Perbesaran 40x10
2. Vikhi 1. Eritrosit
Perbesaran
40x10
3. Katak
2 1. Eritrosit
2. Inti
1
eritrosit
Perbesaran 40x10
Tabel 2. Hasil pengamatan praktikum hemolisis
No Probandu Gambar Foto Keterangan
. s
1.
1. Eritrosit
1
mengalam
Puspa i hemolisis
1 mengalami
hemolisis
Larutan NaCl 2%
Perbesaran 10x10
5. Vikhi
1 1.Eritrosit
mengalami
lisis
Larutan NaCl 2%
Perbesaran 10x10
9. Katak 1. Eritrosit
1 mengalami
hemolisis
Perbesaran 40x10
12. 1. Eritrosit
mengalami
1
krenasi
Larutan Nacl 2%
Perbesaran 40x10
VII. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam praktikum Struktur
Darah, dapat diamati bahwa eritrosit manusia memiliki struktur berbentuk cakram
bikonkaf yang tidak terdapat inti di dalamnya, sesuai dengan pernyataan Glenn
and Armstrong (2019). Sementara itu, eritrosit katak memiliki struktur yang
berbentuk lonjong, konvek, serta memiliki inti di tengah-tengah eritrosit. Selain
itu, sel darah merah katak juga memiliki ukuran yang lebih besar jika
dibandingkan dengan sel darah manusia. Perbedaan struktur ini sesuai dengan
penjelasan oleh Aliviameita dan Puspitasari (2019), yaitu eritrosit makhluk hidup
memiliki bentuk normal yang berbeda-beda, tergantung pada spesies makhluk
hidup yang diamati.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam praktikum Hemolisis,
dapat diamati bahwa konsentrasi larutan NaCl berbeda yang diberikan pada setiap
darah probandus memiliki pengaruh terhadap bentuk sel darah merah, antara lain
hemolisis, normal, dan krenasi. Sel darah merah manusia isotonis dengan NaCl
konsentrasi 0,9%. Hal ini menyebabkan bentuk eritrosit manusia tampak cakram
bikonkaf yang normal. Sementara itu larutan NaCl konsentrasi 0,2% dan 0,6%
bersifat hipotonis. Hal ini menyebabkan cairan mengalami osmosis memasuki sel
darah merah. Maka dari itu, pada larutan tersebut bentuk eritrosit manusia tampak
menggembung, bahkan ada yang mengalami plasmolisis. Pada konsentrasi 2%,
larutan NaCl bersifat hipertonis. Maka dari itu, sel darah merah manusia tampak
mengalami krenasi.
Sel darah merah katak isotonis dengan NaCl konsentrasi 0,6%. Hal ini
menyebabkan bentuk eritrosit manusia tampak lonjong konvek berinti yang
normal. Sementara itu larutan NaCl konsentrasi 0,2% bersifat hipotonis. Maka
dari itu, bentuk eritrosit katak tampak menggembung dan ada yang mengalami
plasmolisis. Pada konsentrasi 0,9% dan 2%, larutan NaCl bersifat hipertonis.
Maka dari itu, sel darah merah katak tampak mengalami krenasi. Hasil ini sesuai
dengan teori yang dijelaskan oleh Damanik dkk. (2014), yaitu eritrosit akan
berada dalam kondisi yang tetap dan normal apabila konsentrasi larutan sesuai
dengan tonisitas eritrosit. Jika tidak, perbedaan konsentrasi di dalam dan diluar sel
akan menyebabkan pergerakan cairan secara pasif yang dapat menyebabkan sel
mengalami hemolisa atau krenasi (Parwata dkk., 2019).
VIII. Kesimpulan
8.1 Sel darah katak memiliki struktur berbentuk lonjong, konvek, dan
memiliki inti sel. Sementara sel darah manusia memiliki struktur berbentuk
cakram, bikonkaf, dan tidak memiliki inti sel.
8.2 Apabila berada dalam larutan yang hipotonis, sel darah katak dan manusia
akan mengalami hemolisis. Jika berada dalam larutan yang isotonis, sel darah
katak dan manusia akan mengalami keseimbangan sehingga bentuk sel tampak
normal. Sementara itu, apabila berada dalam larutan yang hipertonis, sel darah
katak dan manusia akan mengalami krenasi.
