Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOSISTEMATIK HEWAN

ARTHROPODA

Nama
NIM
Kelompok
Kelas
Nama Asisten
Nama Dosen
Tanggal Praktikum
Tanggal Pengumpulan:

:
Nur Sadrina Ghaisani Rahayu
:
1147020047
:
:
3B
:
Gaestro Orly Haryono
:
Bahiyah M.si
;
Rabu, 16 September 2015
Rabu, 30 September 2015

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015

I. PENDAHULUAN
A. Tujuan

Memahami keragaman arthropoda dan perbedaan


prinsip antara serangga dan arthropoda

B. Dasar Teori
Sejak tahun 1990 banyak ahli zoology membagi kelompok arthropoda
menjadi filum tribbita, filum chelicerata, filum uniramia, dan filum crustacean.
Persamaan ini terutama berdasarkan perbedaan dalam hal struktur dan susunan
kaki serta apendik yang lain (Mukayat, 2001).
Arthropoda merupakan nama lain bagi hewan berbuku buku. Kata
arthropoda diambil dari bahasa latin yaitu Artha = ruas, buku, segmen, dan Podos
= kaki. Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh arthropoda terdiri
atas segmen segmen yang berbeda dengan system peredaran darah terbuka,
beberapa hewan yang termasuk kedalam bagian dari hewan arthropoda adalah
laba laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, kaki seribu, dan udang. Ukuran
tubuh arthropoda sangat beragam tergantung dari spesise masing masing.
Beberapa diantara hewan arthropoda memiliki ukuran lebih dari 60 cm, namun
kebanyakan berukuran relatif kecil. Tubuh arthropoda ditutupi lapisan kutikula
yang merupakan rangka luar (eksoskleleton). Ketebalan kutikula tergantung dari
spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein
dan lapisan kitin yang melindungi hewan tersebut, terutama yang berhubungan
dengan alat gerak dan bagian tubuh dalam (Karmana, 2007).
Arthropoda dalam dunia hewan merupakan filum yang terbesar
didunia. Jumlah spesies arthropoda sekitar 900.000 spesies dengan beragam
variasi. Jumlah tersebut 80%nya meruupakan spesies yang diketahui. Tubuh
arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut) yang
bersegmen segmen. Pada tiap tiap segmen tubuh dilengkapi dengan alat gerak dan
adapula yang tidak dilengkapi dengan alat gerak. Hewan arthropoda memiliki
organ sensoris yang sudah berkembang seperti mata, organ penciuman serta
antenna

yang

berfungsi

sebagai

alat

perasa

dan

pencium.

Tingat

perkembangannya sesuai dengan lingkungan tempat hidupnya. Sistem peredaran


darah terdiri dari jantung dibagian dorsal. System peredaran darahnya berupa
sistem peredaran darah terbuka yang tidak memiliki kapiler darah. Jantungnya
berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh (Maskoeri,2012).
Arthropoda dapat hidup di air tawar, laut, dan tanah dan semua
permukaan bumi. Semua anggota filum ini memiliki tubuh yang berbuku buku.
Rongga tubuh utama arthropoda disebut hermocoel. Hermocoel terdiri atas
sejumlah ruangan kecil yang dipompa leh jantung. Sistem saraf arthropoda sama
dengan anelida, terdapat bagian ventral tubuh bentuk seperti tangga tali. Hewan
arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang, sistem trakea kemudian
adapula dengan sistem paru paru buku. Sistem ekssresi menggunakan saluran
malphigi, sistem sarafnya dinamakan sistem saraf tepi dihubungkan oleh saraf
melintang sehingga menyerupai tangga tali (Wagio,2010).
Arthropoda memiliki sistem pencernaan yang sempurna (memiliki
anus). Mulut dilengkapi dengan rahang. Sistem peredaran darahnya terbuka dan
darahya berwarna biru karena disebabkan oleh kandungan hemosianin (bukan
hemoglobin). Reproduksi dilakukan dengan perkawinan, tetapi adapula beberapa
hewan yang melakukan parthenogenesis. Parthenogenesis merupakan proses
perkembangan embrio dari telur yang tidak dibuahi. Jenis kelamin arthropoda
terpisah (gonokori) artiya ada hewan jantan dan hewan betina. Arthropoda
memiliki empat kelas yaitu kelas Myriapoda, Kelas Crustasea, kelas Arachnida,
dan kelas Insecta. Secara evolusi kelas arthropoda merupakan kelas yang paling
berhasil dalam mengembangkan jenisnya, hampir 75% hewan dimuka bumi ini
adalah arthropoda (Rygon, 2013).
Sistem pencernaan arthropoda dimulai dengan mulut, usus, dan anus.
Mulut yang terdapat pada hewan arthropoda berfungsi untuk menjilat seperti pada
lalat, menusuk dan menghisap seperti pada nyamuk, serta menggigit seperti pada
semut. Fertilisasi hewan arthropoda berlangsung secara internal. Telur banyak
mengandung kuning telur yang tertutup oleh cangkang. Hewan jenis arhtropoda

