Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

PENETAPAN WAKTU KOAGULASI DARAH


Hari : Rabu Tanggal : 18 Oktober 2017 Kelas : D2
.

Dosen Asistensi :
Sugiharto, S.Si.,M.Si

Kelompok :
Aulia Risqi Anugerah 081511433021
Astri Dwi Wulandari 081511433022
Arina Putri Ramadhani 081511433023
Dicky Darmawan 081511433033
Dwi Richga Damayanti 081511433038

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
ACARA PRAKTIKUM III
PENETAPAN WAKTU KOAGULASI DARAH

I. TUJUAN
Mempelajari dan memahami waktu koagulasi darah serta dapat
membuktikan adanya benang fibrin yang berperan saat koagulasi darah

II. DASAR TEORI


Bila pembuluh darah dipotong atau dirobek, sangat penting untuk
menghentikan keluarnya darah dari system sebelum berakhir dengan kegoncangan
atau kematian. Pemadatan atau pembekuan darah mampu menghentikan semua
perdarahan ini kecuali pada pembuluh darah yang rusak, keping darah melekat
pada permukaan dalam dinding pembuluh tersebut. Pembuluh darah dan sel-sel
darah rusak di daerah ini melepaskan bahan bersifat lemak yang diaktifkan oleh
protein-protein tertentu (faktor pembekuan) di dalam darah membentuk
“tromboplastin”. Dengan adanya ion kalsium dan faktor pembeku tambahan
protombin (suatu globulin serum yang di buat terus menerus oleh hati) menjadi
trombin (Kimball, 1983 : 536).
Pembekuan atau penggumpalan darah atau disebut juga koagulasi
terjadi apabila darah ditampung dan di biarkan begitu saja, akan terjadi suatu
massa yang menyerupai gel yang kemudian menjadi massa yang memadat dengan
meninggalkan cairan jernih yang disebut serum darah. Kumpulan ini terjadi dari
filament-filamen fibria yang mengikat sel darah merah yang disebut sel darah
merah platelef (Hoffbrand, 1987 : 206).
Koagulasi darah atau pembekuan darah adalah transformasi darah dari
cairan menjadi gel padat. Pembentukan bekuan di atas sumbat trombosit
memperkuat dan menunjang sumbat, memperkuat tambalan yang menutupi
lubang-lubang si pembuluh. Selain itu seiring dengan memadatnya darah disekitar
pembuluh, darah tidak lagi dapat mengalir (Sherwood, 1986 : 357).
Dalam keadaan normal, darah terdapat di dalam pembuluh darah
(arteri, kapiler dan vena). Jika terjadi perdarahan, darah keluar dari pembuluh
darah tersebut, baik ke dalam maupun ke luar tubuh. Sehingga tubuh mencegah
atau mengendalikan perdarahan melalui beberapa cara (homeostatis). Homeostatis
adalah cara tubuh untuk mengentikan perdarahan pada pembuluh darah yang
mengalami cedera. Hal ini melibatkan 3 proses utama, yaitu konstriksi
(pengkerutan) pembuluh darah, aktivitas trombosit (partikel berbentuk seperti sel
yang tidak teratur, yang terdapat di dalam darah dan ikut serta dalam proses
pembekuan) dan aktivitas faktor-faktor pembekuan darah (protein yang
terlarutdalam plasma) (Syamsiar, 1988).
Kelainan pada proses ini bisa menyebabkan perdarahan atau
pembekuan yang berlebihan, dan keduanya bisa berakibat fatal. Salah satu
komponen elemen darah adalah trombosit atau keeping-keping darah yang
memiliki peran dalam proses penjendalan (koagulasi) darah. Proses koagulasi
darah dimaksudkan agar apabila terjadi kerusakan pembuluh darah, maka tidak
terjadi kehilangan darah yang sebanyak-banyaknya (Osman, 2007).
Pemeriksaan koagulasi mencakup pemeriksaan fungsi pembekuan
darah, (apakah faktor-faktor pembekuan darah cukup), atau sudah sesuai dengan
pengobatan yang diberikan oleh dokter. Pemeriksaan ini penting untuk memonitor
bila ada pendarahan atau untuk memonitor pengobatan dengan obat-obatan
pengencer darah. Skrining koagulasi dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan
pendarahan yang terjadi dalam tubuh manusia. Adanya kelainan perdarahan
ditandai dengan kecenderungan untuk mudah mengalami perdarahan, yang bisa
terjadi akibat kelainan pada pembuluh darah maupun kelainan pada darah.
Kelainan yang terjadi bisa ditemukan pada faktor pembekuan darah dan
trombosit (Soewolo, 1999).
Pemeriksaan Rumple Leed bertujuan untuk mendeteksi kelainan
system vaskuler dan trombosit. Metode yang biasa digunakan adalah DUKE atau
metode IVY.Sedangkan tujuan pemeriksaan waktu pendarahan adalah untuk
menilai factor-faktor hemostasis yang letaknya ekstravaskuler, tetapi keadaan
dinding vaskuler dan trombosit juga berpengaruh(Soedjono, 1988).

