Anda di halaman 1dari 12

ANATOMI IKAN NILEM (Osteochilus vittatus)

DAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

Oleh :
Nama : Rosi Nurbaeti Putri
NIM : B1A016017
Rombongan :1
Kelompok :4
Asisten : Dyah Retno Annisa

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perairan pedalaman Indonesia memiliki 1.300 spesies keanekaragaman ikan.


Namun masih sedikit yang telah di lestarikan baik eksitu maupun insitu. Sumber
daya ikan telah memberikan kontribusi terhadap devisa sebanyak 2.600.000.000
rupiah/tahun. Oleh karena itu, ikan sangat penting untuk memprioritaskan
pengembangan komoditas baru dengan mempelajari molekul genetik, domestika dan
kultur. Ikan juga termasuk anggota vertebrata berdarah dingin yang hidup di air dan
bernafas dengan insang. Ikan juga merupakan organisme akuatik yang memiliki
organ yang kompleks dan terdiri atas beberapa sistem organ yang saling bekerja
sama melakukan aktivitas hidup (Azrita, 2014).
Secara garis besar ikan yang terdapat di alam terbagi atas dua grup yaitu
Agnatha (Ikan yang tidak memiliki rahang) dan Gnathostomata (Ikan yang memiliki
rahang). Kedua grup ikan tersebuat dikelompokkan ke dalam tiga kelas yaitu Kelas
Cephalaspidomophi, Condrichthyes, dan Osteichthyes . Susanto (1994), menyatakan
bahwa ikan apabila ditinjau dari morfologinya dapat dibagi menjadi tujuh bagian
yaitu bentuk tubuh, bentuk mulut, linea lateralis, sirip, sungut, sisik, dan ciri-ciri
lainnya. Sedangkan bagian tubuh lainnya, ikan dapat dibagi tiga bagian yaitu kepala
(caput), badan (truncus), dan ekor (cauda) (Radiopoetro, 1977).

Menurut Djuhanda (1982), Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) adalah salah


satu hewan vertebrata atau ikan yang hidup di air tawar dan bernafas dengan insang.
Ikan nilem tergolong dalam keluarga Cyprinidae. Bentuk badan mirip Ikan Mas,
tetapi badannya lebih memanjang dan pipih dengan sirip punggung relative lebih
panjang. Ikan Nilem merupakan jenis ikan herbivore yang makanannya terdiri atas
lumut dan tumbuhan pelekat.
Ikan Lele (Clarias gariepinus) adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar.
Ikan ini memiliki permukaan tubuhnya yang licin, tidak bersisik, agak pipih
memanjang, kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan
mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut
peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang minim. Lele juga
memiliki alat pernafasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya yang
disebut arborescent. Lele memiliki sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam,
pada sirip-sirip dadanya. Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin,
kecuali lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae).
Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah
yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di
got-got dan selokan pembuangan (Suyanto, 1991).
Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen
hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari), dua buah lubang
penciuman yang terletak di belakang bibir atas sirip punggung dan dubur memanjang
sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, panjang maksimum
mencapai 400 mm (Kimball, 1991).
Penggunaan ikan Nilem (Osteochilus vittatus) dan ikan Lele Dumbo (Clarias
gariepinus) sebagai preparat dalam praktikum ini untuk mewakili kelas pisces karena
populasi ikan Nilem dan ikan Lele yang besar sehingga memudahkan untuk
mendapatkan kedua spesies ikan ini.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum Struktur Hewan kali ini adalah untuk mengetahui
morfologi dan anatomi Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) dan Ikan Lele Dumbo
(Clarias gariepinus).
II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, gunting bedah, sarung
tangan, dan tisu.
Bahan yang digunakan adalah Ikan Nilem (Osteochilus vittatus), dan Ikan
Lele Dumbo (Clarias gariepinus).

B. Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Ikan Nilem (Osteocilus vittatus) dimatikan dengan cara ditusuk kepalanya
menggunakan jarum penusuk.
2. Ikan digunting mulai dari lubang porus, ke arah anterior sepanjang medioventral
Tubuh ke arah depan sirip dada (di lakukan dengan hati-hati sehingga tidak
mengenai organ-organ yang ada di dalamnya).
3. Bagian yang telah di bedah tadi di buka dengan menggunakan pinset sehingga
terlihat bagian belahan daging sebelah atas.
4. Pengguntingan dilanjutkan dari porus urogenitalis ke arah tubuh bagian dorsal
yang diteruskan ke arah anterior sampai ke tutup insang.
5. Pengguntingan bagian kepala dilakukan pada tutup insang bagian dorsal dan
ventral sampai ke ujung moncong. Pengguntingan harus dilakukan dengan hati-
hati. Langkah yang di lakukan adalah dengan merentangkan saluran pencernaan
(intestine) dengan hati-hati, sedikit demi sedikit ke luar tubuh dan jangan sampai
putus kemudian di amati organ-organnya. Bagian-bagian dari insang dipelajari
dengan cara membuat potongan melintang pada insang.
6. Langkah berikutnya berupa pemotongan melintang di bagian ekor dengan
pengamatan pada bagian otot-otot dan tulang-tulang penyusunnya.
.
Metode yang digunakan dalam praktikum Ikan Lele (Clarias gariepinus)
adalah sebagai berikut:
1. Ikan Lele (Clarias gariepinus) dimatikan dengan cara ditusuk kepalanya
menggunakan jarum penusuk.
2. Pembedahan dimulai dengan pengguntingan dan dilakukan dengan hati-hati
dimulai dari bagian depan lubang klasper ke sisi kiri dan kanan tubuh ke arah
depan melewati abdominal fin sampai patil atau belakang insang.
3. Selanjutnya bagian kulit organ dalam disayat dengan menggunakan pisau kecil
agar memudahkan penguraian bagian viscera.
4. Setelah pembedahan selesai, organ-organ dalamnya diamati.
B. Pembahasan

Klasifikasi Ikan Nilem (Ostheochilus vittatus) menurut Radiopoetro (1977)


adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Clasiss : Pisces
Subclasiss : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Cyprinoideae
Familia : Cyprinidae
Genus : Osteochillus
Spesies : Osteochilus vittatus

Hasil pengamatan Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) didiapatkan hasil bahwa