8.3 Hemolisa dan krenasi terjadi akibat ketidakseimbangan konsentrasi antara
intraseluler dan ekstraseluler. Jika larutan ekstraseluler bersifat hipotonis, maka
air akan mengalami osmosis menuju intraseluler yang dapat menyebabkan
hemolisis. Sementara itu, jika larutan ekstraseluler bersifat hipertonis, maka air
akan mengalami osmosis meninggalkan intraseluler sehingga menyebabkan
krenasi.
DAFTAR PUSTAKA
Aaronson, P.I., Ward, J.P.T., and Connolly, M.J.. 2020. The Cardiovascular
System at a Glance Fifth Edition. Wiley Blackwell. England.
Arviananta, R., Syuhada, dan Aditya. 2020. Perbedaan Jumlah Eritrosit Antara
Darah Segar dan Darah Simpan di UTD RSAM Bandar Lampung. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. 9(2): 686-694.
Bryk, A.H. and Wiśniewski, J.R. 2017. Quantitative analysis of Human Red
Blood Cell Proteome. Journal of Proteome Research. 16(8): 2752-2761
Ganong, W.F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Glenn, A. and Armstrong, C. E. 2019. Physiology of Red and White Blood Cells.
Anaesthesia and Intensive Care Medicine. 20(3): 170-174.
Gunga, Hanns-Christian, Weller von Ahlefeld, V., Coriolano, H.A., Werner, A.,
and Hoffmann, U. 2016. Cardiovascular System, Red Blood Cells, and
Oxygen Transport in Microgravity. Springer. Bonn.
Kuhn, V., Diederich, L., Keller, T.C.S., Kramer, C.M., Lückstädt, W., Panknin
C., Suvorava, T., Isakson, B.E., Kelm, M., and Cortese-Krott, M.M.. 2017.
Red Blood Cell Function and Dysfunction: Redox Regulation, Nitric
Oxide Metabolism, Anemia. Antioxidants Redox Signal. 26(13): 718-742.
Parwata, W.S.S., Hartawan, I N.B., Suwarba, I G.N., Suparyatha, I B., dan Wati,
D.K. 2019. Perbedaan Pemberian Cairan Isotonis dan Hipotonis Terhadap
Osmolalitas Plasma pada Penderita Gangguan Intrakranial Akut di RSUP
Sanglah, Denpasar, Bali. Intisari Sains Medis. 10(1): 82-87.
Rousdy, D.W. dan Linda, R. 2018. Hematologi Perbandingan Hewan Vertebrata:
Lele (Clarias batracus), Katak (Ranasp.), Kadal (Eutropis multifasciata),
Merpati (Columba livia) dan Mencit (Mus musculus). Bioma. 7(1): 1-13.
Warsita, N., Z. Fikri, dan Ariami, P. 2019. Pengaruh Lama Penundaan Pengecatan
Setelah Fiksasi Apusan Darah Tepi Terhadap Morfologi Eritrosit. Jurnal
Analis Medika Bio Sains. 6(2): 125-129.
Qureshi, S., Memon, S.A., Ghanghro, A.B., Qureshi, M.F., Mughal, M.A., and
Qureshi, T. 2014. Hemoglobin Adducts in Paint Industry Workers: AN
Electrophoretic Analysis. International Journal Advancements in Life
Sciences. 1(4): 208-2016.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat, Bahan, dan Hasil Struktur Sel Darah
Keterangan:
1 3 4 5
2 1. Pipet tetes
2. Syring
3. Blood Lancet
4. Kaca penutup
6
5. Kapas
7 6. Lancet Pen
7. Kaca objek
Gambar 1. Alat dan Bahan Struktur Sel
Darah
Gambar 4. Label
Gambar 6. Katak
Keterangan :
1. Sel darah merah (eritrosit)
1 2 3 4 Keterangan :
1. Larutan NaCl
2. Kapas
3. Tutup objek
4. Wadah plastik
5. Pipet tetes
6. Kaca objek
5 6
Gambar 3. Mikroskop
Gambar 4. Probandus
Gambar 5. Katak
Gambar 6. Label
Keterangan:
1. Sel darah merah yang
mengalami hemolisis.
1
Keterangan:
1. Sel darah merah yang
1 mengalami hemolisis.
Keterangan:
1. Sel darah merah mengalami
krenasi.
1