III. BAHAN DAN ALAT


Bahan dan alat :
 Jarum lanset
 Kapas dan Alkohol 70%
 Gelas obyek
 Tusuk gigi
 Stopwatch

IV. CARA KERJA


1. Sediakan gelas obyek yang bersih, bersihkan ujung jari telunjuk dengan
alkohol 70% dan tusuklah dengan jarum lanset dan hapuslah tetesan darah
yang keluar pertama kali.
2. Letakkan tetesan berikutnya pada ujung gelas obyek dan catatlah waktu
yang ada (memulai menyalakan waktu stopwatch), selanjutnya teteskan
darah pada ujung gelas obyek yang lain.
3. Tariklah tetesan darah yang pertama dengan tusuk gigi (sudut
kemiringan 45% ) dengan kecepatan lambat sampai terlihat benang fibrin
dan segera beralih pada tetesan darah yang ke-2 (juga sampai terlihat
benang fibrin-catat waktu yang ada).
4. Ulangi cara tersebut diatas untuk 2 perlakuan pada perempuan dan laki-
laki.
V. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Penetapan Waktu Koagulasi Darah
Waktu Koagulasi Darah (m.dt)
Kelompok
Laki-laki Perempuan
I 03.51 03.36
II - 05.03
III 03.28 04.12
IV - 03.24
V 03.24 03.27
VI 03.20 04.30
VII 04.13 03.12
VIII 03.08 04.16
IX 03.37 02.56
Rerata 03.39 04.08