pada tubuh ikan nilem terdapat kepala yaitu mulai dari moncong sampai dengan
batas tutup insang, badan ikan dimulai dari belakang tutup insang sampai dengan
anus, sedangkan ekor dimulai dari belakang anus sampai dengan bagian ujung sirip
ekor. Sesuai dengan pernyataan Brotowidjoyo (1990), yang menyatakan bahwa
tubuh ikan dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu caput (kepala), truncus (badan), dan
cauda (ekor). Potensi yang dimiliki ikan nilem saat ini adalah telurnya yang sangat
digemari masyarakat karena rasanya yang lezat dan dapat di ekspor ke negara
tertentu sebagai pengganti kspiar (Sharifuddin, 2010).
Bagian caput Ikan Nilem terdiri dari Caput Ikan Nilem meliputi cavum oris
(mulut) terdapat pada ujung moncong terdapat gigi pada rahangnya, organon visus
(mata) terletak sebelah lateral tanpa kelopak mata, nostril (lubang hidung), dan
operculum. Bagian truncus dari Ikan Nilem terdiri dari berbagai jenis sirip. Sirip-
sirip tersebut berfungsi membantu pergerakan Ikan Nilem di dalam air. Sirip-sirip
tersebut terdiri dari sirip punggung (pinnae dorsalis), sepasang sirip dada (pinna
pectoralis), dan sepasang sirip perut (pinna abdominalis). Setelah itu terdapat porus
urogenitalis, yaitu lubang tempat alat reproduksi dan tempat pengeluaran hasil
ekskresi. Cauda Ikan Nilem terdapat sirip yang terletak dekat anus (pinnae analis)
dan sirip ekor (pinnae caudalis). Seluruh badannya bersisik, tipe sisik Ikan Nilem
adalah cycloid. Pada kiri dan kanan badan terdapat linea lateralis (gurat sisik) yang
memanjang dari belakang tutup insang sampai ekor. Linea lateralis digunakan untuk
mengetahui besarnya arus air (Jasin, 1989).
Rongga mulut adalah bagian depan atau bagian anterior dari badan, pada
umumnya berfungsi sebagai tempat mengunyah makanan pada kelompok vertebrata
tingkat tinggi, tetapi pada kelompok vertebrata rendah seperti ikan, makanan hanya
ditelan saja tidak mengalami proses pengunyahan dalam rongga mulut yang biasanya
dibantu dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel epitel pada rongga mulut
dan juga dengan adanya kontraksi dari otot dinding mulut (Large, 1970).
Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) tergolong dalam famili cyprinidae seperti
Ikan Mas dan Ikan Tawes. Mulut ikan terpasang dua pasang kumis peraba. Sistem
pencernaannya terdiri atas mulut, oesophagus, usus, ginjal, ginjal kepala, kantung
empedu, limpa, ductus pneumaticus. Menurut Brotowidjoyo (1994) sistem
pencernaan dari Ikan Nilem terdiri atas mulut, lambung, usus, dan dikeluarkan
melalui porus urogenitalis. Rahang mulut pada Ikan Nilem bergerigi kerucut untuk
mengunyah makanan. Faring dengan insang pada kedua sisinya. Lambung
dipisahkan dari usus oleh sebuah katup. Usus Ikan Nilem panjang dan berkelok-
kelok karena termasuk ikan herbivora.
Insang merupakan alat yang terdiri atas lamela-lamela yang halus atau filamen
yang menjulur keluar dari permukaan yang tampak, meskipun fungsi utamanya
adalah untuk keperluan lain seperti makan dengan cara menyaring, ekskresi,
pertukaran ion dan pengaturan tekanan osmosis. Ikan dan banyak amphibi
mengadakan pertukaran gas dengan lingkungan insang. Beberapa larva ikan dan
amphibi mempunyai insang dalam ruang insang (Villee et al., 1988).
Sistem pernapasan dilakukan oleh insang yang terdapat dalam 4 pasang
kantong insang yang terletak disebelah pharynk di bawah operculum. Waktu
bernapas operculum menutup melekat pada dinding tubuh, archus branchialis
mengembang ke arah lateral. Air masuk melalui mulut kemudian kelep mulut
menutup, sedangkan archus branchialis berkontraksi, dengan demikian operculum
terangkat terbuka. Air mengalir keluar filamen sehingga darah mengambil oksigen
dan mengeluarkan karbondioksida (Jasin, 1989).
Saluran reproduksi pada ikan jantan, tubulus mikroskopik yang disebut vas
efferens menyalurkan sperma dari tubulus seminiferus melalui mesenteri yang
menyangga testis ke tubulus anterior ginjal yang berujung pada kloaka. Ujung
anterior dari opistonefros primitif melekat pada permukaan testis sebagai lapisan
yang disebut epididimys. Sistem genitalia berfungsi untuk perkelaminan, organ
utamanya adalah gonad. Gonad betina disebut ovarium, ada sepasang yang masing-
masing berhubungan langsung dengan oviduct. Oviduct yang kiri dan yang kanan di
bagian belakang bersatu, kemudian bermuara di porus urogenitalis. Gonad jantan
disebut testis, ada sepasang, di dalamnya dibentuk spermatozoid. Masing-masing
testis berhubungan dengan duktus deferensia yang pendek, yang kemudian pada
bagian belakangnya bersatu dan bermuara di porus urogenitalis. Sebagian besar ikan
betina, telur disalurkan dari ronngga tubuh oleh sepasang oviduct, tetapi oviduct
tersebut mengalami perubahan sesuai dengan cara reproduksinya. Ikan berkembang
biak di dalam air, sebagian besar bersifat ovipar. Fertilisasi terjadi dii luar dan telur
berkembang menjadi larva yang dapat berdiri sendiri (Villee etal., 1988).
Klasifikasi Ikan Lele menurut Radiopoetro (1977) sebagai berikut,
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Class : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
Species : Clariasbatrachus
Hasil pengamatan anatomi Ikan Lele (Clarias gariepinus) didapatkan hasil
bahwa tubuh ikan lele dibagi menjadi tiga bagian, yaitu caput (kepala), truncus
(badan), cauda (ekor) dan terdapat juga patil sebagai senjata pertahanan diri. Sesuai
dengan pernyataan Djuhanda (1981) yang menyatakan bahwa tubuh ikan dapat
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, badan, ekor. Batas kepala adalah dari mulai
moncong sampai bagian belakang tutup insang, batas badan dari mulai belakang
tutup insang sampai dubur, sedangkan batas ekor dari mulai dubur sampai ujung sirip
ekor. Ikan tidak mempunyai leher, kepala langsung melekat pada badan. Untuk
bergerak, ikan mempunyai anggota gerak yang disebut sirip. Secara garis besar, ikan
mempunyai dua macam sirip; yaitu sirip berpasangan dan sirip tunggal. Sirip
berpasangan terdiri dari sepasang sirip dada dan sepasang sirip perut, sedangkan sirip
tunggal terdiri dari sirip punggung, sirip ekor dan sirip dubur. Bentuk tubuh Ikan
Lele mempunyai bagian perut yang datar dan bagian punggung yang cembung. Ikan
Lele tubuhnya tidak bersisik, lain dengan ikan pada umumnya. Tubuh Ikan Lele juga
licin dan berlendir, lendir tersebut juga bersifat antiseptik yang berguna untuk
membebaskan kulit dari macam-macam jamur dan bakteri.
Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) mempunyai kelebihan dan keunggulan
yang khas, bila dibandingkan dengan ikan air tawar yang lainnya, yaitu pemeliharaan
yang murah, mudah, serta dapat hidup di air yang kurang baik. Ikan lele Dumbo juga
cepat besar dalam waktu yang relatif singkat. Ikan lele Dumbo mempunyai
kandungan gizi yang tinggi dalam setiap ekornya (Benri, 2016).
Sistem respirasi ikan adalah menggunakan insang dan lele memiliki alat
tambahan yaitu arborescent. Rongga insang ikan terdapat empat pasang sisir insang
dengan bagian-bagiannya. Bagian-bagian rongga insang yaitu filamen insang,
lengkung insang, dan tapis insang. Filamen insang merupakan tempat dimana terjadi
pengambilan oksigen dari dalam air dan pelepasan karbon dioksida dari darah ke
dalam air. Lengkung insang merupakan tempat melekatnya filamen-filamen insang.
Tapis insang berfungsi untuk menyaring air, supaya kotoran tidak sampai masuk ke
dalam insang (Djuanda, 1984). Ikan Lele memiliki alat pernapasan tambahan yang
disebut arborecent, organ yang merupakan membran yang berlipat-lipat penuh
dengan kapiler darah, seperti karang. Alat ini terletak didalam ruangan sebelah atas
insang yang berperan dalam pernafasan agar lele dapat lebih lama bertahan hidup
meskipun dalam keadaan kekurangan oksigen. Sejarah hidup Ikan Lele, Ikan Lele
harus mengambil oksigen dari udara langsung, untuk itu ia akan menyembul
kepermukaan air. Oleh karena itu jika pada kolam banyak terdapat eceng gondok
ikan ini tidak berdaya (Djuanda, 1981).
Sistem pencernaan dari ikan lele terdiri atas mulut, lambung, usus, dan
dikeluarkan melalui porus urogenitalis. Usus Ikan Lele panjang karena termasuk ikan
omnivora. Menurut Storer and Usinger (1961) sistem pencernaan ikan terdiri dari:
rahang ikan mempunyai banyak gigi kecil berbentuk kerucut untuk mengunyah
makanan dan lidah kecil dalam di dasar rongga mulut membantu gerakan respirasi.
Pharynk terdapat insang disisi dan samping lalu ke oesophagus pendek mengikuti
hingga timbul lambung atau gastrum. Pyloric value terpisah belakang dari intestine.
Tiga tubular pyloric caeca, fungsi mengabsorpsi, mengambil ke intestine. Tiga hati
besar di dalam rongga tubuh dengan kantung empedu dan saluran ke intestine serta
pankreasnya tidak jelas.
Gonad Ikan Lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki gerigi
pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih
kecil dari pada betinanya. Gonad Ikan Lele betina berwarna lebih kuning, terlihat
bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak
bergerigi. Organ–organ lainya dari Ikan Lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu,
labirin, gonad, hati, lambung dan anus (Ville, 1964).
Sistem ekskresi organ utamanya adalah ginjal. Urin yang dihasilkan ginjal,
disalurkan melalui ureter yang berjalan di pinggiran rongga-rongga abdomen sebelah
dorsal menuju ke belakang. Ureter yang kiri dan yang kanan bertemu di bagian
belakang menjadi kantong urin dan dari urin dikeluarkan melalui uretra yang
bermuara di porus urogenitalis (Brotowidjoyo, 1993).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:


1. Tubuh Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) terdiri dari kepala (caput), badan
(truncus), dan ekor (cauda). Sistem pencernaan pada Ikan Nilem terdiri atas
mulut, pharynx, oesophagus, ventriculus, dan intestine yang bermuara di kloaka.
Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) mempunyai lima jenis sirip, yaitu sirip
punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut (abdominal fin), sirip
dubur (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Ikan Nilem memiliki gurat sisi yang
berfungsi untuk mengetahui besar kecilnya arus air. Sistem ekskresi pada Ikan
Nilem terdiri dari ren, ureter, vesica urinaria dan porus urogenitalis.
2. Tubuh Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) terdiri dari kepala (caput), badan
(truncus), dan ekor (cauda). Sistem pencernaan pada Ikan Lele Dumbo terdiri
atas mulut, pharynx, oesophagus, ventriculus, dan intestine yang bermuara di
kloaka. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) mempunyai lima jenis sirip, yaitu
sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut (abdominal fin),
sirip dubur (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sistem respirasi Ikan Lele
Dumbo (Clarias gariepinus) yaitu insang dan terdapat alat pernapasan tambahan
yaitu arborecent. ikan lele memiliki gurat sisik yang berfungsi untuk mengetahui
besar kecilnya arus air. Sistem ekskresi pada ikan lele terdiri dari ren, ureter,
vesica urinaria dan porus urogenitalis. Ikan lele jantan memiliki klasper sebagai
alat bantu perkembangbiakan.

