Anda di halaman 1dari 8

IDENTIFIKASI KARAKTER TAKSONOMI VERTEBRATA

Oleh:
Nama : Fernando Agustin Sinaga
NIM : B1A018098
Rombongan : VII
Kelompok :2
Asisten : Pradina Damayanti

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN I

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Chordata merupakan coelomata yaitu hewan yang mempunyai coelom sejati.


Chordata memiliki perkembangan embrio deuterostomous yaitu perkembangan
anusnya pada sisi blastopore. Secara mendasar Chordata (chorda = notochord)
mempunyai struktur yang berbeda dengan invertebrata. Letak dari sistem saraf
chordata sebelah dorsal, sedangkan pada invertebrata letaknya ventral. Beberapa tahap
pada perkembangan chordata mempunyai notochord, yaitu batang rangka primitif di
sebelah bawah sistem saraf pusat. Chordata juga mempunyai lubang-lubang lateral
pada saluran pencernaan depan (faring) yaitu celah visceral, meskipun pada chordata
tingkat tinggi keberadaannya bersifat sementara. Selain itu chordata memiliki sistem
peredaran darah yang berbeda dengan Invertebrata, sebab jantung chordata terletak
ventral dari sistem pencernaan makanan dan darah mengalir dari anterior ke posterior
melalui pembuluh dorsal. Sedangkan pada invertebrata, jantung terletak di bagian
dorsal dan darah mengalir ke arah anterior pada pembuluh dorsal (Saefudin, 2009).
Struktur saluran pencernaan pada chordata sangat berbeda dalam hubungan dengan
garis keturunan hewan dan / atau kebiasaan makan (Hayashibe, et al., 2017).
Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung.
Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan
avertebrata. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat
terkumpulnya sel-sel saraf dan memilki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali
tersebut yang tidak dimiliki oleh hewan yang tidak memiliki tulang belakang (Anwar,
1985). Hewan vertebrata adalah subfilum dari chordate, tergolong dalam hewan yang
memiliki sistem otot yang banyak dan terdiri dari pasangan massa serta sistem syaraf
pusat yang letaknya didalam tulang belakang. Anggota hewan vertebrata yaitu pisces,
amphinia, reptilia, aves, dan mamalia (Radiopoetro, 1977).
Vertebrata adalah kelompok yang paling sedikit di antara hewan-hewan, tetapi
mereka menunjukkan, bersama dengan arthropoda dan mungkin echinodermata,
sejumlah besar dari karakter kompleks 'dapat memfosil' yang dapat dianalisis untuk
merekonstruksi hubungan mereka; namun, sebagian besar catatan fosil informatif
anatomi mereka muncul relatif terlambat, sekitar 470 juta tahun yang lalu (Janvier,
2015).
B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah:


1. Praktikan mengetahui pengertian dan beberapa contoh dari karakter taksonomi
hewan vertebrata.
2. Praktikan mengetahui karakter morfologi dari beberapa jenis hewan vertebrata.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Vertebrata atau hewan bertulang belakang memiliki karakter umum yang