VI. PEMBAHASAN
Semua makhluk hidup pasti memiliki darah (kecuali tumbuhan).
Darah merupakan cairan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-
zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-
bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus maupun bakteri. Jika kita terkena luka bisa menyebabkan
kehilangan darah yang parah. Trombosit menyebabkan darah membeku,
menutup luka kecil. Proses pembekuan darah disebut dengan koagulasi.
Koagulasi adalah suatu proses yang rumit di dalam sistem
koloid darah yang memicu partikel koloidal terdispersi untuk memulai
proses pembekuan dan membentuk trombus. Koagulasi adalah bagian
penting dari hemostasis, yaitu saat penambalan dinding pembuluh
darah yang rusak oleh keping darah dan faktor koagulasi (yang
mengandung fibrin) untuk menghentikan pendarahan dan memulai proses
perbaikan.
Proses koagulasi terjadi dengan pelepasan
komponen fosfolipid yang disebut faktor jaringan dan fibrinogen sebagai
inisiasi sebuah reaksi berantai. Segera setelah itu keping darah bereaksi
membentuk penyumbat pada permukaan luka, reaksi ini disebut
hemostasis awal. Hemostasis lanjutan terjadi hampir
bersamaan, proteindalam plasma darah yang disebut faktor
koagulasi merespon secara berjenjang dan sangat rumit untuk membentuk
jaring-jaring fibrin yang memperkuat penyumbatan keping darah.
Praktikum kali ini yaitu tentang penetapan waktu koagulasi
darah. Proses Koagulasi diawali dengan pembentukan trombosiplastin,
substansia yang cepat bertindak terhadap mekanisme pembekuan darah,
misalnya jari tangan, luka kena pisau. Selama darah mengalir dari
pembuluh yang tersayat, permukaan dimana platelet cenderung untuk
berkumpul dan dihancurkan dengan meninggalkan substansi yang dikenal
sebagai faktor platelet atau pembeku darah. Dengan adanya ion kalium dan
substansi tambahan faktor platelet bereaksi dengan faktor anti hemofilik
membentuk tromboplastin. Waktu pendarahan merupakan suatu ukuran
dari proses hemostasis dan proses koagulasi, ini tergantung dari efisiensi
tenunan fibrin dalam mempercepat koagulasi, fungsi pembuluh kapiler dan
pada trombosit. Ukuran luka tidak kalah pentingnya dalam kaitannya
dengan cepat dan lambatnya proses pendarahan.
Pada praktikum dilakukan pengamatan waktu pembekuan darah
terhadap 2 perlakuan baik perempuan maupun laki-laki pada 9 kelompok.
Namun pada kelompok 2 dan 4 tidak memilki sampel hasil untuk
perlakuan pada laki-laki dikarenakan kelompok tersebut tidak ada yang
beranggotakan laki-laki. Berdasarkan pengamatan dapat diperoleh hasil
untuk tiap kelompok pada perlakuan laki-laki dan perempuan secara
berturut-turut adalah kelompok ke-1 dengan waktu koagulasi darah 3
menit 51 detik dan 3 menit 36 detik, kelompok ke-2 dengan waktu
koagulasi darah – dan 5 menit 3 detik, kelompok ke-3 dengan waktu
koagulasi darah 3 menit 28 detik dan 4 menit 12 detik, kelompok ke-4
dengan waktu koagulasi darah – dan 3 menit 24 detik, kelompok ke-5
dengan waktu koagulasi darah 3 menit 24 detik dan 3 menit 27 detik,
kelompok ke-6 dengan waktu koagulasi darah 3 menit 20 detik dan 4
menit 30 detik, kelompok ke-7 dengan waktu koagulasi darah 4 menit 13
detik dan 3 menit 12 detik, kelompok ke-8 dengan waktu koagulasi darah
3 menit 8 detik dan 4 menit 16 detik, dan kelompok ke-9 dengan waktu
koagulasi darah 3 menit 37 detik dan 2 menit 56 detik. Rerata untuk waktu
koagulasi darah pada perlakuan laki-laki dan perempuan adalah 3 menit 39
detik dan 4 menit 8 detik.
Waktu koagulasi untuk perlakuan pada laki-laki dengan nilai
tertinggi adalah kelompok ke-7 sebesar 4 menit 13 detik dan nilai terendah
pada kelompok ke-8 sebesar 3 menit 8 detik. Sedangkan waktu koagulasi
untuk perlakuan pada perempuan dengan nilai tertinggi adalah kelompok
ke-2 sebesar 5 menit 3 detik dan nilai terendah pada kelompok ke-9
sebesar 2 menit 56 denik. Waktu koagulasi adalah waktu yang diperlukan
darah untuk membeku, hasilnya dapat dijadikan ukuran aktivitas faktor-
faktor koagulasi. Hasil pengamatan pada kelompok ke-1, 4, 5, dan 9 baik
untuk perlakuan laki-laki dan perempuan dinyatakan normal, karena