ada yang mengalami metamorfosis sempurna dan adapula yang mengalami


metamorfosis tidak sempurna. Terdapat beberapa cirri khusus hewan arthropoda
diantaranya yaitu tubuh terdiri dari caput dan terdapat mata serta antenna juga
mulut. Pada torax terdiri dari tiga pasang kaki yang beruas ruas. Pada abdomen
terdiri dari kurang lebih sebelas buku dengan beberapa bagian terminal. Jantung
berbentuk gilik dan mempunyai arterior aorta tetapi tidak memiliki pembuluh
darah kapiler dan vena. Alat eksresi terdiri dari dua atau lebih badan yang
berbentuk tabung. Alat reproduksi terpisah, pertumbuhan terjadi didalam tubuh
dan pada fase terakhir akan terbungkus oleh cangkok (Agnestika, 2012).
II METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
No
1

Alat
Kaca

Jumlah
1 Buah

Bahan
Sarung tangan

Jumlah
1 Pasang

2
3
4
5
6
7

Pembesar
Baki Bedah
Penggaris
Toples
Pinset
Botol Jam
Object glass

1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 buah

Kloroform
Kapas
Kelabang
Alkohol 70%
Label
Benang

Secukupnya
Secukupnya
1 ekor
Secukupnya
1 buah
Secukupnya

B. Cara Kerja
Kloroform
-

Diteteskan pada kapas


Dimasukkan kedalam toples

Kelabang
- Dimasukkan kedalam toples

Dianestesi dalam toples tertutup


sampai tidak ada pergerakan
Dipindahkan pada baki bedah
Diamati dan dicatat ukurannya,
struktur morfologibagian depan,
belakang, atas, belakang, jumlah
kaki dll
Diletakkan pada object glass dan
diikat dengan benang
Dimasukkan dan disimpan secara
diagonal pada botol jam

Alkohol 70%
- Dituangkan pada botol jam sampai
kelabang terendam
- Botol jam ditutup rapat dan pada
diberi label
Awetan
kelabang
III.

Hasil
Gambar Hasil Pengamatan

Literatur

Gambar 1

Gambar 2

Morfologi bagian atas


Kelabang
Scolopendra sp.
(Dokumentasi pribadi,2015)

Morfologi bagian atas


Kelabang
Scolopendra sp.
(Alan, 2004)

Keterangan

IV.

Gambar 3

Gambar 4

Morfologi bagian bawah


Kelabang
Scolopendra sp.
(Dokumentasi pribadi,2015)

Morfologi bagian bawah


Kelabang
Scolopendra sp.
(Alan,2004)

PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini dilakukan pengamatan terhadap kelabang.
Dalam bahasa Inggris kelabang disebut centipede yang
hewan arthropoda tergolong

kelas Chilopoda dan

merupakan

upafilum Myriapoda.

Adapun menurut Alan (2004), klasifikasinya yaitu,


Kingdom
:
Animalia
Sub Kingdom
:
Invertebrata
Phylum
:
Arthropoda
Class
:
Chilopoda
Ordo
:
Centipedes
Famili
:
Scolopendridae
Genus
:
Scolopendra
Species
:
Scolopenda sp.
Dari pengamatan yang dilakukan, dapat teramati bentuk tubuh dari
kelabang tersebut pipih bersegmen berwarna kecoklatan dengan panjang
tubuh total 8 cm dan panjang antena 1 cm sehingga total panjang tubuh
kelabang tersebut 9 cm. Ukuran tubuh kelabang beraneka ragam sesuai
dengan jenis dan lingkungan tempat tinggalnya. Bentuk tubuh pipih
tersebut sesuai dengan pendapat Jasin (2007), bahwa tubuh hewan ini pipih
dan dan segmen terlihat dengan jelas dengan tubuh yang cukup panjang
berwarna cokelat gelap kehijau-hijauan. Segmen yang teramati pada tubuh
kelabang tersebut merupakan cirri khas dari hewan filum arthropoda. Pada