membedakannya dengan avertebrata yaitu pembagian tubuhnya terdiri atas kepala,
leher, badan, dan ekor. Memiliki susunan ruas tulang belakang (kolumna vertebralis)
dan memiliki otak di dalam cranium (tulang tengkorak). Pada tulang belakangnya
terdapat syaraf-syaraf pusat yang mengatur syaraf-syaraf di tubuhnya. Vertebrata
memiliki endoskeleton atau rangka dalam yang beruas tulang belakang sebagai
kerangka penguat tubuh. Pada kerangka melekat otot-otot kerangka, bagian kulitnya
terdiri dari epidermis dan dermis serta menghasilkan rambut, sisik, bulu, kelenjar, atau
zat tanduk. Otaknya terlindung dengan tulang-tulang tengkorak. Memiliki selom
(rongga badan) yang dindingnya dilapisi selaput peritoneum. Semua anggota vertebrata
memiliki rahang dua pasang kecuali kelas agnate (contohnya cyclostomata). Jantung
beruang 2 hingga 4. Darah mengandung sel darah putih, sel darah merah dan
hemoglobin dan peredaran darahnya tertutup. Rongga tubuh mengandung organ
visceral (organ bagian dalam). Memiliki sepasang ginjal sebagai alat ekskresi yang
berupa urine dan termasuk poikiloterm yaitu suhu tubuh mengikuti suhu lingkungan
(berdarah dingin) yaitu pada kelas pisces, amphibian dan reptile dan homoioterm yaitu
suhu tubuh tidak mengikuti lingkungan sekitar karena memiliki kemampuan mengatur
suhu tubuh (berdarah panas) yaitu pada kelas aves dan mamalia (Lilies, 1991).
Chondrichthyes adalah ikan yang bertulang rawan bukan tulang sejati, memiliki
rahang, sirip yang berpasangan, lubang hidung berpasangan, dan jantung beruang dua.
Menurut Jasin (1992), karakter khusus yang dimiliki Chondrichthyes adalah seperti
kulitnya yang tegar diliputi oleh sisik placoid dengan banyak kelenjar mukosa, pada
kedua bagian sisinya terdapat sirip yang disokong oleh jari-jari pina pelvicus
membentuk beberapa bagiannya menjadi klasper pada individu jantan, mulut terletak
di sebelah ventral kepala, skeletonnya tidak memiliki tulang keras, tulang kranium
bergabung dengan capsula sensoris, respirasi dilakukam dengan insang, memiliki
sepuluh pasang nervi cranialis, dan suhu tubuh poikilotermis.
Subkelas Actinopterygii merupakan kelompok ikan yang hidup pada zaman
sekarang. Karakteristik umum yang dimiliki oleh ikan subkelas Actinopterygii antara
lain adalah siripnya yang berpasangan, tidak memiliki pangkal yang menonjol di tubuh
sehingga lembar sirip yang ada di luar tubuh hanya disokong oleh jari-jari sirip, sisik-
sisik umumnya tilakoid atau ganoid, dan ekornya yang bertipe homocercal/bicercal
(Taufiq, 2010). Kolom vertebral dari ikan actinopterygian memiliki dua bagian dasar
yaitu bagian perut dan bagian dada dengan perbedaan bertanda di vertebral dengan
region tersebut, bagian perut termasuk dari anterior ke posterior (Jawad, et al., 2014).
Kelas Amphibia (amfibi) memiliki karakter khusus yaitu hewan yang memiliki
dua bentuk kehidupan atau hidup di dua alam. Hewan ini merupakan hewan peralihan
dari kehidupan air ke kehidupan darat. Pada saat larva, hidupnya di air dan bernapas
menggunakan insan, sedangkan pada waktu dewasa hidupnya di air dan bernapas
menggunakan insang. Seperti halnya ikan, amfibi juga hewan yang berdarah dingin.
Tubuhnya terdiri dari kepala, badan, dan anggota gerak tetapi tidak memiliki leher.
Anggota gerak pada amfibi dasarnya adalah pentadactylus dan tidak memiliki kuku atau
cakar namun memiliki selaput renang di sela-sela jarinya. Kulitnya memiliki kelenjar
mukosa atau kelenjar racun (berbintil-bintil) bagi beberapa jenis hewan amfibi yang
memiliki metamorfosis sempurna (Widayati, 2009).
Kelas Reptilia merupakan hewan melata. Seluruh tubuhnya teradaptasi secara
maksimal untuk kehidupan terrestrialReptilia berkembang biak dengan bertelur
(ovipar), namun ada juga yang ovovivipar (Widayati, 2009).Vertebrata yang bersisik,
fertilisasi internal, telur bercangkang, dan kulit tertutup sisik. Kulit yang ditutupi sisik
akan meminimalkan kehilangan cairan tubuh, sehingga reptil dapat bertahan di
lingkungan darat yang kering, secara umum habitat reptil terbagi menjadi lima yakni
terrestrial, arboreal, akuatik, semi akuatik, dan fossorial. Reptil dan amfibi menghuni
hampir seluruh permukaan bumi, ecuali di antartika (Yudha, et al., 2015). Salah satu
contohnya kadal yang memiliki tubuh kekar, sisik kepala yang kasar dan sisik punggung
(dorsal) berlunas tiga. Punggung berwarna cokelat zaitun, dengan jalur coklat gelap
bertepi terang keputih-putihan atau kekuning-kuningan di sisi badannya.
Kerongkongan, pada hewan jantan dewasa merah terang kadang-kadang berbintik
gelap, pada hewan betina berwarna krem tak berpola. Perut berwarna putih kehijauan
(Origia, 2012).
Kelas aves (burung) secara umum tubuhnya terdiri atas kepala, leher, badan, dan
ekor. Tubuhnya ditutupi oleh bulu, lengan depannya mengalami modifikasi sebagai
sayap yang umumnya digunakan untuk terbang. Alat gerak belakang digunakan untuk
berjalan, bertengger, berenang atau mencengkeram, dan umumnya dilengkapi dengan
empat jari. Mulut aves meluas sebagai paruh dan tidak bergigi. Bentuk paruhnya
bervariasi, kelas aves digolongkan menjadi dua sub kelas yaitu Archaeornithes dan
subkelas Neornithes (Haryono, 2001).
Kelas mamalia memiliki ciri utamanya adalah mempunyai kelenjar susu
(glandula mamae) berfungsi untuk menyusui anaknya yang baru lahir. Tubuhnya
ditutupi oleh rambut. Kulitnya dilengkapi berbagai macam kelenjar. Rahangnya
umumnya dilengkapi dengan gigi. Mamalia memiliki tungkai yang sesuai untuk
berjalan, memanjat menggali, berenang, dan terbang. Jarinya dilengkapi cakar, kuku,
atau teracak. Perkembangbiakan dengan beranak atau melahirkan (vivipar) dan bertelur
(ovipar). Ordo Monotremata merupakan satu-satunya mamalia yang berkembang biak
dengan cara bertelur (ovipar). Contoh ordo monotremata yang terkenal adalah Platypus
sp. dari Australia, yang hidupnya di sungai (Widayati, 2009).
III. METODOLOGI