hasilnya menunjukkan waktu koagulasi normal antara 1-3 menit.
Sedangkan untuk hasil pada kelompok lainnya diketahui ada yang diatas 3
menit namun tidak melampaui batas nilai. Kelainan mungkin terjadi, bila
didapat waktu pembekuan yang memanjang (diatas 15 menit). Kelainan ini
merupakan kelainan beberapa faktor koagulasi (koagulopati) inhibitor
dalam darah misalnya heparin. Waktu koagulasi darah dipengaruhi oleh
jenis kelamin dan jumlah trombosit. Jika jumlah trombosit semakin
banyak maka waktu koagulasi darah juga semakin lambat. Oleh karena itu
diperoleh hasil yang bervariasi baik pada perlakuan laki-laki dan
perempuan. Jumlah trombosit pada laki-laki umumnya lebih banyak dari
jumlah trombosit perempuan, namun jika di lihat dari hasil pengamatan
diperoleh ketidak sesuaian karena jumlah trombosit tiap orang berbeda-
beda yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Ada 12 faktor yang mempengaruhi proses koagulasi yaitu
fibrinogen, prothrombin, jaringan tromboplastin, kalsium, proaccelerin,
proconvertin, faktorantihemophilic, komponen plasmatromboplastin, fakto
r stuart, plasmatromboplastin, faktor hageman, faktor yang menstabilkan –
fibrin. Fibrinogen adalah sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat
molekul protein plasma dan diubah menjadi fibrin melalui aksi
trombin. Prothrombin adalah faktor koagulasi yang merupakan protein
plasma dan diubah menjadi bentuk aktif trombin. Fibrinogen trombin
kemudian memotong ke bentuk aktif fibrin.
Jaringan tromboplastin merupakan faktor penting dalam
pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di jalur
koagulasi ekstrinsik. Kalsium diperlukan dalam berbagai fase pembekuan
darah. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan prothrombin trombin yang
aktif. Proconvertin diaktifkan oleh kontak dengan
kalsium. Faktor antihemophilic, plasma tromboplastin dan komponen
plasma tromboplastin sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif
labil dan berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari
koagulasi. Setelah faktor stuart, diaktifkan membentuk kompleks dengan
kalsium, fosfolipid, dan faktor V, yang disebut prothrombinase, hal ini
dapat membelah dan mengaktifkan prothrombin untuk trombin. Faktor
Hageman diaktifkan oleh kontak dengan kaca atau permukaan asing
lainnya. Faktor yang menstabilkan fibrin merubah fibrin monomer untuk
polimer sehingga mereka menjadi stabil, fibrin yang memungkinkan untuk
membentuk pembekuan darah. Disebut juga fibrinase dan
protransglutaminase. Bentuk yang diaktifkan juga disebut
transglutaminase.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa koagulasi adalah suatu proses yang rumit di
dalam sistem koloid darah yang memicu partikel koloidal terdispersi untuk
memulai proses pembekuan dan membentuk trombus. Koagulasi darah
merupakan transformasi dari sifat solution menjadi bentuk gel. Waktu
koagulasi darah merupakan waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku
dan menutupi luka. Pengukuran waktu koagulasi darah dengan
menghitung waktu dari pertama darah diteteskan sampai darah tersebut
mengeras dan membentuk benang-benang fibrin.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa waktu
koagulasi darah untuk perlakuan pada laki-laki dengan nilai tertinggi
adalah kelompok ke-7 sebesar 4 menit 13 detik dan nilai terendah pada
kelompok ke-8 sebesar 3 menit 8 detik. Rerata untuk waktu koagulasi
darah pada perlakuan laki-laki dan perempuan adalah 3 menit 39 detik dan
4 menit 8 detik. Waktu koagulasi darah dipengaruhi oleh jenis kelamin dan
jumlah trombosit. Jika jumlah trombosit semakin banyak maka waktu
koagulasi darah juga semakin lambat.

DAFTAR PUSTAKA

Hoffbrand.1987.Metode Praktikum Sistematik Hewan.Jakarta:Erlangga


Kimball, John W.1983.Biologi Edisi kelima Jilid 2.Jakarta:Erlangga
Osman.2007.Gangguan Pendarahan.Jakarta: Essential Hematology
Sherwood, Laurancee.1986.Fisiologi Manusia.Jakarta:Exakta Ganeca
Soedjono.1988.Anatomi dan Fisioplogi Manusia.Jakarta: Depdikbud
Soewolo.1999.Fisiologi Manusia.Malang: FMIPA UNM
Syamsiar, Nangsari.1988.Pengantar Fisiologi Manusia.Jakarta: Depdikbud

Anda mungkin juga menyukai