B. Saran

Saran untuk praktikum ini adalah sebaiknya ketepatan waktu pelaksanaan

praktikum perlu diperhatikan lagi.


DAFTAR REFERENSI

Azrita. Hafrizal, S., & junaidi. 2014. Genetic Variation Among Asang Fish
(Osteochilus vittatus) Populations Using Random Amplified Polymorphic
DNA (RAPD) Markers. International Journal of Fisheries and Aquatic
Studies, Vol 1(6),pp. 213-217.

Benri, S. 2016. Efisiensi Pengiriman Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
dengan Kepadatan yang Berbeda dalam Packing Tukka-Kota Pinang. Jurnal
Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol 5(2),pp. 817-827.

Brotowidjoyo, M. 1993. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.

Djuanda, T. 1981. Anatomi dari Empat Species Hewan vertebrata. Bandung :


Armico.

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan. Surabaya : Sinar Jaya.

Kimball, J. W. 1991. Biologi Jilid II. Jakarta : Erlangga.

Large, K. F. 1970. Fresh Water Fishery Biology, M. C. V. USA : Brown Company


&Publisher.

Radiopoetro. 1977. Zoologi. Jakarta : Erlangga.

Sharifuddin. 2010. Aspek Reproduksi Ikan Nilem (Osteochilus vittatus)


(Valenciennes, 1842) di Danau Sidenreng, Sulawesi Selatan. Jurnal Iktiologi
Indonesia, Vol 10 (2),pp. 111-122.

Suyanto, SR. 1991. Budidaya Ikan Lele. Jakarta: Penebar Swadaya.

Ville, C. A., W. F. Walker,and Frederick E. S. 1964. General Zoology Second


Edition. W. B. Philadelphia and London : Saunders Company.

Anda mungkin juga menyukai