A. Materi

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah bak preparat, pinset,
kaca pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, kamera, sarung tangan karet
(gloves), masker, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah beberapa spesimen
hewan vertebrata dan alkohol 70%.
B. Metode

Metode yang dilakukan pada praktikum kali ini antara lain:


1. Karakter pada beberapa spesimen hewan vertebrata yang telah disiapkan diamati
oleh tiap kelompok praktikum.
2. Proses identifikasi beberapa hewan vertebrata yang telah disiapkan berdasarkan
karakter morfologi yang diamati dilakukan oleh praktikan. Deskripsi hasil
identifikasi hewan tersebut dibuat oleh masing-masing praktikan.
3. Tabel hasil pengamatan karakter dan identifikasi pada beberapa hewan vertebrata
dilengkapi oleh praktikan.
4. Laporan sementara dari hasil praktikum dibuat oleh praktikan.
DAFTAR REFERENSI

Haryono. ( 2001) Variasi Morfologi dan Morfometri Ikan Dokun (Puntius lateristriga)
di Sumatera. Cibinong: Balitbang Zoologi.

Hayashibe, M., Nakayama, S. and Ogasawara, M. (2017) Shared hemocyte-and


intestine-dominant expression profiles of intelectin genes in ascidian
Ciona intestinalis: insight into the evolution of the innate immune system
in chordates, Cell and tissue research, 370(1), 129—142.

Janvier, P. (2015) Facts and fancies about early fossil chordates and vertebrates,
Nature, 520(7548), 483—489.

Jasin, Maskoeri. (1992) Zoologi Vertebrata untuk Perguruan Tinggi. Surabaya: Sinar
Wijaya.

Jawad, L. A., Luqman, Al-hassani. and Abdullah, Al-kindi. (2014) Vertebral Column
Morphology of The Bengal Snapper, Lutjanus bengalensis (Bloch, 1790),
from the Oman Sea, Zoology Journal, Vol. 55, pp. 491—497.

Lilies, C. (1991) Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta: Kanisius.

Origia, K., Novarino, W. dan Tjong, D. H. (2012) Jenis-Jenis Kadal (Sub-Ordo


Sauria) di Hutan Harapan Jambi, Journal Biologi, Vol. 1(1), pp. 86—92.

Saefudin. (2009) Sistematika Vertebrata. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan IPA


Universitas Negeri Yogyakarta.

Taufiq, H. (2010) Ensiklopedia Seri Ikan. Semarang : Aneka Ilmu.

Widayati, S. S. N. Rochmah, and Zubedi. (2009) Biologi : SMA & MA kelas X.


Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Yudha, D.S., Eprilurahman, R., Muhtianda, I.A., Ekarini D.F. dan Ningsih, O.C.
(2015) Keanekaragaman Spesies Amfibi dan Reptil di Kawasan Suaka
Margasatwa Sermo Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal MIPA. 38(1); pp.7—
12.

Anda mungkin juga menyukai