
https://www.inaturalist.org/observations/95
369662. [Diakses pada 21 September 2021].

jadennew1004.,2021.iNaturalist.https://www.inaturalist.org/observations/94823953. 
[Diakses pada 21 September 2021].

Jasin, M., 1989. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya: Sinar
Wijaya.

Jasin, M., 1992. Zoologi Vertebrata, Jakarta: Sinar Wijaya.


jasonfortin11.,2021.iNaturalist.  https://www.inaturalist.org/photos/66380906.  [Diak
ses pada 21 September 2021].

Kartono, A. P., 2015. Keragaman dan Kelimpahan Mamalia di Perkebunan Sawit.


Jurnal Media Konservasi, 85-92.

kimchoi., 2019. iNaturalist. https://www.inaturalist.org/observations/85445739.


[Diakses pada 29 September 2021].

Kurniawan, D., Aristoteles & Ahmad, A., 2015. Pengembangan Aplikasi


Sistem Pembelajaran Klasifikasi (Taksonomi) dan Tata Nama Ilmiah
(Binomial Nomenklatur) pada Kingdom Plantae (Tumbuhan) Berbasis
Android. Jurnal Komputasi, 3(2), pp. 120-168.

Luthfi O. M, Saputra P. A, Mutiara N. F, Arisyaputra R. A, Sinaga J. K, Bisel M. R.


S, Ika S. N, Ria A. M, Murti M. P. H, Girindra L. A, Rizal S. R, Bagus N. M,
Naufal A, Raditya M. 2017. Pemantauan kondisi invertebrata menggunakan
metode reef check di perairan Selat Sempu Kabupaten Malang. Jurnal
kelautan. 10(2), pp. 129-135.

Maheswaran, M. L., Narendran, R., Yosuva, M., & Gunalan, M. 2015. Occurrence of
Abnormal Starfish from Olaikuda in Rameswaram Island, South East Coast
of India. International Journal of Fisheries and Aquatic Studies, 3 (1), pp.
415-418.

markbolnik., 2017. iNaturalist. https://www.inaturalist.org/observations/6846921.


[Diakses pada 21 September 2021].

meenavathyam., 2021.iNaturalist.https://www.inaturalist.org/observations/78322354.
[Diakses pada 29 September 2021].

mirela88.,2021.iNaturalist.https://www.inaturalist.org/observations/94505063.  [Diak
ses pada 21 September 2021].

niallp., 2016. iNaturalist. https://www.inaturalist.org/observations/85895642.


[Diakses pada 29 September 2021].

nigel_bell.,2018.iNaturalist.https://www.inaturalist.org/observations/9886153.  [Diak
ses pada 21 September 2021].

panjigusti., 2018. iNaturalist. https://www.inaturalist.org/observations/78850488.


[Diakses pada 29 September 2021].

parinyaherp., 2018. iNaturalist. https://www.inaturalist.org/observations/90265528.


[Diakses pada 29 September 2021].

phamhongphuc.,2011.iNaturalist, https://www.inaturalist.org/observations/34188432.
[Diakses pada 29 September 2021].

Silviatv. 2020., iNaturalist. https://www.inaturalist.org/photos/6895148. [Diakses


pada 21 September 2021].

Simpson, G. G. 1961. Principles of Animal Taxonomy. New York. Columbia


University Press.

Suhardi. 1983. Evolusi Avertebrata. UI-Press, Jakarta.

Sulistiyowati T. I, Rahmawati I., & Prameswari I. T. 2018. Kelimpahan Capung


(odonata) di Das Brantas Kota Kediri: Sebagai Studi Pendahuluan
Biomonitoring Perairan. Jurnal Bioma. 7(2), pp. 211-218.

Wahid, A. 2012. Analisis Karakteristik Sedimentasi di Waduk PLTA Bakaru. Jurnal


Hutan dan Masyarakat, 2(2), pp.229-236.

Yudha, D.S., Epilurahman, R., Muhtianda, I.A., Ekarini, D.F., & Ningsih, O.C.,
2015. Keanekaragaman Spesies Amfibi dan Reptil di Kawasan Suaka Margasatwa.
Jurnal MIPA, 38 (1), pp. 7-12.

Zug, G. R., 1993. An Introduction Biology of Amphibians and Reptiles. San Diego.
California: Academic Press.

Anda mungkin juga menyukai