masing-masing segmen dapat teramati sepasang kaki pada bagian ventral


dengan jumlah kaki 21 pasang atau 42 kaki berwarna hijau dengan garis
kuning. Lebar kelabang tersebut 1 cm. Berdasarkan hasil pengamatan, tiap
segmen dari tubuh kelabang tersebut memiliki sepasang kaki, berbeda
dengan lipan dan kaki seribu yang tiap segmen dalam tubuhnya terdiri dari
empat pasang kaki dengan bentuk penampang tubuh lipan membundar
sedikit pipih dan kaki seribu bentuk penampang tubuhnya membundar.
Hewan ini memiliki sepasang antena dengan ukuran satu sentimeter
berwarna coklat. Antena tersebut berfungsi sebagai penuntun gerakan dan
peraba yang peka terhadap benda yang berada disekitarnya. Pada bagian
belakang, hewan ini juga dilengkapi dengan sepasang rahang beracun yang
berfungsi untuk mengeluarkan racun guna meracuni mangsanya dan juga
sebagai alat pertahanan diri terhadap ancaman. antenna bagian belakang
yang dekat dengan tempat keluarnya racun lebih panjang dibandingkan
dengan antenna pada bagian depan tubuhnya. Alat kelaminnya terpisah,
alat kelamin terdapat pada bagian akhir segmen.
Dalam praktikum tersebut dapat diamati bagian dorsal yang
berwarna lebih gelap, abdomen atau perut dengan warna yang lebih terang.
Pada bagian abdomen, segmen pada kelabang dapat teramati lebih jelas.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Maskoeri (2012), bahwa tubuh
arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut)
yang bersegmen segmen. Tubuh kelabang yang teramati berupa simetri
bilateral, hal tersebut sesuai dengan pendapat Hala (2007) Hewan
arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral,tripoblastik selomata,
dan bagian tubuhnya bersegmen . Pada saat pengamatan dapat teramati
bahwa hewan ini merupakan hewan yang dapat bergerak dengan cepat.
Pada saat melangkah, kaki kanan bergerak kedepan dan kaki kiri
kebelakang sehingga memungkinkan kelabang ini untuk bergerak secara

cepat, dan tidak memiliki sayap. Kelabang merupakan hewan karnivora.


Kelabang banyak ditemukan di daratan. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Borror (2006) bahwa Arthropoda dapat hidup di air tawar,laut, di
tanah, dan praktis di semua permukaan bumi dipenuhi oleh spesies dari
filum ini.
V.

KESIMPULAN
Kelabang termasuk kedalam hewan arthropoda, yakni hewan yang
memiliki ciri khusus berkaki ruas. Tubuhnya terdiriatas caput (kepala),
toraks (dada), dan abdomen (perut). Ukurannya beragam sesuai jenis dan
lingkungan hidupnya. Tiap satu segmen tubuh kelabang terdiri dari
sepasang kaki. Bentuk tubuh simetri bilateral,tripoblastik selomata, dan
bagian tubuhnya bersegmen. Arthropoda dapat hidup di air tawar,laut, di
tanah.

VI.

DAFTAR PUSTAKA
Agnestika, intan Kartika. 2012. Arthropoda Dalam Ekosistem. Jakarta
: Erlangga.
Alan,W.2004.Arthropoda of the human and domestik animals.A gulde
to preliminary indentification.1st Ed.Chapman dan Hall.
Borror,D.J.CA.Triplehorn,N.F.Johnson.2006.Pengenalanpelajaranser
angga.Diterjemah.ArdiansyahS.Latoanja,Hasriyanti,AlamAnsh
ary.2013.Inventarisi arthropoda pada permukaan tanah di
pertanaman cabai (Capsicum annum L.).No.1 (05) : 406-412.
Hala, Yusminah. 2007. Dasar Biologi Umum II. Alauddin Press:
Makassar.
Jasin,M.2007.Zoologi in vetebrata.Sinar wijaya:Surabaya.
Karmana, Oman. 2007. Serangga. Bandung : Alfabeta.
Maskoeri, jasin Permana. 2012. Zoologi Invertebrata. Surabaya : Sinar
Wijaya.

Mukayat, Syahdinar.2001.Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.


Rygon, Max. 2013. Ant World. Jakarta : Erlangga.
Wagio, Sebastian. 2010. Modul Pengantar Kuliah Serangga dan
Manfaatnya. Bandung : UPI.

Anda mungkin juga menyukai